Indikator Partisipasi Anggota Tinjauan Partisipasi Anggota .1 Pengertian Partisipasi Anggota

cara mengancam keluar dari keanggotaan koperasi, maupun mengurangi kegiatan mereka. Dalam koperasi, terdapat satu mekanisme penting atau solusi atas terlalu mudahnya exit, yaitu kesetiaan anggota. Voice akan meningkatkan sejalan dengan kesetiaan anggota ada koperasi. Kestiaan dapat mengaktifkan voice dan vote. Akan tetapi, terdapat batas-batas efektifitas dalam mengaktifkan voicevote melelui kesetian.

2.3.5 Indikator Partisipasi Anggota

Menurut Widiyanti 2007:199 “partisipasi anggota dapat diukur dari kesediaan anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaannya secara bertanggungjawab, maka partisipasi anggota dapat dikatakan baik. Akan tetapi jika ternyata sedikit anggota yang demikian, maka partisipasi anggota koperasi dikatakan buruk atau rendah”. Menurut Ropke 2003:52 partisipasi anggota dijelaskan dalam 3 aspek sebagai berikut: a. Anggota berpartisipasi dalam mengambil keputusan. b. Anggota berpartisipasi dalam memberikan kontribusi atau memberikan sumber-sumber dayanya. c. Anggota berpartisipasi dalam berbagai keuntungan. Dari uraian diatas teori yang digunakan sebagai indikator partisipasi anggota dalam penelitian ini adalah : a. Partisipasi dalam rapat anggota tahunan Rapat anggota tahunan meruakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi yang diselenggarakan satu kali pada setiap tahunnya setelah tutup buku.Rapat anggota sebagai wadah bagi para anggota untuk mengemukakan pendapat baik untuk kelagsungan usaha koperasi atau hal-hal lainya. Sehingga rapat anggota dapat juga dikatakan sebagi cara untuk mengambil keputusan dengan suara terbanyak atau secara mufakat berdasakran anggota yang hadir. Dalam Undang-Undang No. 25 tahun 1992 tentang perkoperasian pasal 23 rapat anggota menetapkan : a. Anggaran dasar b. Pelaksanaan umum dibidang organisasi, manajemen dan usaha koperasi c. Pemilihan, pengangkatan, pemberhentian pengurus dan pengawas d. Rencanan kerja, rencanan anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan e. Pengesahan pertangtung jawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya f. Pembagian sisa hasil usaha g. Pengabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi h. Partisipasi anggota dalam permodalan koperasi Di dalam rapat anggota koperasi itulah para anggota dapat menggunakan dengan sebaik-baiknya hak demokrasi ekonominya dan secara jujur demokrasi dan mengemukakan pendapat dan gagasan- gagasannya demi perbaikan kemajuan dan perkembangan koperasi sebagai wahana yang terbaik untuk mewujudkan kemakmuran kerjasama. b. Partisipasi anggota dalam permodalan Dalam kehidupan koperasi, untuk dapat melaksanakan dan mengembangkan usahanya memerlukan modal. Permodalan koperasi terdiri dari modal sendiri dari modal pinjaman. Modal sendiri dapat berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan hibah, sedangkan modal pinjaman dapat berasal dari anggota, koperasi lainnya danaatau anggota, bank, dan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Penerbit obligasi dan surat lainnya atau sumber-sumber lain dan sah UU No. 25 tahun 1992 pasa 41 c. Partisipasi anggota dalam penggunaan jasa koperasi Menurut Ropke 2003:40, prinsip kegiatan koperasi adalah berorientasi pada kepentingan anggota. Hal ini sangat berkaitan dengan fungsi ganda anggota sebagai pemilik sekaligus sebagai pelanggan dari koperasinya. Fungsi ganda ini harus simultan tidak boleh dipisah-pisah. Fungsi ganda ini merupakan menjadi ciri khas suatu koperasi yag mebedakan lain dari perusahaan lain non koperasi. Masalah yang timbul pada pertumbuhan koperasi di negara kita yaitu pertumbuhan kuantitas koperasi tidak diimbangi dengan kualitas yang baik sehingga banyak koperasi yang tidak aktif. Salah satu kendalanya disebabkan oleh karena masih banyak anggota yang kurang berpartisipasi aktif di dalam kehidupan berkoperasi, padahal partisipasi anggota dalam koperasi sangat penting peranannya untuk memajukan dan mengembangkan koperasi sesuai dengan pendapat yang diungkapkan oleh Ropke 2003:39 yang menyatakan bahwa: “Tanpa partisipasi anggota, kemungkinan atas rendah atau menurunnya efisiensi dan efektivitas anggota dalam rangka mencapai kinerja koperasi, akan lebih besar”. Menurut Kusnadi 2005:95 partispasi merupakan faktor yang penting dalam mendukung keberhasilan atau perkembangannya sauatu organisasi. Melalui partisipasi segala aspek yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pencaian tujuan yang terealisasikan. Partisipasi dalam organisasi ditandai oleh hubungan identitas yang dapat diwujudkan jika pelayanan yang diberikan oleh koperasi sesui dengan kepentingan dan kebutuhan anggotanya. Partisipasi pada koperasi pada dasarnya tidak berbeda dengan proses kegiatan perusahaan nonkoperasi dalam memperoleh informasi. Jika suatu perusahaan nonkoperasi menjual suatu pelayanan jasa dalam suatu pasar bebas, akan memperoleh umpan balik dari para pelanggannya agar dapat bersaing dengan berhasil. Feed back atau umpan balik tersebut terutama terdiri atas informasi tentang jumlah kuantitas dan kualitas produk yang dijual. Gambar 2.1 Arti Partisipasi Sumber: Hendar dan Kusnadi 2005 Dengan keadaan yang seperti ini koperasi perlu meningkatkan profesionalisme dalam kinerjanya sehingga dapat bersaing dengan pesaing. Hal ini dapat berdampak pada tingkat partisipasi anggota koperasi yang akan memanfaatkan segala kegiatan usaha koperasi. Dengan memperhatikan uraian diatas maka perlu diperhatikan koperasi agar menjadi suatu informasi penting dalam pengambilan kebijakan yang tepat untuk meningkatkan partisipasi anggota demi tercapainya tujuan dan kemajuan koperasi. Dilihat dari segi dimensinya menurut Hendar dan Kusnadi 2005:92-93, partisipasi terdiri dari: a. Dimensi partisipasi dipandang dari sifatnya Partisipasi dipaksakan forced dan partisipasi sukarela voluntary, Partisipasi dipaksakan terjadi karena paksaan undang-undang atau keputusan pemerintah untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan sedangkan partisipasi sukarela terjadi karena kesadaran untuk ikut serta berpartisipasi. b. Dimensi partisipasi dipandang dari bentuknya Partisipasi formal dan partisipasi informal, Partisipasi yang bersifat formal, biasanya tercipta suatu mekanisme formal dalam pengambilan keputusan, sedangkan partisipasi yang bersifat informal, biasanya hanya terdapat persetujuan lisan antara atasan dan bawahan sehubungan dengan partisipasi. c. Dimensi partisipasi dipandang dari pelaksanaanya Partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung, Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok persoalan, mengajukan keberatan terhadap keinginan orang lain. Sedangkan partisipasi tidak langsung terjadi apabila terdapat wakil yang membawa inspirasi orang lain yang akan berbicara atas nama karyawan atau anggota dengan kelompok yang lebih tinggi tingkatannya. d. Dimensi partisipasi dipandang dari segi kepentingannya Partisipasi kontributif dan partisipasi insentif, Partisipasi kontributif yaitu kedudukan anggota sebagai pemilik dengan mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan proses pengawasan terhadap jalannya perusahaan koperasi. Sedangkan partisipasi insentif yaitu kedudukan anggota sebagai pelangganpemakai dengan memanfaatkan berbagai potensi pelayanan yang disediakan oleh perusahaan dalam menunjang kepentingannya. Dipaksakan Formal Langsung Kontributif Sukarela Informal Tidak Langsung Insentif Gambar 2.2 Dimensi Partisipasi Sumber : Hendar dan Kusnadi 2005 Para anggota akan terus mempertahankan keanggotaanya dan terus mengadakan transaksi dengan perusahaan koperasi apabila mereka meperoleh Dimensi Sifatn Bentukn Pelaksanaan Kepentingann manfaat, artinya sesuai kebutuhan dan kepentingannya, yaitu memperoleh barang dan jasa yang harganya, mutu, dan syarat-syaratnya lebih menguntungkan dari pada yang diperoleh dari pihak lain yang bukan koperasi. Para anggota harus ikut serta membiayai perusahaan koperasi yang diperlukan untuk menunjang usaha dan rumah tangga para anggotanya secara efisien sesuia dengan kebutuhan dan tujuannya. Di samping itu, meraka harus memiliki hak, kemungkinan bertindak, motivasi, dan kesanggupan berpartisipasi dalam menentukan tujuan, mengambil keputusan, dan pengawasan terhadap usaha-usaha koperasi. Koperasi merupakan alat yang digunakan oleh para anggota untuk melaksanakan fungsi-fungsi tertentu yang telah disepakati bersama. Di sini dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya, berkembang tidaknya, bermanfaat tidaknya dan maju mundurnya suatu koperasi akan sangat bergantung sekali pada peran partisipasi aktif dari para anggotanya. Disini anggota sebagai usaha koperasi. Bentuk partisipasi anggota dalam menggunakan jasa dapat dilihat dari kesediaan mereka menggunakan berbagai jasa yang disediaan. Partisipasi anggota adalah turut sertakan seseorang anggota koperasi baik secara mental maupun emosional untuk memberikaan sumbangsih kepada prose pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan-persoalan pribadi yang besangkutan melaksanakan tanggung jawabnya melakukan hal tersebut dalam rangka mencapi tujuan koperasi, adapun partisipasi anggota meliputi partisipasi anggota dalam rapat anggota tahunan, partisipasi anggota dalam permodalan dan partisipasi dalam penggunaan jasa koperasi. Dengan adanya partisipasi dari anggota diharapakan jumlah SHU anggota akan mengalami kanaikan.

