Potensi Bakteri Kitinolitik sebagai Agen Pengendali Hayati

Kitinase memiliki banyak manfaat selain sebagai agen pengendali hayati. Herdyastuti et al 2009 menyebutkan bahwa kitinase dapat dimanfaatkan dalam penanganan limbah terutama limbah yang mengandung kitin seperti limbah pabrik pembekuan udang. Senyawa-senyawa hasil degradasi kitinase pada kitin membentuk seyawa turunan kitin seperti karboksimetil kitin, hidroksietil kitin dan etil kitin dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang seperti dalam bidang kedokteran senyawa tersebut dimanfaatkan untuk membuat benang operasi. Monomer kitin seperti N-asetil D-glukosamin dimanfaatkan dalam bidang farmasi untuk obat penurun gula darah dan dalam bidang kosmetik sebagai senyawa penghambat pembentukan melanin.

2.3 Potensi Bakteri Kitinolitik sebagai Agen Pengendali Hayati

Indonesia merupakan negara dengan biodiversitas yang sangat tinggi, sehingga kesempatan untuk menemukan agen pengendali hayati terhadap penyakit tanaman masih sangat besar. Penggunaan agen pengendali hayati memberikan beberapa keunggulan diantaranya i aman bagi manusia dan musuh alami, ii dapat mencegah timbulnya ledakan patogen sekunder, iii produk tanaman yang dihasilkan bebas dari residu pestisida, iv terdapat di sekitar area menanam sehingga dapat mengurangi ketergantungan petani terhadap pestisida sintetis; dan v biaya yang dikeluarkan lebih sedikit Nurhayati 2011. Jika dibandingkan dengan penggunaan senyawa kimia, pengendalian dengan agen hayati membutuhkan waktu yang lebih lama. Beberapa kelompok bakteri dengan kemampuan kitinolitik yang dipakai dalam mengendalikan jamur patogen tanaman seperti A. hydrophila, A. caviae, Pseudomonas maltophila , B. licheniformis, B. circulans, Vibrio furnissii, Xanthomonas spp., dan Serratia marcescens Gohel et al. 2006, serta B. cereus Huang et al. 2005. Yurnaliza et al. 2011 melaporkan bahwa aktivitas kitinase Streptomyces RKt5 dapat menghambat pertumbuhan F. oxysporum. Muharni Widjajanti 2011 melaporkan bahwa bakteri kitinolitik yang diisolasi dari rizosfer tanaman karet mampu menghambat pertumbuhan jamur akar putih R. microporus setelah pengujian secara in vitro . Setelah dilakukan identifikasi meliputi uji biokimia dan pewarnaan Gram, diketahui bahwa bakteri tersebut termasuk ke dalam genus Bacillus. Tombe 2008 Universitas Sumatera Utara menyatakan bahwa, Bacillus spp. merupakan salah satu kelompok mikroorganisme yang dapat berfungsi baik sebagai agen hayati untuk mengendalikan penyakit tanaman maupun stimulator pertumbuhan tanaman. Kitinase diketahui ikut berperan dalam mekanisme pertahanan tanaman terhadap infeksi jamur karena enzim ini dapat menghidrolisis ikatan β-1,4 diantara subunit N-asetilglukosamin pada kitin. Hasil penelitian Pudjihartati et al. 2006 menunjukkan bahwa, aktivitas enzim kitinase pada jaringan tanaman kacang tanah yang terserang S. rolfsii meningkat jauh lebih tinggi dibandingkan jaringan kacang tanah yang sehat. Infeksi S. rolfsii pada jaringan leher akar kacang tanah ternyata meningkatkan aktivitas kitinolitik. Beberapa jenis tanaman memproduksi kitinase dan β 1,3 glukanase secara bersamaan sebagai pertahanan melawan infeksi patogen. Kedua jenis enzim ini diketahui berperan dalam melisiskan dinding sel jamur patogen. Universitas Sumatera Utara BAB 3 BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat