Tingkat Kesejahteraan Sarana dan Prasarana

kesepakatan dengan pihak Malaysia dalam forum Sosek Malindo, sebenarnya telah disepakati pembukaan beberapa pintu perbatasan secara bertahap di beberapa kawasan, yaitu Nanga Badau Kapuas Hulu – Lubuk antu Sri Aman yang disepakati pada tahun 1998, dan Aruk Sambas-Biawak yang disepakati pada tahun 2005. Sedangkan kawasan lain di Kabupaten Sintang dan Bengkayang masih terus diusulkan dalam pembahasan forum Sosek Malindo.

2.1.5. Tingkat Kesejahteraan

Meskipun kawasan perbatasan kaya dengan sumberdaya alam dan letaknya mempunyai akses ke pasar serawak, tapi terdapat sekitar 45 desa miskin dengan jumlah penduduk miskin sekitar 35. Perbandingan tingkat kesejahteraan penduduk juga dapat di ukur dengan Indeks Pembangunan Manusia IPM, dimana indicator tessebut di ukur dari indek pendapatan, kesehatan dan pendidikan. Bila dilihat dari IPM per kabupaten hanya Kabupaten Sambas yang memiliki IPM terendah dari 5 kabupaten perbatasan. Tebel 2.4 Indeks Pembangunan Manusia IPM Kabupaten Kota Provinsi Kalimantan Barat, tahun 2005 Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Barat LAPORAN PENELITIAN II - 5

2.1.6. Sarana dan Prasarana

Jenis prasarana transportasi yang tersedia laut, sungai dan darat. Fasilitas transportasi laut menghubungkan Paloh kabupaten Sambas dengan Lundu Serawak, untuk fasilitas sungai masih ada namun sudah tidak populer lagi. Jaringan jalan darat di Kalimantan Barat berbentuk vertikal sehingga pelayanannya kurang efektif. Panjang jalan darat sekitar 520 km dengan rincian : 200 km jalan tanah, 30 km jalan batu, 290 km jalan aspal. Sedangkan menurut fungsinya terdapat 63 jalan kabupaten, 31 jalan propinsi, dan 6 jalan nasional. Untuk fasilitas kelistrikan, dari 10 ibu kota kecamatan yang ada dikawasan perbatasan Kalimantan Barat, sudah hampir 100 teraliri oleh listrik hanya operasionalnya hanya 12 jam saja. Hal ini menunjukkan besarnya perbedaan kesejahteraan masyarakat perbatasan di Kalimantan Barat dengan masyarakat perbatasan di Serawak yang hampir seluruhnya telah mendapatkan pelayanan listrik. Pada saat ini di kawasan perbatasan Serawak telah tersedia pembangkit listrik tenaga air, seperti dari bendungan Batang Ai di Lubuk Antu dengan kapasitas 108 MW dan bendungan Bakun yang sedang dibangun dengan kapasitas 2.400 MW. Kondisi tersebut ternyata terjadi pula pada fasilitas air bersih yang hanya mampu melayani 50 persen penduduk di kawasan Kalimantan Barat. Sedangkan penduduk kawasan perbatasan di Serawak telah terpenuhi 100 persen fasilitas air bersih.

2.2. Permasalahan Masyarakat Kawasan Perbatasan