2. Buku Konstruksi Bangunan_2 2013

(1)


(2)

KONSTRUKSI

BANGUNAN

Jilid-2

Untuk SMK

Penulis : Robert Siagian

Ukuran Buku : …… x …… cm

Desain Sampul: ...

Diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Departemen Pendidikan Nasional

Tahun 2014

Siagian Robert

Konstruksi Bangunan Jilid 2

untuk SMK Kelas XI /oleh Robert Siagian. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional, 2014.

..., hlm Daftar Pustaka : Glosarium :


(3)

Buku berjudul Konstruksi Bangunan ini dimaksudkan untuk memberikan pengetahuan teori dan praktik tentang bangunan, baik itu bangunan sipil kering maupun bangunan sipil basah, dan buku ini disusun dalam dua bentuk, yaitu konstruksi bangunan_1 dan konstruksi bangunan_2, yang berkesinambungan. Pada dasarnya konstruksi bangunan merupakan teori dan pengetahuan yang sifatnya pengantar bagi siswa untuk memahami tentang pengetahuan bahan, spesifikasi, karakteristik guna mereka mampu mengaplikasikannya dalam praktek di lapangan. Siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang pada prkateknya di dunia kerja sebagai pelaksana dan juga sebagai pengawas, dapat meningkat menjadi perencana bangunan, tentu buku ini adalah pengantar mereka menuju pelajaran konstruksi atau struktur pada pelajaran keahliannya. Sehingga setiap siswa yang mempelajari buku ini diharapkan memiliki rasa ingin tau untuk lebih mendalam belajar konstruksi seperti konstruksi batu, konstruksi kayu, konstruksi baja, konstruksi jalan dan jembatan,konstruksi bangunan hidrolis dan lain-lain yang akan menjadikannya menjadi mausia yang terampil dan bisa melakukan analisis, perencanaan dan pelaksana bangunan

Penyusunan buku ini merupakan bagian dari program penulisan bahan ajar SMK, yang dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah kejuruan (PSMK). Program pembuatan bahan ajar ini, adalah bagian dari peningkatkan mutu pendidikan kejuruan, melalui sarana buku bahan ajar. Penyusunan materi bahan ajar ini, tentu diambil dari berbagai sumber, baik itu materi diklat, bahan ajaryang ada, modul dan sumber lain yang berkenaan dengan topik dan gambar yang dimuat. Dengan demikian adanya buku ini diharapkan akan semakin memperkaya referensi pada Sekolah Menengah Kejuruan.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada pihak-pihak yang membantu penyelesaian buku ini, teman widyaiswara, dosen, pelaksana bangunan, dan seluruh rekan guru SMK di Indonesia.

Akhirnya buku ini masih jauh dari sempurna, banyak kekurangan yang perlu untuk dilengkapi. Kritik dan saran untuk kesempurnaan buku ini sangat diharapkan. Semoga buku ini dapat dimanfaatkan bagi pengembangan bahan ajr pendidikan menengah kejuruan.

Bandung, Awal Januari 2014 Robert Siagian, Dr, MP


(4)

Judul Buku dan Katalog ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

Bab 1 Kayu 1

A. Pendahuluan 2

B. Karakteristik Kayu 3

1. Sifatdan Karakteristik Kayu 6

2. Pemeriksaan Kayu 8

3. Keawetan kayu 11

4. Sifat Mekanik Kayu 15

C. Kayu Hasil Olahan 20

1. Pemeriksaan Kayu Olahan 25

Bab 2 Beton 29

A. Pendahuluan 30

B. Campuran Beton 31

1. Batu Beton 31

2. Pasir 34

3. Semen (PC) 36

C. Adukan Beton 43

1. Pekerjaan Pengecoran Beton 45

2. Pekerjaan Beksiting Beton 49

Bab 3 Lantai 53

A.

Pendahuluan 54

B.

Material Lantai Bangunan 58

1. Lantai Plesteran 59

2. Lantai Keramik 59

3. Lantai Marmer 64

4. Lantai Granit 65

5. Lantai Mozaik 66

6. Lantai Kayu 68

7. Lantai Kayu Olahan 71

8. Lantai Batu Alam 72

9. Lantai Karpet 74

Bab 4 Atap 78

A. Pendahuluan 79

B. Jenis Penutup Atap 80

1. Atap Dari Bahan Tumbuhan 81

1.1 Atap Ilalang 81

1.2 Atap Rumbia 81


(5)

1.4 Atap Sirap 85

2. Atap Bahan Logam 88

2.1 Atap Seng 88

2.2 Atap Spandek 89

3. Atap Genteng 94

3.1 Genteng Tanah Tradisonal 94

3.2 Genteng Keramik 95

3.3 Genteng Beton 96

3.4 Genteng Aspal (Bitumen) 99

3.5 Genteng Metal 101

4. Atap beton 104

5. Atap kaca 106

6. Atap Polycarbonate 107

7. Atap Asbes 109

C. Model (Bentuk) Penutup Atap 116

Bab 5 Konstruksi Rangka Atap 123

A. Pendahuluan 124

B. Konstruksi Rangka Atap 125

1. Struktur Rangka Atap 134

2. Bentuk Kuda-kuda 139

C. Model Pembebanan Pada Konstruksi Kuda-kuda 142

D. Bahan Rangka Atap 148

1. Konstruksi Rangka Atap Kayu 148

2. Konstruksi Rangka Atap Baja Ringan 155

Bab 6 Baja 160

A. Baja Sebagai Bahan Konstruksi Bangunan 162 1. Keunggulan Baja Sebagai Bahan Konstruksi 162

2. Sifat Mekanis Baja 164

3. Ketentuan Baja Bahan Konstruksi 165

B. Baja Profil 166

C. Sambungan Baja 172

1. Sambungan Menggunakan Baut 173

2. Sambungan Menggunakan Paku Keling 175

3. Sambungan Menggunakan Las 179

Bab 7 Almunium 182

A. Almunium Sebagai Bahan Konstruksi 183

B. Kusen Almunium 187

1. Sambungan Konstruksi Almunium 198

C. Almunium Foil 199

Bab 8 Cat 205

A. Cat SebagaiBahanBangunan 206

B. Cat Air (water based) 208

1.TeknikPengecatanMenggunakan Cat Tembok 209

C. Cat Minyak(solvent based) 214


(6)

Bab 9 Adukan 222

A. Pendahuluan 223

B. Bahan Adukan 224

1. Air Untuk Adukan 225

2. Pasir 227

3. Semen 230

3.1 Bahan Utama Semen 232

4. Kapur 233

C. Adukan Beton 235

1. Teknik Campuran Adukan Beton 237

2. Mutu Beton 242

3. Uji Kuat Beton 245

D. Adukan Plesteran dan Pasangan 246

1. Adukan Pasangan Bata dan Batu Kali 249 Bab 10 Pekerjaan Bangunan Sipil (28 Jp) 252

A. Pendahuluan 253

B. Ruang Lingkup Pekerjaan Konstruksi Bangunan Sipil 256 1. Bidang Ilmu dalam Teknik Bangunan 258

1.1 Teknik Sipil 259

1.2 Arsitektur 260

1.3 Mekanikal, Elektrikal, dan Plambing (MEP) 261

1.4 Fisika Bangunan 261

1.5 Studi kelayakan dan analisis proyek 261

C. Pekerjaan Bangunan Sipil Kering 262

1. Bangunan Rumah tinggal 265

D. Pekerjaan Bangunan Sipil Basah 270

1. Bangunan Pondasi 272

1.1 Pondasi Dangkal 273

1.2 Pondasi Dalam 276

2. Bangunan Jalan dan Jembatan 277

2.1 Bangunan Jalan 278

2.2 Bangunan Jembatan 281

3. Bangunan Hidrolis 284


(7)

Judul Buku dan Katalog ii

Kata Pengantar iii

Daftar Isi iv

Bab 11 Pekerjaan Batu dan Beton (28 JP) 1

A. Pekerjaan Pengukuran Lapangan 2

1. Pengukuran Membuat Garis Siku 3

2. Pengukurna Membuat Bidang Datar 5

B. Pekerjaan Memasang Papan Duga 7

C. Pekerjaan Dinding Bangunan 11

1. Dinding Batu Bata 14

2. Dinding Hebel 26

3. Dinding Batako 29

4. Dinding Batu Alam 37

5. Dinding Penahan Tanah 38

6. Dinding Beton 41

7. Dinding Partisi 44

7.1 Papan Gypsum 45

7.2 Papan Kalsium 47

7.2 Papan Triplek/ Multiplek 49

Bab 12 Pekerjaan konstruksi Baja (28 JP) 51

A. Pendahuluan 52

B. Konstruksi Baja Profil Pada Bangunan

1. Gambar dan Notasi Baja 56

2. Sambungan Baja 59

2.1 Tipe Sambungan Baja 60

2.2 Gambar Sambungan Baja Profil 67

2.2.1 Sambungan Las 72

3. Pekerjaan Kuda-kuda Baja Profil 79

4. Konstruksi Baja Ringan 89

Bab 13 Pekerjaan Konstruksi kayu (28 JP) 95

A. Sambungan Kayu 96

1. Alat-Alat Penyambung Kayu 98

1.1 Sambungan dengan paku 98

1.2 Sambungan dengan baut 101

1.3 Sambungan Dengan Perekat 105

2. Sambungan Kayu Memanjang 112


(8)

4. Sambungan Kayu Menyudut 126

B. Pekerjaan Kusen Kayu 136

1. Teknik Pemasangan Kusen Pintu 141 2. Teknik Pemasangan Daun Pintu dan Jendela 141

C. Konstruksi Kuda-kuda Kayu 145

D. Konstruksi Loteng Kayu 155

E. Konstruksi Plafon Kayu 161

Bab 14 Pondasi (10 JP) 162

A. Pendahuluan 163

B. Jenis-jenis Pondasi 166

1. Pondasi Langsung 166

2. Pondasi Tidak Langsung 181

a. Pondasi tiang Pancang 182

b. Pondasi Bored Pile 185

C. Perencanaan Pondasi 189

Bab 15 Utilitas Bangunan (10 JP) 195

A. Pendahuluan 196

B. Sistem Plambing Air Bersih 197

1. Peralata Plambing 200

2. Sistem Pemipaan Plambing 203

3. Sistem Plambing Air Bersih 205

4. Sistem Penyediaan Air Bersih 208

5. Air Panas 214

C. Sistem Plambing Air Kotor 218

1. Pipa Plambing Air Kotor 218

2. Sistem Pembuangan Air Kotor 221

3. Sistem Pembuangan Air Hujan 222

D. Utilitas Bangunan Modern 224

Bab 16 K3LH (10 JP) 234

A. Pendahuluan 235

B. Pelaksanaan K3LH Konstruksi 238

1. Pengertian K3 241

2. Peran dan Fungsi K3 242

3. Budaya K3 Kontruksi 245

4. Manajemen K3 249

5. Alat Pengaman Diri 251

C. Alat Pemadam api Ringan 257

D. Lingkungan Hidup 262

1. Pengelolaan Lingkungan Hidup 263

2. Pengelolaan Lingkungan Hidup Sekolah

265


(9)

DAFTAR GAMBAR Gambar 11-1 : Pengukuran Jarak Lapangan Gambar 11-2 : Membuat Garis Siku-siku Gambar 11-3 :Kontrol Garis Siku-siku

Gambar 11-4: Membuat Bidang Datar Menggunakan Selang Plastik Gambar 11-5 :Pemasanagan Bouwplank

Gambar 11-6: Pemasangan Bouwplank di Sudut dan Pemberian Tanda Gambar 11-7:Posisi Benang Pada Papan Bouwplank

