dengan asam asetat, ikatan hydrogen yang terbentuk antara Hidrogen dari gugus amina pada kitosan dengan Hidrogen dari asam asetat juga semakin banyak.
Menurut Muzzarelli 1977, untuk konsentrasi yang sama dengan berat molekul yang berbeda akan semakin nyata perubahan hidrolisis yang terjadi pada larutan kitosan,
ini menunjukkan data pengujian viskositas larutan kitosan yang dilakukan memang mengalami hidrolisisis sesuai yang dilaporkan Muzzarelli.
Demikian juga untuk kitosan dengan berat molekul sama, semakin tinggi konsentrasi maka penurunan viskositas juga semakin nyata terlihat. Hal ini dikarenakan
semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak kitosan yang terlarut dalam larutan asam yang juga berarti semakin banyak gugus hidroksil dan amina yang terdapat dalam
larutan sehingga semakin banyak jembatan hydrogen yang dapat terbentuk akibat kontak dengan larutan asam.
4.2 Karakterisasi dengan SEM
Kitosan nanopartikel yang dihasilkan, dikarakterisasi dengan menggunakan instrument SEM untuk melihat morfologi partikel nano kitosan sehingga dapat
diketahui homogenitas ukuran partikel yang dihasilkan. Dari pengujian viskositas, diperoleh bahwa viskositas larutan kitosan yang
paling tinggi adalah viskositas larutan kitosan 1. Kitosan dengan viskositas tinggi ini kemudian dibuat menjadi kitosan nanopartikel dan diuji karakterisasinya dengan
menggunakan instrument SEM.
Universita Sumatera Utara
Gambar 4.6. SEM kitosan nanopartikel dari kitosan dengan berat molekul sedang pada penyimpanan 1 hari
Dari gambar yang dihasilkan gambar 4.6, dapat dilihat bahwa ukuran partikel nanokitosan yang dihasilkan kurang homogen, hal ini ditunjukkan dengan
terdapatnya gumpalan pada gambar SEM yang dihasilkan.
Gambar 4.7. SEM kitosan nanopartikel dari kitosan dengan berat molekul tinggi pada penyimpanan 1 hari
Universita Sumatera Utara
Dari gambar yang dihasilkan gambar 4.7, dapat dilihat bahwa ukuran partikel nanokitosan yang dihasilkan sangat homogen ditunjukkan dengan meratanya
bentuk partikel yang terlihat pada gambar SEM yang dihasilkan.
Gambar 4.8. SEM kitosan nanopartikel dari kitosan dengan berat molekul sedang pada penyimpanan 2 hari tidak homogen
Gambar 4.9. SEM kitosan nanopartikel dari larutan kitosan dengan berat molekul tinggi pada penyimpanan 2 hari tidak homogen
Universita Sumatera Utara
Gambar 4.10. SEM kitosan nanopartikel dari kitosan dengan berat molekul sedang pada penyimpanan 3 hari tidak homogen
Gambar 4.11. SEM kitosan nanopartikel dari kitosan dengan berat molekul tinggi pada penyimpanan 3 hari tidak homogen
Universita Sumatera Utara
Gambar 4.12. SEM kitosan nanopartikel dari kitosan dengan berat molekul sedang pada penyimpanan 4 hari tidak homogen
Gambar 4.13. SEM kitosan nanopartikel dari kitosan dengan berat molekul tinggi pada penyimpanan 4 hari tidak homogen
Universita Sumatera Utara
Gambar 4.14. SEM kitosan nanopartikel dari kitosan dengan berat molekul sedang pada penyimpanan 5 hari tidak homogen
Gambar 4.15. SEM kitosan nanopartikel dari kitosan dengan berat molekul tinggi pada penyimpanan 5 hari tidak homogen
Universita Sumatera Utara
Dari sepuluh sampel yang diuji SEM, dapat terlihat bahwa kitosan nanopartikel yang dihasilkan paling baik adalah kitosan nanopartikel yang dibuat dari
kitosan dengan berat molekul tinggi dan waktu penyimpanan larutan kitosan 1 hari gambar 4.7.
Pada gambar 4.7. terlihat bahwa kitosan nanopartikel yang dihasilkan memiliki morfologi yang seragam homogen. Hal ini dikarenakan, pada kitosan
dengan berat molekul tinggi dan waktu penyimpanan 1 hari, belum terjadi degradasi sehingga pengubahan kitosan menjadi ukuran nano menghasilkan partikel berukuran
seragam homogen. Sebaliknya, pada kitosan yang telah mengalami penyimpanan lebih dari 1 hari, gambar SEM menunjukkan adanya gumpalan-gumpalan yang berarti
adanya perbedaan ukuran partikel dikarenakan telah terjadi degradasi pada kitosan akibat lamanya kontak dengan larutan asam.
4.3 Hasil Uji FTIR