Kab. Agam, kasus kematian ayam buras pada pertengahan

Kec. Kuranji 30 ekor, Kec. Pauh 45 ekor, Padang selatan 26 ekor dan pada bulan April di Kec. Padang Timur 10 ekor .

d. Kab. Padang Pariaman, di Kec. Pauh Kamba terjadi

kematian pada bulan Maret sebanyak 24 ekor, hasil konfirmasi dengan BPPV positif Flu burung.

e. Kab. Dharmasraya, pada bulan maret terjadi kematian ternah

unggas di kec. Sungai Rumbai 10 ekor dan pada bulan Nopember terjadi kematian unggas di kec. Sitiung sebanyak 53 ekor dan Kec. Pulau Punjung sebanyak 442 ekor.

f. Kab. SawahluntoSijunjung, terjadi kasus kematian unggas

pada bulan Nopember di Kec. Kamang Baru sebanyak 500 ekor, Kec. Tanjung Gadang 448 ekor, Kec. IV Nagari 400 ekor serta Kec. Sijunjung pada bulan Desember sebanyak 800 ekor

g. Kab. Tanah Datar, kasus kematian unggas ayam buras pada

pertengahan Desember di Kec. Lintau Buo Nagari Taluak sebanyak 609 ekor, Nagari Tigo Jangko 145 ekor dan Nagari Paniai 120 ekor.

h. Kab. Agam, kasus kematian ayam buras pada pertengahan

Desember di Kec. Kamang sebanyak 20 ekor dan Kec. IV Angkek 18 ekor. Tindakan penanggulangan penyakit Flu burung di setiap KabupatenKota telah dilakukan baik melalui vaksiansi , maupun disinfeksi bahkan pemusnahan selektif sebagian daerah dilakukan pada tahun 2006. untuk penanggulangan Flu burung telah dibentuk suatu Komite Penanggulangan Flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi Pandemi Influenza mulai dari tingkat Propinsi sampai tingkat kabupaten dan peraturan gubernur tentang pengendalian pemeliharaan dan peredaran unggas serta pedoman penatalaksanaan peternakan unggas di pemukiman 56 3. Penyakit Jembrana Selama tahun 2006 tidak ada kejadian namun untuk pengendalian secara rutin dilakukan vaksinasi terutama pada ternak Sapi Bali yang berada disekitar wilayah 3 tahun berturut-turut tahun 2006 melakukan vaksin terakhir, dan akan dilanjutkan kalau populasi ternak yang belum tervaksinasi meningkat. 4. Rabies Penyakit Rabies di Sumatera Barat tahun 2006 cendrung menurun daritahun 2005 tercatat sebanyak 168 kasus positif dan tahun 2006 sebanyak 151 kasus terjadi penurunan sekitar 9 dengan perincian sebagai berikut : Dari 329 sampel yang dikirim ke BPPV Regional II hasilnya 151 positif, 87 negatif dan 11 lisis SKB . Daerah penyebaran kasus seprti tabel Kasus sedangkan jumlah kecamatan yang tertular sebanyak 86 kecamatan dan jumlah desa yang tertular sebanya 192 desa Untuk pengendalian penyakit Rabies secara rutinitas melakukan Sosislaisasi kepada Masyarakat. Pelaksanaan vaksinasi pada HPR yang berpemilik dan Eliminasi hewan pembawa Rabies yang berkeliaran di jalan umum. Kemudian juga melakukan rapat koordinasi dengan KabupateKota untuk penanggulangan Rabies, disamping itu komitmen Pemerintah daerah untuk Pemberantasan Penyakit Rabies sangat penting, dengan adanya penyediaan anggaran dari Pemerintah KabKota menunju suatu keseriusan dari Pemerintah untuk pemberantasan penyakit rabies. 5. Penanggulangan penyakit Reproduksi 57 Penanggulangan Penyakit reproduksi merupakan kelanjutan tahun 2005 yang mana Propinsi hanya melakukan monitoring pelaksanaan penanggulangan yang dilakukan oleh kabupatenKota Monitoring dilakukan di kab. 50 Kota, Kota Payakumbuh, Dharmasraya, Pasaman Barat dan Kota Pdg. Panjang. Pelaksanaan tugas koordinasi dengan unit kerja lapangan dilakukan dalam bentuk kerjasama dengan Balai Embrio Trasnfer Cipelang dalam pelaksanaan Transfer Embrio di kab. 50 Kota, Payakumbuh dan Agam serta Padang Panjang. Pelaksanaan tugas kooordinasi dilaksanakan antara lain : Koordinasi dengan BPPV regional II dalam penangulangan Wabah seperti penyakit SE di Kep. Mentawai dan kab. Solok Selatan serta pelaksanaan penanggulangan penyakit Flu burung terutama untuk pemeriksaan Laboratorium untuk pengukuhan diagnosa penyakit.

B. Seksi Pengamatan Penyakit Hewan P2H