1. Buku Konstruksi Bangunan_1 2013

(1)

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqw

ertyu

dfg

i


(2)

KONSTRUKSI

BANGUNAN

Jilid-1

Untuk SMK

Penulis : Robert Siagian Ukuran Buku : …… x …… cm Desain Sampul : ...

Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional

Tahun 2014

Buku berjudul Konstruksi Bangunan ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan teori dan praktik tentang bangunan, baik itu bangunan sipil kering maupun bangunan sipil basah, dan buku ini disusun dalam dua bentuk, yaitu konstruksi bangunan_1 dan konstruksi bangunan_2, yang berkesinambungan. Pada dasarnya konstruksi bangunan merupakan teori dan pengetahuan yang sifatnya pengantar bagi siswa untuk memahami tentang pengetahuan bahan, spesifikasi, karakteristik guna mereka mampu mengaplikasikannya dalam praktek di lapangan. Siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang pada prkateknya di dunia kerja sebagai pelaksana dan juga sebagai pengawas, dapat meningkat menjadi perencana bangunan, tentu buku ini adalah pengantar mereka menuju pelajaran konstruksi atau struktur pada pelajaran keahliannya. Sehingga setiap siswa yang mempelajari buku ini

Siagian Robert

Konstruksi Bangunan Jilid 2

untuk SMK Kelas XI /oleh Robert Siagian. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2014.

..., hlm Daftar Pustaka : Glosarium : ISBN :


(3)

diharapkan memiliki rasa ingin tau untuk lebih mendalam belajar konstruksi seperti konstruksi batu, konstruksi kayu, konstruksi baja, konstruksi jalan dan jembatan,konstruksi bangunan hidrolis dan lain-lain yang akan menjadikannya menjadi mausia yang terampil dan bisa melakukan analisis, perencanaan dan pelaksana bangunan

Penyusunan buku ini merupakan bagian dari program penulisan bahan ajar SMK, yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah kejuruan (PSMK). Program pembuatan bahan ajar ini, adalah bagian dari peningkatkan mutu pendidikan kejuruan, melalui sarana buku bahan ajar. Penyusunan materi bahan ajar ini, tentu diambil dari berbagai sumber, baik itu materi diklat, bahan ajaryang ada, modul dan sumber lain yang berkenaan dengan topik dan gambar yang dimuat. Dengan demikian adanya buku ini diharapkan akan semakin memperkaya referensi pada Sekolah Menengah Kejuruan.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang membantu penyelesaian buku ini, teman widyaiswara, dosen, pelaksana bangunan, dan seluruh rekan guru SMK di Indonesia.

Akhirnya buku ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan yang perlu untuk dilengkapi. Kritik dan saran untuk kesempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga buku ini dapat dimanfaatkan bagi pengembangan bahan ajr pendidikan menengah kejuruan.

Bandung, Awal Januari 2014

Robert Siagian, Dr, MP

Judul Buku dan Katalog ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

Bab 1 Kayu 1

A. Pendahuluan 2

B. Karakteristik Kayu 3

1. Sifatdan Karakteristik Kayu 6

2. Pemeriksaan Kayu 8


(4)

4. Sifat Mekanik Kayu 15

C. Kayu Hasil Olahan 20

1. Pemeriksaan Kayu Olahan 25

Bab 2 Beton 29

A. Pendahuluan 30

B. Campuran Beton 31

1. Batu Beton 31

2. Pasir 34

3. Semen (PC) 36

C. Adukan Beton 43

1. Pekerjaan Pengecoran Beton 45

2. Pekerjaan Beksiting Beton 49

Bab 3 Lantai 53

A.

Pendahuluan 54

B.

Material Lantai Bangunan 58

1. Lantai Plesteran 59

2. Lantai Keramik 59

3. Lantai Marmer 64

4. Lantai Granit 65

5. Lantai Mozaik 66

6. Lantai Kayu 68

7. Lantai Kayu Olahan 71

8. Lantai Batu Alam 72

9. Lantai Karpet 74

Bab 4 Atap 78

A. Pendahuluan 79

B. Jenis Penutup Atap 80

1. Atap Dari Bahan Tumbuhan 81

1.1 Atap Ilalang 81

1.2 Atap Rumbia 81

1.3 Atap Ijuk 83

1.4 Atap Sirap 85

2. Atap Bahan Logam 88

2.1 Atap Seng 88

2.2 Atap Spandek 89

3. Atap Genteng 94

3.1 Genteng Tanah Tradisonal 94

3.2 Genteng Keramik 95

3.3 Genteng Beton 96

3.4 Genteng Aspal (Bitumen) 99

3.5 Genteng Metal 101

4. Atap beton 104

5. Atap kaca 106

6. Atap Polycarbonate 107

7. Atap Asbes 109

C. Model (Bentuk) Penutup Atap 116


(5)

A. Pendahuluan 124

B. Konstruksi Rangka Atap 125

1. Struktur Rangka Atap 134

2. Bentuk Kuda-kuda 139

C. Model Pembebanan Pada Konstruksi Kuda-kuda 142

D. Bahan Rangka Atap 148

1. Konstruksi Rangka Atap Kayu 148

2. Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan 155

Bab 6 Baja 160

A. Baja Sebagai Bahan Konstruksi Bangunan 162 1. Keunggulan Baja Sebagai Bahan Konstruksi 162

2. Sifat Mekanis Baja 164

3. Ketentuan Baja Bahan Konstruksi 165

B. Baja Profil 166

C. Sambungan Baja 172

1. Sambungan Menggunakan Baut 173

2. Sambungan Menggunakan Paku Keling 175

3. Sambungan Menggunakan Las 179

Bab 7 Almunium 182

A. Almunium Sebagai Bahan Konstruksi 183

B. Kusen Almunium 187

1. Sambungan Konstruksi Almunium 198

C. Almunium Foil 199

Bab 8 Cat 205

A. Cat SebagaiBahanBangunan 206

B. Cat Air (water based) 208

1.TeknikPengecatanMenggunakan Cat Tembok 209

C. Cat Minyak(solvent based) 214

1. TeknikPengecatanMenggunakan Cat Minyak 217

Bab 9 Adukan 222

A. Pendahuluan 223

B. Bahan Adukan 224

1. Air Untuk Adukan 225

2. Pasir 227

3. Semen 230

3.1 Bahan Utama Semen 232

4. Kapur 233

C. Adukan Beton 235

1. Teknik Campuran Adukan Beton 237

2. Mutu Beton 242

3. Uji Kuat Beton 245

D. Adukan Plesteran dan Pasangan 246

1. Adukan Pasangan Bata dan Batu Kali 249 Bab 10 Pekerjaan Bangunan Sipil (28 Jp) 252


(6)

B. Ruang Lingkup Pekerjaan Konstruksi Bangunan Sipil 256 1. Bidang Ilmu dalam Teknik Bangunan 258

1.1 Teknik Sipil 259

1.2 Arsitektur 260

1.3 Mekanikal, Elektrikal, dan Plambing (MEP) 261

1.4 Fisika Bangunan 261

1.5 Studi kelayakan dan analisis proyek 261 C. Pekerjaan Bangunan Sipil Kering 262

1. Bangunan Rumah tinggal 265

D. Pekerjaan Bangunan Sipil Basah 270

1. Bangunan Pondasi 272

1.1 Pondasi Dangkal 273

1.2 Pondasi Dalam 276

2. Bangunan Jalan dan Jembatan 277

2.1 Bangunan Jalan 278

2.2 Bangunan Jembatan 281

3. Bangunan Hidrolis 284

3.1 Perencanaan Bendung 285

Judul Buku dan Katalog ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

Bab 11 Pekerjaan Batu dan Beton (28 JP) 1

A. Pekerjaan Pengukuran Lapangan 2


(7)

B. Pekerjaan Memasang Papan Duga 7

C. Pekerjaan Dinding Bangunan 11

1. Dinding Batu Bata 14

2. Dinding Hebel 26

3. Dinding Batako 29

4. Dinding Batu Alam 37

5. Dinding Penahan Tanah 38

6. Dinding Beton 41

7. Dinding Partisi 44

7.1 Papan Gypsum 45

7.2 Papan Kalsium 47

7.2 Papan Triplek/ Multiplek 49

Bab 12 Pekerjaan konstruksi Baja (28 JP) 51

A. Pendahuluan 52

B. Konstruksi Baja Profil Pada Bangunan

1. Gambar dan Notasi Baja 56

2. Sambungan Baja 59

2.1 Tipe Sambungan Baja 60

2.2 Gambar Sambungan Baja Profil 67

2.2.1 Sambungan Las 72

3. Pekerjaan Kuda-kuda Baja Profil 79

4. Konstruksi Baja Ringan 89

Bab 13 Pekerjaan Konstruksi kayu (28 JP) 95

A. Sambungan Kayu 96

1. Alat-Alat Penyambung Kayu 98

1.1 Sambungan dengan paku 98

1.2 Sambungan dengan baut 101

1.3 Sambungan Dengan Perekat 105

2. Sambungan Kayu Memanjang 112

3. Sambungan Kayu Melebar 117

4. Sambungan Kayu Menyudut 126

B. Pekerjaan Kusen Kayu 136

1. Teknik Pemasangan Kusen Pintu 141 2. Teknik Pemasangan Daun Pintu dan Jendela 141

C. Konstruksi Kuda-kuda Kayu 145

D. Konstruksi Loteng Kayu 155

E. Konstruksi Plafon Kayu 161

Bab 14 Pondasi (10 JP) 162

A. Pendahuluan 163

B. Jenis-jenis Pondasi 166

1. Pondasi Langsung 166

2. Pondasi Tidak Langsung 181

a. Pondasi tiang Pancang 182

b. Pondasi Bored Pile 185

C. Perencanaan Pondasi 189

Bab 15 Utilitas Bangunan (10 JP) 195


(8)

B. Sistem Plambing Air Bersih 197

1. Peralata Plambing 200

2. Sistem Pemipaan Plambing 203

3. Sistem Plambing Air Bersih 205 4. Sistem Penyediaan Air Bersih 208

5. Air Panas 214

C. Sistem Plambing Air Kotor 218

a. Pipa Plambing Air Kotor 218

b. Sistem Pembuangan Air Kotor 221

c. Sistem Pembuangan Air Hujan 222

D. Utilitas Bangunan Modern 224

Bab 16 K3LH (10 JP) 234

A. Pendahuluan 235

B. Pelaksanaan K3LH Konstruksi 238

1. Pengertian K3 241

2. Peran dan Fungsi K3 242

3. Budaya K3 Kontruksi 245

4. Manajemen K3 249

5. Alat Pengaman Diri 251

C. Alat Pemadam api Ringan 257

D. Lingkungan Hidup 262


(9)

(10)

GLOSSARY

Bangunan structural: Ialah bangunan yang bahan dan penggunaannya memerlukan perhitungan pembebanan.

Estetika: adalah ilmu yang membahas keindahan, bagaimana keindahan bisa terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya

Kayu Bangunan: Adalah kayu yang telah dikonversi menjadi balok, papan atau bentuk lain sesuai penggunaannya.

Konstruksi: Kegiatan keseluruhan bangun (an) yang merupakan bagian-bagian pekerjaan teknik sipil

Kekuatan tekan atau keteguhan tekan (Compression stregth) adalah kekuatan untuk menahan muatan atau beban

Kekuatan tarik (Tension strength) adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menariknya

Keteguhan lengkung (lentur), adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan

Kekerasan kayu, merupakan suatu ukuran tentang ketahanan kayu. Kayu solid, adalah kayu yang terbuat dari pohon dan murni hanya terdiri dari bahan dasar kayu tanpa dicampur atau di kombinasi dengan bentuk bahan lain

Kayu lapis, adalah kayu yang terdiri dan terbuat dari beberapa lapisan lembaran kayu yang direkatkan, yang diolah dari berbagai jenis kayu. MoE: Modulus of Elastisitas, yaitu kekuatan mekanis yang berhubungan dengan sifat bahan menahan beban

MDF adalah singkatan dari Medium Density Fiberboard, yaitu material kayu olahan sebagai bahan interior, furnitur dan bahan lain pada bangunan.


(11)

A. Pendahuluan Pengertian

Pada SNI 03-3527-1994, dijelaskan Tentang Mutu dan Ukuran kayu bangunan, dijelaskan defenisi kayu seperti berikut ini.

Pengertian kayu disini ialah sesuatu bahan, yang diperoleh dari hasil pohon-pohon di hutan, yang merupakan bagian dari pohon-pohon tersebut, setelah diperhitungkan bagian-bagian mana yang lebih banyak dimanfaatkan untuk sesuatu tujuan penggunaan. Baik berbentuk kayu pertukangan, kayu industri maupun kayu bakar. Kayu merupakan hasil hutan dari kekayaan alam, merupakan bahan mentah yang mudah diproses untuk dijadikan barang sesuai kemajuan teknologi. Kayu memiliki beberapa sifat sekaligus, yang tidak dapat ditiru oleh bahan-bahan lain.

Pada SNI 03-3527-1994, Pasal (4) Penggolongan Kayu bangunan dibagi dalam 3 (tiga) golongan pemakaian yaitu:

 4.1 Kayu bangunan structural Ialah kayu bangunan yang digunakan untuk bagian struktural bangunan danpenggunaannya memerlukan perhitungan beban

 4.2 Kayu bangunan non-strukturalIalah kayu bangunan yang digunakan dalam begian bangunan, yangpenggunaannya tidak memerlukan perhitungan beban.

 4.3 Kayu bangunan untuk keperluan lain Ialah kayu bangunan yang tidak termasuk kedua penggolongan butir 4.1;dan 4.2; tersebut diatas, tetapi dapat dipergunakan sebagai bahanbangunan penolong ataupun bangunan sementara.


(12)

Gambar 1-1 : Rumah Dari Kayu

Diskusikan dengan temanmu !

Selain sebagai bahan bangunan, kayu dapt dijadikan apa saja, perhatikan di sekeliling sekolah kemudan pikirkan apa yang ada di sekitar rumahmu. Masing-masing dari kamu, membuat dua contoh.

1. ………

2. ………

Kemudian diskusikan bersama, selain untuk kebutuhan pembangunan rumah atau gedung, untuk apa saja kayu digunakan, dan dapatkah kamu memahami maksud apa itu kayu bangunan struktural dan non struktural ?

B. Karakteristik Kayu

Kayu adalah salah satu bahan bangunan yang sudah lama dikenal oleh masyarakat dan merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan, termasuk sebagai bahan konstruksi bangunan, yang berfungsi sebagai struktur dan non struktur bangunan.Di Indonesia terdapat banyak sekali jeniskayu dari banyaknya jenis pohon yang dihasilkan sebagai hasil yangmempunyai sifat-sifat yang berbeda. Setiap jenis tumbuhan akan memiliki hasil kayu yang berbeda sifat-sifat nya (kayu), sehingga dalam

Perhatikan gambar di sebelah, bangunan rumah tersebut terbuat dari bahan kayu., sekarang buat kesimpulanmu tentang kayu sebagai bahan bangunan dari pertanyaan beriktu ini.

1. Bentuk kayu seperti apa saja yang dipakai untuk bangunan tersebut ? 2. Bagaimana proses membentuk kayu

untuk bahan bangunan, dapatkah kamu menjelaskannya dari mulai pohon ?


(13)

diinginkan, apakah untuk konstruksi (struktur), apakah itu digunakan sebagai perabot, atau sebagai bahan untuk kebutuhan seni non struktur.

Bahan konstruksi kayu yang berasal dari pohon, dikenal antara lain sebagai papan, balok persegi, balok bulat, multiplek, bahkan bentuk lain hasil rekayasa industri banyak dijual di pasaran. Kayu adalah bahan alam yang tidak homogen, yang dipengaruhi oleh pola pertumbuhan batang dan kondisi lingkungan pertumbuhan, karakteristik, sifat fisis dan sifat mekanis kayu berbeda pada arah longitudinal, radial, dan tangensial. Perbedaan ketiga arah kayu dapat dilihat potongan tampang kayu pada arah longitudinal, radial, dan tangensial, mempengaruhi kekuatan kayu, kekuatan pada arah longitudinal lebih besar dibandingkan dengan arah radial maupun tangensial. Berikut adalah gambar susunan potongan kayu, yang diambil dari potongan sebuah pohon, sebelum diolah menjadi bahan konstruksi.

Gambar 1-2: Potongan Arah Serat Kayu

Pemilihan dan penggunaan kayu untuk suatu tujuan, memerlukan pengetahuan tentang sifat-sifat kayu, pemilihan jenis kayu yang tepat serta tersedia berdasarkan sifat-sifat yang dibutuhkan, bila jenis kayu yang dibutuhkan pada suatu konstrukksi tidak diperoleh jenis kayu, dapat dipilih jenis kayu lainnya yang sesuai sifat serta karakteristiknya. Penggantian jenis kayu lain berdasarkan penggantian jenis kayu lain apabila jenis yang bersangkutan sulit didapat pada lokasi pekerjaan konstruksi bangunan yang akan atau sedang dilaksaakan. Pada masa lalu perancangan konstruksi kayu dilakukan secara dan coba-coba tanpa menggunakan perhitungan mekanika, sehingga pemanfaatan kayu menjadi kurang optimal dan cenderung boros. Pada zaman sekarang ini melalui analisis konstruksi, analisis dan


(14)

perencanaan dengan perhitungan mekanika yang detail, perencanaan konstruksi kayu dapat dilakukan secara tepat dan rasional, dengan demikian, pemakaian kayu menjadi lebih efektif dan ekonomis.

Amati nama pohon di sekitarmu, setiap daerah memiliki berbagai jenis pohon, dapatkah kamu kenali nama dan jenis pohon, seperti pohon durian, pohon pinus atau pohon kayu keras seperti jati ?.Dari jenis pohon tersebut, tentu sebagian dapat dijadikan papan atau balok kayu atau bahan lain, yang kemudian dijadikan bahan bangunan yang bersifat struktural dan non structural. Pohon pinus, akan sangat baik dijadikan kusen dan daun pintu/jendela, ini adalah bangunan non struktural, kemudian kayu jati dapat dijadikan tiang atau balok pada bangunan rumah sebagai bangunan struktural.

Diskusikan dengan teman kelompokmu, apa yang menyebakan sehingga kayu itu dikelompokkan pada bangunan structural dan non structural, apa pemahaman mu, jelaskan.

Amati di sekitarmu, nama pohon yang bisa dijadikan papan, balok atau bentuk lain jadi bahan bangunan, kemudian menjadi apa saja bahan tersebut ?, sebutkan minimal olehmu masing-masing tiga.

PapanBalok……….

……….

……….……….

……….

……….

Amati di sekitarmu, nama pohon yang bisa dijadikan papan, balok atau bentuk lain jadi bahan bangunan, kemudian menjadi apa saja bahan tersebut ?, sebutkan minimal olehmu masing-masing tiga.

PapanBalok……….

……….

……….……….

……….


(15)

Sifat kayu tidak terlepas dari sifat “pohon”, yang mempunyai arah serat vertikal dan sifat arah radial, dimana kayu tersusun dari dinding sel-sel senyawa kimia, berupa selulosa dan hemiselulosa. Bahan kayu bersifat anisotrofik yaitu memperlihatkan sifat-sifat yang berlainan jika diuji menurut tiga arah utamanya (longitudinal, tangensial, dan radial), dan Kayu merupakan satu bahan yang bersifat higroskopik yaitu dapat kehilangan atau bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaman dan suhu udara di sekitarnya.

Sifat kayu yang tidak terlepas dari sifat pohon, dapat dilihat dari karakteristik pohon yang dijadikan kayu sebagai bahan konstruksi, dimana bagian bagian dari pohon terdiri dari kulit, kambium, gubal kayu, hati,lingkaran tumbuh dan jari jari kayu. Berikut ini adalah dapat dilihat potongan bagian bagian dari sebuah pohon.

Gambar 1-3 : Bagian Bagian Pohon

Kayu sebagai bahan konstruksi, dalam prakteknya memiliki kelebihan dan kekurangan bila dibandingkan dengan bahan konstruksi lain, seperti baja, beton plastic dan lain lain. Kayu sebagai bahan konstruksi memiliki beberapa kelebihan seperti; Berat Jenis (BJ), Keawetan Alami, Warna, Higroskopik, Berat, Kekerasan dan lain-lain.

1) Kayu memiliki Berat Jenis (BJ) ringan, sehingga berat sendiri struktur menjadi ringan


(16)

3) Kayu mudah dikerjakan, menggunakan alat sederhana

4) Kayu memiliki nilai estetika yang tinggi

5) Kayu dapat dibudidayakan, sebagai bahan dari alam,

6) Kayu dikenal lebih aman terhadap bahaya gempa

Berat Jenis atau BJ kayu, merupakan bagian penting dari sifat kayu, BJ Kayu berkisar 0,20 sampai 1,28. Makin berat kayu itu, umumnya makin kuat pula kayunya, semakin ringan BJ jenis kayu, akan berkurang pula kekuatannya. Berat jenis kayu diperoleh dari perbandingan antara berat suatu volume kayu tertentu dengan volume air yang sama pada suhu standar.

Kayu sebagai bahan yang bersumber dari kekayaan alam, mudah diperoleh di mana mana, sepanjang alam masih tumbuh pohon tentu bahan kayu akan selalu ada, dan pohon dapat dibudidayakan. Kayu disebut juga sebagai sumber kekayaan alam yang dapat diperbaharui, atau diadakan lagi (renewable resoucces).Keberadaan kayu di alam berbeda dengan bahan material lain ,seperti bahan tambang misalnya, dalam sejarah keberadaban manusia telah menggunkan kayu sebgai bahan bakar dan bahan konstruksi, tetapi sampai seka\rang masih tetap eksis. Demikian juga dengan sifat bahwa Kayu mudah dikerjakan; kayu dikenal mudah dikerjakan, dapat dibentuk dan diproses dengan alat sederhana, menjadi berbagai bentuk yang di inginkan.

Salah satu sifat khusus kayu adalahmemiliki nilai estetika yang tinggi; terutama dari teksturnya, demikian juga perpaduan antara tekstur serta warna kayu menghasilkan corak yang indah dan tidak ditemui pada bahan lain. Jenis dan bentuk tekstur kayu dapat didapat dari jenis pohonnya, seperti kayu jati, sonokeling, pinus yang memiliki tekstur halus dan banyak diminati orang.Demikian juga dengan warna kayu, beraneka macam warna seperti kuning, keputih-putihan, coklat muda, coklat tua, kehitam-hitaman, kemerah-merahan dan lain sebaginya.Hal ini disebabkan oleh zat-zat pengisi warna dalam kayu yang berbeda-beda.Warna suatu jenis kayu dapat dipengaruhi oleh faktor tempat di dalam batang, umur pohon dan kelembaban udara.


(17)

kelembaban tinggi; d) Mudah terserang serangga, jamur dan cacing laut; e) Adanya cacat-cacat bawaan dan cacat alam, seperti : mata kayu dan pecah-pecah; dan f) Mudah terbakar.

