Bidang Energi Infrastruktur Transportasi

keseluruhan mewakili 70 avifauna hutan daratan rendah Kalimantan. - Tercatat 41 jenis tumbuhan obat-obatan, 144 jenis tumbuhan menghasilkan bahan makanan, 38 jenis tumbuhan untuk upacara, 30 jenis tumbuhan untuk bahan bangunan dan 60 jenis tumbuhan untuk berbagai macam bahan bangunan - Ditemukan tumbuhan Hornstedtia spp yang digunakan sebagai indikator untuk menunjukkan bahwa lahan perladangan berpindah sudah dapat ditanami kembali.

3.4. Bidang Energi

Wilayah perbatasan Kalimantan Barat dengan Serawak--Malaysia di lima kabupaten, mencakup 17 kecamatan yang melingkupi 116 desa. Dari desa yang berbatasan langsung dengan wilayah Malaysia itu, sejumlah 67 desa atau sekitar 58 persennya belum teraliri listrik PLN. “Hanya ada 49 desa yang sudah ada jaringan listrik dari PLN, itu pun belum mencakup semua keluarga di sana,” kata Kepala Badan Persiapan Pengelolaan Kawasan Khusus Perbatasan BP2KKP Kalimantan Barat, Nyoman Sudana. Nyoman memerinci, dari 36.612 keluarga yang menghuni 49 desa tersebut, hanya ada 14.757 keluarga yang menikmati listrik dari PLN dan 1.831 keluarga yang mengusahakan sendiri listrik dengan menggunakan genset atau memanfaatkan bantuan pembangkit listrik tenaga surya. “Warga di desa perbatasan yang sudah menikmati listrik PLN itu sebagian besar hanya bisa memanfaatkan listrik pada malam hari. Pada pagi hingga sore hari, listrik PLN di desa perbatasan itu padam,” katanya. Dampak dari minimnya fasilitas listrik di daerah perbatasan, menurut Nyoman, kemajuan sosial maupun perekonomian warga di sana menjadi terhambat KOMPAS.com, Selasa, 22 Juli 2008. Untuk melistriki wilayah Kalimantan Barat, akhir-akhir ini telah dilakukan perjanjian jual beli tenaga listrik dari Sarawak Energy Berhad SEB. Energi listrik tersebut diperuntukkan bagi elektrifikasi daerah LAPORAN PENELITIAN III - 14 perbatasan Aruk PPLB Aruk dan masyarakat sekitarnya. Besar daya listrik yang dibeli dari SEB adalah 200 kVA dan dijual kepada masyarakat dengan harga yang relatif murah, yaitu sebesar Rp 500 per kWh. Selain dari energi yang dibeli dari SEB, di daerah Sajingan juga telah tersedia PLTD PLN dengan kapasitas sebesar 180 kVA kapasitas mampu sebesar 140 kVA, dan PLTMH Sajingan dengan kapasitas 100 kVA kapasitas mampu sebesar 80 kVA. Dengan tersedianya tenaga listrik yang cukup memadai ini diharapkan kondisi sosial ekonomi masyarakat perbatasan akan tumbuh ke arah positip.

