Surat Keterangan Kesehatan Hewan. Sedangkan Pakan sebanyak 199 ton yang berasal dari Medan rekapan terlampir.
Pengeluaran
Propinsi Sumatera Barat dengan Propinsi Riau melakukan pengawasan lalulintas bersama maka produk dari Sumbar yang belum
memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan harus segera mengurusnya. Hal ini harus dipenuhi karena tim pengawasan
lalulintas Riau menolak dengan tegas tidak boleh memasuki wilayah Riau bagi produk yang tidak memiliki Surat Keterangan Kesehatan
Hewan.
Adapun pengeluaran ternak ke Propinsi Riau berupa ayam potong 30.520 ekor, Ayam buras 830 ekor, sapi jantan 47 ekor, sapi betina 21
ekor, Kerbau jantan 31 ekor, Kerbau betina 4 ekor dan ayam afkir 805 ekor. Sedangkan pengeluaran produk hewan berupa telur ayam
sebanyak 780.500 butir dan telur puyuh 115.200 butir. Limbah peternakan tahi ayam yang dibawa ke Riau sebanyak 10.000 ton.
Hasil monitoring, pengawasan dan pemantauan dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat diberikan beberapa arahan:
1. Tim Check point agar lebih meningkatkan pengawasan lalulintas dilapangan, hal ini dapat dilihat dari arus lalulintas ternak yang
masuk tidak semuanya terawasi dan terlaporkan. Terlebih dengan masuknya daging ilegal ke Sumatera Barat yang tidak terawasi.
2. Bagi tim berasal dari aparat keamanan agar lebih tegas mencegah pemasukan dan peredaran produk-produk ternak ilega sesuai
dengan ketentuanperaturan-peraturan yang berlaku.
d. Tim Kab. Pesisir Selatan Pos Check Point Tapan
130
Tim pengawasan lalulintas hewan Kab. Pesisir Selatan telah melaksanakan kegiatan Pada Bulan Januari sampai dengan Desember
2006. Pesisir Selatan merupakan pintu masuk ke Sumatera Barat bagi Propinsi tetangga melalui jalan lintas selatan seperti Propinsi Jambi
dan Propinsi Bengkulu. Selama pelaksanaan tim pengawasan lalulintas Hewan di Kab. Pesisir
Selatan telah terjaring dari semua jenis angkutan seperti Truk Cold Dissel, roda enam, Cold. L 300 dan Cold T.
Pemasukan
Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan Tim dapat dilihat pemasukan ternak antar kabKota di Sumatera Barat lebih banyak daripada
pemasukan antarpropinsi melalui Check Point Tapan. Berdasarkan data yang ada dapat digambarkan pemasukan ternak dan
bahan asal ternak antar kabkota yaitu Sapi Jantan 369 ekor, sapi betina 1 ekor, kerbau jantan 91 ekor, kerbau betina 2 ekor dan ayam afkir 950
ekor serta produk peternakan berupa telur ayam sebanyak 23.000 butir. Sedangkan pemasukan antar propinsi yaitu Kerbau Jantan 3 ekor
Bengkulu – Padang
Semua jenis hewan dan bahan asal hewan yang diangkut berasal dari ternak dan bahan asal lokal sapi, kerbau dan ayam afkir dan telur
ayam. Beberapa kelengkapan dokumen bagi yang membawa ternak ke Padang dan Padang Pariaman dapat dipenuhi oleh Pedagang rekapan
terlampir. Jadi selama menjalankan tugas tidak ditemukan hal-hal yang akan dapat
membawa penularan penyakit dari kabkota di Propinsi Sumatera Barat.
Pengeluaran
131
Lalulintas Hewan dan Pangan asal hewan yang dibawa keluar Propinsi Sumatera Barat yaitu Sapi Jantan 4 ekor dan telur ayam 246.700 butir
yang dibawa ke Bengkulu.
Transit
Check Point Tapan selain sebagai pintu masuk ke Bengkulu juga berfungsi sebagai daerah taransit dari Kerinci ke daerah bengkulu
seperti membawa produk peternakan telur sebanyak 1,5 ton.
Dari hasil monitoring dan evaluasi di daerah check point tapan diberikan beberapa pengarahan :
1. Pengawasan lalulintas baik berupa pemasukan dan pengeluaran serta transit ternakhewan dan bahan asal hewan dan baik secara
administratif maupun operasionalnya, baik antar kabkota maupun antar propinsi harus ditingkatkan.
2. Tim Check Point yang telah dibentuk dengan instansi terkait agar dapat bekerja secara terkoordinasi sehingga tidak terulang kembali
pemasukan dan peredaran ternak dan bahan asal hewan yang tidak sesuai dengan standar.
e. Tim Kab. Solok Selatan Pos Check Point Muaro Labuh