Gambar 11-8:Sambungan Papan Bouwplank

Gambar 11-9: Bangunan Menggunakan Dinding Fabrikasi Gambar 11-10: Bangunan Menggunakan Dinding Kaca Gambar 11-11: Memasang Dinding Batu Bata

Gambar 11-12 :Mempersiapkan Pemasangan Dinding Batu Bata

Gambar 11-13 :Membuat Pedoman Siku Pemasangan Dinding Batu Bata Gambar11-14 :Siar-siar Vertikal Batu Bata Tidak Satu garis

Gambar 11-15:Susunan Lapisan Pasangan Batu Bata Gambar 11-16: Berbagai Hubungan Setengah Bata Gambar 11-17:Bahan Dinding Hebel

Gambar 11-18:Pemasangan Dan Aplikasi Dinding Hebel Gambar 11-19:Bentuk Batako (solid block dan hollow block) Gambar 11-20:Ukuran Batako Press(Diambil dari sampel produksi) Gambar 11-21:MesinPress Tangan

Gambar 11-22:Pemasangan Batako Sebagai Dinding Pagar Gambar 11-23 :KonstruksiBatakoHubungan Sudut

Gambar 11-24:Konstruksi Batako Sudut Dengan Penguat Kolom Gambar 11-25:KonstruksiBatakoHubungan Persilangan

Gambar 11-26:Konstruksi Batako Dengan Penguat Besi Beton Gambar 11-27:Konstruksi Dinding Penahan Tanah

Gambar 11-28: Desain Konstruksi Dinding Penahan Tanah Gambar 11-29 : Dinding Beton pada Bangunan

Gambar 11-30 : Dinding Beton Bertulang Sebagai Penahan Tanah Gambar 11-31 : Dinding Partisi Dari Berbagai Bahan


(10)

Gambar 12-2 : Sambungan Antar Balok Baja Profil Gambar 12-3 : Sambungan Baja Vertical (Antar Kolom)

Gambar 12-4: Sambungan Baja Sudut (Antar Kolom dengan Balok) Gambar 12-5: Sambungan Baja Pada Titik Buhul

Gambar 12-6 : Pelat Buhul Pada Sambungan Gambar 12-7: Sambungan Baut Baja

Gambar 12-8: Sambungan Baja Profil (Foto) Gambar 12-9: Pemasangan Paku Keling Gambar 12-10 : Pemindahan Logam Cair

Gambar 12-11:Jenis dasar sambungan sebidang

Gambar 12-12 : Las Tumpul Sambungan Memanjang atau Melebar Gambar 12-13: Bentuk Las Sudut

Gambar 12-14 : Notasi Gambar Las

Gambar 12-15: Konfigurasi Fillet Weld dengan berbagai kondisi Gambar 12-16 : Hubungan Sambungan Baja Menggunakan Las Gambar 12-17: Rencana Kuda-kuda Baja

Gambar 12-18 : Hubungan Titik Buhul (Paku, Baut dan Las) Gambar 12-19 : Konstruksi Batang Tekan dan Tarik

Gambar 12-20 : Hubungan Konstruksi Gording dan Kaso Baja Gambar 12-21 : Perletakan Gording dengan Kaki Kuda-kuda Gambar 12-22 : Rencana Gording Baja Profil

Gambar 12-23 : Perencanaan Gording baja Gambar 12-24 : Profil Baja Ringan “C” dan “Box” Gambar 12-25 : Profil Omega dan Canal

Gambar 12-26 : Rangka Kuda-kuda Baja Ringan Gambar 12-27 : Hubungan Sudut Baja Ringan Gambar 13-2: Model Sambungan Paku

Gambar 13-3 : Alat Sambung Baut

Gambar 13-4 : Sambungan Kayu Dengan Perekat

Gambar 13-5: Macam-macam Bentuk Sambungan Kayu Melebar Gambar 13-6 : Sambungan Kayu Voor Loef

Gambar 13-7 : Model Pintu dan Jendela Gambar 13-8: Bagian-bagian Kusen Pintu kayu Gambar 13-9: Model Pintu di Jual di Pasaran


(11)

Gambar 13-10: Pemasangan Kusen Kayu

Gambar 13-11: Pemasangan Kusen Jendela pada Konstruksi Dinding Gambar 13-12: Pemasangan Daun Pintu

Gambar 13-13 : Rencana Kuda-kuda Kayu

Gambar 13-14: Kuda-kuda Kayu dengan Bagian-bagian Gambar 13-15: Batang Kuda-kuda Kayu Menggunakan Baut Gambar 13-16: SkemaKonstruksi Kuda-kuda Kayu

Gambar 13-17: Skema gaya-gaya Kaki Kuda-kuda Gambar 13-18 : Detail A

Gambar 13-19 ;Model Detail B

Gambar 13-20 : Model Alternatif Detail B Gambar 13-21 ; Detail C

Gambar 13-22 : Detail D

Gambar 13-23: Sambungan Kayu Gigi Rangkap Gambar 13-24 : Balok Gapit Pada Balok Penggantung Gambar 13-25: Balok dan Lantai Loteng

Gambar 13-26 : Balok dan Lantai Loteng

Gambar 13-27: Rencana Rumah Sehat Konstruksi Kayu Panggung Gambar 13-28 : Isometri Rencana Balok Induk Konstruksi Loteng Kayu Gambar 13-29:Isometri Konstruksi Lantai Panggung Kayu

Gambar 13-30: Isometri Hubungan Kolom, Balok Induk dan Balok Anak Gambar 13-31 : Isometri Hubungan Kolom, Balok-balok dan Papan Lantai Gambar 13-32: Bentuk konstruklsi Plafon Kayu Sisi Atas dan Bawah Gambar 14-1: Ragam Batu Kali

Gambar 14-2: Pasangan Pondasi Batu Kali (Perspektif) Gambar 14-3: Pasangan Pondasi Batu Kali (Foto) Gambar 14-4: Pasangan Pondasi Batu Kali (Potongan) Gambar 14-5: Pondasi Tapak (Telapak)

Gambar 14-6: Pondasi Tapak (Telapak) Gambar 14-7: Dimensi Sloof

Gambar 14-8: Gambar Denah Pondasi dan Potongan Gambar 14-9: Tiang Pancang Beton

Gambar 14-10: Profil Tiang Pancang Beton Gambar 14-11 : Tiang Pancang Kayu


(12)

Gambar 14-12: Tiang Pancang Besi

Gambar 14-13: Pekerjaan Pondasi Board Pile

Gambar 14-14: Pekerjaan Lubang Bored Pile Manual Gambar 14-15: Proses Pekerjaan Pondasi Bored Pile Gambar 14-16: Rencana Pondasi Batu Kali

Gambar 15-1 : Pendistribusian Air Bersih di Desa Gambar 15-2: Pendistribusian Air Bersih Model PDAM Gambar 15-3: Peralatan Km/Sanitair

Gambar 15-4 : Distribusi Air Melalui Shower Gambar 15-5: Peralatan Sanitair Dalam Bangunan Gambar 15-6: Sistem Sambungan Langsung Gambar 15-7: Sistem Tangki Atap dan Tekan

Gambar 15-8 : Model Alat Pemanas Air Tenaga Gas Gambar 15-9 : Model Alat Pemanas Air Tenaga Surya Gambar 15-10 : Instalasi Pemanas air dengan daya listrik Gambar 15-11: Model Sistem pembuangan Air Hujan Gambar 15-12 : Alat Pemadam Kebakaran

Gambar 15-13 : Alat Pendingin Ruangan

Gambar 15-14 : CCTV Sebagai Utilitas Keamanan Bangunan Gambar 15-15: Bagian-bagian Elevator

Gambar 15-16: Gondola Bangunan

Gambar 16-1 : Diagram Organisasi K3 di Indonesia Gambar 16-2: Peralatan P3K

Gambar 16-3 : Siklus Penerapan K3 di Sekolah

Gambar 16-4 : Penggunaan APD Wajib Sebelum Bekerja Gambar 16-5 : Kelengkapan Alat Perlindungan Diri (APD) Gambar 16-6 : Penggunaan APD


(13)

GLOSSARY

Batako adalah salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan yang pengerasannya tidak dibakar dengan bahan pembentuk yang berupa campuran pasir, semen, air dan dalam pembuatannya dapat ditambahkan dengan bahan tambah lainnya (additive)

Bouwplank, adalah patok kayu dan benang, sementara yang dibuat untuk meletakkan titik-titik bangunan yang dibentuk dengan garis bantu benang atau papan sesuai dengan gambar denah bangunan yang akan dikerjakan, biasanya dibuat ketika akan memulai pekerjaan pemasangan batu, pondasi dan kolom.

Hebel adalah jenis dinding dari bahan pabrikan, yang terbuat dari campuran semen, pasir (silica), dan kapur, dikenal juga dengan sebutan ACC (Autoclaved Aerated Concrete).

Leveling, adalah Pekerjaan pengukuran lapangan (Uitzet), merupakan jenis pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan denah bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah disediakan

Mortar, adalah bahan atau adonan yang digunakan untuk konstruksi bangunan yang terdiri dari campuran antara semen dan agregat halus Non structural; yaitu tidak memikul beban, biasanya digunakan untuk bangunan ringan dan dapat dianggap memikul dengan syarat dinding elemen penyebar beban harus kaku.

RKS, adalah singkatan dari Rencan Kerja dan Syarat-syarat

Structural; yaitu dapat memikul beban beban merata, bahan harus kaku dan kokoh


(14)

A.

Pekerjaan Pengukuran Lapangan (

Leveling)

Pekerjaan pengukuran dan leveling merupakan pekerjaan yang sangat penting karena hasil dari pekerjaan ini dapat mempengaruhi dan menentukan ukuran presisinya suatu bangunan, baik dari sisi letak dan posisi tanah, maupun dari segi artsitektur bangunan. Siku tidaknya ukuran dan bentuk bangunan sangat tergantung dari pekerjaan leveling, sehingga pekerjaan ini harus dilaksanakan dengan penuh ketelitian, setiap langkah pekerjaan harus dilakukan pengontrolan kembali. Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet) merupakan jenis pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan denah bentuk bangunan menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah disediakan. Pekerjaan tersebut berupa pengukuran di lokasi bangunan sesuai dengan gambar rencana bangunan. Hasil dari pengukuran tersebut berupa garis-garis lurus yang menunjukkan sumbu dindingtembok bangunan yang diperoleh dengan menghubungakan titik-titik hasilpengukuran.

Gambar 11-1 : Pengukuran Jarak Lapangan

Pengukuran jarak antara dua titik didefinisikan sebagai hubungan terpendek antara dua titik tersebut. Apabila keadaan lapangan datar, maka hubungan terpendek ini terpenuhi dan kedua titik telah terhubung secara lurus. Jarak

antara dua titik di lapangan dikatakan lurus apabila jarak yang diukur

panjangnya tidak melebihi 3,5 km. Karena bila melebihi 3,5 km sangat

dipengaruhi adanya faktor kelengkungan bumi. Tetapi bila dalam

pengukuran tidak dituntut adanya taktor keakuratan, maka pengaruh

kelengkungan bumi tersebut dapat diabaikan.


(15)

Satuan panjang menggunakan sistem internasional (SI) yaitu meter, desimeter, centimeter dan milimeter dan kilometer.

Pengertian ukuran jarak

1 km = 1000 m = 100000 cm = 1000000 mm 1 foot = 12 inches

1 yard = 3 feel

1 meter = 39, 37 inches = 3,280 feet. 1. Pengukuran Membuat Garis Siku-siku

Pengukuran membuat sudut siku dapat dilakukan dengan beberapa alternatif yang tujuan intinya adalah bagaimana agar bangunan yang akan dikerjakan nantinya bisa benar-benar bersudut siku-siku (90 derajat).

