Dari sepuluh sampel yang diuji SEM, dapat terlihat bahwa kitosan nanopartikel yang dihasilkan paling baik adalah kitosan nanopartikel yang dibuat dari
kitosan dengan berat molekul tinggi dan waktu penyimpanan larutan kitosan 1 hari gambar 4.7.
Pada gambar 4.7. terlihat bahwa kitosan nanopartikel yang dihasilkan memiliki morfologi yang seragam homogen. Hal ini dikarenakan, pada kitosan
dengan berat molekul tinggi dan waktu penyimpanan 1 hari, belum terjadi degradasi sehingga pengubahan kitosan menjadi ukuran nano menghasilkan partikel berukuran
seragam homogen. Sebaliknya, pada kitosan yang telah mengalami penyimpanan lebih dari 1 hari, gambar SEM menunjukkan adanya gumpalan-gumpalan yang berarti
adanya perbedaan ukuran partikel dikarenakan telah terjadi degradasi pada kitosan akibat lamanya kontak dengan larutan asam.
4.3 Hasil Uji FTIR
Gambar 4.16. Spektrum FTIR kitosan standard
Universita Sumatera Utara
Gambar 4.17. Spektrum FTIR kitosan BM tinggi dengan waktu penyimpanan 1 hari
Pada data gambar 4.17 didapati bahwa spectrum FTIR kitosan hari 1 menunjukkan pita serapan pada bilangan gelombang 3446,8 cm
-1
menujukkan adanya regangan N
─H yang berhimpitan dengan O-H. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 2877,6 cm
-1
menunjukkan adanya regangan C ─H pada CH
3
dan CH
2
.. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1697,3 cm
-1
menunjukkan adanya regangan C=O. Adanya puncak pada serapan bilangan gelombang 1376,6 cm
-1
menunjukkan adanya lentur C ─H, sedangkan pada pita serapan bilangan gelombang
1034,9 cm
-1
menunjukkan adanya ikatan C ─O. Hal ini didapati bersesuaian dengan
spectrum FTIR pada kitosan standard gambar 4.16. pada gambar 4.17 hingga 4.21 menunjukkan spectrum FTIR telah mengalami perubahan pada bilangan gelombang
3446,8 cm
-1
pada hari 1, 3446,7 cm
-1
pada hari 2, 3442,6 cm
-1
pada hari 3, 3445,6 pada hari 4 dan 3446,3 cm
-1
pada hari 5 dimana spectrum semakin melebar. Adanya pelebaran puncak serapan ini disebabkan terjadinya hidrolisis pada larutan kitosan
setiap harinya.
Universita Sumatera Utara
Gambar 4.18. Spektrum FTIR kitosan BM tinggi dengan waktu penyimpanan 2 hari
Gambar 4.19. Spektrum FTIR kitosan BM tinggi dengan waktu penyimpanan 3 hari
4000.0 3600
3200 2800
2400 2000
1800 1600
1400 1200
1000 800
600 400.0
2.5 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16.2
cm-1 T
3836.63,10.28
3446.73,2.50 2905.51,5.91
2147.10,14.80
1595.02,5.49 1537.92,9.35
1475.44,6.86 1423.68,6.35
1376.06,5.62 1255.94,9.29
1152.16,4.13 1083.92,2.81
1034.54,2.98 894.35,7.82
591.83,5.42
Universita Sumatera Utara
Gambar 4.20. Spektrum FTIR kitosan BM tinggi dengan waktu penyimpanan 4 hari
Gambar 4.21. Spektrum FTIR kitosan BM tinggi dengan waktu penyimpanan 5 hari
4000.0 3600
3200 2800
2400 2000
1800 1600
1400 1200
1000 800
600 400.0
0.8 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15.0
cm-1 T
3445.67,1.11 2885.67,2.64
2150.57,13.13
1595.31,3.74 1423.57,3.41
1385.09,3.44 1324.98,4.34
1251.69,5.31 1153.07,1.38
1083.66,0.82 1035.46,0.92
894.13,3.48 662.59,3.07
591.86,2.82
Universita Sumatera Utara
Dari karakterisasi yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kitosan nanopartikel yang dihasilkan paling baik adalah kitosan nanopartikel yang dibuat dari
kitosan berat molekul tinggi dengan penyimpanan selama 1 hari. Kitosan dapat larut dalam asam asetat.
Adanya gugus karboksil -COOH dalam asam asetat akan memudahkan pelarutan kitosan karena terjadinya interaksi hidrogen
antara gugus karboksil dengan gugus amina dari kitosan Dunn et al.1997. semakin lama interaksi antara kitosan dengan asam asetat makan semakin banyak interaksi hydrogen
yang terjadi. Hal ini ditunjukkan oleh spectrum FTIR dimana terjadi pelebaran puncak pada pita serapan –OH.
Dari data percobaan yang dilakukan oleh Ramadhan, 2010 diketahui bahwa nilai Derajat Deasetilasi berkaitan dengan Berat Molekul Kitosan, dimana semakin tinggi
derajat deasetilasi maka berat molekul kitosan akan semakin rendah. Lebih tingginya nilai Derajat deasetilasi menunjukkan lebih banyaknya gugus asetil yang hilang. Pada
kitosan dengan berat molekul tinggi, gugus asetil yang hilang lebih sedikit daripada kitosan berat molekul sedang sehingga gugus asetil lebih banyak terdapat pada kitosan
berat molekul tinggi. Lebih banyaknya gugus asetil ini disebabkan faktor morfologi rantai yang gugus asetamidanya semakin banyak pada derajat deasetilasi lebih rendah
sehingga larutannya dalam asam akan menghasilkan larutan dengan viskositas lebih tinggi.
Pada kitosan berat molekul tinggi, gugus asetil yang berubah menjadi gugus amina terdapat lebih sedikit daripada kitosan berat molekul sedang. Banyaknya gugus
amina yang terdapat pada kitosan berat molekul sedang ini mengakibatkan ketika kitosan berat molekul sedang dilarutkan dalam asam lemah seperti asam asetat akan
menyebabkan lebih banyak interaksi hydrogen antara gugus karboksil dari asam asetat dengan gugus amina dari kitosan jika dibandingkan dengan kitosan berat molekul tinggi,
sehingga kitosan berat molekul sedang lebih banyak terdegradasi daripada kitosan berat molekul tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan hasil foto SEM yaitu morfologi kitosan
nanopartikel yang dihasilkan dari kitosan berat molekul tinggi lebih homogen daripada kitosan berat molekul sedang.
Universita Sumatera Utara
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN