Fungsi Koperasi Perangkat Organisasi Koperasi

b. Keanggotaan yang terbuka. c. Bunga atas modal yang dibatasi. d. Pembagian sisa hasil usaha SHU kepada anggota sebanding dengan jasa masing-masing. e. Penjualan sepenuhnya dengan tunai. f. Barang-barang yang dijual harus asli dan tidak dipalsukan menyelengarakan pendidikan koperasi dengan prinsip koperasi. g. Netral terhadap politik dan agama Sitio dan Tamba, 2001:22. Berdasarkan prinsip koperasi, dapat disimpulkan bahwa koperasi memiliki makna sebagai pedoman dalam mencapai tujuan dan ciri khas yang dimilikinya oleh koperasi yang membedakannya dengan organisasi ekonomi lain.

2.1.4 Fungsi Koperasi

Menurut Kastasapoetra 2000:4 mengungkapkan bahwa Koperasi mempunyai kedudukan dan fungsi peran dan tugas yang penting yang secara bersama-sama dengan Badan-Badan Usaha Milik Negara atau Swasta melakukan berbagai usaha demi tercapainya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia. Fungsi peran dan tugas koperasi Indonesia tegasnya sebagai berikut : a. Mempersatukan, mengarahkan dan mengembangkan daya kreasi, daya cipta, serta daya usaha rakyat, terutama mereka yang serba terbatas kemampuan ekonominya agar mereka dapat turut dalam kegiatan perekonomian. b. Koperasi bertugas meningkatkan pendapatan dan menimbukan pembagian yang adil dan mereka atas pendapatan tersebut. c. Koperasi bertugas mempertinggi taraf hidup dan kecerdasan bangsa Indonesia. d. Koperasi berperan serta secara aktif dalam membina kelangsungan perkembangan demokrasi ekonomi. e. Koperasi berperan serta secara aktif dalam menciptakan atau membuka lapangan kerja baru. Fungsi-fungsi Koperasi Indonesia dapat berjalan lancar, jika Koperasi dilakukan sesuai dengan asas dan dasar-dasarnya. Koperasi harus mampu mewujudkan demokrasi ekonomi, karena demokrasi ekonomi adalah salah satu landasan yang amat penting bagi terciptanya masyarakat yang berkeadilan sosial.