2. Pemeriksaan kayu

Kayu merupakan bahan alam, dan kayu merupakan bahan bangunan yang banyak digunakan orang, baik dari sudut kemudahan mendapatkan, kemudahan mengolah menjadi produk industri maupun rumah tangga, dan atas pertimbangan lain. Dari aspek kekuatan, kayu cukup kuat dan dari aspek kemudahan, bahan kayu mudah dikerjakan, disambung dengan alat relatif sederhana, kemudian kayu merupakan bahan yang dapat didaur ulang dan ramah lingkungan.

Pemeriksaan kayu secara kasat mata (visual) dapat dilakukan, untuk mendapatkan kualitas bahan kayu yang baik.Kualitas bahan kayu dapat kita kenali dari mulai cacat pohon, maupun cacat dari hasil gergajian.Sering kita jumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan kesalahan akibat olah dari produk kayu, cacat karena kayu busuk, karena jamur dan kandungan air yang berlebihan, lapuk karena serangan hama. Untuk mengetahui kualitas kayu dapat dilakukan dengan berbagai cara,yaitu pengujian visual (tanpa alat),pengujian dengan memakai alat di laboratorium maupun di luarlaboratorium.Sebagai bahan konstruksi, maupun untuk digunakan sebagai bahan perabot, pemeriksaan kayu dapat di lihat dari kondisi fisik, bagaimana kondisinya lurus, bengkok, cacat, dan bagaimana warna maupun penampilan fisik, dari ukuran yaitu panjang, lebar, tebal dan kelurusan. Pemeriksaan ukuranpanjang, lebar dan tebal dapat diukur dengan alat meteran, dalam hal ukuran dikenal adanya toleransi yaitu besarnya penyimpangan dari ukuran nominal yang masih diperkenankan.


(18)

SPESIFIKASI

UKURAN KAYU UNTUK BANGUNAN RUMAH DAN GEDUNG SNI 03-2445-1991

RUANG LINGKUP :

Spesifikasi ini mencakup ketentuan ukuran kayu gergajian yang ada di pasaran untuk dipakai dalam pembuatan bangunan rumah dan gedung.

RINGKASAN:

Kayu bangunan adalah kayu olahan yang diperoleh dengan jalan mengkonversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan atau bentuk-bentuk yang sesuai dengan tujuan penggunaannya.

 Ukuran nominal kayu untuk bangunan, tebal dan lebar minimal (10x10) m, (10x30) mm, (20x30) nm, sampai (120x120) mm, (25x30) mm, (30x30) nm, (30x50) mm, (60x80) mm, (60x100) mm, 60x120)mm, (80x80) mm, (80x100) mm, 120x120) mm.

 Ukuran kayu berdasarkan penggunaan (Tabel): Ukuran panjang nominal (m): 1; 1.5; 2; 2.5; 3; 3.5; dst 5.5.; Ukuran untuk bangunan rumah dan gedung.

 Kusen pintu dan jendela (mm): 60 (100, 120, 130, 150) ; 80 (100, 120, 150).

 Kuda-kuda (mm): 80 (80, 100, 120, 150, 180), 100 (100, 120, 150, 180).

 Kaso (mm) : 40x60; 40x80; 50x70.

 Tiang balok (mm) :80 (80, 100, 120); 100 (100, 120; 120 (120, 150).

 Balok antar tiang (mm): 40 (60, 80); 60 (80, 120, 150); 80 (120, 150, 180), 100 (120, 150).

 Balok langit (mm): 80 (120, 150, 180, 200); 100 (150, 180, 200).

Toleransi ukuran panjang kayu ditetapkan berdasarkan ukuran nominal 100 mm dan toleransi ukuran tebal dan lebar kayu ditetapkan 0-15 mm dari ukuran nominal. Ketentuan kadar air kayu adalah ukuran kayu gergajian dalam keadaan kering udara, maksimum 23%, kecuali untuk kusen daun pintu, daun jendela, jelusi dan elemen lainnya mempunyai kadar air maksimum 20%.


(19)

Jenis Penggunaan

Tebal (mm)

Lebar (mm)

Lis dan Jalusi

10

10,30,40,50, 60, 80

15

30,40,50,60,80,100,120,150,

180,200,220

20

40, 50,60,80, 100, 120

Papan

20

150, 180,200,220,250

30

180,200,220,250,300

40

180,200,220,250

Reng dan kaso

20

30

30

,40,60,80, 100, 120.

35

30,40,60,80,100,120,150

50

70,80,100,120,130,

150

180,200,220,250

Balok

80

100,120,130,150,180,200,20,250

100

100, 120, 130, 150, 180,

200,220,250

Pemeriksaan

Dari bahan bacaan di atas, coba sebutkan ukuran panjang masing masing kayu, yang ada di jual di dekat tempat tinggal mu,. Karena masing-masing daerah dan penghasil kayu berbeda panjang yang di sediakan.

1.

Periksa ukuran panjang kayu yang tersedia

2. Periksa cacat kayu bawaan atau ketika pembuatan

Buatlah catatan, dan hal apa yang belum kamu pahami tentang bahan bacaan di atas, diskusikan dengan kawan-kawanmu, dan buatlah catatannya, sebagai bahan referensi bila suatu saat kamu ke toko material (panglong) atau toko kayu, dapat menanyakan dan memeriksa ukuran kayu yang di jual.


(20)

Kayu sebagai bahan konstruksi memiliki kelemahan, yaitu tentang keawetan, untuk mencegah kerusakan kayu, perlu adanya pengawetan. Kerusakan kayu umumnya dikarenakan adanya serangan serangga, serangan jamur dan perusak lain. Tujuan usaha pengawetan kayu, adalah untuk menambah umur pakai kayu lebih lama terutama kayu yang dipakai sebagai bahan bangunan (konstruksi), maupun sebagai perabot atau aksesoris.Metode pengawetankayu yang sudah dikenal luas oleh penduduk kita merupakan seperti perendaman, laburan, rendaman panas serta dingin, dan saat ini dikenal dengan juga sistem vacuum.

Dalam dunia konstruksi dikenal istilah keawetan dan kekuatan, hal ini berhubungan dengan kelas kayu. Oleh para ahli sesuai dengan hasil penelitian, berbagai macam kekuatan dan keawetan biasanya berhubungan, dimana biasanya kayu keras dan kuat terhadap konstruksi lebih awet dari kayu yang kurang kuat. Sebagi contoh kita ambil jenis kayu kelas awet satu, biasanya tahan terhadap basah, dan biasanya serangga seperti rayap jarang mau memakannya, kayu ini dikenal seperti kayu jati, kayu sonokeling, kayu besi, dan lain sebagainya. Berikut beberapa klasifikasi keawetan kayu.

Kelas Awet Kayu, dikategorikan ke dalam beberapa kelas; 1. Kelas awet I (sangat awet), misal: kayu Jati, Sonokeling 2. Kelas awet II (awet), misal: kayu Merbau, Mahoni 3. Kelas awet III (kurang awet), misal: kayu Karet, Pinus 4. Kelas awet IV (tidak awet), misal: kayu Albasia

5. Kelas awet V (sangat tidak awet)

Tabel 1-2 : Kelas Awet Kayu Berdasarkan Umurnya

KELAS AWET I II III IV V

Selalu berhungan dengan tanah lembab. 8 tahun 5 tahun 3 tahun Sangat pendek Sangat pendek Kayu tidak terlindungterhadap angin dan iklim, tetapi dilindungi terhadap air. 20 tahun 15 tahun 10 tahun beberapa tahun sangat pendek


(21)

Kayu ditempatkan ditempat terlindung. tidak terbatas tidak terbatas sangat lama beberapa tahun pendek Kayu ditempatkan ditempat terlindung tapi

dirawat, di cat, dsb. tidak terbatas tidak terbatas tidak terbatas 20 tahun tahun

Kayu termakan /

terserang rayap tidak jarang

agak cepat

sangat

cepat sangatcepat Kayu termakan

olehbubuk kayu, rayap dan

serangga lain

Berdasarkan SNI 03-3527-1994

Pasal 5.5 Ukuran toleransi kayu bangunan

 5.5.1 Ukuran lebar dan tebal nominal kayu bangunan untuk semua jenispemakaian harus sesuai table

 5.5.2 Ukuran lebar tebal nominal kayu bangunan untuk penggunaan padabangunan rumah dan gedung harus sesuai tabel 7.

 5.5.3 Ukuran panjang nominal kayu bangunan adalah:

- 100 cm - 150cm - 200 cm - 250 cm - 300 cm - 350 cm

- 400 cm - 450 cm - 500 cm - 550 cm - 600 cm

 5.6 Keawetan kayu, Secara alami kayu mempunyai keawetan tersendiri yang berbeda menurut jenisnya. Pedoman untuk menentukan kelas keawetan kayu dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 6:


(22)

(23)

Tabel 7

Ukuran lebar dan tebal nominal kayu bangunan Untuk penggunaan pada bangunan rumah dan gedung


(24)

Tabel 8

Kelas keawetan kayu

 Baca dan pahami isi dari pasal-pasal yang tercantum dalam pasal-pasal 03-3527-1994 di atas, bila ada hal-hal yang belum kamu mengerti diskusikan dengan temanmu, dan tanyakan pada gurumu hal yang belum kamu membuat bingung.

 Coba analisa pohon apa saja disekitarmu, yang termasuk kayu awet, apa nama pohon tersebut.

 Komunikasikan pada temanmu, hasil pengamatanmu tentang kayu awet yang kamu ketahui, yang ada di sekitarmu.

4. Sifat Mekanik Kayu

Dalam menggunakan kayu sebagai bahan bangunan, seperti tiang, balok induk, kuda-kuda, gording dan bahan konstruksi lain perlu adanya perhitungan matematis yang berhubungan dengan kekuatan konstruksi. Perhitungan


(25)

mekanika tersebut dikenal istilah tegangan dan regangan, tegangan adalah perhitungan distribusi gaya per unit luas, sedangkan renggangan perhitungan perubahan panjang per unit panjang bahan. Kemudian kekuatan lentur atau Modulus of Elasticity (MoE) adalah suatu nilai yang konstan dan merupakan perbandingan antara tegangan dan regangan dibawah batas proporsi, dan menurut kollman dan Cote (1968) kekuatan lentur patah atau Modulus of Rupture (MoE) merupakan sifat mekanis kayu yang berhubungan dengan kekuatan kayu yaitu ukuran kemampuan kayu untuk menahan beban atau gaya luar yang bekerja padanya dan cenderung merubah bentuk dan ukuran kayu.


(26)

Kekuatan tekan atau keteguhan tekan (Compression stregth) suatu jenis kayu adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan jika kayu itu dipergunakan untuk tujuan tertentu. Dalam hal ini dibadakan dua macam tekan, yaitu tekan tegak lurus arah serat dan yekan sejajar arah serat.Keteguhan tekan tegak lurus serat menentukan ketahanan kayu terhadap beban.Keteguhan ini mempunyai hubungan juga dengan kekerasan kayu dan keteguhan geser.Keteguhan tekan tegak lurus arah serat pada semua kayu lebih kecil dibandingkan keteguhan sejajar arah serat.

Kekuatan tarik (Tension Strength) kayu, adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu, dikenal dua macam kekuatan tarik yaitu, kekuatan tarik sejajar arah serat dan kekuatan tarik tegak lurus arah serat. Dalam perhitungan mekanika kekuatan tarik terbesar pada kayu ialah kekuatan tarik sejajar arah serat. Kekuatan tarik tegak lurus arah serat lebih kecil daripada kekuatan tarik sejajar arah serat.


(27)

Gambar 1-5 : Gaya-gaya Tekan, Tarik dan Lengkung pada Serat Kayu Kemudian dalam ilmu konstruksi kayu, dikenal juga istilah keteguhan geser, yaitu ukuran kekuatan kayu dalam hal kemampuannya menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser kebagian lain di dekatnya. Dalam hubungan ini dibedakan tiga macam keteguhan yaitu, keteguhan geser sejajar arah serat, keteguhan geser tegak lurus serat, dan keteguhan geser miring. Keteguhan geser tegak lurus arah serat jauh lebih besar dari pada keteguhan geser sejajar arah serat.

Keteguhan lengkung (lentur), adalah kekuatan untuk menahan gaya-gaya yang berusaha melengkungkan kayu atau untuk menahan beban mati maupun hidup selain beban pukulan. Terdapat dua macam keteguhan yaitu; Keteguhan lengkung statik, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara perlahan-lahan, dan keteguhan lengkung pukul, yaitu kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya secara mendadak.Kekakuan tahan, adalah kemampuan kayu untuk menahan perubahan bentuk atau lengkungan.Keuletan adalah kemampuan kayu untuk


(28)

menyerap sejumlah tenaga yang relatif besar atau tahan terhadap kejutan-kejutan atau tegangan-tegangan yang berulang-ulang yang melampaui batas proporsional serta mengakibatkan perubahan bentuk yang permanen dan kerusakan sebagian. Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi), bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan kayu.

Kayu adalah salah satu bahan bangunan yang sudah lama dikenal oleh masyarakat dan merupakan bahan yang sangat sering dipergunakan, termasuk sebagai bahan konstruksi bangunan, yang berfungsi sebagai struktur dan non struktur bangunan. Pengertian Kayu,menurutSNI 03-3527-1994, dijelaskan Definisi;Kayu bangunan adalah kayu yang diperoleh dengan jalan mengkonversikan kayu bulat menjadi kayu berbentuk balok, papan ataupun bentuk-bentuk lain sesuai dengan tujuan penggunaannya.Kayu merupakan satu bahan yang bersifat higroskopik yaitu dapat kehilangan atau bertambah kelembabannya akibat perubahan kelembaman dan suhu udara di sekitarnya, Sifat kayu yang tidak terlepas dari sifat pohon, dapat dilihat dari karakteristik pohon yang dijadikan kayu sebagai bahan konstruksi (struktural dan non struktural).

Kayu sebagai bahan yang bersumber dari kekayaan alam, mudah diperoleh di mana mana, dan disebut juga sebagai sumber kekayaan alam yang dapat diperbaharui, atau diadakan lagi (renewable resoucces). Sifat kayu mudah dikerjakan dapat dibentuk dan diproses dengan alat sederhana, menjadi berbagai bentuk yang di inginkan.Salah satu sifat khusus kayu adalahmemiliki nilai estetika yang tinggi; terutama dari teksturnya, demikian juga perpaduan antara tekstur serta warna kayu menghasilkan corak yang indah dan tidak ditemui pada bahan lain.


(29)

Pemeriksaan kayu secara kasat mata dapat dilakukan, untuk mendapatkan kualitas bahan kayu yang baik.Kualitas bahan kayu dapat kita kenali dari mulai cacat pohon, maupun cacat dari hasil gergajian.Sering kita jumpai cacat produk kayu gergajian baik yang disebabkan kesalahan akibat olah dari produk kayu, cacat karena kayu busuk, karena jamur dan kandungan air yang berlebihan, lapuk karena serangan hama. pemeriksaan kayu dapat di lihat dari kondisi fisik, bagaimana kondisinya lurus, bengkok, cacat, dan bagaimana warna maupun penampilan fisik, dari ukuran yaitu panjang, lebar, tebal dan kelurusan.

Pada penggunaan kayu sebagai bahan struktur, dikenal beberapa istilah, seperti kekuatan, kekuatan dan keawetankayu. Kekerasan adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya yang membuat takik atau lekukan atau kikisan (abrasi), bersama-sama dengan keuletan, kekerasan merupakan suatu ukuran tentang ketahanan kayu.Kekuatan tekan atau keteguhan tekan (Compression stregth) suatu jenis kayu adalah kekuatan kayu untuk menahan muatan jika kayu itu dipergunakan untuk tujuan tertentu. Kekuatan tarik (Tension Strength) kayu, adalah kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik kayu, dikenal dua macam kekuatan tarik yaitu, kekuatan tarik sejajar arah serat dan kekuatan tarik tegak lurus arah serat.Kemudian dalam ilmu konstruksi kayu, dikenal jugaistilah keteguhan geser, yaitu ukuran kekuatan kayu dalam hal kemampuannya menahan gaya-gaya yang membuat suatu bagian kayu tersebut bergeser kebagian lain di dekatnya.


(30)

C.

Kayu Hasil Olahan

Pohon merupakan penghasil kayu, dari bahan kayu tersebut dapat diolah lagi menjadi produk lain.Di Indonesia kayu dikenal dalam berbagai bentuk, ada kayu balok utuh, papan, balok maupun dalam bentuk kayu olahan, dengan ukuran tebal, lebar dan panjang yang bervariasi. Perkembangan teknologi yang semakin canggih sekarang ini memberikan peluang untuk memproduksi berbahan dasar kayu yang lebih variatif, baik itu ombinasi dengan bahan lain maupun teknologi finishing yang ebih kreaif lagi. Dengan teknologi maju sekarang, kayu olahan sudah dibuat dengan finishing yang sesuai dengan permintaan pasar, selain produk kayu olaha di atas, produkolahan yang berasal dari kayu, seperti mainan anak-anak, benda-benda furniture, peralatan sekolah, dan lain-lain. Sekarang ini banyak perusahaan industri produk kayu yang yang memproduksi bahan bangunan dengan kombinasi bahan kayu dengan bahan lain, sehingga menghasilkan karya yang inovatif yang memeiliki corak dan warna yang menarik. Berikut adalah produk kayu olahan yang terbuat dari kayu, antara lain:

1) Kayu Lapis / Plywood 2) Kayu Gergajian/Sawntimber 3) Kayu Serpih/Chip

4) Kayu Bentukan/Moulding 5) Veneer

6) Blockboard 7) Furniture 8) Kertas 9) Pulp

10) Komponen bangunan / kayu bangunan 11) Papan Partikel/Particle Board

12) Papan Serat 13) Papan Semen

Kayu hasil olahan dari limbah bangunan, yaitu kayu sisa bangunan dengan keuletan dan kemauan sekarang ini jug dapat diolah menjadi berbagai bahan yang bermanfaat. Kayu bekas bangunan yang sudah tidak terpakai dapat


(31)

berubah menjadi suatu hasil karya yang unik dan menarik serta memiliki nilai jual tinggi.Limbah bangunan dari kayu, dapat diciptakan menjadi sebuah kerajinan tangan yang menarik dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Perabot dan beberapa furniture di dalam rumah menggunakan bahan kayu hasil olahan, perabot seperti meja, almari, bed, backdrop, tv cabinet, dan lain-lain saat ini banyak dibuat dari produk kayu lapis. Kayu lapis, seperti namanya, terbuat dari beberapa lapisan lembaran kayu yang direkatkan, yang diolah dari berbagai jenis kayu. Hasil kayu olahan tersebut dapat berupa partikel atau serbuk kayu maupun serat kayu seperti partikelboard, dapat pula berbentuk lapisan-lapisan kayu seperti plywood/multipleks, dan pengolahan dengan proses kimiawi seperti MDF (Medium Density Fiberboard). Proses pembuatan dari pohon menjadi kayu olahan terbilang sangat efisien dengan memanfaatkan hampir seluruh bagian dari pohon menjadi kayu olahan .Segala bagian dari pohon seperti kulit kayu, sisa potongan serbuk kayu, batang, ranting dsb dapat di proses menjadi kayu.

Penggunaan bahan kayu lapis memang lebih murah dibandingkan dengan kayu solid, dimana semakin hari stok kayu solid semakin sedikit yang mengakibatkan harga yang melambung tinggi. Pembuatan kayu dalam ukuran lebar yang besar, tentu membutuhkan batang pohon yang besar, ini membuat harga kayu akan menjadi tinggi. Berbeda dengan material kayu olahan, yang lebih murah dan ekonomis sebagai bahan alternatif pembuatan furniture untuk interior rumah seperti wardrobe, kitchen set dan sebaginya.Namu demikian kayu olahan memiliki kekuatan lebih rendah dibandingkan kayu solid, karena dibuat menggunakan teknik perekatan mekanik dan kimiawi. Sekarang ini kayu olahan semakin banyak dipakai sebagai alternatif pembuatan bahan bangunan, furniture, dan bahan seni, kayu olahan jenis multipleks yang baik dapat bertahan lebih dari 10 tahun, tergantung dari kondisi ruangan dan cuaca

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari penggunaan kayu lapis jika dibandingkan dengan penggunaan kayu lain adalah: a) Susut pada arah memanjang dan melebar jauh lebih kecil, sehingga merupakan bahan yang memiliki stabilitas dimensi yang lebih baik, b) Memungkinkan penggunaaan lembaran-lembaran papan yang lebih besar, c) Memungkinkan penggunaan


(32)

lembaran-lembaran papan berbentuk kurva, d) Ringannya kayu lapis hingga memudahkan perlakuan kayu lapis pada pembuatan-pembuatan bentuk tertentu, dan e) Memungkinkan mendapat efek nilai dekoratif yang lebih luas

1) Multipleks

Ketebalan kayu lapis bervariasi, mulai dari 3mm, 4mm, 9mm, dan 18mm dengan ukuran penampang standart yaitu 120cm x 240cm. Kayu lapis bisa

Multipleks, adalah produk kayu hasil olahan yang terbentuk dari beberapa lapisan lembaran kayu, lembaran-lembaran tersebut direkatkan dengan tekanan tinggi dan menggunakan perekat khusus.Kayu lapis yang terdiri dari lebih dari tiga lembar lapisan dipasaran disebut dengan sebutan multipleks, sedangkan kayu lapis yang terdiri dari tiga lembar kayu disebut namanya tripleks.

Amati meja, kursi, lemari, papan tulis, dan lain lain, yang ada di sekitar mu.

Dari bahan apakah peralatan/perabot tersebut di buat ? Perhatikan juga plafon di ruang kelas, atau barangkali di sekitar sekolahmu, dari bahan apakah palfon itu dibuat ? Sekarang !

Jelaskan apa saja kayu olahan yang kamu ketahui,

dan dibuat untuk apa kayu olah itu dipergunakan,

berikan contoh !dengan temanmu ap

Amati meja, kursi, lemari, papan tulis, dan lain lain, yang ada di sekitar mu.

Dari bahan apakah peralatan/perabot tersebut di buat ? Perhatikan juga plafon di ruang kelas, atau barangkali di sekitar sekolahmu, dari bahan apakah palfon itu dibuat ? Sekarang !

Jelaskan apa saja kayu olahan yang kamu ketahui,

dan dibuat untuk apa kayu olah itu dipergunakan,

berikan contoh !dengan temanmu ap


(33)

digunakan sebagai material untuk perabot, furniture, seperti kitchen set, tempat tidur, lemari, atau meja.

2) MDF (Medium Density Fiberboard)

Finishing kayu MDF bisa dilakukan dengan lapisan irisan kayu tipis ( veneer ), pelapis kertas (tacon, supercon,dll ), melamik ataupun duco. Keunggulan dari MDF adalah permukaannya yang halus dan tidak berpori membuat proses finishing jauh lebih praktis dibandingkan proses finishing pada jenis kayu lainnya, kelebihan lainnya adalah, MDF dapat dilengkungkan, karena serbuk kayunya lebih lembut daripada partikel.namun ada juga kelemahannya yaitu harga yang relatif lebih mahal.

3) Blockboard

Kayu MDF merupakan material kayu olahan yang tidak tahan terhadap air dan kelembapan, bahan ini terbuat dari campuran bubur kayu dengan bahan kimia tertentu, cara pembuatannya mirip dengan kayu partikel. Untuk daerah-daerah yang memiliki kelembapan tinggi, sebaiknya tidak menggunakan kayu MDF.

Blockboard, adalah istilah yang dipakai untuk bahan berupa lembaran seperti papan kayu.Yang dibuat dari balok-balok kayu berukuran 4cm-5cm dipadatkan menggunakan mesin, setelah itu diberi pelapis, sehingga hasil akhirnya berupa lembaran seperti papan kayu.


(34)

Blockboard memiliki dua pilihan ketebalan, 15mm dan 18mm, harganya pun cenderung lebih murah dibandingkan kayu solid.Board yang sering digunakan di industri mebel di indonesia yaitu teak-block, yang sesungguhnya adalah multipleks di mana lapisan terluarnya adalah kayu jati, namun di bagian dalam adalah kayu luna, ini akan menambah nilai kayu tersebut, karena pola kayu yang di-jual. adalah kayu jati.Teknologi yang ada saat ini, telah memungkinkan lapisan kayu untuk direkatkan pada bahan yang ringan, seperti aluminium dan juga PVC sehingga penampilannya tetap kayu, tetapi ringan. Demikian juga untuk menambah kekuatan aggregate, antara lain memasukkan bahan kimia tambahan ke dalam campuran aggregate, dengan demikian bahan tsb akan mampu tahan air sehingga bisa dipakai di luar ruangan.

Ukuran blockboard bermacam macam, dipasaran dapat dijumpai seperti ukuran tebal 0,9 – 1,8 cm, dan panjang-lebar; 122 x 244 cm. Terdiri dari satu lapis lembaran kayu yang dilapis 2 lembar kayu yang lebih tipis. Umumnya lapisan luar blockboard mempunyai tebal antara 0,5-2mm. Lapisan blockboard mempunyai serat yang bermacam-macam, mulai dari serat kayu biasa (umum dikenal dengan tripleks), serat jati (bermacam bentuk serat juga), berlapis melaminto (lapisan putih licin yang biasa digunakan untuk papan tulis yang memakai alat spidol), dan serat-serat lain dengan berbagai corak/motif. Bagian tengah blockboard yang mempunyai dimensi paling besar biasanya menggunakan kayu akasia dan meranti, karena bentuknya yang solid, bahan blockboard tidak bisa dilengkungkan.

4) Partikel Board

Partikel board, merupakan serbuk-serbuk kayu kasar yang dicampur dengan bahan kimia khusus, campuran tersebut kemudian disatukan dengan lem dan dikeringkan dengan suhu tinggi kemudia di press sehingga berbentuk lembaran.


(35)

Furniture berbahan partikel biasanya menggunakan lapisan tempel; seperti HPL, Decosit, Takonsit, dsb.Saat ini penggunaan bahan partikel sangat banyak, biasanya digunakan untuk furnitur-furniture siap rangkai yang tersebar pada toko-toko meubel.Beda dengan blockboard dan multipleks, bahan partikel tidak bisa menggunakan finishing semprot (melamin dan duco), secara kualitas/kekuatan pun jauh dibawah blockboard dan multipleks, kepadatan partikel berkisar 160-450 kg/m3.

5) Teakwood

Fungsi dari teakwood adalah memberikan corak pada blockboard atau multipleks, dan corak teakwood bermacam-macam, dan biasanya teakwood dilapiskan pada blockboard yang akan menggunakan finishing melamin, sehingga serat kayu jatinya kelihatan.

6) Melaminto

Jika anda pernah melihat papan tulis berwarna putih, dengan alat tulis spidol, maka itulah melaminto. Melaminto, dengan permukaan yang halus dan licin biasanya juga digunakan untuk lapisan blockboard atau multipleks yang akandifinishing duco. Permukaan melaminto yang sudah halus memudahkan dalam proses finishing. Jika tidak menggunakan melaminto (misal tanpa lapisan atau menggunakan teakwood) maka proses menjadi lama, karena harus mendempul dan mengamplas beberapa kali yang memakan waktu. Dengan menggunakan melaminto, tahap pendempulan dan pengamplasan bisa sangat tereduksi waktunya.

Teakwood, adalah lembaran berupa corak kayu jati, dimensi panjang, lebar dan tebal seperti multiplek dan blockboard, teakwood biasanya untuk melapisi kedua bahan tersebut.


(36)

1. Pemeriksaan Kayu Olahan

Untuk mendapatkan kualitas kayu hasil olahan yang baik, berbagai cara pemeriksaan dapat dilakukan; mulai dari pengiriman, pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik, dan sampai pada penyimpanan, agar kayu tetap dalam kondisi baik. Kayu olah umumnya menggunakan perekat lem, sebaiknya perhatikan lembar demi lembar kayu olahan, terjamin tidak terkelupas lemnya. Pemeriksaan secara visual (tanpa alat) kayu hasil olahan secara kasat mata dapat dilihat, dari mulai cacat dari pabrik, Cacat karena pengerjaan mesin (machine defect) cacat dalam proses transportasi, cacat karena jamur atau terendam air, kesemua itu akan menjadikan mutu kayu olahan menjadi berkurang. Proses transportasi dan penyimpanan yang kurang baik, akan menjadikan kayu hasil olahan melengkung, hal tersebut perlu diperhatikan juga dalam pemeriksaan. Oleh karena itu, proses penyimpanan atau mobilisasi kayu tidak menutup kemungkinan kayu akan melengkung. Demikian juga karena arah serat kayu, penyusutan bisa membuat kayu berubah bentuk.Pemeriksaan kayu hasil olahan, selain melihat faktor fisik, baik itu warna, kehalusan pabrikan, kelurusan, dan tidak cacat, selain itu untuk pemeriksaan panjang, lebar, dan tebal dapat menggunakan meteran untuk pemeriksaan ukuran.

Kualitas kayu hasil olahan dapat dilihat pada permukaan luarnya, hal ini dikarenakan lapisan luar berhubungan dengan keadaan lapisan muka dan lapisan belakang dalam hal cacat alami dan cacat teknis. Cacat alami terjadi atau terdapat pada kayu lapis yang disebabkan oleh faktor alami, cacat teknis, terjadi atau terdapat pada kayu lapis yang disebabkan oleh faktor teknis atau proses pengolahan. pemeriksaan mutu lapisan luar dilakukan secara visual dan untuk mengetahui ukuran cacat digunakan meteran untuk setiap mutu ada kriteria mengenai cacat alami dan kerusakan/cacat teknis, baik kualitatif maupun kuantitatif. Pemeriksaan cacat kayu olahan yang bersifat kualitatif adalah cacat yang tidak bisa dinyatakan dengan angka, dan cacat yang bersifat kuantitatif adalah cacat yang kriterianya dapat dinyatakan dengan angka. Pemeriksaan berbagai macam cacat alami dan kerusakan/cacat teknis pada setiap standar tidak selalu sama, namun ada


(37)

persamaan dalam hal cacat yang penting seperti mata kayu, lubang gerek, perubahan warna, sisipan, tambalan dan permukaan kasar.

Tugas !

Buatlah rangkuman tentang kayu olahan,

Komunikasikan kepada temanmu hasil rangkumanmu

tersebut, dan bandingkan kepada temanmu intisari dari

rangkuman tersebut ?

Tulis dan Kerjakan tugas berikut tentang kayu:

Sebutkan masing-masing 4 kayu yang termasuk

dalam kategori kayu structural dan kayu non

structural, yang ada di daerah mu

Sebutkan masing-masing 4 kayu yang termasuk

dalam kategori kayu kelas awet-1 dan kelas awet

-4 yang ada di daerah mu.

Jelaskan apa itu kayu olahan, beri 4-contoh yang

kamu kenal, dan bagaimana cara membuatnya,

buatkan penjelasanmu dalam bentuk laporan hasil

penyelidikanmu ?

Tugas !

Buatlah rangkuman tentang kayu olahan,

Komunikasikan kepada temanmu hasil rangkumanmu

tersebut, dan bandingkan kepada temanmu intisari dari

rangkuman tersebut ?

Tulis dan Kerjakan tugas berikut tentang kayu:

Sebutkan masing-masing 4 kayu yang termasuk

dalam kategori kayu structural dan kayu non

structural, yang ada di daerah mu

Sebutkan masing-masing 4 kayu yang termasuk

dalam kategori kayu kelas awet-1 dan kelas awet

-4 yang ada di daerah mu.

Jelaskan apa itu kayu olahan, beri 4-contoh yang

kamu kenal, dan bagaimana cara membuatnya,

buatkan penjelasanmu dalam bentuk laporan hasil

penyelidikanmu ?


(38)

GLOSSARY

Adukan adalah suatu campuran dari bahan pengikat dan bahan pengisi serta air sampai konsisten tertentu. Bahan pengikat yang biasa dipakai adalah semen dan kapur, sedangkan bahan pengisi adalah pasir atau tras.

Agregat, adalah sekumpulan butir- butir batu pecah, kerikil, pasir, ataumineral lainnya baik berupa hasil alam maupun buatan (SNI No: 1737-1989-F)

Bekisting; Berasal dari bahasa Belanda, yaitu bekistingen, memiliki arti cetakan. Sementara itu, secara umum bekisting memiliki definisi sebagai cetakan sementara yang dibuat untuk menahan beton selama beton dituang atau di bentuk

Beton adalah campuran bahan bangunan yang terdiri dari agregat mineral kerikil, pasir, semen dan air.

fc’: adalah kuat tekan beton yang disyaratkan (dalam Mpa), didapat berdasarkan pada hasil pengujian benda uji silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm

“K”, Adalah simbol yang digunakan untuk mutu beton, atau menyatakan karakteristik kuat tekan beton beton kg/cm2 dengan benda uji kubus sisi 15 cm, seperti K175, K225, dll.

PC: Adalah singkatan Portland Cement, yaitu semen semen hidrolisis yang dihasilkan dengan cara menggiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa kristal senyawa kalsium sulfat dan ditambah dengan bahan tambahan mineral lain. (SNI nomor 15-2049-2004).

Vibrator, Alat penggetar dalam pekerjaan pengecoran beton

Scaffolding adalah suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia dan material dalam konstruksi dalam


(39)

A. Pendahuluan

Beton adalah campuran bahan bangunan yang terdiri dari agregat mineral kerikil, pasir, semen dan air. Bahan bangunan beton akan mengering setelah pencampuran, dan menjadi padat karena air menguap, semen berhidrasi, mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti-batu. Beton digunakan untuk membuat struktur bangunan, fondasi, jalan dan jembatan. Di dalam beton, agregat merupakan bahan pengisi yang netral. Dilihat dari asal bahan, agregat terdiri dari dua macam, yaitu agregat batuan alam dan agregat buatan, untuk agregat batuan alam, berdasarkan ukurannya terbagi 2 macam,yaitu agregat halus (pasir) dan agregat kasar (kerikil atau kricak/batu pecah).

Pekerjaan adukan beton dapat dikerjakan dengan mengatur gradasi dari agregat, gradasi agregat yang baik akan menghasilkan beton dengan kualiatas baik. Susunan beton yang baik akan menghasilkan kualitas beton yang baik. Oleh karenanya mutunya akan banyak tergantung kondisi material pembentuk ataupun pada proses pembuatannya, untuk itu kualitas bahan dan proses pelaksanaannya harus dikendalikan agar dicapai hasil yang optimal.


(40)

Dalam konstruksi beton dikenal istilah mutu dengan symbol “K”, dimana K -XXX menyatakan karakteristik dari kuat tekan beton yang digunakan. Karakteristik beton beda-beda, tergantung perbandingan campurannya, seperti ; K - 150 artinya kuat tekan betonnya 150 kg / cm2 dan K- 300 artinya kuat tekan betonnya 300 kg / cm2 , dan seterusnya. Beton mutu K - 150 juga kira-kira setara dengan mutu beton fc' 15 MPa atau kuat tekan 15 MPa / m2, untuk mendapat kuat tekan beton ini, tergantung campurannnya terutama semen dan air, misalnya untuk membuat beton dengan mutu K - 225, kira-kira butuh perbandingan campuran antara semen : pasir : agregat kasar : dan air sebesar 1 : 2 : 3 : 0.5

B. Campuran Beton

1. Batu Beton

Bahan beton berupa agregat kasar, yaitu batu beton atau kerikil atau batu pecah, sebagai bahan agregat kasar, terdiri dari batuan alam utuh, dan batuan alam yang dipecah. Kerikil (gravel) adalah bebatuan kecil dan biasanya diambil dari sungai, dan ada pula batu granit yang dipecahkan. Ukuran kerikil

Pemahaman !

Dapatkah kamu mengenal pasir dan kerikil (spilt) yang biasa digunakan tukang bangunan ?, coba jelaskan pemahamanmu tentang jenis pasir itu !

Paham kah kamu bentuk dan warna pasir berbeda-beda, dan taukah kamu bahan pasir diambil dari mana ?

Pemahaman !

Dapatkah kamu mengenal pasir dan kerikil (spilt) yang biasa digunakan tukang bangunan ?, coba jelaskan pemahamanmu tentang jenis pasir itu !

Paham kah kamu bentuk dan warna pasir berbeda-beda, dan taukah kamu bahan pasir diambil dari mana ?


(41)

yang selalu digunakan ialah antara 2 mm dan 75 mm. Selan utnuk bahan beton, kerikil sering digunakan dalam pembangunan badan jalan, dan sebagai batu campuran untuk sirtu. Batu kerikil, dapat dibedakan atas; kerikil galian, kerikil sungai dan kerikil pantai.Kerikil galian biasanya

mengandung zat-zat seperti tanah liat, debu, pasir danzat-zat organik.Kerikil sungai dan kerikil pantai biasanya bebas dari zatzatyang tercampur, permukaannya licin dan bentuknya lebih bulat, kerikil alam yang kasar akanmenjamin pengikatan adukan lebih baik. Terdapat beberapa jenis batu kerikil yang sudah dikenali, yakni:

 Kerikil tepi  Kerikil pantai  Cadas teluk  Cadas tumbukan  Kerikil tumbukan  Kerikil murni  Kerikil sisa  Kerikil Piemonte  Kerikil gunung  Kerikil sungai

Batu pecah atau disebut juga kricak(Split Stone / Batu Split/ Batu Pecah), adalah agregat kasar yang diperoleh dari batu alamyang dipecah, berukuran 5-70 mm. Proses panggilingan biasanyadilakukan dengan mesin pemecah batu (crusher).Batu beton atau split untuk betonmempunyai bentuk bervariasi sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dalam membuat sebuah konstruksi bangunan. Istilah bentuk atau tipe batu split untukb Beton disebutkan sesuai ukurannya di pasaran ada 1-2, 2-3, dan 3-4 dalam ukuran centi meter. Sebagai contoh jika kita akan mengerjakan konstruksi bangunan sebuah tiang atau kolom cor beton dengan ukuran 20 cm x 30 cm atau 30 cm x 30 cm kita bisa menggunakan batu split ukuran terbesar yaitu tipe 3-4, tetapi jika kita akan mengerjakan pengecoran kolom praktis yang hanya berukuran 10 cm x 10 cm maka sebaiknya kita menggunakan ukuran yang paling kecil yaitu tipe 1-2.


(42)

Menurut ukurannya, batu beton jenis spilt/kricak dapat dibedakan atas; a. Ukuran butir : 5 - 1 0 mm disebut spilt/kricak halus,

b. Ukuran butir : 10-20 mm disebut spilt/kricak sedang, c. Ukuran butir : 20-40 mm disebut spilt/kricak kasar, d. Ukuran butir : 40-70 mm disebut spilt/kricak kasar sekali.

Gambar 2-1 : Batu Beton (Kerikil/Spilt)

Pada umumnya yang dimaksud dengan agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm, sebagai bahan adukan beton, maka agregat kasar harus diperiksa baik secar visual dan bila perlu menggunakan laboratorium pengujian, untuk mutu beton khusus. Bahan betin agregat kasar harus terdiri dari butir keras dan tidak berpori, agregat kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapatdipakai, apabila jumlah butir-butir-butir-butir pipih tersebut tidak melebihi 20%dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifatkekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruhcuaca.Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%, ditentukan terhadap berat kering, dan juga tidak boleh mengandung zat-zat yang dapatmerusak beton.


(43)

2. Pasir

Pasir adalah agregat halus bahan beton, agregat halus adalah butiran halus yang memiliki kehalusan 2mm – 5mm, dan menurut SNI 02-6820-2002 , agregat halus adalah agregat dengan besar butir maksimum 4,75 mm, agregat halus merupakan agregat yang besarnya tidak lebih dari 5 mm, sehingga pasir dapat berupa pasir alam atau berupa pasir dari pemecahan batu yang dihasilkan oleh pemecah batu. Sementara itu, menurut SNI 1737-1989-F , agregat adalah sekumpulan butir-butir batu pecah, kerikil, pasir,atau mineral lainnya baik berupa hasil alam maupun hasil buatan. Pasir adalah bahan batuan halus, terdiri dari butiran dengan ukuran 0,14-5 mm, didapat dari basil desintegrasi batuan alam (natural sand)atau dengan memecah (artificial sand). Sebagai bahan adukan, baik untuk spesi maupun beton, maka agregat halus harus diperiksa secara lapangan.

Persyaratan agregat halus secara umum menurut SNI 03-6821-2002 adalah sebagai berikut:

a) Agregat halus terdiri dari butir-butir tajam dan keras.

b) Butir-butir halus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. Sifat kekal agregat halus dapat di uji dengan larutan jenuh garam. Jika dipakai natrium sulfat maksimum bagian yang hancur adalah 10% berat. Sedangkan jika dipakai magnesium sulfat c) Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% (terhadap

berat kering), jika kadar lumpur melampaui 5% maka pasir harus di cuci

Gradasi agregat adalah distribusi ukuran butiran dari agregat. Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran yang sama (seragam) volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butir-butirnya bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena butiran yang kecil mengisi pori diantara butiran yang besar, sehingga pori-porinya sedikit, dengan kata lain kemampatannya tinggi. Pada agregat untuk pembuatan beton diinginkan suatu butiran yang berkemampatan tinggi, karena volume pornya sedikit maka bahan pengiat yang dibutuhkan juga sedikit. Menurut SK SNI T-15-1990-03 , kekasaran pasir dapat dibedakan menjadi empat kelompok menurut gradasinya, yaitu :


(44)

1) Pasir Kasar 2) Pasir Agak Kasar 3) Pasir Agak Halus 4) Pasir Halus

Pemeriksaan pasir, sebagai bahan bangunan, yaitu dengan cara penggenggaman, dilakukan denngan mengambil pasir dengan kelembaban agak tinggi atau dalam kondisi agak basah (tapi jangan terlalu basah), lalu digenggam kuat-kuat dan dilepas. Jika tetap menggumpal maka kadar lumpur cukup tinggi, kandungan lumpur juga dapat terlihat di telapak tangan. Kemudian dengan cara penenggelaman pasir dilakukan dengan menggenggam pasir lalu memasukkan tangan ke dalam air jernih, lalu dibuka dan digerak-gerakkan perlahan, dan akan terlihat partikel lumpur yang terpisah dari pasir. Jika terdapat partikel yang mengambang atau mengapung, maka perlu dicurigai kandungan organik yang cukup tinggi pada pasir. Berikut ini dapat dilakukan pemeriksaan lapangan dengan cara sederhana.

Pemeriksaan kandungan bahan organik agregat halus (pasir) di lapangan;

a) Masukkan pasir dalam gelas atau botol bening

b) Campurkan larutan soda api 3%

c) Aduk atau kocok, lalu diamkan 24 jam

jika larutan menjadi berwarna coklat tua, mengindikasikan kandungan organik dalam agregat cukup tinggi, Indikasi kandungan organik juga dapat terlihat jika pasir ditenggelamkan dalam air jernih, yaitu apabila terlihat partikel mengambang

Pemeriksaan kandungan lumpur agregat halus (pasir) di lapangan ada beberapa cara, yaitu;

a) Peremasan atau penggosokan (tidak terukur) b) Penggenggaman (tidak terukur)

c) Penenggelaman pasir di air jernih (tidak terukur) d) Pengocokan (terukur)

Tiga pemeriksaan sederhana pertama merupakanpemeriksaan tidak terukur, yang hanya dilakukan untuk pemeriksaan cepat ketika menerima material atau melakukan inspeksi cepat. Cara peremasan atau penggosokan dilakukan


(45)

dengan satu tangan atau digosok di antara dua telapak tangan, lalu dilihat partikel yang menempel di telapak tangan, menunjukkan perkiraan kadar lumpur yang terkandung dalam pasir.

3. Semen (Portland Cement/PC)

Semen adalah zat yang digunakan untuk merekat batu, bata, batako, maupun bahan bangunan lainnya. Sedangkan kata semen sendiri berasal dari bahasa latin caementum , yang artinya "memotong menjadi bagian-bagian kecil tak beraturan". Sejarah menceritakan bahwa fungsi semen sejak zaman dahulu, pertama kali ditemukan di zaman Kerajaan Romawi, tepatnya di Pozzuoli, dekat teluk Napoli, Italia. Bubuk itu lantas dinamai pozzuolana. Semen, sebelum mencapai bentuk seperti sekarang, perekat dan penguat bangunan ini awalnya merupakan hasil percampuran batu kapur dan abu vulkanis.Sejarah menjelaskan dalam perkembangan peradaban manusia khususnya dalam hal bangunan, tentu kerap mendengar cerita tentang kemampuan nenek moyang merekatkan batu-batu raksasa hanya dengan mengandalkan zat putih telur, ketan atau lainnya.

Semen Portland (sering disebut sebagai OPC, dari Ordinary Portland Cement) adalah jenis yang paling umum dari semen dalam penggunaan umum di seluruhdunia karena merupakan bahan dasar beton, plesteran semen, dan sebagian besarnon-nat khusus. Ini adalah bubuk halus yang diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland (lebih dari 90%), jumlah terbatas kalsium sulfat (yang mengontrol waktu yang ditetapkan) dan sampai 5% bagian kecil sebagaimana diizinkan oleh berbagai standar. Sejarah Semen Portland dikembangkan dari semen alami yangterbuat di Inggris pada awal abad kesembilan belas, dan namanya berasal darikemiripannya dengan batu Portland, jenis bangunan batu yang digali di Isle of Portland di Dorset, Inggris.

Penggunaan yang paling umum untuk semen Portland adalah dalam produksi beton, adalah material komposit yang terdiri dari agregat kerikil, pasir, semen, dan air. Sebagai bahan konstruksi, beton dapat dicetak dalam hampir semua bentuk yang diinginkan, dan sekali mengeras, dapat menjadi elemen struktur.


(46)

Penggunaan Semen Portland (PC) juga digunakan dalam mortar, yaitu campuran pasir denga air saja. Adonan campuran semen dengan air dicampur dalam beberapa jam dapat mengeras, dan semakin lama akan semakin sempurna kekerasannya. Pada prinsipnya, kekuatan beton akan terus meningkat perlahan-lahan selama air tersedia untuk hidrasi lanjutan, beton biasanya kering setelah normalnya 21 hari, dan lama kelamaan akan mencapai titik kekerasan maksimal.

Semen portland diklasifikasikan dalam lima tipe yaitu :

1) Tipe I (Ordinary Portland Cement); Semen Portland untuk penggunaan umum yang tidak memerlukan persyaratn khusus seperti yang dipersyaratkan pada tipe-tipe lain.Tipe semen ini paling banyak diproduksi dan banyak dipasaran

2) Tipe II (Moderate sulfat resistance); Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat atau panas hidrasi sedang. Tipe II ini mempunyai panas hidrasi yang lebih rendah dibanding semen Portland Tipe I. Pada daerah–daerah tertentu dimana suhu agak tinggi, maka untuk mengurangi penggunaan air selama pengeringan agar tidak terjadiSrinkege (penyusutan) yang besar perlu ditambahkan sifat moderat “Heat of hydration”. Semen Portland tipe II ini disarankan untuk dipakai pada bangunan seperti bendungan, dermaga dan landasan berat yang ditandai adanya kolom-kolom dan dimana proses hidrasi rendah juga merupakan pertimbangan utama

3) Tipe III (High Early Strength); Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan yang tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi.Semen tipe III ini dibuat dengan kehalusan yang tinggi blaine biasa mencapai 5000 cm2/gr dengan nilai C3S nya juga tinggi. Beton yang dibuat dengan menggunakan semen Portland tipe III ini dalam waktu 24 jam dapat mencapai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang dicapai semen Portland tipe I pada umur 3 hari, dan dalam umur 7 hari semen Portland tipe III ini kekuatannya menyamai beton dengan menggunakan semen portlan tipe I pada umur 28 hari

4) Tipe IV (Low Heat Of Hydration); Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi rendah. Penggunaan semen


(47)

dengan volume yang besar, seprti bendungan, dam, lapangan udara. Dimana kenaikan temperatur dari panas yang dihasilkan selama periode pengerasan diusahakan seminimal mungkin sehingga tidak terjadi pengembangan volume beton yang bisa menimbulkan cracking (retak). Pengembangan kuat tekan (strength) dari semen jenis ini juga sangat lambat jika dibanding semen portland tipe I

5) Tipe V (Sulfat Resistance Cement); Semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan tinggi terhadap sulfat. Semen jenis ini cocok digunakan untuk pembuatan beton pada daerah yang tanah dan airnya mempunyai kandungan garam sulfat tinggi seperti: air laut, daerah tambang, air payau dsb.

Tabel 2-1 : Karakter Semen dan Penggunaannya NO JENIS

SEMEN

KARAKTER APLIKASI

PENGGUNAAN 1 I  Waktu ikat awal ± 120

menit.

 Waktu ikat akhir ± 300 menit

Normal, tidak memerlukan persyaratan khusus

2 II  Waktu ikat = PC tipe I

 Panas hidrasi sedang

Moderate sulfate resistance, misal untuk konstruksi bawah tanah 3 III  Komposisi kimia

setara dgntipe I

 Butiran partikel jauh lebih halus

High early strength, untuk struktur yg memerlukan kekuatan awal yang tinggi

4 IV  Panas hidrasi rendah Low heat of hydration, digunakan untuk struktur dengan massa beton yang besar misalnya graving dam 5 V  Perkembangan kuat

tekan lebih lambat dibanding tipe I

 Waktu ikat awal ± 240 menit

 Waktu ikat akhir ± 480 menit

High sulfate resistance, digunakan untuk konstruksi yg memerlukan ketahanan yg tinggi terhadap serangan sulfat

Pemeriksaan mutu semen, mungkin tidak perlu kita bicarakan disini, karena secara standar setiap produksi semen telah mengalami pengawasan uji mutu dari pabrik.setidaknya, bila tidak ada enyimpangan dalam transportasi, setiap


(48)

semen yag dikirim dalam bentuk kemasan tertutup dari toko, dijamin pasti sudah melewati uji mutu yang standar. Jadi perlu diawasi dan diperiksa adalah campuran beton, dari material semen, pasir dan spilt. Untuk konstruksi bangunan sederhana, seperti bangunan rumah tinggal, ruko, gedung pertemuan, jalan beton, pemeriksaan semen dilapangan sangat jarang dilakukan, karena semen portland yang beredardi pasaran sudah melalui pengawasan yang ketat dari mulai instansi perindustrian, perdagangan dan pengawasan mutu produk di Indonesia.

Beriktu ini adalah bahan bacaan untuk pemahaman tentang bahan, syarat adukan campuran dan adukan beton.

Ketentuan menurut SNI 03-4810-1998, tentang bahan berbunyi:

Pasal 2.2.2 Bahan; Bahan harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

1) Semen sesuai dengan SNI 15-2049-1990, Semen Portland, Mutu dan Cara Uji;

2) Air sesuai SNI 03-6861.1-2002, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan Non Logam);

3) Bahan tambahan sesuai dengan SNI 03-2495-1991, Spesifikasi Bahan Tambahan untuk Beton;

4) Agregat sesuai dengan SNI 03-1750-1990 Agregat Beton, Mutu dan Cara Uji.

Ketentuan menurut SNI 03-4810-1998, tentang campuran beton segar, berbunyi:

Pasal 2.2.4 Campuran Beton Segar

Campuran beton segar harus memenuhi ketentuan sebagai berikut :

 Diambil sesuai dengan SNI 03-1972-1990, Metode Pengambilan Contoh Campuran Beton Segar;


(49)

 Uji slump sesuai dengan SNI 03-1972-1990, Metode Pengujian Slump Beton;

 Uji kandungan udara sesuai dengan SNI 03-3418-1994, Metode Pengujian Kandungan Udara pada Beton Segar dan ASTM Standard C-231, Tets Method for Air Content of Freshly Mixed Concrete by the Pressure Method;

 Pengukuran suhu sesuai dengan ASTM Standard C 1064, Test Method for Temperature of Freshly Mixed Portland Cement Concrete.

SNI Untuk Konstruksi Beton, Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Batu Cetak Beton Pasangan Dinding, [ SNI 03-6821-2002 ].

 Spesifikasi ini mencakup ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan dalam pembuatan batu cetak beton ringan untuk untuk pasangan dinding dan persyaratan yang meliputi komposisi kimia dan sifat-sifat fisis agregat ringan

SNI Untuk Konstruksi Beton, Spesifikasi Agregat Ringan Untuk Beton Ringan Struktur, [ SNI 03-2461-2002 ].

 Standar ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai pegangan bagi produsen/ perencana dan pelaksanaan pekerjaan beton dalam menilai mutu agregat ringan yang memenuhi persyaratan. Spesifikasi ini mencakup ketentuan mengenai agregat ringan yang digunakan dalam pembuatan beton struktural dengan pertimbangan utamanya adalah ringannya bobot dan tingginya kekuatan, yang meliputi persyaratan mengenai komposisi kimia, sifat fisis serta penggantian pasir alam. Nilai dinyatakan dalam satuan metrik yang digunakan sebagai standar

SNI Untuk Konstruksi Beton, Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal, SNI 03-2834-2000

Ketentuan (pasal) 2. Acuan

 SNI-03-1750-1990, Mutu dan Cara Uji Agregat Beton

 SNI-15-2049-1994, Semen Portland

 SK SNI S-04-1989-F, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan Bukan Logam),

 SNI-03-2914-1992, Spesifikasi Beton Tahan Sulfat.


(50)

 American Concrete Institute (ACI) – 1995, Design of Normal Concrete Mixes, Building Code Requirements for Reinforced Concrete

 British Standard Institution (BSI) – 1973, Spesification for Aggregates from Natural Sources for Concrete, (Including Granolithic), Part 2 Metric Units.

 Development of the Environment (DOE) 1975, Design of Normal Concrete Mixes, Building Research Establisment.

Ketentuan (pasal) 3. Pengertian

Dalam standar ini yang dimaksud dengan:

1) Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tampa bahan tambah membentuk massa padat;

2) Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi (2200 – 2500) kg/m3 menggunakan agregat alam yang dipecah;

3) Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi secara alami dari batu atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm

4) Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm – 40 mm

5) Kuat tekan beton yang disyaratkan f ,

c adalah kuat tekan yang

ditetapkan oleh perencana struktur (berdasarkan benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm);

6) Kuat tekan beton yang ditargetkan fcr adalah kuat tekan rata rata yang

diharapkan dapat dicapai yang lebih besar dari f, c;

7) Kadar air bebas adalah jumlah air yang dicampur ke dalam beton untuk mencapai konsistensi tertentu, tidak termasuk air yang diserap oleh agregat;

8) Faktor air semen adalah angka perbandingan antara berat air bebas dan berat semen dalam beton;

9) Slump adalah salah satu ukuran kekentalan adukan beton dinyatakan dalam mm ditentukan dengan alat kerucut abram (SNI 03-1972-1990 tentang Metode Pengujian Slump Beton Semen Portland);


(51)

10) Pozolan adalah bahan yang mengandung silica amorf, apabila dicampur dengan kapur dan air akan membentuk benda padat yang keras dan bahan yang tergolongkan pozolan adalah tras, semen merah, abu terbang, dan bubukan terak tanur tinggi

11) Semen Portland-pozolan adalah campuran semen Porland dengan pozolan antara 15%-40% berat total camnpuran dan kandungan SiO2 + Al2O3+Fe2O3 dalam pozolan minimum 70%;

12) Semen Portland tipe I adalah semen Portland untuk penggunaan umum tanpa persyaratan khusus;

13) Semen Portland tipe II adalah semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahan terhadap sulfat dan kalor hidrasi sedang;

14) Semen Portland tipe III adalah semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan tinggi pada tahap permulaan setelah pengikatan terjadi;

15) Semen Portland tipe V adalah semen Portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahan yang tinggi terhadap sulfat; 16) bahan tambah adalah bahan yang ditambahkan pada campuran bahan

pembuatan beton untuk tujuan tertentu.

Setelah membaca seluruh bahan bacaan di atas, pahamilah seluruh isinya, bila ada yang belum kamu pahami betul, Tanya dan diskusikan dengan temanmu. Bila temanmu juga tidak paham, tanyakan kepada gurumu

Selanjutnya, cari dan temukan bahan bangunan yang belum pernah kamu lihat baca dan komunikasikan kepada seluruh temanmu.

Setelah membaca seluruh bahan bacaan di atas, pahamilah seluruh isinya, bila ada yang belum kamu pahami betul, Tanya dan diskusikan dengan temanmu. Bila temanmu juga tidak paham, tanyakan kepada gurumu

Selanjutnya, cari dan temukan bahan bangunan yang belum pernah kamu lihat baca dan komunikasikan kepada seluruh temanmu.


