Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian Tanaman Karet

1.2 Permasalahan

Bakteri kitinolitik dan enzim kitinase diketahui telah banyak digunakan sebagai agen pengendali hayati jamur patogen pada tanaman, diantaranya Rhizoctonia solani dan Fusarium oxysporum pada kapas, Ganoderma boninense pada kelapa sawit, serta Colletotrichum sp. pada kakao. Sampai saat ini, belum diketahui kemampuan isolat bakteri kitinolitik Enterobacter sp. PB17, Bacillus sp. BK13, Enterobacter sp. BK15, Bacillus sp. BK17, PB08, dan PB15 dalam menghambat penyakit JAP secara in vitro dan in vivo. Isolat bakteri diharapkan mampu mengendalikan penyakit JAP pada bibit tanaman karet.

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kemampuan isolat bakteri kitinolitik Enterobacter sp. PB17, Bacillus sp. BK13, Enterobacter sp. BK15, Bacillus sp. BK17, PB08, dan PB15 dalam menghambat pertumbuhan R. microporus secara in vitro. 2. Mengetahui kemampuan isolat bakteri kitinolitik dalam menghambat serangan JAP yang disebabkan oleh R. microporus pada bibit tanaman karet secara in vivo.

1.4 Hipotesis

1. Isolat bakteri kitinolitik Enterobacter sp. PB17, Bacillus sp. BK13, Enterobacter sp. BK15, Bacillus sp. BK17, PB08, dan PB15 dapat menghambat pertumbuhan R. microporus secara in vitro. 2. Isolat bakteri kitinolitik mampu menurunkan serangan R. microporus pada bibit tanaman karet. Universitas Sumatera Utara

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi mengenai kemampuan bakteri kitinolitik sebagai pengendali hayati dalam menghambat dan menurunkan serangan penyakit JAP yang disebabkan Rigidoporus microporus pada bibit tanaman karet. Universitas Sumatera Utara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanaman Karet

Karet diketahui sebagai salah satu komoditas ekspor yang sangat penting sebagai sumber devisa negara. Setelah Thailand dan Malaysia, Indonesia diketahui sebagai produsen karet terbesar di dunia yang memberikan kontribusi sebesar 26 dari total produksi karet alam di dunia. Keberadaan industri karet memberikan manfaat selain untuk meningkatkan pendapatan petani, masyarakat, serta negara juga berguna dalam menghasilkan produk industri berupa ban atau produk lainnya seperti kebutuhan kesehatan, bangunan, bidang farmasi, dan juga peranannya dalam upaya pelestarian lingkungan Kusdiana Alchemi 2011. Tanaman karet berasal dari negara Brazil, Amerika Selatan. Henry Wickham merupakan orang yang berhasil mengembangkan tanaman karet di wilayah Asia Tenggara. Di Indonesia, Malaysia dan Singapura tanaman karet mulai dibudidayakan sejak tahun 1876. Tanaman karet pertama di Indonesia ditanam di Kebun Raya Bogor Tim Karya Tani Mandiri 2010. Tanaman karet merupakan pohon yang tumbuh tinggi dan memiliki batang yang cukup besar. Tinggi pohon dewasa dapat mencapai 15-25 m dengan diameter . Batang karet tumbuh lurus ke atas dan cenderung miring ke arah utara. Bagian batang inilah yang mengandung getah atau lateks. Bagian daun pada tanaman karet memiliki tangkai daun utama dan tangkai anak daun. Tangkai daun utama memiliki panjang 3- 20 cm, sedangkan anak daun sekitar 3-10 cm. Biasanya terdapat tiga anak daun pada sehelai daun karet. Anak daun tanaman karet berbentuk elips, memanjang, ujung daun meruncing, dan tepi daun rata. Biji karet terdapat dalam tiap ruang buah, jumlah Universitas Sumatera Utara biasanya ada tiga atau enam sesuai jumlah ruang. Bunga pada tajuk dengan membentuk mahkota bunga pada setiap bagian bunga yang tumbuh Tim Karya Tani Mandiri 2010.

2.2 Penyakit Jamur Akar Putih JAP