Grafik 10.3 Gradasi Pasir Zone III
Grafik 10.4 Gradasi Pasir Zone IV
MENENTUKAN GRADASI ZONE AGREGAT HALUS
A. Maksud
Zone agregat halus ditentukan untuk mengetahui pembagian ukuran butir fraksi yang terdiri dari butiran-butiran yang mempunyai susunan yang berurutan dari yang
besar hingga yang kecil, sehingga diharapkan bergradasi zone baik. Gradasi yang baik untuk pembuatan beton adalah zone I, zone II, zone III, dan zone IV.
B. Peralatan
1. Alat tulis 2. Kalkulator
3. Standar zone agregat
175
C. Benda Uji
Data hasil pengayakan yang telah dilakukan pada kegiatan belajar 9
D. Proses Penentuan Gradasi Zone Agregat Halus
1. Dari hasil pengayakan gradasi agregat halus ; berikut diberikan contoh perhitungan.
Lubang Ayakan
Berat Agregat Tertinggal
Persen Tertinggal
Persen Tertinggal
Komulatif Persen
Lolos Komulatif
mm gram
9,6 4,8
2,4 1,2
25 70
55 5
14 11
5 19
30 100
95 81
70
176
0,6 0,3
0,15 0,075
105 140
100 5
21 28
20 1
51 79
99 100
49 21
1
Jumlah 500
100 283
Tabel 11.1 Contoh Analisa Ayakan Agregat Halus
Angka kehalusan Fineness Modulus FM = 283
100 = 2,83
2. Untuk dapat menentukan zone agregat halus : pertama-tama, buatlah grafik zone,
dengan ukuran lebar 1 cm panjang 2 cm perbandingan 1 : 2. 3.
Buatlah grafik ke arah memanjang 7 buah dan ke arah lebar 10 buah dibuat sesuai kebutuhan seperti dibawah ini.
4. Cantumkan nomor ayakan mulai dari sebelah kanan dari mulai yang terbesar 9,6
mm sampai dengan yang terkecil 0,075 mm. 5.
Pada bagian sebelah kiri grafik tulislah angka 0 – 100 berurutan dari bawah ke atas yang merupakan bagian lolos kumulatif.
6. Pada bagian kanan grafik tulis angka 100 – 0 berurutan dari atas ke bawah yang
merupakan bagian tertinggal komulatif. 7.
Lihat dan pelajari grafik standar zone yang merupakan garis yang menunjukkan batas prosentase lolos komulatif dari setiap fraksi ukuran zone I sd IV.
8. Dari contoh hasil pengayakaan, tinjau
9,6 mm pada lolos komulatif 100, pada 4,8 mm 95 dan seterusnya, kemudian buatlah titik-titik yang menunjukkan angka
tersebut sampai dengan ayakan 0,075 mm. 9.
Sambungkan titik-titik tersebut sehingga membentuk garis 10. Setelah garis tersambung, cobalah mulai memasukkan garis tersebut kepada salah
satu zone zone I sd IV..
177
11. Caranya tinjaulah batasan lolos komulatif setiap fraksi ukuran pada salah satu zone, kemudian dicoba garis grafik contoh pengayakan di plotkan pada salah satu
zone tersebut, apakah masuk zone I sd IV. 12. Grafik hasil pengayakan gradasi agregat halus, lolos komulatifnya, harus berada di
antara garis setiap fraksi ukuran pada salah satu zone. 13. Dari contoh yang ada, setelah dicocokkan ternyata masuk pada zone II
14. Cobalah hasil pengayakan yang telah dilakukan dimasukkan pada salah satu zone seperti langkah 8 sampai dengan 13.
Perhitungan Campuran Agregat Y =
A 100
p
1
+ B
100 P
2
atau Y = A
100 P
1
+ B
100 P
2
+ C
100 P
3
A + B = 100 atau A + B + C = 100 Dimana:
Y = persentase yang diharapkan A,B,C = persentase yang dicari
P1 = persentase pasir 1 yang lolos P2 = persentase pasir 2 yang lolos
P3 = persentase pasir 3 yang lolos
178
70 = A
100 82 +
100−A 100
44
70 = 82 A 100 + 4400 – 44 A 100 7000 = 82 A + 4400 – 44 A
A = 68 Ø Ayakan
mm P1
lolos
68 P2
lolos
32 Hasil
Gabungan Zone yg
diharapka n
9,6 100
68 100
32 100
100 4,8
100 68
85 27
95 90-100
2,4 100
68 65
21 89
75-100 1,2
82 56
44 14
70 55-90
0,6 62
42 24
8 50
35-59 0,3
40 27
4 1
28 8-30
0,15 15
10 10
0-10 Tabel 11.2 Perhitungan Campuran Agregat
Ø Ayakan mm
P1 lolos
P2 lolos
Zone yg diharapka
n 9,6
100 100
100 4,8
100 85
90-100 2,4
100 65
75-100
179
1,2 82
44 55-90
0,6 62
24 35-59
0,3 40
4 8-30
0,15 15
0-10 Tabel 11.3 Campuran P1 dan P2
E. Perhitungan