Uraian Drug Delivery System

9

2.2 Drug Delivery System

2.2.1 Uraian Drug Delivery System

Pemberian obat secara oral telah lama dikenal sebagai rute pemberian obat yang paling banyak digunakan jika dibandingkan dengan rute pemberian obat lainnya dan telah dikembangkan untuk penyampaian obat secara sistemik dengan berbagai bentuk sediaan dengan formulasi yang berbeda. Saat ini para ilmuwan farmasi berusaha mengembangkan sistem pemberian obat “Drug Delivery System” yang ideal. Sistem pemberian obat yang ideal ini harus memiliki kemampuan untuk satu dosis pemberian obat dapat digunakan selama pengobatan dan harus menyampaikan obat langsung di lokasi tertentu yang diinginkan dalam pengobatan. Para ilmuwan ini telah berhasil mengembangkan sistem penyampaian obat yang mendekati sistem penyampaian yang ideal tersebut dan mendorong para ilmuwan untuk mengembangkan sistem penyampaian obat yang terkontrol atau “Controlled Release System” Kumar, et al., 2012. Desain penyampaian obat secara oral ini, obat pelepasannya dipertahankan berlangsung terus menerus ditujukan untuk mencapai pelepasan obat yang efektif, konsentrasi obat dalam jaringan target dapat ditentukan dan mengoptimalkan efek terapetik obat yang dilakukan dengan cara mengendalikan pelepasan obat di dalam tubuh dengan dosis obat tertentu. Biasanya obat konvensional diberikan dalam dosis berkala yang diformulasikan sedemikian rupa untuk memastikan stabilitas, aktivitas dan bioavalabilitas sediaan obat Kumar, et al., 2012. Dengan demikian penyampaian obat dengan cara ini dapat mengurangi frekuensi pemberian dosis obat. Obat diberikan dalam dosis tunggal untuk memperpanjang aksi terapetiknya dan juga meningkatkan efektivitas obat dengan penyampaian Universitas Sumatera Utara 10 obat langsung di lokasi tempat kerjanya atau lokasi target Neetika dan Manish, 2012. 2.3 Sustained Release Drug Delivery System Sistem penyampaian obat ini menyediakan pelepasan obat yang diperlambat selama jangka waktu tertentu dan juga pelepasan obat dikontrol di dalam tubuh. Dengan cara demikian sistem penyampaian obat ini berhasil mempertahankan tingkat konsentrasi obat yang konstan dalam jaringan target atau sel. Sistem penyampaian obat dengan cara ini dikelompokkan ke dalam dua sistem penyampaian obat yaitu “Controlled Release” dan “Extended Release” Lee , 1987. a. Controlled Release Sistem ini mencakup sistem penyampaian obat yang pelepasannya secara perlahan selama waktu tertentu, yang mana pelepasan obatnya diperpanjang Lee, 1987. Sistem penyampaian obat secara terkontrol ini pelepasan obat dapat ditentukan, dapat diprediksi, dan kecepatan pelepasannya dapat dikendalikan. Pelepasan obat secara terkontrol ini memiliki manfaat seperti terapi yang optimal dengan konsentrasi obat dalam darah dapat ditentukan dalam jangka waktu yang panjang, peningkatan aktivitas kerja obat dengan waktu paruh yang pendek, penghilangan efek samping, mengurangi frekuensi pemberian dosis obat dan juga mengurangi penggunaan obat secara berlebih. Sehingga terapi dan faktor kepatuhan pasien menjadi lebih baik. Dalam pengembangan sistem penyampaian obat dengan cara ini membutuhkan pemahaman tentang beberapa aspek penting seperti karakteristik sifat fisika kimia obat dan juga harus memperhatikan sistem anatomi dan fisiologi saluran pencernaan serta tentunya kemampuan dalam Universitas Sumatera Utara 11 memformulasikan bentuk sediaan obat yang diinginkan, sehingga dapat diterima oleh pasien Narang, 2010. b. Extended Release Sistem penyampaian obat ini melepaskan obat lebih lambat dari pelepasan obat secara normal pada umumnya dan dapat mengurangi frekuensi dosis obat Lee , 1987. 2.4 Gastro Retentive Drug Delivery System Sistem penyampaian obat yang bertahan di lambung atau yang lebih dikenal “Gastro Retentive Delivery System” ini dapat mempertahankan obat tetap berada di dalam lambung selama beberapa jam dan karenanya dapat memperpanjang waktu tinggal obat di lambung secara signifikan. Peningkatan waktu tinggal di lambung dapat meningkatkan bioavailabilitas atau ketersediaan hayati, mengurangi residu obat, dan meningkatkan kelarutan obat yang kurang larut dalam lingkungan pH tinggi. Sistem ini juga diaplikasikan dalam pengobatan lokal untuk bagian perut dan bagian atas usus kecil. Motilitas saluran cerna yang melambat dengan pemberiaan bersamaan dengan obat ini juga meningkatkan waktu tinggal obat di dalam lambung Neetika dan Manish, 2012. Gambar 2.2 Berbagai metode pendekatan sediaan Gastro Retentive Universitas Sumatera Utara 12 Berbagai pendekatan dari sistem Gastroretentive dapat dilihat pada Gambar 2.2. Retensi lambung dapat dikendalikan dari berbagai bentuk sediaan dengan mekanisme mukoadhesif, mengapung, sedimentasi, ekspansi, dan sistem modifikasi bentuk atau dengan pemberian bahan tertentu, yang menunda pengosongan lambung Neetika dan Manish, 2012.

2.4.1 Lambung