Pertanyaan mengapa bangunan harus dibuat siku?, apa pemahaman kamu tentang pertanyaan tersebut ?, guna memahami jawaban atas pertanyaan tersebut, berikut adalah jawaban pemandu guna mengeksplorasi pemahamanmu.

1. Ruangan yang siku lebih mudah dan bagus dalam menempatkan lemari dan meja yang umumnya bersudut siku-siku

2. Pemasangan keramik lebih rapi, seragam dan tidak miring, karena umunya keramik berbentuk persegi dan sudutnya siku.

Selanjutnya untuk pertanyaan di atas, berikan pendapatmu, mengapa bangunan harus dibuat siku?, beri tiga jawaban, dan kemudian diskusikan dengan temanmu.

1. ……… 2. ……… 3. ……… Untuk membuat garis siku-siku di lapangan banyak dilakukan dengan memanfaatkan dalil matematika yaitu

“Pythagoras”.Selanjutnya untuk aplikasi dalil matematika tersebut, perhatikan gambar segitiga siku-siku berikut ini, dan perhatikan titik tumpu serta simbolnya.


(16)

Gambar 11-2 : Membuat Garis Siku-siku

Dengan melakukan pengukuran perbandingan sisi miring (BC) dengan sisi datar (AC) dan sisi tegak (AB) dengan angka perbandingan AC : AB : BC = 3 : 4 : 5.Selanjutnya Untuk mengontrol hasil pekerjaan pengukuran lapangan membuat siku-siku, dapat dilakukan dengan membuat bangun persegi, dengan dalil matematika diagonal, perhatikan gambar beriktu di bawah ini.

Gambar 11-3 :Kontrol Garis Siku-siku

Kemudian langkah-langkah control garis sku-siku tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tarik garis dari titik B sejajar dengan AC (BD), b. Tarik garis dari titik C sejajar dengan AB (CD),

c. Perpotongan dua buah garis BD dengan CD berpotongan di titik D, membentuk bidang segi empat,

d. Jarak diagonal BC harus sama panjang dengan AD,


(17)

garis yang menghubungkan titik CAB belum membentuk siku-siku, dan pekerjaan pengukuran harus diulangi sampai jarak diagonal BC dengan AD sama panjang.

2. Pengukuran Membuat Bidang Datar

Pengukuran membuat Bidang Datar dapat dilakukan dengan beberapa alternatif yang tujuan intinya untuk mendapatkan titik datar tinggi (waterpass), sehingga diperoleh beda tinggi atau titik tinggi yang sama di lapangan. Untuk membaut bidang datar (waterpas) pada pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan yang berukuran besar dan luas dapat digunakan pesawat waterpassen, sedang untuk bangunan yang berukuran kecil seperti rumah tinggal, cukup menggunakan alat bantu sederhana berupa selang plastik yang diisi dengan air hingga dua permukaan air dalam selang plastik membentuk bidang datar.

Pengukuran bidang datar atau pengukuran beda tinggi denga slang plastik yang perlu diperhatikan adalah; 1) menggunakan diameter selang yang kecil; 2) Selang plastic tidak bocor bila di isi air; 3) ketika melakukan pengukuran selang tidak terlipat dan jangan samapi air dalam selang terjadi gelembung udara. Daerah pengukuran memanjang tidak terlalu jauh, bial jauh disarankan menggunakan alat ukur tanah.


(18)

Gambar 11-4: Membuat Bidang Datar Menggunakan Selang Plastik

Selanjutnya untuk melakukan pengukuran di lapangan, dapat dilakukan langkah kerja sebagi berikut;

1) Persiapkan alat yang digunakan untuk pengukuran dan periksa bila ada kemungkinan kerusakan pada alattersebut;

2) Isi slang plastik dengan air bersih, hingga tidak ada gelembung udara(usahakan slang plastik berwarna putih dan berdiameter 1 cm); 3) Tentukan jarak antara dua titik antara belakang misal A dan mukamisal

B, dimana jarak disesuaikan dengan panjang slang plastik,dirikan jelas pada A dan B.

4) Rentangkan slang plastik antara titik A dan B, tunggu hingga kedua permukaan air slang tidak bergerak dan tenang

5) Ukur ketinggian dari dari muka tanah sampai dari muka air padaslang titik A (catat sebagai bacaan belakang B. demikian pulaketinggian dari muka tanah sampai muka air pada slang dititik B (catatsebagai bacaan muka B). disamping itu juga diukur jarak mendasardari A ke B.

6) Tentukan letak titik muka berikutnya dengan jarak B ke C disesuaikanpanjang selang plastic dan prinsip yang sama lakukan pengukuran selesai pada titik yang terakhir.

Untuk melakukan analisa hasil pengukuran, lakukan pengukuran beda tinggi dan ketinggian titik yang diukur, untuk itu diperlukan pengelompokkan datadengan perhitungannya dengan pedoman sebagai berikut, lakukan penghitungan bedat tingg atau selisih tinggi antara dua titik kemudian hitung tinggi titik-titik yang diukur.


(19)

Perhitunganbeda tinggi antara dua titik, gunakan symbol perhitungan sebagai berikut ini;

∆t =b=m

∆t = beda tinggi

b = Pembacaan belakang m = pembacaan muka

a) Perhitungan beda tinggi contoh (1):

Bacaan belakang (b) = 0,372 m, bacaan muka (m) = 0,020 m maka: ∆t = 0,372 – 0,020m = +0,35 m à naik (+)

b) Perhitungan beda tinggi contoh (2):

Bacaan belakang (b) = 0,240 m, dan Bacaan muka (m) = 0,645 m maka: ∆t = 0,240 m – 0,645 m= - 0,405 m à turun (-)

c) Perhitungan beda tinggi contoh (3):

Tinggi A = 110 m, Beda tinggi A dan B = + 0,550 m, makaTinggi B = 110 m + 0,550 m, = 110,550 m d) Perhitungan beda tinggi contoh (4):

Tinggi B = 110,550 m, Beda tinggi B dan C = 0,210 m, Tinggi C = 110,550 m – 0,210 m10= 110,340 m

B.

Memasang Papan Duga (Bouwplank)

Papan duga atau patok kayu atau bouwplank, merupakan sebutan umum di konstruksi bangunan ketika memulai pekerjaan pemasangan batu, baik batu belah untuk pondasi atau batu bata untuk dinding, bahkan untuk pemasangan tiang tiang kolam pada bangunan sederhana sering dilakukan. Bowplank adalah Patok Kayu sementara yang dibuat untuk meletakkan titik-titik pertengahan (as = poros tengah) bangunan yang dibentuk dengan garis bantu benang atau papan sesuai dengan gambar denah bangunan yang akan dikerjakan pemasangan konstruksi. Biasanya pada bowplank ini nanti kita akan meletakkan paku untuk menarik benang agar tercipta garis yang lurus dan selanjutnya bisa membuat sudut siku 90 derjat dengan tepat. Benang ini nantinya yang menjadi pedoman untuk pekerjaan pasangan batu belah/bata, pekerjaan pondasi, dan pekerjaan tiang tiang kolom bangunan.


(20)

Gambar 11-5 :Pemasanagan Bouwplank

Pelaksanaan pekerjaan membuat papan duga, patok, atau bouwplank adalah dengan cara pedoman pembuatan atau pengukuran bidang datar yang telah dijelaskan di atas, yaitu menggunakan pedoman dalil matematika phytagoras, dengan langkah berikut ini;

1) Tanamkan secara dipancang deretan patok-patok menurut kedudukan, dan tandai titik A-B, kemudian tarik benang (garis BA) sebagai dasar pengukuran bangunan.

2) Pancangkan deretan patok-patok menurut kedudukan garis CD yang dibuat tegak lurus terhadap garis BA dengan menggunakan perbandingan dalil phytagoras (3:4:5).

3) Dengan cara yang sama, pancangkan deretan patok-pa-tok menurut garis EF dan GH.

4) Pada tiap-tiap patok beri tanda letaknya titik duga ± 0,00 dengan membuat bidang datar pada setiap patok, pasang bouwplank dengan berpedoman pada titik duga tersebut.

5) Tentukan letaknya titik-titik sumbu dinding tembok pada papan bouwplank, lalu tancapkan paku dan beri tanda dengan cat atau meni


(21)

Gambar 11-6: Pemasangan Bouwplank di Sudut dan Pemberian Tanda

Beberapa pedoman dan persyaratan memasang bouwplank yang baik adalah: 1) Bahan Bouwplank dibuat dari kayu yang mudah dikerjakan dan kuat 2) Titik hasil uitzet ditempatkan dengan tanda yang jelas, gunakan paku

dan atau cat sebagi tanda batas garis dan penarikan benang, diusahakan bowplank tidak goyang pada saat pelaksanaan pekerjaan pemasangan bangunan, seperti galian, pemasanagan batu, dan lain lain. 3) Letak kedudukan bowplank harus seragam, dan sisi atas bowplank harus terletak satu bidang rata (horizontal) dengan papan bowplank lainnya.

4) Garis benang bowplank merupakan bagian batas atau garis pedoman pelaksanaan pekerjaan.


(22)

Gambar 11-7:Posisi Benang Pada Papan Bouwplank

Seperti dijelaskan di atas, bahwa titik-titik pada papan bangunan yang menunjukkan dinding tembok dapat dijelaskan dengan tanda dari paku yang juga berfungsi untuk menarik benang sebagai sumbu tembok.Untuk menghindarkan kesalahan yang disebabkan letaknya paku, pada kedudukan paku diberi tanda panah dengan cat/meni. Bidang atas bouwplank harus diketam rata agar bidang atas papan dapat membentuk bidang datar (bidang waterpas). Bidang atas papan bangunan biasanya dipasang pada kedudukan ± 0,00 sebagai duga lantai. Sudut pertemuan papan bouwplank harus benar-benar siku, karena hal tersebut sebagai acuan untuk kesikuan pertemuan dinding Untuk bangunan besar dan banyak terdapat ruang, pemasangan bouwplank dilaksanakan mengelilingi seluruh area calon bangunan didirikan, sedang untuk bangunan kecil, pemasangannya cukup pada lokasi sudut atau pertemuan bangunan

Sambungan papan bouwplak diusahakan terletak pada sumbu patok, sehingga jarak patok harus memperhitungkan terhadap panjang papan yang


(23)

akan dipergunakan sebagai bouwplank. Bila sambungan papan bouwplank terletak di antara patok, maka sambungan papan harus menggunakan klem.

Gambar 11-8:Sambungan Papan Bouwplank

C. Pekerjaan Dinding Bangunan

Dinding merupakan salah satu elemen tegak (vertical) pada bangunan, berupa bidang, dan berfungsi sebagai penutup atau pembatas ruangan. Dinding adalah bagian bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konstruksi bangunan. Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi maupun penampilan artistik dari bangunan. Dinding dirancang kuat danamanmenahan kekuatan horisontal dan vertikal yang menjadi beban pada dinding, seperti apa yang menjadi beban konstrusi bangunan dinding, yang dapat dihitung dengan dalil mekanika teknik. Pada konstruksi bangunan atau mekanika, beban-beban yang timbul pada konstruksi dinding, antara lain yaitu seperti kekuatanangin, berat sendiri, mungkin bobotdinding dan lantaidari atas, dan kontraksiyang dihasilkan olehvariasisuhu dan kelembabansertabebrapa dampaktertentu.

Pada zaman modern sekarang ini, dengan berkembangnya teknologi, dindingdapat dirancanguntuk menopang konstruksi dan berfungsi sebagai struktur yaitu dapat memikul beban beban merata, dari konstruksi bangunan yang berhubungan langsung atau tidak langsung dengan dinding.Sehingga fungsi dinding dapat menjadi fungsi arsitektur sekaligus struktur atausebagaikombinasi keduanyadalam konstruksi bangunan secara


(24)

keseluruhan. Dengan demikian konstruksi dinding bangunan menjadi peran yang sangta penting dalam desain konstruksi secara keseluruhan, karena disamping fungsi estetika dinding juga berfungsi sebagai struktur.Beberapa bahan konstruksi didnding bangunan yang dikenal saat ini, seperti Bahan batu, beton, rakitan lembaran bergelombang logam, panel kaca, atau panel logam berlapis keramik, dan sebagainya.

Dari penjelasan di atas, jenis dinding bangunan dapat dibedakan dari segi; 1) Structural; yaitu dapat memikul beban beban merata, bahan harus

kaku dan kokoh dan bisanya jenis ini dibuat dari bahan; a) Batu alam min. tebal 30 cm, b) Batu buatan, dan c) Beton/Beton bertulang. 2) Non structural; yaitu tidak memikul beban, biasanya digunakan untuk

bangunan ringan dan dapat dianggap memikul dengan syarat dinding elemen penyebar beban harus kaku, dinding penyekat tersebut harus pula cukup kokoh dan kaku. Jnie sdidnding ini biasanya terbuat dari; a) Batu alam

b) Batu buatan; Batako, batu bata, bata celcon atau hebel c) Kayu (triplek, plywood, Partisi)

d) Metal (baja, seng, alumunium) e) Plastic

f) Kaca

g) Dan lain sebagainya

Sekilas dapat dijelaskan di sini, tentang bahan dari didnding bangunan dimaksud, namun lebih jelasnya dapat kita pelajari lebih detail lagi dalam penjelasan lanjutan. Dinding bata merah terbuat dari tanah liat atau lempung yang dibakar. Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Dinding dari pasangan bata dapat dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan min. 1 batu (struktural). Bata celcon atau hebel, terbuat dari pasir silica, harganya lebih mahal dari pada bata merah.Batako dan blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: tras+ kapur + pasir dengan perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan lubangnya dibuat bermacam variasi model. Blok beton, adalah batu buatan


(25)

yang dibuat dari campuran bahan mentah: semen + pasir denganperbandingan tertentu, sama juga dengan bataco, blok beton ini juga berlubang. Bata kapur, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan dengan perbandingan tertentu, umumnya digunakan pada rumah-rumah sederhana di perkampungan, pagar pembatas tanah dan lain sebagainya.

Saat ini dinding bangunan, yang berfungsi sebagai non structural yaitu yang berfungsi sebagai variasi atau berfungsi seni sebagai pembatas, telah banyak diproduksi oleh pabrik-pabrik yang bergerak di bidnag bangunan.

Gambar 11-9: Bangunan Menggunakan Dinding Fabrikasi

Dinding prefabrikasi biasanya digunakan untuk konstruksi dinding tirai dan sering dikenal sebagai dinding cetakan. Dinding pabrikan umumnya banyak dipakai untuk bangunan bangunan perkantoran, hotel dan bangunan bertingkat yang menjulang tinggi.Dinding pabrikan biasanya terbuat dari baja bergelombang atau lembaran aluminium, kaca, meskipun kadang-kadang terbuat dari serat diperkuat lembaran plastik. Dinding pabrikan sering dibuat dalam lembaran datar atau bergelombang, yang pekerjaan konstruksinya menggunakan teknik, sekrup, paku, lematau bahan perekat lain yang sesuai dan telah di uji coba kekuatan konstruksinya, dan biasanya memiliki rangka (frame) tersendiri.Pembangunan gedung pencakar langit, dengan konstruksi


(26)

dinding dari betonbertulangselain digunakan untuk kekuatan danjuga berujuansebagai keindahan estetika.Dindingtersebut dapatdibuat di tempat atau system pracetak. Beberapadinding betonpracetakterbuat daribalok-balok beton pratekan, berbentukpersegi panjang, yangditempatkan secara vertikal. Bahan pabrikan lain sepertiKaca, logam , atau keramik berlapis dinding panel logam adalah jenis umum dinding yang digunakan dalam konstruksi bangunan pencakar langit.

Gambar 11-10: Bangunan Menggunakan Dinding Kaca

1. Dinding Batu Bata

Pekerjaan pemasangan batu bata memiliki seni tersendiri dalam sistem konstruksi bangunan gedung. Penggunanaan dinding batu bata paling banyak digunakan di Indonesia, sepertuuntuk rumah sederhana, rumah mewah, gedung olah raga, gedung besar (hall), bahkan untuk gedung-gedung pencakar langit masih banyak yang menggunakan dinding batu bata. Pekerjaan pelaksanaan pekerjaan dinding batu bata ini sebenarnya merupakan pekerjaan dari arsitektur seara umum, walapun dari sudut konstruksi pekerjaan batu bata juga memiliki peranana dalam mendukung konstruksi bangunan. Bila pekerjaan pemasangan dinding batu bata jelek,


(27)

seperti miring, tidak rata atau retak-retaktentu akan mempengaruhi keindahan arsitektur bangunan.

Beberapa syarat dan ketentuan dalam pekerjaan pemasangan dinding batu bata, dapat dipedomani ketentuan berikut ini;

1) Bahan; Bahan yang perlu disiapkan dalam pasangan batu meliputi bata yang sesuai dengan stnadar, dan bahan diperlukan dalam pasangan batu perlu dipersiapkan dekat dengan tempat dimana pekerjaan akan dilaksanakan. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah dalam pelaksanaan pekerjaan. Ada beberpa peralatan dan bahan yang perlu dipersiapkan dalam pemasangan dinding batu bata, antara lain yaitu; Peralatan pengukuran (water pass/selang plastik, patok dan papan, meteran); Peralatan kerja (sendok spesi, cangkul, palu); Bahan adukan (pasir dan semen), dan tempat membuat adukan atau spesi

2) Persiapan Lokasi; Hal-hal yang perlu disiapkan di lokasi pekerjaan pasangan batu adalah; a). Di dalam pekerjaan membersihkan lokasi kerja dari sampah yang akan menghambat jalannya pekerjaan selalu dilakukan pada awal pekerjaan. Pekerjaan ini tidak terlalu memerlukan tenaga yang besar kecuali pekerjaannya memang besar yang akan dibahas secara tersendiri karena menyangkut penggunaan alat berat seperti buldozer, back hoe dan lain-lain; b). Memindahkan benda yang akan menghambat proses pekerjaan.Pekerjaan memindahkan sering dilakukan menyesuaikan dengan kondisi lapangan. Kalau kondisi lapangan pekerjaan lahan baru, biasanya ada pohon yang perlu ditebang. Kondisi lapangan bangunan lama juga perlu pembongkaran dan pengamanan alat dan bahan yang masih terpakai, barang tersebut diinventaris dan diletakkan pada ruangan yang aman; c). Membuat penerangan dan sarana kebersihan seperti lampu dan tersedianya air.

Salah satu komponen bangunan yang biasa dibuat dari pasangan batu bata adalah dinding. Dinding pasangan batu bata adalah susunan batu bata yang disatukan dengan menggunakan adukan mortar sebagai bahan perekat, sehingga membentuk konstruksipada bagian bangunan tertentu..Dinding bata merah terbuat dari tanah liat atau lempung yang dibakar.Untuk dapat digunakan sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus


(28)

memenuhi standar peraturan bahan bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10 (peraturan bata merah). Pada bangunan sederhana rumah tinggal dan bangunan sederhana satu lantai lainnya, dinding berfungsi sebagai komponen struktur untuk menyangga beban-beban bangunan yang ada di atasnya dan sekaligus berfungsi sebagai partisi yaitu pembatas atau penyekat antar ruangan. Pada bangunan gedung bertingkat, umumnya struktur utama berupa struktur rangkadibuat dari material beton bertulang atau baja, sedangkan tembok hanya berfungsi sebagai penyekat. Pasangan dinding batu bata, menurut ketebalannya, dapat dibedakan menjadi: pasangan setengah batu, pasangan satu batu, dan pasangan satu setengah batu.

Gambar 11-11: Memasang Dinding Batu Bata

Pemeriksaaan visual bata yang baik dapat dilihat dari bentuk, dan warnanya.Bata yang ideal mempunyai ukuran 6 x 12 x 24 cm, tetapi bata yang sekarang

diproduksi mempunyai ukuran yang berbeda beda, tergantung pabrik yang mengeluarkannya, bahkan banyak bata diproduksi ukurnanya yang lebih kecil dari ukuran standar seperti yang dipesyaratkan oleh SNIatau standar bangunan Indonesia NI-3 dan NI-10. Umumnya ukuran bata di Indonesia ukuran standar seperti berikut :

1) Panjang 240 mm, lebar 115 mm, tebal 52 mm atau 2) Panjang 230 mm, lebar 110 mm, tebal 50 mm

Penyimpangan terbesar, dari ukuran-ukuran seperti tersebut di atas ialah: untuk panjang maksimal 3 %, lebar maksimal 4 % dan tebal maksimal 5 %. Tetapi antara bata-bata dengan ukuran-ukuran terbesar dan bata-bata dengan


(29)

ukuran-ukuran ter-kecil, selisih maksimal yang diperbolehkan ialah untuk panjang 10 mm, untuk lebar 5 mm dan untuk tebal 4 mm.

Untuk pemeriksaan dan mengetahui kekuatanbata dapat dilakukan pengujian secara sederhana, yaitu dengan cara seperti berikut: Sebuah bata diletakkan di atas dua bata yang lain, setiap batapenumpu menahan ± ¼ panjang bata yang diuji, sehingga ± ½ panjang bata yang diuji menjadi bebas atau tidak tertumpu, kemudian dipijak dengan satutelapak kaki orang dewasa. Apabila bata pecah, maka kualitasnya tidak baik. Selain itu, ada beberapa pedoman yang dapat dilakukan untuk pemeriksaan bata, seperti;

1) Mempunyai bentuk yang persegi, lurus, dan seragam, 2) Tidak retak dan tidak cacat seperti sompel

3) Permukaannya kasar

4) Jika dipukul bunyinya nyaring 5) Tidak mudah hancur atau patah. 6) Tahan bila direndam

7) Dibakar pada suhu yang tepat, sehingga secara visual terlihat berwarna merah tua.

Memasang dinding dari batu bata, guna memperoleh hasil yang optimal, ada beberapa pedoman yang dapat dilakukan antara lain, yaitu;

1) Mempersiapkan alat, seperti; a) Waterpass

b) Benang c) Unting-unting d) Siku rangka e) Meteran f) Profil

g) Sendok spesi h) Pensil

i) Pemotong bata j) Palu

k) Bak spesi l) Ember/sekop m) Cangkul

2) Mempersiapkan Bahan, seperti;

a) Batu bata memenuhi syarat seperti dijelaskan sebelumnya.

b) Angkur terbuat dari baja tulangan diameter 10 mm sampai 12 mm kondisi baik, tidak berkarat, tidak berminyak, bukan besi bekas.

c) Semen (PC kemasan 50 kg atau PPC kemasan 40 kg, tidak mengeras, kering, warna seragam).


(30)

d) Pasir berasal dari sungai/darat, tidak mengandung lumpur dan bahan organik.

e) Air layak minum, tidak berasa, tidak berwarna, tidak berbau.

Gambar 11-12 :Mempersiapkan Pemasangan Dinding Batu Bata

3) Pedoman kerja:

a) Pelajari RKS (Rencan kerja dan Syarat-syarat) beserta gambar kerja yang tersedia, atau lakukan wawancara dan buat catatan hasil wawancara dan diskusi;

b) Sebelum melakukan pekerjaan gunakan perlengkapan kerja standar; c) Buat adukan sesuai dengan dengan komposisi adukan konstruksi

yang akan dibangun;

d) Persiapkan alat dan batu bata yang diperlukan, sebaiknya bata direndam terlebih dahulu, agar tidak terlalu kering dan tidakmenyerap air spesi sehingga diperoleh kekuatan lekat yang baik;

e) Tentukan dan atur tata letak pekerjaan dengan tujuan menghindari kecelakaan kerja, tersedianya ruang gerak yang cukup leluasa saat bekerja, meningkatkan produktivitas, dan hindari tercecernya material yang bisa mengakibatkan pemborosan

Pelaksanaan pemasangan batu bata agar diperoleh hasil pasangan bata yang baik, dalam memasang satu buah batu bata diusahakan cukup hanya sekali mengambil dan meletakkan adukan/spesi. Cara meletakkan batu bata didorong mendatar seperti pesawat terbang mendarat, sehingga ujung batu bata akan mendorong adukan dan akhirnya mengisi siar tegak. Cara ini memerlukan sendok yang cukup panjang, dan sebaiknya digunakan sendok spesi segitiga. Pedoman dan langkah kerja pemasangan batu bata, sebagai


(31)

pasangan dinding untuk bangunan, rumah dan toko, dapat dikerjakan seperti langkah berikut ini;

1) Persiapkan alat dan bahan secukupnya di tempat yang aman dan mudah dijangkau.

2) Tentukan target ukuran pekerjaan dan memasang profil terbuat dari kaso kayu di luar kedua ujung pasangan sejauh 50 cm, dan tegakkan profil dengan menggunakan unting-unting

3) Mengukur ketinggian lapis pertama pasangan dinding dengan pedoman elevasi sloof dan lantai di bawahnya dengan selang plastik berisi air atau water pass.

4) Menentukan ketebalan setiap lapispasangan bata denganmemperhitungkan tebal bata dan siar.

5) Memberikan tanda untuk setiap ketinggian lapisan pasangan bata, dari lapis ke-1 sampai ke-20, pada kedua profil yang telah dipasang. 6) Merentangkan benang dan mengikat pada tanda elevasi di kedua profil 7) Memasang lapisan batu bata dengan mengontrol kelurusan ke arah

horisontal dan ketegakan ke arah vertikal pada setiap lapisannya. 8) Memindahkan benang ke tanda elevasi lapis kedua, setelah lapis

pertama selesai, dan melakukan pemasangan selanjutnya.

9) Memasang angkur dengan panjang penyaluran/tertanam minimal 40 cm, setiap 6 lapis batu bata pada bidang dinding.

10) Membersihkan ruang kerja dari adukan yang tercecer, cucilah alat dan kembalikan ke tempat semula.

11) Mengulangi langkah-langkah pemasangan di atas sampai pekerjaan selesai.

Gambar 11-13 :Membuat Pedoman Siku Pemasangan Dinding Batu Bata Pelaksanaan pemasangan batu batu merah, dengan menghubungkan batu merah masing-masing bersama mortar menjadi suatu kesatuan yang juga


(32)

dapat menerima beban. Siar-siar vertikal selalu diusahakan agar tidak merupakan satu garis, harus bersilang, seperti terlihat pada gambar berikut ini.

Gambar11-14 :Siar-siar Vertikal Batu Bata Tidak Satu garis .


(33)

Gambar 11-15:Susunan Lapisan Pasangan Batu Bata

Lapisan pertama dengan lapisan yang kedua dibuat pada siar vertical yang berbeda kemudian untuk lapisan kedua dan yang berikutnya pada batu masing-masing diletakkan adukan (mortar) pada dinding yang sudah didirikan untuk siar yang horisontal dan pada batu merah yang akan dipasang pada sisi sebagai siar vertical Sekarang batu merah dipasang menurut tali yang telah dipasang menurut papan mistar sampai batu merah terpasang rapat dan tepat. Dengan sendok adukan, mortar yang tertekan keluar siar-siar dipotong untuk digunakan langsung untuk batu merah berikutnya.Pada musim hujan dinding-dinding pasangan batu merah yang belum kering harus dilindungi terhadap air hujan. Perawatan pasangan batu bata, untuk mecapai hasil yang optimal, selama proses pengerasan bahan adukandiperlukan kelembaban yang memadai. Oleh sebab itu, perlu dilakukan perawatan dengan menyiram dinding secara berkala selama minimal 7-14 hari sejak mulai dipasang.

Bentuk dan teknis ikatan pemasangan batu bata, dapat dilihat dari gambar.Ikatan Setengah Bata Memanjang

1) Ikatan satu batu memanjang


(34)

3) Ikatan setengah batu persilangan tiga jalur


(35)

(36)

(37)

(38)

2.

Dinding Bata Hebel

Hebel adalah jenis dinding dari bahan pabrikan, yang terbuat dari campuran semen, pasir (silica), dan kapur, lalu dicampur air dan bahan pengembang setelah itu diproses dengan diberi uap air tekanan tinggi dimana dalam pembentukannya gas-gas dibuang, kemudian kantong-kantong udara dimanfaatkan untuk mengisi campuran beton (Semen, pasir dan kapur), sehingga lebih padat tetapi ringan. Hebel dinamakan juga oleh tukang-tukang di lapangan sebutan “bata ringan”, atau sebutan lain disebut juga dengan Hebel ACC (Autoclaved Aerated Concrete) dan ada juga menyebut beton ringan aerasi.

Di Indonesia sekarang ini hebel/bata ringan sudah banyak diproduksi pabrik skala besar, dan pabrik rumahan (home industries), tetapi mereka tidak menyebutnya dengan merek hebel dan masing-masin mebuat merek sendiri, karena batu ringan ini awalnya merek hebel yang pertama dikenal orang.Kadang kala batu hebel diproduksi juga dengan penguatan tulangan besi, sehingga lebih kuat dan kekuatannya menjadi berlipat ganda.Hebel biasanya berwarna putih, dan bentuknya seperti

batu bata, hanya ukurannya lebih besar, umumnya berukuran 10 cm x 19 cm x 59 cm atau ukuran 60 cm x 20 cm dengan ketebalan 8–10 cm.


(39)

Spesifikasi umum hebel /bata ringan adalah; 1) Berat jenis kering : 520 kg/m3

2) Berat jenis normal : 650 kg/m3 3) Kuat tekan : > 4,0 N/mm2 4) Ketahanan terhadap api : 4 jam

5) Per meter luas, dibutuhkan 8-9 buah, atau untuk 1 m3 bata jenis ini

bisa digunakan untuk pasangan dinding seluas 11,5 m2.

kebutuhan spesi kira-kira 3 cm, dan dapat tidak diplester, karena permukaanya dan dimensi solid dan presisi.

Beberapa keuntungan menggunakan Hebel sebagai dinidng, antara lain yaitu; 1. Pemasangan Cepat; Masa pekerjaan konstruksidinding hebel lebih cepat,

dibanding bata merah, sehingga dari anggaran pekerjaan, yaitu penggunaan tenag kerja akan lebih hemat. Penggunaan hebel akan menyisahkan sedikit sampah atau barang reject, yang membuat lokasi proyek lebih bersih, tidak berantakan dank an mempercepat penyelesaian konstruksi.

2. Solid; Hebel lebih solid bila disbanding dengan batu olahan tradisional, lebih ringan sehingga transportasi akan lebih mudah, dan hasil penelitian menunjukkan kekuatan hebel lebih kuat dibanduing batu tradional.

3. Tahan Api; Hebel sangattahan api, ini akan membuat lebih aman dan untuk ketenangan pikiranterhadapa bangunan, dan menambahkan keamanan.

4.

Presisi; Hebel merupakan produksi pabrikan, tentu dimensi dan

ukuran lebih presisi.

5. Ramah Lingkungan; Hebel dibuat dengan konstruksi yang uniktahan panasdenganmassa termal, membuatbangunan lebih efisiensi, karena mengurangiketergantungan padapemanasan dan pendinginan, dan akan berampak pada efisiensi penggunaan AC di ruangan.

6. Bagus untuk akustik; Hebeldenganpanel dindingringandan lebih solid, akanmemberikantingkatkinerja akustik lebih berkualitas, karena lebih kedap suara.

Dari keuntungan pemakaian batu hebel, jelas akan lebih bermanfaat dibanding menggunakan batu bata, atau batu tradisonal lain.


(40)

Gambar 11-17:Bahan Dinding Hebel

Ada beberapa kekurangan dinding bata hebel atau celcon ini, yaitu;

1) Harga relative lebih mahal disbanding bata/batako, dan bahabn tradisonal lain.

2) Tidak semua tukang mampu memasang hebel.

3) Pembelian melalui pemesanan pada took yang special menjual hebel.

Gambar 11-18:Pemasangan Dan Aplikasi Dinding Hebel

Hebel bahannya jenis ini harganya lebih mahal kurang lebih 16,5 % dari harga dinding bata merah untuk setiap 1 m2 terpasang. Dinding jenis ini sering digunakan pada rumah-rumah mewah, hotel, apartemen, monumen dan gedung-gedung mewah yang lain.Dinding jenis hebel bisa saja tidak diplester, cukup diaci saja karena permukaannya yang sudah relatif rata dan permukaan batu yang lebar.Hanya saja ketebalan kusennya harus disesuaikan. Selain itu, dalam praktik pemasangan sangat sedikit bahan yang


(41)

terbuang. Jarak pemasangan kolom penguat sama dengan yang disyaratkan pada bata merah.

3.

Dinding Batako

Batako adalah salah satu bahan bangunan yang berupa batu-batuan yang pengerasannya tidak dibakar dengan bahan pembentuk yang berupa campuran pasir, semen, air dan dalam pembuatannya dapat ditambahkan dengan bahan tambah lainnya (additive). Selain itu ada juga yang membuatnya dari campuran batu tras, kapur dan air bahkan kini juga beredar batako dari campuran semen, pasir dan batubara, tentu dengan campuran kekuatannya menjadi kurang. [pengertian Batako, menurut PUBI (Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia) tahun 1982 pasal 6, “Batako adalah bata yang dibuat dengan mencetak dan memelihara dalam kondisi lembab”, sednagkan menurut SNI 03-0349-1989, “Conblock (concrete block) atau batu cetak beton adalah komponen bangunan yang dibuat dari campuran semen Portland atau pozolan, pasir, air dan atau tanpa bahan tambahan lainnya (additive), dicetak sedemikian rupa hingga memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai bahan untuk pasangan dinding”

Bentuk dari batako/batu cetak itu sendiri terdiri dari dua jenis, yaitu batu cetak yang berlubang (hollow block) dan batu cetak yang tidak berlubang (solid block) serta mempunyai ukuran yang bervariasi.Ukuran batako (press) pada umumnya adalah panjang 36-40 cm, tebal 8-10 cm, dan tinggi 18-20 cm. Untuk dinding seluas 1 m2, kira-kira membutuhkan 15 buah batako. Biasanya orang memilih jenis batako press, hal ini dipilih untuk memperingan beban struktur sebuah bangunan, mempercepat pelaksanaan, dan meminimalisasi sisa material yang terjadi pada saat proses pemasangan dinding.


(42)

Gambar 11-19:Bentuk Batako (solid block dan hollow block)

Sebutan batako, juga sering disebut dengan bata beton, hanya campuran semennya lebih sedikit dan bervariasi tergantung pabrik yang memperoduksinya.Batako diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu batako normal dan batako ringan. Batako normal tergolong batako yang memiliki densitas sekitar 2200-2400 kg/m3 dan kekuatannya tergantung komposisi campuran beton (mix design). Sedangkan untuk beton ringan adalah suatu batako yang memiliki densitas < 1800 kg/m3, begitu juga kekuatannya biasanya disesuaikan pada penggunaan dan pencampuran bahan bakunya (mix design).Batako yang baik adalah yang masing-masing permukaanya rata dan saling tegak lurus serta mempunyai kuat tekan yang tinggi.Permukaan batako harus mulus, berumur minimal satu bulan, pada waktu pemasangan harus sudah kering, berukuran panjang 400 mm, lebar 200 mm dan tebal 100-200 mm, kadar air 25-35 % dari berat, dengan kuat tekan antara 2-7 N/mm2”. Sebelum dipakai dalam bangunan, maka batako minimal harus sudah berumur satu bulan dari proses pembuatannya, kadar air pada waktu pemasangan tidak lebih dari 15 %.


