serta menurunkan kekuatannya. Banyaknya senyawa organik yang terdapat dalam agregat halus dapat dikontrol dengan menambahkan larutan 3 NaOH pada sampel.
Warna larutan NaOH akan berubah bergantung pada banyaknya senyawa-senyawa organik pada agregat halus tersebut. Nantinya warna dari larutan NaOH ini akan kita
bandingkan dengan warna dari suatu larutan standar sebagai larutan standar digunakan 9 gr. FeC1
3
.6H
2
O + 1gr. CaC1
2
+ 100 ml air + 13 ml HCI. Jika perubahan warna hanya sedikit atau lebih muda daripada warna standard maka
agregat halus ini dapat langsung digunakan, berarti senyawa organik yang dikandungnya lebih kecil dari maximum yang diijinkan. Tetapi bila warna yang di
dapat lebih tua atau sama dengan warna larutan standard perlu diadakan pemeriksaan mortar terlebih dahulu terhadap pasir tersebut. Kalau memenuhi
percobaan ini, berarti pasir tersebut dapat digunakan, bila tidak harus diganti dengan pasir yang lain.
B. Peralatan
1. Cawan proselen 2. Splitter
3. Gelas Erlenmeyer 500 ml dengan tutup gabus 4. Gelas ukur 1000 ml
5. Pipet A.
Benda Uji
Agregat haluspasir dalam kondisi alami
155
Gambar 6.1 Tumpukan Agregat Halus
f. Proses Pengujian
1. Ambil sampel dengan alat splitter
2. Bagilah sampel sampai di dapat kira-kira 130 ml
3. Isikan sampel ke dalam gelas Erlenmeyer
4. Buat larutan NaOH 3 dengan perbandingan 970 ml air : 30 gram NaOH
5. Tambahkan larutan 3 NaOH sampai pada skala 200 ml
6. Gelas di tutup dengan gabus kemudian dikocok selama 10 menit sedemikian
rupa sehingga sampel dan larutan NaOH tercampur merata. 7.
Biarkan selama 24 jam 8.
Bandingkan warna larutan NaOH yang telah dicampur dengan sampel tadi terhadap warna larutan standard.
Percobaan Mortar :
Bila sampel tidak memenuhi syarat, maka kita harus mengadakan percobaan mortar dengan langkah-langkah :
1. Siapkan 2 macam-macam semen : pasir : air = 1 : 3 : 0,6 yang satu menggunakan pasir yang tidak di cuci dan yang lain menggunakan pasir
yang telah dicuci terlebih dahulu dengan larutan 3 NaOH. 2. Bandingkan kekuatan tekan Compressive Strenght kedua mortar tadi pada umur
7 dan 28 hari. Bila kekuatan-kekuatan mortar dari pasir yang tidak dicuci mencapai 95 , maka pasir tersebut dapat digunakan langsung. Bila lebih
kecil dari 95 maka pasir tersebut harus dicuci terlebih dahulu dengan larutan 3 NaOH sebelum digunakan, atau gantilah dengan pasir yang lain.
g. Pengamatan
156
Pengamatan dilakukan setelah 24 jam dengan membandingkan terhadap warna standar.
h. Pelaporan
Laporkan dan simpulkan hasil pengujian : memenuhi syarattidak
Warna Larutan Dibandingkan dengan Warna
Larutan Standar Keterangan
1 2
Tabel 6.1 Pemeriksaan Agregat Halus
Gambar 6.1 Bahan dan alat Pengujian Kadar Organik Agregat Halus
PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN SSD AGREGAT HALUS
157
A. Maksud
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan antara berat pasir “jenuh kering permukaan” saturated surfaced dry condition berat air suling yang isinya
sama dengan isi pasir dalam keadaan jenuh pada temperatur tertentu. Juga untuk mengetahui persentasi berat air yang dapat diserap pori-pori agregat
halus hingga dicapai keadaan jenuh kering permukaan. Agregat halus berpori-pori dan menyerap air, specific gravity dapat dihitung dengan
mempergunakan berat termasuk atau tidak termasuk berat airyang diserap dan volume baik bulk volume maupun volume bersih.
Sampel pasir basah mengering dengan perlahan-lahan, lapisan air yang menyelubungi butir-butir pasir menyatukan butir-butir tersebut karena adanya
tegangan permukaan dari lapisan itu. Segera sesudah air pada permukaan menguap kohesi antara butir-butir itu hilang. Pada saat itu air yang diserap, tidak akan
menguap sebelum air permukaan hilang, masih tetap berada dalam agregat dan dapat di ukur. Water absorption yang di dapat dibandingkan dengan kadar air yang
dikandung oleh agregat tadi, bila lebih kecil berarti sampel sudah kelebihan air dan sebaliknya.
B. Peralatan