2.4 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA ANGGOTA KOPERASI NGANTANG KECAMATAN NGANTANG

27 100 45

PENGARUH MODAL DAN KINERJA KARYAWAN TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA (SHU) ANGGOTA KSU ANDINI LUHUR DESA JETAK KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

3 16 121

Pengaruh Partisipasi Dan Persepsi Anggota Tentang Koperasi Terhadap Kinerja Koperasi Dan Perolehan SHU Pada Koperasi Pensiunan Luhur Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan

0 4 130

Pengaruh Partisipasi Anggota Koperasi Terhadap Sisa Hasil Usaha di Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 14 202

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI DENGAN PENINGKATAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI “ BINAWARGA “ KECAMATAN GONDANG KABUPATEN SRAGEN.

0 0 9

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) DI KABUPATEN SIDOARJO.

0 3 97

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DAN KEMAMPUAN PENGURUS TERHADAP SHU ANGGOTA KOPERASI ARTIKEL PENELITIAN

0 0 13

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SAMUDERA SEJAHTERA SAMARINDA TAHUN BUKU 2009-2013 Oleh: Hasnawati ABSTRAK - Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap SHU Koperasi

0 1 30

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI KARYAWAN TIMAH MITRA MANDIRI PANGKALPINANG

0 0 18

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) DI KABUPATEN SIDOARJO

0 1 23