Setelah tim Propinsi melakukan Monitoring dan evaluasi ke Kiliran Jao diiberikan beberapa masukan kepada tim antara lain :
1. Pengawasan yang ketat secara terkoordinasi dengan instansi terkait terhadap seluruh kegiatan transportasi terutama dari
propinsidaerah tertular. 2. Untuk mencegah kemungkinan pemasukan yang tidak terpantau
oleh petugas Check point maka petugas Dinas Peternakan dilapangan harus difungsikan untuk melaksanakan pengawasan
dan pemantaun lalulintas.
Hasil monitoring, pengawasan dan pemantauan dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat selama tim menjalankan tugas tidak ditemukan
pemasukan hewan, BAH dan HBAH yang akan dapat membawa penularan penyakit dari tetangga ke Propinsi Sumatera Barat.
c. Tim Kab. Lima Puluh Kota Pos Check Point Pangkalan
Tim pengawasan lalulintas hewan Kab. 50 Kota telah melaksanakan kegiatan pada Bulan Januari sampai dengan Desember 2006.
Pangkalan berada di Kecamatan Kapur IX yang berbatasan dengan Kab. Bangkinang Propinsi Riau merupakan pintu masuk ke
Sumatera Barat bagi Propinsi Riau.
Selama pelaksanaan tim pengawasan lalulintas Hewan di Kab. 50 Kota telah terjaring dari semua jenis angkutan seperti Truk dan L 300
Pemasukan
Berdasarkan data yang ada maka pemasukan ternak ke Propinsi Sumatera Barat melalui Check Point Pangkalan adalah DOC sebanyak
310.000 ekor yang berasal dari Medan yaitu PT Charon Pockpan, sapi jantan 2 ekor dan Kerbau jantan sebanyak 5 ekor yang dilengkapi
129
Surat Keterangan Kesehatan Hewan. Sedangkan Pakan sebanyak 199 ton yang berasal dari Medan rekapan terlampir.
Pengeluaran
Propinsi Sumatera Barat dengan Propinsi Riau melakukan pengawasan lalulintas bersama maka produk dari Sumbar yang belum
memiliki Surat Keterangan Kesehatan Hewan harus segera mengurusnya. Hal ini harus dipenuhi karena tim pengawasan
lalulintas Riau menolak dengan tegas tidak boleh memasuki wilayah Riau bagi produk yang tidak memiliki Surat Keterangan Kesehatan
Hewan.
Adapun pengeluaran ternak ke Propinsi Riau berupa ayam potong 30.520 ekor, Ayam buras 830 ekor, sapi jantan 47 ekor, sapi betina 21
ekor, Kerbau jantan 31 ekor, Kerbau betina 4 ekor dan ayam afkir 805 ekor. Sedangkan pengeluaran produk hewan berupa telur ayam
sebanyak 780.500 butir dan telur puyuh 115.200 butir. Limbah peternakan tahi ayam yang dibawa ke Riau sebanyak 10.000 ton.
Hasil monitoring, pengawasan dan pemantauan dari Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat diberikan beberapa arahan:
1. Tim Check point agar lebih meningkatkan pengawasan lalulintas dilapangan, hal ini dapat dilihat dari arus lalulintas ternak yang
masuk tidak semuanya terawasi dan terlaporkan. Terlebih dengan masuknya daging ilegal ke Sumatera Barat yang tidak terawasi.
2. Bagi tim berasal dari aparat keamanan agar lebih tegas mencegah pemasukan dan peredaran produk-produk ternak ilega sesuai
dengan ketentuanperaturan-peraturan yang berlaku.
d. Tim Kab. Pesisir Selatan Pos Check Point Tapan