(43)

Gambar 11-20:Ukuran Batako Press

(Diambil dari sampel produksi) Beberapa faktor yang menjadikan batako berkualitas, antara lain adalah; Faktor air semen, umur batako dari mulai diproduksi, kepadatan batako yang dipengaruhi ketika produksi, bentuk dan struktur batuan dan campuran bahan yang digunakan.Berikut ini adalh spesifikasi umum batako;

1) Berat jenis normal 1000 kg/m3 2) Berat jenis kering 950 kg/m3 3) Kuat tekan : 5,5 N/mm² 4) Tebal spesi : 20 – 30 mm

5) Jumlah (kebutuhan) batako press per 1 m2 : 20 – 25 buah.

Beberapa keuntungan menggunakan batako sebagai dinding bangunan, yaitu; 1) Secara kuantitatif dalam pemasangan dinding, jumlahnya lebih sedikit

bila dibanding dengan batu bata.

2) Memasnga lebih cepat, dan dimensi ukruan lebih seragam disbanding bat merah.

3) Tidak perlu diplester untuk menghemat biaya 4) Sebelum pemakaian tidak perlu direndam air.

Beberapa kekurangan menggunakan batako sebagai dinding bangunan, yaitu; 1) Gampang retak pada dinding

2) Gampang pecah, sehingga membutuhkan ekstra ketika pengangkutan dan pemasangan

3) Kurang baik untuk insulasi panas dan suara.

Bahan dinding batu cetak yang tidak dibakar atau sebutan umum batako, ada juga yang menyebut konblok, berdasarkan bahan bakunya dibedakan menjadi dua bagian, yaitu:

1) Batako putih; Batako putih ata tras terbuat dari campuran trass, batu kapur, dan air, dan sering juga disebut batu cetak kapur trass. Trass merupakan jenis tanah yang berasal dari lapukan batu-batu yang


(44)

berasal dari gunung berapi, warnanya ada yang putih dan ada juga yang putih kecokelatan. Ukuran batako trass yang biasa beredar di pasaran memiliki panjang 20 cm–30 cm, tebal 8 cm–10 cm, dan tinggi 14 cm–18 cm.

2) Batako semen; dibuat dari campuran semen dan pasir. Ukuran dan model lebih beragam dibandingkan dengan batako putih. Batako ini biasanya menggunakan dua lubang atau tiga lubang disisinya untuk diisi oleh adukan pengikat. Nama lain dari batako semen adalah batako pres, yang dibedakan menjadi dua bagian, yaitu pres mesin dan pres tangan. Secara kasat mata, perbedaan pres mesin dan tangan dapat dilihat pada kepadatan permukaan batakonya. Di pasaran ukuran batako semen yang biasa ditemui memiliki panjang 36 cm–40 cm, tinggi 18 cm–20 cm dan tebal 8 cm–10 cm

Gambar 11-21:MesinPress Tangan

Kelebihan dinding menggunakan batako putih antara lain adalah, pemasangan relatif lebih cepat, harga relatif murah. Kemudian kekurangan dinding batako putih antara lain adalah, rapuh dan mudah pecah, menyerap air sehingga dapat menyebabkan tembok lembab, dinding mudah retak, dan penggunaan rangka beton pengaku relatif lebih banyak, yaitu setiap bidang dinding seluas.


(45)

1) Lebih kedap air sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya rembesan air.

2) Pemasangan lebih cepat daripada dinding bata merah ataupun dinding batako putih, karena ukuran material yang lebih besar.

3) Membutuhkan rangka beton pengaku relatif lebih sedikit, yaitu antara 9-12 m2 luas bidang dinding

4) Ukuran material lebih presisi dan seragam, sehingga mengurangi pemakaian spesi, dan material plester dan aci.

5) Ketersediaan material relatif terjamin, serta fluktuasi harga tidak terlalu tinggi karena proses pembuatannya tidak terlalu dipengaruhi oleh musim.

Kemudian kekurangan dinding batako presantara lain adalah; 1) Harga relatif lebih mahal dibanding batako tras.

2) Mudah terjadi retak rambut pada dinding.

3) Dinding mudah berlubang karena terdapat lubang pada bagian sisi dalamnya, sehingga menyulitkan untuk pemasangan perabot pada dinding.

Batako dan paving block yang diproduksi, bahan bakunya terdiri dari pasir, semen dan air dengan perbandingan 75 : 20 : 5. Perbandingan komposisi bahan baku ini adalah sesuai dengan Pedoman Teknis yang dikeluarkan oleh Departemen Pekerjaan Umum tahun 1986. Adapun proses produksi batako dan paving block adalah sebagai berikut :

1) Pasir diayak untuk mendapatkan pasir yang halus dengan menggunakan mesin/manual.

2) Pasir tanpa diayak dan semen diaduk sampai rata dengan menggunakan mesin pengaduk/manual dan setelah rata ditambahkan air.

3) Adonan pasir, semen dan air tersebut diaduk kembali sehingga didapat adukan yang rata dan siap dipakai.

4) Adukan yang siap dipakai ditempatkan di mesin pencetak batako/paving block dengan menggunakan sekop dan di atasnya boleh ditambahkan pasir halus hasil ayakan (bergantung pada jenis produk batako/paving block yang akan dibuat).


(46)

5) Dengan menggunakan lempengan besi khusus tersebut dipres/ditekan sampai padat dan rata mekanisme tekan pada mesin cetak.

6) Batako/paving block mentah.yang sudah jadi tersebut kemudian dikeluarkan dari cetakan dengan cara menempatkan potongan papan di atas seluruh permukaan alat cetak.

7) Berikutnya alat cetak dibalik dengan hati-hati Skala produksi dan keunggulan produk akhir sehingga batakolpaving block mentah tersebut keluar dari alat cetaknya.

8) Proses berikutnya adalah mengeringkan batako/paving block mentah dengan cara diangin-anginkan atau di jemur di bawah terik matahari sehingga didapat batako/ paving block yang sudah jadi

Teknik dan cara pemasangan batako sama saja halnya dengan teknik dan pemasangan batu bata, perbedaan hanya terletak pada ukuran saja. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kita tidak akan membahas secara detail pemasangan batako, karena dapat dilihat pada materi terdahulu tentang pemsangan batu bata. Baik itu tentang persiapan alat, persiapan bahan dan lain sebagainya, dan yang terpenting untuk menghasilkan yang lebih baik, dan kuat pemasangan batako haruslahbenar-benar disusun dengan rapi.Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penngunaan batako sebagai dinding bangunan, yaitu;

1) Penyimpanan, diusahakan di dalam keadaan cukup kering

2) Kemanan konstruksi batako, sebaiknya disusun maksimal per lima lapis.

3) Pemasangan tidak perlu dibasahi terlebih dahulu, serta tidak bolehdirendam air.

4) Pemotongan batako dipergunakan palu, sendok semen, atau tatah untukmembuat goresan pada batu yang akan dipatahkan.


(47)

Gambar 11-22:Pemasangan Batako Sebagai Dinding Pagar

Untuk memperkuat dinding batu batako juga digunakan rangkapengkaku yang terdiri dari kolom atau balok beton bertulang yang dicordi dalam lubang-1ubang batu batako.Kolom beton ini selalu dipasang disudut-sudut, pertemuan dan persilangan dinding seperti terlihat padagambar diatas.Jika dinding bersilangan salah satu dinding terdiri daribatu batako yang tidak berlubang, maka digunakan angker besi beton.

Berikut ini, beberapa gambar teknik dan susunan pemasangan batako yang dipersyaratkan untuk dipedomani.


(48)

Gambar 11-24:Konstruksi Batako Sudut Dengan Penguat Kolom

Gambar 11-25:KonstruksiBatakoHubungan Persilangan


(49)

4. Dinding Batu Alam

Batu alam membuat tampilan ruangan jadi alami, bentuk, tekstur, dan motifnya mampu membuat suasana ruang berubah sejuk alami. Dalam pemasangan, batu alam dapat menghasilkan beragam pola dan tampilan. Dinding batu alam biasanya terbuat dari bebatuan yang terdapat di alam, beda dengan batu olahan, seperti batu kali, batu cadas, batu candi, dan batu yang dapat dipakai sebagai dinding baik itu berfungsi sebagai penyekat, penahan maupun sekalian sebagai dekorasi arsitektur. Prinsip pemasangannya hampir sama dengan batu bata, dimana siar vertikal harus dipasang selang-seling, untuk menyatukan batu diberi adukan seperti campuran ½ PC : 1 kapur : 6 pasir untuk bagian dinding di atas permukaan tanah.

Batu alam dapat dipasang dengan pola seperti batu bata dinding, kotak-kotak bujur sangkar, dan susun sirih, selain juga pemasangan maju mundur. Pilihan pola ini dapat disesuaikan dengan keinginan atau sesuai dengan karakter batu yang dipakai. Batu candi batu ini berupa lempengan. mudah menyerap air karena berpori besar. Teksturnya kasar. Apabila terkena air, warna batu lebih kelam biasanya semakin hitam. Ukuran yang tersedia: 10 cm x 20 cm, 15 cm x 30 cm, dan 20 cm x 20 cm. Tersedia pula ukuran lebih besar, berkisar antara 20 cm x 30 cm, 20 cm x 40 cm, dan 40 cm x 40 cm.

Batu alam biasanya digunakan untuk pondasi rumah, meski begitu, tersedia juga batu kali lempengan. Bentuk dan ukuran batu alam biasanya tidak teratur, lempengan batu ini biasa dipakai untuk lapisan dinding ataupun lantai, bentuk dan ukuran yang tidak beraturan jelas membuat proses pemasangan agak sedikit sulit butuh ahli agar hasilnya rapi daan terlihat lebih artistik. Kemudian batu andesit, batu ini paling keras di antara batu alam yang umum dipakai. Tingkat porositasnya paling kecil karena berpori rapat, warnanya gelap, ukuran yang tersedia mulai 5 cm x 20 cm, sampai 20 cm x 40 cm, dengan ketebalan 3-4 cm. Seperti halnya batu paras, penggunaan batu ini cocok di segala ruang, pola yang banyak digunakan adalah susun bata, ini menjadikan struktur pelapis dinding ini kuat karena saling mengikat.


(50)

5.

Dinding Penahan Tanah

Dinding penahan tanah adalah suatu konstruksi yang berfungsi untukmenahan tanah lepas atau alami dan mencegah keruntuhan tanah yang miring ataulereng yang kemantapannya tidak dapat dijamin oleh lereng tanah itu sendiri. Tanah yang tertahan memberikan dorongan secara aktif pada struktur dinding sehingga struktur akan cenderung terguling atau tergeser. Fungsi utama dari dinding penahan tanah adalah menahan tanah yang berada dibelakangnya dari bahaya longsor akibat benda-benda yang ada atas tanah, adanya berat tanah, adanya berat air (tanah) dan lain sebagainya. Dinding penahan merupakan dinding yang dibangun untuk menahan massa tanah di atas struktur atau bangunan yang dibuat. Jenis konstruksi dapat dikonstribusikan merupakan konstruksi dengan mengandalkan berat konstruksi untuk melawan gaya-gaya yang bekerja.Fungsi khusus yang dapat diberikan oleh dinding pasangan batu yaitu, pemanfaatan ruang dari suatu pembangunan jenis sarana dan prasarana lain, dan pemeliharaan, penunjang umur dan bagian dari jenis sarana dan prasarana lain. Hal tersebut dapat terjadi pada dinding saluran irigasi, prasarana tepi jalan kondisi khusus, perlindungan tebing, dan lain-lain.

Dinding penahan tanah, biasanya dibuat dari pasangan batu kali, yaitu pasangan batu yang dilekatkan dengan campuran semen, pasir dan air. Dikenal beberapa jenis dinding penahan tanah, seperti konstruksi batu kali murni, batu kali dengan tulangan (gravity & semi gravity), tembok yang dibuat dari bahan kayu (talud kayu), dan tembok yang dibuat dari bahan beton (talud beton).

Dinding penahan tanah digolongkan menurut bahan-bahan yang dipakai antaralain yaitu;

1) Dinding dari batu; Dinding penahan jenis ini digunakan untuk mencegah terjadinya keruntuhan tanah, dan digunakan apabila tanah asli di belakang tembok itu cukup baik dan tekanan tanah dianggap kecil.

2) Dinding dari beton; Tipe Gravitasi (Tipe Semigravitasi)bahan dari dinding ini dapat dibuat dari balok beton polos (plain concrete).


(51)

Stabilitas dinding ini tergantung beratnya dan tidak ada gaya tarik di setiap bagian dari dinding. Dinding ini kurang ekonomis apabila digunakan untuk dinding yang tinggi. Dinding Semi Gravitasi adalah dinding yang sifatnya terletak antara sifat dinding gravitasi sebenarnya dan dinding kantilever. Dimana pada dinding ini terdapat perluasan kaki sehingga tebal penumpang dapat direduksi dan digunakan sejumlah kecil penguatan bajaKarena bentuknya yang sederhana dan juga pelaksanaan yang mudah, jenis ini sering digunakan apabila dibutuhkan konstruksi penahan yang tidak terlalu tinggi atau bila tanah pondasinya baik.

3) Dinding dari Beton Bertulang; Dengan Balok Kantilever Dinding penahan dengan balok kantilever tersusun dari suatu dinding memanjang dan suatu pelat lantai, dinding ini menggunakan aksi konsol untuk menahan massa yang berada di belakang dinding dari kemiringan alami yang terjadi akan berlaku sebagai balok kantilever dan kestabilan dari dinding didapatkan dengan berat badannya sendiri dan berat tanah di atas tumit pelat lantai. Dinding penahan jenis ini relatif ekonomis dan juga relatif mudah dilaksanakan.

Gambar 11-27:Konstruksi Dinding Penahan Tanah

Dinding penahan tanah digolongkan berdasarkan cara untuk mencapai stabilitas,antara lain yaitu;

1) Dinding gravitasi (gravity wall); Dinding ini biasanya di buat dari beton murni dan tanpa tulanganatau dari pasangan batu kali. Stabilitas konstruksinya diperoleh hanya dengan mengandalkan berat sendiri konstruksi, biasanya tinggi dinding tidak lebih dari 4 meter.


(52)

2) Dinding penahan kantilever (kantilever retaining wall); Dinding penahan kantiliver di buat dari beton bertulang yang tersusun dari suatu dinding vertical dan tapak lantai. Masing-masing berperan sebagai balok atau pelat kantiliver, stabilita konstruksinya diperoleh dari berat sendiri dinding penahan dan berat tanah diatas tumit tapak (hell). Terdapat 3 bagian struktur yang berfungsi sebagai kantiliver, yaitu bagian dinding vertical (steem), tumit tapak dan ujung kaki tapak (toe ), dan biasanya ketinggian dinding ini tidak lebih dari 6– 7 meter 3) Dinding conterfort (counterfort wall); Apabila tekanan tanah aktif

pada dinding vertical cukup besar, maka bagian dinding vertical dan tumit perlu disatukan (kontrafort). Kontrafort berfungsi sebagai pengikat tarik dinding vertical dan ditempatkan pada bagian timbunan dengan interfal jarak tertentu. Dinding kontrafort akan lebih ekonomis digunakan bila ketinggian dinding lebih dari 7 meter.

4) Dinding butters (butters Wall); Dinding Buttress hampir sama dengan dinding kontrafort, hanya bedanya bagian kontrafort diletakkan di depan dinding. Dalam hal ini, struktur kontrafort berfungsi memikul tegangan tekan. Pada dinding ini, bagian tumit lebih pendek dari pada bagian kaki. Stabilitas konstruksinya diperoleh dari berat sendiri dinding penahan dan berat tanah diatas tumit tapak. Dinding ini lebih ekonomis untuk ketinggian lebih dari 7 meter


(53)

Gambar 11-28: Desain Konstruksi Dinding Penahan Tanah

6.

Dinding Beton

Pada Bab terdahulu telah dijelaskan pengertian dari beton, untuk lebih mengingatkan pemahaman kita, penegertian beton yaitu suatu campuran yang berisi pasir, krikil/ batu pecah/ agregat lain yang dicampurkan menjadi satu dengan air yang setelah mongering membentuk suatu masa yang disebut dengan beton, dan selanjutnya dapat digunakan untuk membuat pondasi, balok, plat lantai, dan lain sebagainya.Dari pekerjaan dan fungsinya beton dikenal ada berbagai jenis, yaitu, beton normal, beton bertulang, beton pratekan, dan beton komposit.

Kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi kekuatan beton, antara lain yaitu; 1) Jenis dan kualitas semen (PC);

2) Perbandingan campuran semen, dengan agregat lain dalam campuran, serta teknik dan metoda pencampuran bahan bahan yang digunakan;

3) Pelaksanaan pekerjaan beton dan perawatan sampai mongering. Sebagai salah satu konstruksi yang dikerjakan, beton memiliki Kelebihan dan Kekurangan. Beton dalam keadaan mengeras akan sangat keras dan kaku, tetapi dalam keadaan segar beton seperti bubur sehingga mudah dibentuk sesuai keinginan. beton juga sangat tahan terhadap serangan api juga sangat


(54)

tahan terhadap serangan korosi, dan secara umum kelebihan dan kekurangan beton adalah;

1) Kelebihan beton; dapat dibentuk sesuai keinginan, mampu memikul beban tekan yang berat, tahan terhadap temperatur tinggi, biaya pemeliharaan relative kecil.

2) Kekurangan beton; bentuk yang sudah dibuat sulit untuk diubah, pelaksanaan pekerjaan memerlukan ketelitian yang tinggi, berat, daya pantul suara besar, membutuhkan cetakan sebagai alat pembentuk, tidak memiliki kekuatan tarik, setelah dicampur beton segera mengeras, dan beton yang mengeras sebelum pengecoran tidak bisa di daur ulang.

Gambar 11-29 : Dinding Beton pada Bangunan

Dinding beton dibuat dengan berbagai tujuan, selain untuk struktur beton dapat diadikan sebagai disain arsitektur bangunan.Saat ini banyak orang membuat dinding beton dari blok-blok beton pracetak, disamping kuat mudah dalam pengerjaan di lapangan, yang hanya menyatukan dengan konstruksi yang telah ada atau menempelkannya pada frame yang telah disediakan sebelumnya. Sekarang ini banyak didapat dinding berbahan beton, dari desain dan pengerjaannya dikenal beberapa macam, yaitu;

1) Dinding beton dan beton bertulang 2) Dinding beton pracetak


(55)

Dinding beton bertulang banyak dipakai dalam konstruksi dinding penahan tanah, hal tersebut dimungkinkan karena kekuatannya dan mudah membentuk dan melaksanakna sesuai dengan counter/relief alam yang akan dikerjakan. Penggunanaa dinding beton bertulang, banyak diapaki seperti untuk bendungangan, drainase, dan pondasi atau jembatan. Bahkan untuk konstruksi tertentu dinding juga dapat ditanam pipa didalamnya, karena dinding beton dapat menahan kontraksi air dari luar yang dapat melindungi kekuatan pipa di dalamnya. Tampilan estetikadari dindingbeton bertulangdapat dibentuk sehingga menarik perhatian, dan akan memperindah tampilan luar disamping kekuatan yang tetap dipertahankan.

Ketahanan dinding beton dapat bertahan berpuluh puluh tahun, bahkan ratusan tahun tergantung dari kekuatan serta ketebalan lapisan beton yang di desain, dan kekuatan dinding beton akan bertambah dari tahun ke ktahun, sampai tercapai titik kuat yang diprediksi bisa sampai ratusan tahun. Namun, bila spesifikasikonstruksi bangunantidakkuat, ini yang memungkinkan dinding akan mengalami penurunan, seperti timbulnya retak-retak, yang akhirnyaakan mengalami keruntuhan. Pembangunan konstruksi dindiing beton dapat di desain dengan kombinasi arsitektur yang indah, sehingga bukan hanya kokoh dari segi struktur tetapi indah dari sudut estetika.


(56)

7.

Dinding Partisi

Bila ditinjau dari arti kata partisi, mungkin semua dari kita memahami maksudnya, partisi berarti pembatas atau sekat ruangan.Kebiasaan di rumah partisi dapat dipasang dan dipindah-pindah sesuai keinginan.Penggunaan partisi sebagai pembatas ruangandimana ruangan satu dengan yang lainnya mempunyai fungsiyang berbeda.Jadi sesuai dengan namanya dinding partisi memang dikhususkan untuk sekat antar ruang, karena di desain sebagai sekat antara ruang satu dan yang lain, dinding ini memiliki desain konstruksi yang lebih praktis dan ringan dibanding dengan konstruksi dinding seperti dinding bagian luar.Selain fungsi pembatas ruangan,partisi jugadapat difungsikan sebagai tampilan dekoratif interior ruanganbersama furniture pendukung, sehingga keberadaannya dapatmembuat kesan lebih hidup dan mewah di suatu ruangan,kesan kosong dapatdihindari berkat hadirnya furniture yang sesuai. Fungsi lain dari partisi adalah sebagai bagian dari meubuler dengan mendesain partisi sebagai lemari atau bufet yang minimalis. Bahan partisi untuk dinding dengan banyaknya produk pabrikan dapat didesain bagus dan murah, dan biasanya dinding jenis partisi ini tidak bisa digunakan untuk dinding luar (eksterior), hal Ini disebabkan sifat bahannya yang kurang menjamin faktor keamanan dari gangguan luar. Disamping tidak cocok untuk konstruksi terbuka, dinding jenis ini juga tidak dirancang untuk memikul beban yang berat. Dinding macam ini banyak digunakan sebagai bahan penyekat ruangan, terutama di perkantoran.Dengan desain yang variatif,partisihadir dengan berbagai material seperti kayu, rotan, kaca, bambu, triplek/multiplek yang difinishing dengan lapisan takon, HPL, lembaran lembaran pelapis modern, dan lain sebagainya yang telah banyak di jual di pasaran. Penggabungan material tersebut diharapkan bias menghasilkan tampilan partisi yang cantik sehingga dapatmenjadi elemen penunjang interior. Dengan desain yang simple tetapi multifungsi, layak untuk dijadikan alasan sebuah partisi dengan bufet sebagai penyekatruangan bisa digunakan untuk menyimpan benda koleksiatau koleksi crystal.Adanya ruang keluarga danruang makan dalam satu area,penempatan bufet sebagaipenyekat


(57)

diharapkan dapat menjadi solusi untuk membuat lebihnyaman area favorit anda.

