Bidang Pertambangan dan Energi Bidang Transportasi dan Infrastruktur

untuk bepergian, untuk tujuan wisata, studi, bisnis, berobat dan mengunjuni keluarga. c. Bidang KetenagakerjajanSDM - Pemerintah pusat telah menetapkan sebuah kebijakan untuk mengalokasikan anggaran untuk pembangunan BLK yang bertujuan untuk memberikan bekal, pengetahunan, skill kepada calon tenaga kerja yang akan dikirimkan ke LN melalui Lembaga Pelatihan ini. - Pemerintah pusat telah menetapkan kebijakan pemberian incentif kepada tenaga pelaksana pendidik guru dan staff administarsi sekolah di kawasan perbatasan dan tenaga kesehatan dokter, perawat, bidan, materi dan admintrasi yang bertugas di daerah perbatasan, dengan tambahan penghasilan yang cukup memadai sebagai suatu penghargaan bagi mereka yang bersedia mengabdikan diri untuk menjalankan tugas di daerah perbatasan.

4.2. Bidang Pertambangan dan Energi

Kebijakan Pemerintah di bidang pertambangan dan energi, sebagaimana telah dituangkan dalam UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara dan UU Nomor 15 Tahun 1985 tentang Ketenagalistrikan beserta peraturan pelaksanaan ketentuan UU tersebut, telah mampu mengakomodasi kebutuhan daerah. Kerjasama antara PLN dan SEB dalam pembelian energi listrik untuk kawasan perbatasan PPLB Aruk dan Badau telah terlaksana dengan baik dan sekarang telah operasional. Namun untuk pembangunan kawasan perbatasan masih diperlukan payung hukum yang lebih tegas dan terarah langsung dalam rencana program dan kegiatan pembangunan kawasan perbatasan Kalimantan Barat – Serawak, meliputi : 1. Perlu adanya payung hukum yang kuat dalam pelaksanaan LAPORAN PENELITIAN IV - 2 pembangunan kawasan perbatasan undang-undang. 2. Perlu adanya badan pengelola dalam pelaksanaan pembangunan kawasan perbatasan. 3. Perlu adanya kerja sama antar Kabupaten perbatasan dalam pengelolaan pembangunan kawasan perbatasan. 4. Perlu penyusunan program dan pendanaan pembangunan kawasan perbatasan yang integral dan partisipatif. 5. Perlu adanya peningkatan kemampuan SDM dari berbagai tingkatan. 6. Perlu peningkatan infrastruktur dan peningkatan pengelolaan SDA. 7. Perlu adanya penetapan wilayah secara jelas dan pengamanan batas wilayah 8. Perlu pengembangan dan jaminan kepastian hukum bagi investor dalam pengelolaan kawasan perbatasan

4.3. Bidang Transportasi dan Infrastruktur

Salah satu permasalahan dalam pembangunan daerah perbatasan Kalimantan Barat – Serawak adalah luas dan jauhnya wilayah dari pusat pemerintahan sehingga menyulitkan dalam pengawasan dan pengamanan, ditambah lagi dengan keterbatasan aksessibilitas, khususnya prasarana jalan. Untuk itu strategi yang dikembangkan dalam pembangunan daerah perbatasan adalah membangun infrastruktur dasar transportasi, listrik, air bersih, telekomunikasi dengan mengikutsertakan peran swasta dan masyarakat. Sedangkan program prioritas pembangunan wilayah perbatasan adalah pembangunan jalan paralel sepanjang perbatasan Temajok – Aruk – Jagoi Babang – Entikong – Balai Karangan – Senaning – Nanga Badau – Putussibau sepanjang ±748 km dan pembangunan jalan akses ke perbatasan. Pembangunan prasarana wilayah ini juga dalam rangka program pembangunan ekonomi melalui produk unggulan dari sektor-sektor pertanian, kehutanan, perkebunan, perikanan, peternakan, pariwisata, dan pertambangan. Semua program yang terkait dengan bidang transportasi dan LAPORAN PENELITIAN IV - 3 infrastruktur memang memerlukan dana yang besar dan untuk itu perlu adanya optimalisasi koordinasi antar instansi pusat dan daerah, yaitu: Dephub dan Depkimpraswil serta Pemda dalam penanganan wilayah perbatasan.

4.4. Bidang Ipoleksosbud