Bidang Ketenagakerjaan, Keimigrasian, dan SDM Kependudukan

guna membawa berbagai barang dagangan yang secara resmi dapat diperdagangkan antar kedua negara, seperti berbagai jenis makanan ringan dan makanan olahan serta barang-barang jadi. Sedangkan berbagai jenis barang dagangan yang berasal dari Indonesia untuk tujuan pasar Malaysia, umunya berupa barang-barang primer seperti ikan laut, ikan sungai, karet, biji kakao kering, lada, rotan dan hanya sedikit barang-barang olahan seperti tikar lampit.

3.2. Bidang Ketenagakerjaan, Keimigrasian, dan SDM Kependudukan

a. Bidang Ketenagakerjaan Pada bidang ketenagakerjaan, kebijakan yang dirasakan oleh masyarakat Kalimantan Barat, khususnya masyarakat di kawasan perbatasan yaitu kebijakan Pemerintah Pusat menjadikan Border Entikong sebagai pintu gerbang resmi arus masuk dan keluar tenaga kerja Indonesia untuk bekerja, khususnya untuk negara tujuan Malaysia dan Brunai Darussalam. Kebijakan ini telah memberikan dampak baik positif maupun negatif. Dampak positif kebijakan tersebut telah mendorong besarnya arus keluar masuk orang baik dari Indonesia tujuan Malaysia atau sebaliknya yang berdampak pada kegiatan tranportasi antara negara dan tranportasi di sekitar kawasan perbatasan, bahkan telah meningkatkan accopancy rate penginapan di sekitar kawasan perbatasan. Disamping apa yang telah dijelaskan di atas, kebijakan dibidang SDM dan Kependudukan berkenaan dengan kawasan perbatasan adalah didirikannya sebuah BLK Balai Latihan Kerja di Kecamatan Entikong Kabupaten Sanggau sebagai sebuah upaya untuk melakukan peningkatan kemampuan skill dan behaviour dari para pencari kerja yang akan bekerja di LN, khususnya di Malaysia. Pendirian BLK di kawasan ini merupakan bentuk konkrit keberpihakan pemerintah pusat. LAPORAN PENELITIAN III - 5 b. Bidang Keimigrasian Berkenaan dengan bidang keimigrasian, kebijakan pengelolaan kawasan perbatasan yang bersifat sentralistik sangat terkait erat dengan bidang ini. Kebijakan khusus bidang keimigrasian yang selama ini telah berlaku di kawasan perbatasan yakni adanya kemudahan bagi masyarakat di sekitar kawasan perbatasan untuk keluar dan masuk ke wilayah terdekat negara bagian Kuching Malaysia, seperti Tebedu di Entikong di Kabupaten Sanggau, Serikin di Jagoi Babang Kabupaten Bengkayang, Lubuk Antu di Kabupaten Kapuas Hulu, Biawak di Kabupaten Sambas hanya dengan menggunakan Surat Keterangan Lintas Batas SKLB yang sangat terbatas wilayah cakupannya dan terbatas penggunanya. Selain itu, kebijakan khusus tentang pengeloaan kawasan perbatasan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada masyarakat Provinsi Kalimantan Barat berkaitan dengan bidang keimigrasian ini adalah adanya kebijakan bebas Fiskal bagi Para Pemegang Paspor yang dikeluarkan oleh Kantor Imigrasi Kalimantan Barat. Kebijakan bebas fiskal ini telah berlaku sejak lama, sehingga memberikan kemudahan bagi masyarakat Kalimantan Barat untuk bepergian guna melakukan kegiatan transasksi perdagangan, kegiatan pendidikan, kegiatan kunjungan wisata, kegiatan pemeriksaan medis dan kegiatan lainnya yang secara signifikan dipengaruhi oleh adanya kemudahan-kemudahan tersebut. c. Bidang SDMKependudukan Untuk bidang kependudukan dan SDM, secara khusus keberpihakan kebijakan Pemerintah Pusat belum banyak dilakukan, akan tetapi secara bertahap perhatian untuk peningkatan mutu SDM dan kependudukan yang berkaitan dengan pengelolaan kawasan perbatasan sudah mulai ada peningkatan. Beberapa kebijakan pemerintah pusat berkaitan dengan peningkatan SDM dan kependudukan yang berkaitan langsung dengan pengelolaan kawasan perbatasan yakni adanya political will pemerintah untuk LAPORAN PENELITIAN III - 6 memberikan insentif tambahan yang diberikan kepada para guru dan petugas kesehatan yang melaksanakan tugasnya di kawasan perbatasan, sehingga dengan perannya tersebut akan membantu proses jangka panjang peningkatan kualitas SDM dan kependudukan di wilayah perbatasan.

3.3. Bidang Kehutanan