(52)

C. Adukan Beton

Perlu diketahui kekuatan beton sangat bervariasi sesuai dengan komposisi yang digunakan. Menurut SNI 7394 -2008 tentang Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton Untuk Konstruksi Bangunan Gedung.Selain komposisi teknikadukan adonan beton juga mempengaruhi kualitas beton itu sendiri. Adukan beton dapat dilakukan dengan beberapa 2 cara,yaitu; pengadukan manual dan pengadukan dengan molen. Cara pengadukan beton secara manual adalah sebagai berikut;

1. Lakukan pencampuran bahan beton di atas bak dengan dasar lantai dari papan kayu atau dari pasangan yangdiplester, ini dilakukan agar kotoran atau tanah tidakmudah tercampur;

2. Lakukan pencampuran dan pengadukan di tempat terlindung atap, terlindung dari panas matahari dan hujan;

3. Lakukan pencampuran adonan dengan perbandinganvolume. Yang lazim digunakan di lapangan adalah denganmembuat kotak takaran untuk perbandingan volume pasir, semen,dan kerikil/spilt;

4. Lakukan urutan pencampuran adukannya yaitu pasir dengan semen dahulu, yangsudah ditakar dicampur kering di dalam bak pengaduk, lalu kerikil/spilt dituangkan dalam bak pengaduk kemudian diaduk sampai merata. Setelah adukan merata, tuangkan air sesuai kebutuhan, aduksampai campuran merata dan sesuai dengan persyaratan.


(53)

Untuk pengadukan menggunakan molen, prinsip dasarnya sama dengan pengadukan secara manual, hanya proses pencampuran bahan adukan beton dilakukan di dalam molen yang terus menerus berputar.Hasil adukan beton dengan menggunakan molen lebih baik dan lebihmerata dibandingkan dengan proses pengadukan secara manual atau tangan. Pengadukan beton secara manual, agar mencapai mutu yang baik, disyaratkan sebagai berikut;

a) Lakukan pengadukan beton dengan mesin pengaduk(molen), mesin pengaduk sebaiknya dilengkapi dengan alat-alat yangdapat mengukur dengan tepat jumlah agregat, semen, dan airpencampur;

b) Kontrol kekentalan adukan beton terus menerus dengan jalan memeriksa slumppada setiap campuran beton yang baru, besarnya slumpdijadikan petunjuk untuk menentukan jumlah air pencampur yangtepat sesuai dengan faktor air semen yang diinginkan;

c) Lakukan waktu pengadukan bergantung pada kapasitas molen, volume adukan, jenis dan susunan butir agregat, dan nilai slump, secara umum, waktu pengadukan minimal dua-tiga menit setelah semua bahan-bahan dimasukkan ke dalam molen, dan setelah selesai, adukan beton harus memperlihatkan susunan warna yang merata.

Untuk memperoleh hasil maksimal mutu beton, tidak kalah penting dari hal hal yangtelah dibicarakan di atas adalah tentang pelaksanaan pengecoran beton. Saran dalam pelaksanaan pengecoran dijelaskan sebagai berikut ini;

a) Pastikan pengecoran beton harus dapat mengisi semua ruangan cetakandengan padat dan dapat membungkus tulangan;

b) Lakukan adukan beton ditusuk-tusuk dengan sepotong kayu, bambu atau besi, untuk menghasilkan beton yang padat dan tidak keropos, selama proses pengecoran berlangsung, dan juga bagian cetakandipukul-pukul dengan palu dari kayu, untuk keperluan pemadatan, pada pengecoran beton dapat juga di pakai alat penggetar (vibrator). Pemakaian alat penggetar tersebut harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak mengenai bajatulangan yang dapat mengubah kedudukan tulangan;

c) Lakukan pembuatan pembatas atau mistar pengukur ketebalan untuk pengecoran lantai yang luas, tebal lantai dapat ditentukandengan membuat mistar pengukur ketebalan yang terbuat darikayu dan diberi


(1)

3.1 Perencanaan Bendung

Beberapa pekerjaan bangunan sipil basah, tentang perencanaan bendung, adapun kegiatan perencanaan bendung adalah; a) Studi kelayakan pendahuluan, b) Pre Feasibility Study), c) Studi kelayakan (Feasibility Study), d) Perencanaan teknis (Detailed Design), dan e) Pelaksanaan pembangunan (Construction)

Kegiatan Studi Kelayakan Pendahuluan, yatiu Pencarian informasi data perencanaan diperlukan kegiatan penyelidikan pada data-data yang akan dijadikan bahan analisis selanjutnya. Pada dasarnya kegiatan studi kelayakan pendahuluan terdiri dari : pengumpulan data, dan pengujian data yang sudah terkumpul, selanjutnya diadakan perencanaan pemetaan topografi yang lebih lengkap dan penelitian geologi di beberapa tempat. Kemudian diadakan perhitungan-perhitungan teknis dan ekonomis yang masih bersifat sederhana, penentuan lokasi proyek dan desain yang sederhana pula. Berikut beberapa kegiatan yang berhubungan dengan pengumpulan data, antara lain, yaitu;

a) Peta-peta topografi b) Peta-peta geologi c) Foto udara d) Data klimatologi e) Data hidrologi

f) Data jaringan irigasi (pengairan)

g) Lain-lain (Land use, kehutanan, perkebunan, data tenaga listrik, bangunan-bangunan lama).

Kegiatan Studi Kelayakan, di dalam tahap studi kelayakan ini diteliti kembali semua perhitungan dan desain yang telah dibuat terdahulu. Lalu melakukan pemetaan topografi dengan skala yang lebih kecil, memasang alat-alat pengukur parameter hidrologi dan klimatologi, serta penyelidikan geologi. Dari data yang diperoleh dapat dibuat perhitungan teknis beberapa bangunan terutama yang diperlukan dan dalam perhitungan ekonomis proyek. Kegiatan utama dalam studi kelayakan, antara lain yaitu;

1) Penelitian Topografi; Kegiatan penelitian topografi dilaksanakan dalam areal rencana genangan waduk, axis bendungan, tanggul dan lokasi


(2)

fasilitas bangunan serta rencana saluran pensuplai air ke areal daerah irigasi. Lingkup kegiatan penelitian topografi akan dilakukan meliputi :  Pemasangan Bench Mark (BM) baru

 Pengukuran poligon dan waterpass pada areal rencana waduk dan daerah genanganny

 Pengukuran situasi detail areal rencana waduk dan daerah genangannya.

 Pengukuran profil memanjang dan melintang sungai di sekitar axis Dam hingga batas daerah genangan

 Pengolahan dan analisa data hasil pengukuran di lapangan

 Penggambaran hasil pengukuran situasi detail, dalam daerah genangan, yang disajikan dalam bentuk peta situasi bendungan dan daerah genangan dengan beda kontur 1 m.

2) Penelitian meteorologi dan klimatologi; Data yang diperoleh adalah temperatur, kelembaban, curah hujan, angin, tekanan udara, radiasi matahari dan penguapan di suatu daerah selama periode tertentu. 3) Penelitian hidrologi; Tujuan penelitian adalah untuk mencari parameter

hidrologi yaitu besaran hujan dan debit air sebagai data masukan dalam perhitungan saluran pengelak, bendungan utama, bangunan pelimpah, sedimentasi dan volume waduk

4) Penelitian Geoteknik; Penelitian Geoteknik dan Mekanika Tanah adalah untuk meneliti, mempelajari, menyelidiki keseimbangan dan perubahan dari tanah, jenis dan sifat tanah, pelapukan, zone gempa baik di lapangan maupun di laboratorium. Data-data yang didapat dari hasil penelitian geoteknik dan mekanika tanah tersebut akan dapat menentukan axis bendungan, tipe dan bahan bendungan serta parameter-parameter lain yang akan digunakan dalam perhitungan pondasi dan stabiltas.

5) Penelitian Sosial Ekonomi Kegiatan penelitian sosial ekonomi meliputi pengumpulan data sekunder social ekonomi, untuk memberi gambaran kondisi yang ada dalam wilayah studi. Pengumpulan data dilakukan dengan pola pendekatan langsung pada instansi yang terkait sesuai kebutuhan data yang diperlukan.


(3)

antara lain yaitu;

1) Analisis Hidrologi; Perencanaan bangunan-bangunan air sama halnya dengan bendungan, hasil analisis hidrologi merupakan informasi yang sangat penting untuk pekerjaan perhitungan pendimensian dan karakteristik bangunannya. Analisis hidrologi yang dihasilkan dan sebagai informasi (data) perencanaan hidraulik dari bangunan yang akan dibuat adalah :

a) Evapotranspirasi b) Infiltrasi

c) Curah hujan d) Ketersediaan air e) Kebutuhan air f) Debit banjir

g) Patokan rancangan h) Volume genanga i) Sedimentasi

2) Analisis Hidroulik; Analisis disini dimaksudkan sebagai kegiatan untuk mendapatkan dimensi bangunan secara hidrolis dengan mendapatkan parameter-parameter bangunan baik ukuran maupun parameter hidraulik lainnya

3) Perhitungan Stabilitas; Kegiatan ini untuk mendapatkan tingkat stabilitas dari bendungan perlu dilakukan analisis gaya-gaya yang akan bekerja pada bendungan. Gaya-gaya yang bekerja pada bendungan adalah akibat berat sendiri tubuh bendungan, beban hidrostatis, tekanan air pori, dan beban seismis. Analisis stabilitas bendungan biasanya dilakukan terhadap lereng bendungan (tipe urugan) dan akibat filtrasi.

4) Bangunan Pelengkap; Operasional bendungan perlu ditunjang oleh bangunan pelengkap agar fungsi dari bendungan dapat dicapai dengan baik. Tanpa adanya bangunan pelengkap memungkinkan akan membahayakan konstruksi atau bendungan tidak dapat berfungsi dengan baik. dipakai untuk memenuhi salah satu atau lebih keperluan yang direncanakan.

5) Penggambaran; Hasil perhitungan dari perencanaan bendungan di atas ditranformasikan kedalam bentuk gambar dengan skala tertentu. Penggambaran dilakukan mulai dari topografi genangan, lokasi, denah,


(4)

potongan memanjang dan melintang bendungan, dan detail-detail. Hasil penggambaran tersebut merupakan informasi mengenai jenis bangunan, ukuran dan bahan yang akan digunakan pada pembangunannya. Sehingga akan dijadikan dasar untuk perhitungan anggaran biaya dan bestek dalam pelaksanaan proyek.

6) Analisa Ekonomi; Hasil perhitungan anggaran biaya dari informasi gambar bestek didapatkan besaran tertentu. hitungan ini juga dapat dijadikan informasi pembuatan jadwal kerja (time schedule), kebutuhan bahan dan material (material schedule) dan kebutuhan tenaga kerja (man power schedule).

Kegiatan Pelaksanaan Pembangunan; Kegiatan pelaksanaan konstruksi dibuat urutan-urutan pelaksanaannya yang efektif dan efisien dan tidak tumpang tindih

.

Secara umum urutan pekerjaan dilakukan mulai dari pembuatan jalan akses (acces road), pembuatan base camp dan mobilisasi, pembuatan saluran pengelak, pembuatan cofferdam, penggalian pondasi, penimbunan, penutupan alur sungai dan bendungan. Program dan skedul pelaksanaan serta jenis dan kapasitas pekerjaan disusun secara teliti yang didasarkan pada karakteristik masing-masing pekerjaan dari setiap komponen bendungan.

Adapun ruang lingkup desain bangunan pada bendung adalah sebagai berikut;

1) Lokasi tubuh bendung

2) Tubuh bendung (tetap dan gerak) 3) Intake

4) Bangunan peredam energi 5) Bangunan pembilas

6) Tembok sayap, tembok pangkal dan pengarah arus 7) Bangunan penahan batu

8) Lantai hulu dan hilir 9) Kantong lumpur 10) Peilschale


(5)

(6)

Gambar 10-14: Waduk dan Bendung

Waduk dan bendung, bagian perencanaan, pelaksanaan dan perbaikan bangunan yang berhubungan dengan konstruksi waduk, bendung, dan banguan-bangunan pendukung lainnya, seperti pintu, pengaturan aliran air (debit), keseluruhan itu termasuk dalam kategori bangunan sipil basah.