Teknik Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

Suhaeni, 2014 PENGARUH LATIHAN MENGHEMBUSKAN NAFAS MELALUI HIDUNG PADA CERMIN KECIL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA DALAM MENGUCAP KONSONAN VELAR SENGAU “Ng” DALAM KATA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VIII SLB ABCD ASYIFA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Untuk mengolah data dan menganalisa data pada penelitian ini yaitu menggunakan statistik deskriptif. “Statistik deskriptif adalah bagian dari statistik yang membahas cara pengumpulan dan penyajian data, sehingga mudah untuk dipahami dan memberikan informasi yang berguna. Statistik ini hanya berfungsi menguraikan dan menerangkan keadaan, persoalan tanpa menarik kesimpulan terhadap data yang lebih luas atau populasi ” Susetyo, 2010:4. Penyajian data penelitian ini dalam bentuk tabel dan grafik garis. Bentuk grafik yang digunakan adalah grafik garis. Fungsi dari grafik garis ini adalah untuk memperjelas gambaran dari pelaksanaan eksperimen. Menurut Sunanto 2006:30 komponen-komponen yang harus dipenuhi untuk membuat grafik antara lain: 1. Absis adalah sumbu X yang merupakan sumbu mendatar yang menunjukkan satuan untuk waktu. 2. Ordinat adalah sumbu Y merupakan sumbu vertical yang menunjukkan satuan untuk variabel terikat atau perilaku sasaran. 3. Titik awal merupakan pertemuan antara sumbu X dengan sumbu Y sebagai titik awal skala. 4. Skala garis-garis pendek pada sumbu X dan sumbu Y yang menunjukkan ukuran. 5. Label Kondisi yaitu keterangan yang menggambarkan kondisi eksperimen, misalnya baseline atau intervensi. 6. Garis perubahan kondisi yaitu garis vertical yang menunjukkan adanya perubahan dari kondisi ke kondisi lainnya, biasanya dalam bentuk garis putus-putus.

J. Analisis Data

Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum menarik kesimpulan. Pada penelitian eksperimen dengan subyek tunggal menggunakan statistik deskriptif yang sederhana, hal ini bertujuan agar memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil intervensi dalam jangka waktu yang ditentukan. Menurut Sunanto dkk 2006:68-76 ada dua cara dalam menganalisis data yang telah didapat selama di lapangan yaitu analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Suhaeni, 2014 PENGARUH LATIHAN MENGHEMBUSKAN NAFAS MELALUI HIDUNG PADA CERMIN KECIL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA DALAM MENGUCAP KONSONAN VELAR SENGAU “Ng” DALAM KATA PADA ANAK TUNARUNGU KELAS VIII SLB ABCD ASYIFA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Analisis Dalam Kondisi

Analisis dalam kondisi adalah analisis perubahan data dalam suatu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi.adapun yang meliputi komponen analisis dalam kondisi yaitu: a. Panjang Kondisi Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi tersebut. Banyaknya dala dalam kondisi juga menggambarkan banyaknya sesi yang dilakukan pada kondisi tersebut. Banyaknya data dalam baseline tidak ada ketentuan yang pasti data dalm kondisi baseline dikumpulkan sampai data menunjukkan stabilitas dan arah yang jelas. b. Kecenderungan Arah Kecenderungan arah digambarkan oleh garis lurus yang melintasi semua data dalam suatu kondisi dimana banyaknya data yang berada di atas dan di bawah garis tersebut sama banyak. Untuk membuat garis ini dapat ditempuh dengan dua metode, yaitu metode tangan bebas dan metode belah tengah. Metode tangan bebas, yaitu membuat garis secara langsung pada suatu kondisi sedemikian rupa sehingga membelah data sama banyak yang terletak diatas dan dibawah garis tersebut. Sementara metode belah tengah adalah membuat garis lurus yang membelah data dalam suatu kondisi berdasarkan median. c. Tingkat Stabilitas Tingkat stabilitas menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Adapun tingkat kestabilan data ini dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada didalam rentang 50 di atas dan di bawah mean. Jika sebanyak 50 atau lebih data berada dalam rentang 50 diatas dan dibawah mean, maka data tersebut dinyatakan stabil. Misalnya, dalam suatu baseline terdapat sebanyak lima data, yaitu 14, 10, 20, 16, 12. Mean data tersebut adalah 14,4

Dokumen yang terkait

PEMBELAJARAN ARTIKULASI DALAM MENGEMBANGKAN KONSONAN BILABIAL PADA ANAK TUNARUNGU KELAS III SLB AL-FITHRI KABUPATEN BANDUNG.

1 3 34

PROGRAM INTERVENSI DINI BAGI ORANGTUA DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BICARA DAN BAHASA UNTUK ANAK TUNARUNGU.

6 27 57

PENERAPAN METODE PHONETIK PLACEMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUCAP KONSONAN BILABIAL /M/ PADA ANAK TUNARUNGU.

6 36 31

PENGGUNAAN MEDIA KARTU KATA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK TUNARUNGU KELAS III DI SLB B-C FADHILAH.

2 7 24

PENERAPAN PERMAINAN CHEERLEADERS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA UJARAN KATA BENDA PADA ANAK TUNARUNGU.

0 0 38

PENGGUNAAN MEDIA KOMUNIKASI VISUAL DALAM MENINGKATKAN BAHASA RESEPTIF ANAK TUNARUNGU: Penelitian Eksperimen dengan Desain Single Subject Research pada Anak Tunarungu Kelas VIII SLB-B Sukapura.

3 14 34

PROPOSAL PTK PENGGUNAAN CD PENGAJARAN BICARA SEBAGI SUPLEMEN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MAHASISWA DALAM PRAKTEK PENGAJARAN BICARA KONSONAN S PADA ANAK TUNARUNGU

0 0 23

EFEKTIFITAS METODE GLENN DOMAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA ANAK TUNARUNGU KELAS 2 SEMESTER II DI SLB ABCD YPALB CEPOGO TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 0 19

PENGARUH LATIHAN MENIUP DALAM KEMAMPUAN MENGUCAPKAN KONSONAN HURUP H DALAM KATA PADA ANAK DOWN SYNDROME:(Single Subject Research di SLB Asih Manunggal Kota Bandung) - repository UPI S PLB 1005500 Title

0 0 3

PENERAPAN METODE PHONETIK PLACEMENT UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGUCAP KONSONAN BILABIAL M PADA ANAK TUNARUNGU - repository UPI S PLB 1004921 Title

0 0 3