Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

Suhaeni, 2014 PENGARUH LATIHAN MENGHEMBUSKAN NAFAS MELALUI HIDUNG PADA CERMIN KECIL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA DALAM MENGUCAP KONSONAN VELAR SENGAU “Ng” DALAM KATA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VIII SLB ABCD ASYIFA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pergantian guru bahkan jarang masuk ke sekolah. Pembiasaan yang diberikan baik dari lingkungan sekolah maupun dari keluarga membawa pengaruh yang cukup besar terhadap anak. Bantuan serta kerjasama dari orang tua membawa pengaruh yang sangat besar terhadap anak. Bantuan serta kerjasama dari orangtua dalam melaksanakan perbaikan dan latihan bina wicara sangat diperlukan karena orang tua memiliki tanggung jawab untuk melatih anaknya berbahasa-bicara secara intensif sehingga keterampilan bicaranya dapat berkembang. Salah satu kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya terletak pada kemampuannya, diantaranya kemampuan berbicara. Bicara merupakan kemampuan yang bersifat individual, artinya tidak ada dua orang yang bicaranya sama, apakah itu nadanya ataupun bentuk artikulasinya. Di dalam bicara terdapat aspek-aspek yang khas yang tidak terdapat pada cara pengungkap bahasa lainnya seperti pada tulisan ataupun isyarat. Aspek-aspek itu adalah suara, artikulasi dan intonasi. Sebagaimana dijelaskan oleh Edja Sadja’ah, 2003 bahwa Bicara merupakan ujaran bahasa yaitu kata-kata secara lisan yang dimengerti oleh kelompok tertentu. Bicara merupakan salah satu komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan alat ucap manusia. Wicarabicara menekankan kepada kemampuan yang dimiliki manusia dalam mengujarkan bunyi-bunyi bahasa dalam mengekspresikan atau menyampaikan pikiran, perasaan, ide-ide dengan memanfaatkan nafas melalui alat-alat bicara, otot-otot serta syaraf-syaraf yang terkait secara terintegrasi maka jadilah kata-kata atau bicara. Bicara merupakan suatu proses belajar dengan memfungsikan alat bicara artikulasi sehingga terjadi mekanisme bicara. Bicara terjadi karena mekanisme dan kerjasama gerakan- gerakan organ tubuh yaitu rongga dada, tenggorok, mulut dan hidung. Anak tunarungu mempunyai hambatan dalam berbicara, yang disebabkan tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat pendengarannya. Hal itu menyebabkan anak tunarungu diduga mempunyai kekakuan pada organ artikulasinya, sehingga bunyi yang dihasilkan berbeda satu sama lain, untuk membantu mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa, maka anak Suhaeni, 2014 PENGARUH LATIHAN MENGHEMBUSKAN NAFAS MELALUI HIDUNG PADA CERMIN KECIL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA DALAM MENGUCAP KONSONAN VELAR SENGAU “Ng” DALAM KATA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VIII SLB ABCD ASYIFA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tunarungu perlu mendapat latihan berbahasabicara, karena latihan bicara merupakan inti guna melatih pembentukan bunyi bahasanya. Anak tunarungu memiliki permasalahan dalam pernafasan, sehingga berdampak pada kemampuan berbahasa salah satunya dalam mengucap konsonan velar sengau “Ng” dihasilkan dengan cara ujung lidah terletak pada dasar mulut, rahang atas dan rahang bawah terbuka, celah suara terbuka sehingga terjadi getaran suara aliran udara melalui hidung tertutup oleh pangkal lidah. Apabila anak tunarungu dalam menghembuskan nafas melalui hidung mengalami permasalahan ada kemungkinan dalam pengucapan konsonan velar sengau “Ng” ada permasalahan. Dengan latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil ada kemungkinan terjadi perbaikan pada pengucap an konsonan velar sengau “Ng”. Latihan ini bertujuan untuk mendapatkan sebuah aliran udara bunyi sengau dan untuk merangsang gerakan dari langit-langit lunak sebagai suatu prasyarat agar dapat meningkatkan bagian belakang velum dan dinding veringeal agar berfungsi sehingga pengucapan huruf “Ng” dalam kata siswa tunarungu menjadi jelas. Oleh sebab itu pada penelitian ini, peneliti melakukan penelitian tentang latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada cermin kecil dalam meningkatkan kemampuan mengucap konsonan velar sengau “Ng” dalam kata pada tunarungu, dengan tujuan untuk diketahui lebih jelasnya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi yang mempengaruhi kemampuan berbicara yang memiliki unsur konsonan velar sengau “Ng” dalam kata pada anak tunarungu antara lain : 1. Kemampuan organ artikulasi Anak tunarungu mempunyai hambatan dalam berbicara, yang disebabkan tidak berfungsinya sebagian atau seluruh alat Suhaeni, 2014 PENGARUH LATIHAN MENGHEMBUSKAN NAFAS MELALUI HIDUNG PADA CERMIN KECIL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA DALAM MENGUCAP KONSONAN VELAR SENGAU “Ng” DALAM KATA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VIII SLB ABCD ASYIFA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu pendengarannya. Hal itu menyebabkan anak tunarungu diduga mempunyai kekakuan pada organ artikulasinya, sehingga bunyi yang dihasilkan berbeda satu sama lain, untuk membantu mengembangkan kemampuan bicara dan bahasa, maka anak tunarungu perlu mendapat latihan berbahasabicara, karena latihan artikulasi merupakan inti guna melatih pembentukan bunyi bahasanya. 2. Kemampuan guru dalam mengajar: Dalam pemberian pembelajaran pada anak tunarungu khususnya dalam pembelajaran artikulasi yaitu mengucapkan konsonan velar sengau “Ng”, kemampuan guru dan gaya belajar guru sangat penting. Hal ini menjadi factor utama dalam menunjang tercapainya suatu pembelajaran. Guru harus memiliki kemampuan dan peranan yang mampu sebagai fasilitator bagi muridnya terutama dalam penggunaan media pembelajaran yaitu dalam pengucapan konsonan velar sengau “Ng” 3. Metode pembelajaran yang digunakan: Anak tunarungu memiliki gangguan atau hambatan dalam kemampuan mendengar sehingga memiliki keterbatasan dalam kemampuan penguasaan bahasa terutama dalam mengucapkan konsonan velar sengau “Ng”. Dalam peningkatan kemampuan mengucapkan konsonan velar sengau “Ng” guru harus lebih teliti dalam memilih metode pembelajaran yang tepat sehingga menjadi salah satu factor yang berpengaruh terhadap mengucapkan konsonan velar sengau “Ng”. 4. Sarana Pembelajaran: Untuk menunjang dan mendukung proses pembelajaran berlangsung, maka diperlukan sarana dan prasarana yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. Penulis menggunakan latihan menghembuskan nafas melalui hidung pada

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN ARTIKULASI DALAM MENGEMBANGKAN KONSONAN BILABIAL PADA ANAK TUNARUNGU KELAS III SLB AL-FITHRI KABUPATEN BANDUNG.

1 3 34

PROGRAM INTERVENSI DINI BAGI ORANGTUA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA DAN BAHASA UNTUK ANAK TUNARUNGU.

6 27 57

PENERAPAN METODE PHONETIK PLACEMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUCAP KONSONAN BILABIAL /M/ PADA ANAK TUNARUNGU.

6 36 31

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS III DI SLB B-C FADHILAH.

2 7 24

PENERAPAN PERMAINAN CHEERLEADERS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA UJARAN KATA BENDA PADA ANAK TUNARUNGU.

0 0 38

PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI VISUAL DALAM MENINGKATKAN BAHASA RESEPTIF ANAK TUNARUNGU: Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak Tunarungu Kelas VIII SLB-B Sukapura.

3 14 34

PROPOSAL PTK PENGGUNAAN CD PENGAJARAN BICARA SEBAGI SUPLEMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MAHASISWA DALAM PRAKTEK PENGAJARAN BICARA KONSONAN S PADA ANAK TUNARUNGU

0 0 23

EFEKTIFITAS METODE GLENN DOMAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS 2 SEMESTER II DI SLB ABCD YPALB CEPOGO TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 19

PENGARUH LATIHAN MENIUP DALAM KEMAMPUAN MENGUCAPKAN KONSONAN HURUP H DALAM KATA PADA ANAK DOWN SYNDROME:(Single Subject Research di SLB Asih Manunggal Kota Bandung) - repository UPI S PLB 1005500 Title

0 0 3

PENERAPAN METODE PHONETIK PLACEMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUCAP KONSONAN BILABIAL M PADA ANAK TUNARUNGU - repository UPI S PLB 1004921 Title

0 0 3