Dipasaran semakin banyak pilihan bahan untuk diaplikasikan menjadi dinding partisi, namun ada tiga bahan yang seringkali digunakan dalam perencanaan, antara lain yaitu Gypsum, Papan Kalsium/ Fibercement, dan Triplek/Multiplek. Bahan untuk dinding partisi, yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gipsum,. bahan lain yang bagus untuk partisi adalah papan semen fiber glass,yang terbuat dari campuran semen dan fiber glass sehingga sangat kuat. Pemasangan kerangka kayu atau hollow biasanya menggunakan sekrup sebagi paku untuk merekatkan bahan dimaksud, bahannya mudah dipotong dengan menggunakan gergaji.Untuk dinding partisi yang memakai bahan multiplek bisa dikatakan kurang aman, mengingat bahan mudah terbakar dan mudah mengelupas bila sering terkena air.Secara umum pemakaian partisi selalu dibuat dua lapis, untuk luar dan dalam. Bila dana terbatas, gunakan bahan partisi ini untuk pembatas ruangan. Jenis bahan disesuaikan dengan selera dan besarnya biaya.

7.1 Papan Gypsum

Papan gypsum terdiri dari bahan gypsum yang dibungkus dengan kertas penguat di sekelilingnya. Pada umumnya yang tersedia dipasaran bagian ujung papan sisi panjang berbentuk miring, namun ada juga beberapa produk yang menyediakan tepian yang kotak untuk aplikasi khusus. Kekuatan utama gypsum terletak pada kertas pembungkusnya, untuk papan gypsum standar kertas pembungkus biasanya berwarna gading cenderung kecoklatan, dengan bahan sepintas mirip dengan kertas zak pembungkus semen. Saat ini produsen gypsum memproduksi beberapa jenis gypsum untuk beberapa aplikasi. Ketebalan gypsum bervariasi, rata-rata di pasaran adalah 9mm, 12mm dan 15 mm untuk type gypsum standar (plasterboard).

Berikut ini adalah beberapa karakteristik gypsum, yaitu:

1)

Ketahanan Terhadap Air;

Karena kekuatan papan gypsum yang terletak pada kertas pembungkusnya, maka untuk gypsum standar


(1)

limbah organik dapat menjadi salah satu solusi untuk menangani limbah organik.

2) Limbah Anorganik; Limbah anorganik merupakan limbah yang tidak memiliki unsur hidrokarbon (hidrogen dan karbon) dan sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Contoh: plastik, karet, besi, kaleng bekas, pecahan kaca. Limbah anorganik tidak dapat dibiarkan begitu saja karena sulit diuraikan secara alami oleh mikroorganisme, untuk itu limbah anorganik dapat didaur ulang menjadi produk-produk yang dapat digunakan kembali oleh manusia, seperti kaleng almunium didaur ulang menjadi kaleng almunium kembali atau kertas bekas didaur ulang menjadi kertas siap pakai lagi. Salah satu cara agar pemanfaatan limbah dapat dilakukan dengan efektif dan efisien adalah dengan memilah limbah tersebut saat dibuang

Berikut ini pengelompokan limbah, yang didasarkan wujud:

1) Limbah Berwujud Cair; Limbah cair adalah segala jenis limbah yang berwujud cairan, berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi) maupun terlarut dalam air.

2) Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam 4 kelompok, yaitu:

a) Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan darri perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan, perkantoran, dan sarana jenis. Contoh : Air detergen sisa cucian, air sabun, dan air tinja.

b) Limbah cair industri (Industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industri. Contoh: air sisa cucian daging, buah, atau sayur dari industri pengolahan makanan dan dari sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil.

c) Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai sumber yang memasukisaluran pembuangan limbah cair melalui rembesan kedalam tanah atau melalui luapan dari permukan.

d) Contoh: halaman, Air buangan dri talng atap, pendingin ruangan (AC), halaman, bangunan perdagangan industri, serta pertanian atau perkebunan.

e) Air Hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan diatas permukaan tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat melewati dan membawa partikel-partikel buangan padat atau cair sehingga dapat disebut limbah cair.


(2)

Berikut ini pengelompokan limbah, yang didasarkan wujud Padat:

Limbah padat merupakan salah satu limbah yang paling banyak terdapat dilingkungan Biasanya limbah padat disebut sampah, Limbah padat di klasifikasikan menjadi 6 kelompok :

1) Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan-bahan organik yang mudah membusuk atau terurai mikroorganisme.

a) Contoh : sisa dapur, sisa makanan, sampah sayuran, kulit buah-buahan. 2) Sampah anorganik dn organik tak membusuk (Rubbish), yaitu limbah

padat anorganik atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit membusuk.

b) Contoh: Selulosa, kertas, plastik, kaca, logam.

3) Sampah Abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran. Sampah ini mudah terbawa angin karena ringan dan tidak mudah membusuk.

4) Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai binatang, seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang mati.

5) Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi berbagai sampah yang tersebar di jalanan, sperti dedaunan, kertas dan plastik.

6) Sampah Industri (Industrial waste), yaitu semua limbah padat yang bersal daribuangan industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis industrinya.

Berikut ini pengelompokan limbah, yang didasarkan wujud Gas:

Limbah gas biasanya dibuang keudara. Di udar,terkandung unsur-unsur kimia seperti O2,N2,NO2,Co2,H2, dan lain-lain. Penambahan gas keudara yang melampaui kandungan udara alami akan menurunkan kualitas udara.

Tabel : Beberapa macam limbah gas yang umumnya ada diudara

No. Jenis Keterangan

1. Karbon monoksida(CO) Gas tidak berwarna, tidak berbau 2. Karbon dioksida (CO2) Gas tidak berwarna, tidak berbau 3. Nitrogen Oksida (NOx) Gas berwarna dan berbau

4. Sulfur Oksida (SOx) Gas tidak berwarna dan berbau tajam


(3)

6. Amonia (NH3) Gas tidak berwarna, berbau

7. Metan (CH4) Gas berbau

8. Hidrogen fluor ida (HF) Gas tidak berwarna 9. Nitrogen Sulida (NS) Gas berbau

10. Klorin (Cl2) Gas berbau

Limbah gas yang dibuang keudara biasanya mengandung partikel-partikel bahan padatan atau cairan yang berukuran sangat kecil dan ringan sehingga tersuspensi dengan gas-gas tersebut. Bahan padatan dan cairan tersebut disebut sebagai materi partikulat.

Berikut ini pengelompokan limbah, yang didasarkan wujud Suara:

Yaitu, Limbah yang berupa gelombang bunyi yang merambat diudara. Limbah suara dapat dihasilkan dari mesin kendaraan, mesin-mesin pabrik, peralatan elektronikdan sumber-sumber yang lainnya.

Berikut ini pengelompokan limbah, yang didasarkan sumber:

1)

Limbah Domestik; Adalah limbah yang berasal dari kegiatan

pemukiman penduduk (rumah tangga) dan kegiatan usaha

seperti pasar, restoran, dan gedung perkantoran.Contoh : sisa

makanan, kertas, kaleng, plastik, air sabun, detergen, tinja.

2)

Limbah Industri; Adalah limbah buangan hasil industri,jenis

limbah yang di haasilkan tergantung pada jenis industri. Contoh:

Limbah organik cair atau padat akan banyak dihasilkan oleh

industri pengolahan makanan, sedangkan limbah anorganik

seperti logam berat dihasilkan oleh industri tekstil, Industri yang

melakukan proses pembakaran menghasilkan limbah gas.

3) Limbah Pertanian

;

Adalah limbah yang beraasal dari limbah pertanian, limbah ini biasanya berupa senyawa-senyawa anorganik dari bahan kimia yang digunakan untuk kegiatan pertanian. Contoh: Pupuk, pestisida, sisa-sisa tumbuhan.

4) Limbah Pertambangan

;

Adalah limbah yang berasal dari kegi kegiatan pertambangan. Kandungan limbah ini terutama berupa material tambang.Contoh: Logam atau batuan.


(4)

Menurut PP RI No. 18/1999 tentang pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun adalah sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan berrbahaya dan beracun, yang karena sifat dan atau konsentrasinya, baik secara langsung maupun tak langsung merusak lingkungan hidup, kesehatan maupun manusia. Limbah B3 dapat diklasifikasikan sebagai zat bahan yang mengandung satu atau lebih senyawa:

Mudah meledak (

explosive

)

Pengoksidasi (

oxidizing

)

Amat sangat mudah terbakar (

extremely flammable

)

Sangat mudah terbakar (

highly flammable

)

Mudah terbakar (

flammable

)

Amat sangat beracun (

extremely toxic

)

Sangat beracun (

highly toxic

)

Beracun (

moderately toxic

)

Berbahaya (

harmful

)

Korosif (

corrosive

)

Bersifat mengiritasi

(irritant

)

Berbahaya bagi lingkungan (

dangerous to the environment

)

Karsinogenik/dapat menyebabkan kanker

(carcinogenic

)

Teratogenik/dapat menyebabkan kecacatan janin (

teratogenic)

Mutagenik/dapat menyebabkan mutasi (

mutagenic

)

Zat atau bahan tersebut diatas diklasifikasikan sebagai limbah

B3 karena memenuhi satau atau lebih karakteristik limbah B3

berikut:

Limbah mudah meledak, yaitu limbah yang pada suhu dan

tekanan standar (25

0

C, 760 mmHg) dapat meledak dan atau

fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi

yang dengan cepat dapat merusak lingkungan sekitarnya.

Limbah mudah terbakar, yaitu limbah yang mempunyai salah atu

sifat berikut:

o

Limbah berupa cairan yang mengandung alkohol yang

mengandung alkohol kurang dari 24% volume dan atau

pada titik nyala tidak lebih dari 40

0

C (140

0

F) akan menyala

apabila terjadi kontak dengan api, percikan api, atau

sumber nyala lain pada tekanan udara 760 mmHg.

o

Limbah bukan berupa cairan, yang pada temperatur dan

tekanan standar (25

0

C, 760mmHg) dapat mudah


(5)

menyebabkan kebakaran melalui gesekan, penyerapan

uap air, atau perubahan kimia secara spontan dan apabila

terbakar dapat menyebabkan kebakaran yang terus

menerus.

o

Merupakan limbah yang bertekanan yang mudah

terbakar.

o

Merupakan limbah pengoksidasi.

v Limbah yang bersifat reaktif, yaitu limbah yang mempunyai

salah satu sifat berikut:

Limbah yang pada keadaan normal tidak stabil dan dapat

menyebabkan perubahan tanpa peledakan.

Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air.

Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi

menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap, atau asap

beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan

manusia dan lingkungan.Merupakan limbah sianida, sulfida, atau

amonia yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat

menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang

membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan.

Limbah yang mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan

tekanan standar (25

0

C, 760mmHg).

Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau

menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak

stabil dalam suhu tinggi.

Limbah beracun, yaitu limbah yang mengandung pencemar yang

bersifat racun bagi manusia atau lingkungan yang dapat

menyebabkan kematian atau sakit yang serius apabila masuk

kedalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut.

Limbah yang menyebabkan infeksi, yaitu limbah kedokteran,

limbah dari laboratorium atau limbah lainnya yang terinfeksi

kuman penyakit yang dapat menular.

Limbah bersifat korosif, yaitu limbah yang mempunyai salah satu

sifat berikut:

− Menyebabkan iritasi (terbakar) pada kulit.


(6)

− Mempunyai pH sama atau kurang dari 2 untuk limbah

bersifat asam dan sama atau lebih besar dari 12,5 untuk

bersifat basa.

Berbagai produk yang dapat menjadi limbah B3, yaitu:

Produk Automotif

, contoh: bahan bakar, oli kendaraan,

aki, dan pembersih kendaraan.

Produk untuk pemeliharaan rumah

, contoh: cat, pewarna,

pengencer cat.

Pestisida

, contoh: insektisida, racun tikus dan kamper.

Pembersih rumah

, contoh: pembersih lantai, pemutih,

pengkilap oven

Produk lainnya

, contoh: baterai, kosmetik, dan pemoles