Penyakit Jamur Akar Putih JAP

biasanya ada tiga atau enam sesuai jumlah ruang. Bunga pada tajuk dengan membentuk mahkota bunga pada setiap bagian bunga yang tumbuh Tim Karya Tani Mandiri 2010.

2.2 Penyakit Jamur Akar Putih JAP

Penyakit jamur akar putih disebabkan oleh jamur Rigidoporus microporus yang berasal dari kelas Basidiomycetes, ordo Polyporales, famili Polyporaceae dan genus Rigidoporus . Rigidoporus microporus memiliki banyak sinonim. Menurut Van Overiem Weesw ada 35 nama; nama ilmiah yang digunakan antara lain adalah Fomes lignosus Klotzh., Fomes semitosus Petch., Rigidoporus lignosus Klotzh. Imazeki dan R. microporus Swatz Van Ov. Semangun 2008. Berdasarkan konsep segitiga penyakit, penyebaran penyakit JAP ini tergantung pada karet sebagai inang, R. microporus sebagai patogen serta kondisi lingkungan. Jika ketiga faktor saling mendukung, tanaman akan terserang penyakit. Sampai saat ini belum ditemukan adanya karet yang resisten tahan terhadap serangan jamur akar putih. Chatarina 2012 menyebutkan bahwa, penyakit JAP dapat menyerang tanaman mulai dari pembibitan sampai dewasa. Penyakit ini dapat menyerang tanaman muda, usia 3-4 tahun sampai tanaman menghasilkan atau produktif. Komponen lingkungan yang berperan meningkatkan penyebaran penyakit JAP ini adalah tanah. Sifat-sifat tanah sangat penting untuk menunjang perkembangan penyakit ini diantaranya pH tanah, suhu, kandungan nutrisi dan kelembaban tanah Prasetyo et al. 2009. Penyebaran penyakit terutama melalui kontak akar, yakni bila akar yang telah diserang jamur akar putih bersinggungan dengan akar yang sehat maka terjadilah penularan serangan penyakit Chatarina 2012. Semangun 2008 menyebutkan bahwa, selain melalui kontak antara pohon sakit dan pohon yang sehat penularan penyakit juga terjadi melalui luka-luka yang terdapat pada batang. Agar dapat mengadakan infeksi pada akar yang sehat, jamur harus mempunyai alas makanan food base yang cukup. Universitas Sumatera Utara Gejala awal tanaman yang terkena penyakit akar putih yaitu daunnya tampak kusam tidak mengkilat dan agak menggulung ke atas. Pada tingkat serangan permulaan, akar lateral dan sebagian besar akar tunggang serta leher akar masih terserang ringan. Pada tahapan serangan selanjutnya daun-daun mulai layu dan menguning. Benang-benang cendawan mulai menembus kulit akar yang menyebabkan pembusukan setempat pada kulit akar. Pada tahap serangan tingkat lanjut, daun-daun mengering dan tetap menggantung pada pohon. Ranting serta cabang-cabang mulai mengering disertai dengan gugurnya daun dan pada akhirnya tanaman akan mati Setyamidjaja 1993. Tanaman yang terserang JAP membentuk buah lebih awal pada tanaman muda yang seharusnya belum cukup waktunya untuk berbuah. Apabila sistem perakaran dibuka, pada permukaan akar terdapat semacam benang-benang berwarna putih kekuningan Gambar 2.2.1 menyerupai akar rambut yang menempel kuat dan sulit dilepas. Gejala selanjutnya yaitu akar membusuk, lunak dan berwarna cokelat Semangun 2008. Jamur akar putih sering membentuk tubuh buah pada leher akar tanaman sakit, pada tunggul, atau pada akar sakit yang terbuka. Tubuh buah mirip dengan kipas tebal, permukaan atasnya jingga kuning, dan pemukaan bawahnya jingga, merah, atau kecoklatan Gambar 2.2.2. Jika dipotong akan tampak lapisan atas yang berwarna Gambar 2.2.1 Rizomorf pada akar karet Hevea beasiliensis a akar karet dan b rizomorf a b Universitas Sumatera Utara muda dan lapisan bawah berwarna coklat kemerahan. Jamur membentuk banyak tubuh buah yang tersusun bertingkat Semangun 2008. Jamur akar putih merupakan organisme polifaga, yaitu dapat menyerang bermacam-macam tanaman. Beberapa penelitian menyebutkan kemampuan jamur ini menyerang tanaman lain selain karet, diantaranya: jambu mete Anacardium occidentale Chatarina 2012, teh Camellia sinensis Hastuti 2000, akasia Acacia mangium , sentang Azadirachta excels dan jati Tectona grandis Farid et al. 2009. Semangun 2008 menyatakan bahwa R. microporus juga menyerang tanaman kopi, kelapa sawit, kakao, mangga, cengkeh, sengon, meranti serta tanaman perkebunan lain. Jamur akar putih yang menyerang karet yang dibudidayakan semula berasal dari pohon-pohon hutan yang sakit. Dari sisa-sisa akar atau tunggul pohon-pohon hutan inilah Rigidoporus dapat menginfeksi tanaman karet.

2.3 Bakteri Kitinolitik dan Enzim Kitinase