2.1.5 Perangkat Organisasi Koperasi

Agar koperasi dapat menjalankan kegiatannya dengan baik, koperasi harus dilengakapi dengan alat perlengkapan organisasi. Alat-alat perlengkapan organisasi koperasi adalah pilar-pilar yang akan menentukan tumbuh atau runtuhnya koperasi. Selain akan menentukan tujuan yang hendak dicapai, alat perlengkapan koperasi juga merupakan alat yang akan menentukan cara untuk mencapai tujuan. Menurut Setio dan Tamba 2001:34-40 Dalam Undang-Undang RI No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, bahwa perangkat organisasi terdiri dari: a. Rapat Anggota Rapat anggota merupakan suatu wadah dari para anggota koperasi yang di organisasikan oleh pengurus koperasi, untuk membicarakan kepentingan organisasi maupun usaha koperasi, dalam rangka mengambil suatu keputusan dengan suara terbanyak dari para anggota yang hadir. Pelaksanaan rapat anggota biasanya diatur dalam anggaran dasar koperasi, baik mengenai waktu pelaksanaannya maupun menyangkut jumlah anggota minimal yang hadir. Rapat anggota sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi mempunyai kedudukan yang sangat menentukan. Kedudukan Rapat Anggota ditegaskan dalam pasal 22 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 yang menyebutkan 1 Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam koperasi, 2 Rapat anggota dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya diatur dalam anggaran dasar. b. Pengurus Koperasi Pengurus koperasi adalah perwakilan anggota koperasi yang dipilih melalui rapat anggota yang bertugas mengelola koperasi dan usaha yang diharapkan manajerial, teknis, dan berjiwa wirakoperasi, sehingga pengelola koperasi mencerminkan sauatu ciri yang dilandasi dengan prinsip-prinsip koperasi. Pasal 29 ayat 2 UU. Koperasi No. 25 tahun 1992 menyebutkan bahwa “Pengurus merupakan pemegang kuasa Rapat Anggota”. c. Pengawas Koperasi Pengawas koperasi adalah perangkat organisasi koperasi yang dipilih anggota dan diberi mandat untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya roda organisasi dan usaha koperasi. Menurut UU No. 25 tahun 1992 pasal 39 ayat 1, pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan koperasi. Sedangkan pasal 2 menyatakan pengawas berwenang untuk meneliti segala catatan yang ada pada koperasi, dan mendapatkan segala keterangan yang diperlukan. d. Pengelola Koperasi Pengelola koperasi adalah tim yang diangkat dan diberhentikan oleh pengurus, untuk melaksanakan teknis operasional di bidang usaha. Hubungan pengelola usaha managing director dengan pengurus koperasi adalah hubungan kerja atas dasar perikatan dalam bentuk perjanjian atas kontrak kerja. Empat unsur diatas juga sering kita sebut sebagai perangkat manajemen koperasi. Bentuk ini tentu berbeda dengan organisasi perusahaan swasta berbentuk perseroan terbatas PT ataupun yang lainnya. Perbedaan mendasar ini tidak saja dipengaruhi oleh ideologi tetapi juga aplikasi operasional manajemen. 2.2. Perolehan Sisa Hasil Usaha SHU Anggota 2.2.1 Pengertian Perolehan Sisa Hasil Usaha SHU Anggota Menurut pasal 34 ayat 1, SHU Koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh didalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan penyusutan dan biaya-biaya dari tahun buku yang bersangkutan Sudarsono dan Ediius, 2002:112. Sisa Hasil Usaha pada koperasi pada hakekatnya sama dengan keuntungan pada badan usaha seperti perseorangan terbatas dan dapat didefinisikan sebagai pendapatan koperasi dalam satu tahun buku setelah dikurangi dengan biaya, penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan UU Koperasi No. 25 tahun 1992 pasal 45, sebagai berikut. a. Sisa Hasil Usaha Koperasi merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan. b. Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan epadaanggota sebanding dengan jasa usaha yang dilakukan oleh masing- masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dari koperasi dengan keputusan Rapat Anggota. c. Besarnya pemupukan dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota. Sisa Hasil Usaha adalah pendapatan koperasi yang dikurangi biaya, penyusutan, dan kewajiban yang diperoleh dalam satu tahun buku. Penetapan besarnya pembagian kepada para anggota dan jenis serta jumlahnya untuk keperluan lainnya ditetapkan oleh rapat anggota. Dalam hal ini, jasa usaha mencakup transaksi usaha dan partisipasi modal, maka besarnya SHU yang diterima oleh setiap angota akan berbeda, tergantung besarnya partisipasi modal dan transaksi anggota terhadap pembentukan pendapatan koperasi. Bahwa ada hubungan linier antara transaksi usaha anggota dan koperasinya dalam perolehan SHU. Artinya, semakin besar transaksi usaha dan modal anggota dengan koperasinya, maka semakin besar SHU yang akan diterima.

2.2.2 Pembagian Sisa Hasil Usaha SHU Anggota

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENINGKATAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA ANGGOTA KOPERASI NGANTANG KECAMATAN NGANTANG

27 100 45

PENGARUH MODAL DAN KINERJA KARYAWAN TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA (SHU) ANGGOTA KSU ANDINI LUHUR DESA JETAK KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG

3 16 121

Pengaruh Partisipasi Dan Persepsi Anggota Tentang Koperasi Terhadap Kinerja Koperasi Dan Perolehan SHU Pada Koperasi Pensiunan Luhur Kecamatan Wirosari Kabupaten Grobogan

0 4 130

Pengaruh Partisipasi Anggota Koperasi Terhadap Sisa Hasil Usaha di Koperasi Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 14 202

HUBUNGAN MOTIVASI DAN PARTISIPASI ANGGOTA KOPERASI DENGAN PENINGKATAN SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KPRI “ BINAWARGA “ KECAMATAN GONDANG KABUPATEN SRAGEN.

0 0 9

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) DI KABUPATEN SIDOARJO.

0 3 97

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA DAN KEMAMPUAN PENGURUS TERHADAP SHU ANGGOTA KOPERASI ARTIKEL PENELITIAN

0 0 13

PENGARUH PARTISIPASI ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA PADA KOPERASI SAMUDERA SEJAHTERA SAMARINDA TAHUN BUKU 2009-2013 Oleh: Hasnawati ABSTRAK - Pengaruh Partisipasi Anggota Terhadap SHU Koperasi

0 1 30

PENGARUH JUMLAH ANGGOTA, JUMLAH SIMPANAN DAN PINJAMAN ANGGOTA TERHADAP SISA HASIL USAHA (SHU) PADA KOPERASI KARYAWAN TIMAH MITRA MANDIRI PANGKALPINANG

0 0 18

PENGARUH MODAL SENDIRI DAN JUMLAH ANGGOTA TERHADAP PEROLEHAN SISA HASIL USAHA KOPERASI SERBA USAHA (KSU) DI KABUPATEN SIDOARJO

0 1 23