3.5. Infrastruktur Transportasi

Arah kebijakan bidang Prasarana dan Sarana dalam pembangunan infrastruktur ke-PU-an di Kalimantan Barat, secara umum diperuntukkan bagi pembangunan seluruh wilayah secara bertahap, maka menetapkan arah kebijakannya sebagai berikut : 1. Memaksimalkan perencanaan yang telah dibuat untuk dapat di realisasikan dalam bentuk fisik sehingga pembangunan sarana dan prasarana dapat dirasakan oleh masyarakat luas. 2. Meningkatkan kualitas jalan Nasional dan jalan Provinsi dalam upaya mendongkrak pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Barat. 3. Meningkatkan pelayanan air bersih yang andal dan berkualitas untuk masyarakat agar dapat dinikmati secara merata bagi masyarakat di semua kabupaten dan kota. 4. Mengoptimalkan alokasi anggaran bidang pembangunan infrastruktur guna mendorong pencapaian akselerasi pembangunan daerah mengingat besarnya anggaran yang diperlukan dalam bidang infrastruktur. 5. Melakukan upaya konkrit untuk mengatasi permasalahan wilayah yang sangat luas sehingga dampak pembangunan dapat dirasakan oleh semua masyarakat. 6. Melakukan upaya-upaya percepatan terhadap program-program LAPORAN PENELITIAN III - 15 infrastruktur yang belum terealisir maupun program yang sedang dilaksanakan on going. 7. Memaksimalkan upaya-upaya penanggulangan dan pengendalian banjir serta pengamanan pantai. 8. Memperhatikan luasnya jangkauan wilayah Provinsi Kalimantan Barat, maka memberikan dorongan pemerataan pembangunan infrastruktur menjadi bagian utama yang harus diperhatikan, yakni sebagai langkah upaya dalam rangka mengurangi ketimpangan wilayah sehingga hasil pembangunan bisa dirasakan maksimal oleh semua lapisan masyarakat. 9. Merealisasikan tercapainya pola pengelolaan sumber daya air terpadu dan berkelanjutan. 10. Memaksimalkan pencapaian hasil realisasi program dalam agenda pengurangan ketimpangan wilayah, program pengembangan perbatasan, program pengembangan daerah terpencil dan pulau-pulau kecil. Dari berbagai isu-isu permasalahan yang dihadapi Pusat dan khususnya Daerah Kalimantan Barat bagi pembangunan Wilayah Perbatasan sampai dengan saat ini, dapat disimpulkan, bahwa permasalahan utama dari ketertinggalan pembangunan di Wilayah Perbatasan, adalah akibat dari Arah Kebijakan Pembangunan Kewilayahan yang selama ini dilakukan cenderung berorientasi “inward looking,” sehingga seolah-olah Wilayah Perbatasan hanya menjadi halaman belakang dari pembangunan Negara dan pembangunan Daerah. Dengan demikian pembangunan infrastruktur dasar ke-PU-an akan memberikan dukungan kepada zona pengembangan dan pembangunan sebagaimana di bawah ini: 1. Wilayah Perbatasan Antar Negara di Kalimantan Barat, yang mencakup : 1 Pembangunan di 5 lima BDC ; 2 Pengembangan Wilayah Penunjang; 3 Pembangunan Jalan Akses yang menuju ke 5 PPLB 4 Pembangunan Jalan Paralel, dan LAPORAN PENELITIAN III - 16 5 Pengembangan Kegiatan Ekonomi di Koridor Jalan Akses dan Paralel Perbatasan. 2. Penyediaan Aksesibilitas jalan dan jembatan yang menjangkau wilayah kawasan perbatasan. 3. Penyediaan Prasarana Permukiman dan Perkotaan, meliputi penyiapan ketersediaan air baku, air bersih dan air minum, jalan lingkungan, drainase, air limbah dan persampahan. 4. Penyediaan Prasarana Irigasi, Normalisasi Sungai serta Penanggulangan Banjir. Panjang jalan di Wilayah Kalimantan Barat sampai tahun 2004 tercatat 6147,93 km yang terdiri dari; jalan negara 1.575,32 km 9,17, jalan Provinsi 1.517,93 km 16,30, dan jalan kabupatenkota sepanjang 4.630 km 69,11. Pembangunan jalan akses ke perbatasan yang dimulai dari Kota Pontianak ke masing-masing titik perbatasan adalah sebagai beruikut : • Pontianak – Entikong – Batas Serawak: Jalan Nasional 262 km • Pontianak – Nanga Badau – Batas Serawak: Jalan Nasional782 km • Pontianak – Aruk – Batas Serawak: Jalan Nasional 154 km, Jalan Propinsi 90 km, Jalan Kabupaten 21 km, Jalan Non Status 54 km. • Pontianak – Jagoi Babang – Batas Serawak: Jalan Nasional 69 km, Jalan Propinsi 192 km. • Pontianak – Jasa – Batas Serawak: Jalan Nasional 339 km, Jalan Non Status 217 km. Rute bus antar negara dari Pontianak Kalbar menuju Kuching Sarawak dan sebaliknya setiap hari dilayani 15 unit dari masing-masing kota tujuan. Dinas Perhubungan dan Telekomunikasi Dishubtel Kalimantan Barat mengatakan dua perusahaan transportasi menyatakan berminat melayani rute bus antarnegara. Angkutan lintas negara itu akan melewati tiga negara yakni Indonesia, yaitu Kalimantan Barat, Sarawak Malaysia Timur, dan Bandar Sri Begawan Brunei Darussalam. Penambahan rute dan kota LAPORAN PENELITIAN III - 17 tujuan setelah ada kesepakatan dari pemerintah masing-masing dalam pertemuan BIMP-EAGA atau Kawasan Pembangunan ASEAN Timur tahun lalu. Rute tersebut memiliki jarak tempuh yang panjang, sekitar 24 jam perjalanan, karena mengitari hampir separuh Pulau Kalimantan melalui jalur utara mulai dari Pontianak hingga Bandar Sri Begawan.

3.6. Bidang Ipoleksosbud Hankam