Tujuan Pengendalian Internal Pemberian Kredit Tahapan Pengendalian Internal Pemberian Kredit Bentuk Pengendalian Internal Pemberian Kredit

Kredit yang diragukan adalah kredit yang tidak termasuk kurang lancar, tetapi kredit tersebut dapat diselamatkan dan agunannya ≥ 75 hutang debitur, atau kredit yang tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih ≥ 100 hutang debitur. b. Kredit Macet Kredit macet adalah kredit yang sejak ± 21 bulan dikategorikan diragukan, belum ada pelunasan atau upaya penyelamatan kredit. Kredit tersebut penyelesaiannya diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau Badan Urusan Piutang Negara BUPN atau telah diajukan penggantian rugi kepada perusahaan asuransi kredit. 2.3 Pengendalian Internal Atas Pemberian Kredit 2.3.1 Pengertian Pengendalian Internal Pemberian Kredit Pengendalian internal pemberian kredit menurut Iskandar 2012 dalam jurnalnya di blog adalah “Suatu prosedur atau usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga agar kredit yang diberikan tetap lancar, produktif, dan tidak macet. Lancar dan produktif artinya kredit tersebut dapat ditarik kembali beserta bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui kedua belah pihak.

2.3.2 Tujuan Pengendalian Internal Pemberian Kredit

Tujuan utama pengendalian internal pemberian kredit menurut Iskandar 2012 dalam jurnalnya di blog adalah “untuk mengarahkan kegiatan pemberian kredit agar dapat mengurangi terjadinya kegagalan perkreditan dan mengurangi terjadinya kredit macet.” Universitas Sumatera Utara

2.3.3 Tahapan Pengendalian Internal Pemberian Kredit

Menurut Narotama dan Radianto 2004:105 dalam tahapan pengendalian internal, ada dua rekomendasi tahapan, yaitu pembuatan dan pengembangan pedoman yang diperlukan, dan kegiatan pengendalian internal. a. Pembuatan dan pengembangan pedoman yang diperlukan Pembuatan dan pengembangan yang dipelukan mutlak harus dilakukan oleh beberapa bagian yang bertujuan agar bagian tersebut dapat melaksanakan tugas dengan cepat, benar, dan akurat. Pedoman tersebut harus dibuat dan didokumentasikan sebagai pedoman sistem bagian tersebut. b. Kegiatan Pengendalian Internal Kegiatan pengendalian internal merupakan kegiatan yang dilakukan oleh satuan pengawas internal dengan dimensi waktu yang berbeda-beda. Bberapa kegiatan pengendalian harus dilakukan ssetiap suatu transaksi tertentu, setiap hari, setiap bulan, atau setiap beberapa periode. Setelah selesai melakukan pengendalian, satuan pengawas internal membuat laporan pengendalian internal.

2.3.4 Bentuk Pengendalian Internal Pemberian Kredit

Menurut Narotama dan Radianto 2004:107, bentuk pengendalian internal yang diterapkan dalam pemberian kredit yaitu division of duties, dual control, joint custody, asset control, mandatory vacation control, number control, Universitas Sumatera Utara independence balancing, limitation outside activities of bank personel, dan rotation of duty assignment control. a. Division of Duties Division of duties merupakan pemisahan tugas dengan maksud untuk mendapatkan cek secara otomatis melalui prosedur kerja yang ada yang telah dibagi kedalam bebrapa fungsi yang lain. Sebagai contoh, kasir mempunyai fungsi yang terpisah dengan fungsi operasional bagian lain, seperti fungsi administrasi bank dan penyimpanan agunan, di mana kasir mempunyai status yang mandiri . b. Dual Control Dual control merupakan bentuk pengendalian yang menekankan pada pengecekan ulang atas suatu pekerjaan yang telah dilakukan petugas sebelumnya dengan tujuan menetapkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Apakah pelaksanaan tugas tertentu telah dilakukan sesuai dengan batas wewenang petugas sebelumnya? 2. Apakah transaksi yang teah dicatat, dibukukanm dan diadministrasi dengan benar? 3. Apakah transaksi telah dilaksanakan dengan benar? Tujuan pengendalian ini adalah melakukan pengecekan ulang suatu pekerjaan sehingga tercipta praktik kerja yang sehat. Universitas Sumatera Utara c. Joint Custody Joint custody merupakan suatu sistem dan prosedur yang berhubungan dengan penyimpanan uang, surat-surat berharga, dan dokumen barang berharga, baik yang dimiliki oleh bank maupun yang dimiliki debitur bank yang bersagkutan. Biasanya di lokasi penyimpanan barang dibuat lebih dari satu kunci kombinasi pengaman untuk memastikan bahwa barang tersebut terlindung dari pihak yang dapat menyalahgunakannya. d. Asset Control Asset control merupakan bentuk pengendalian pemeliharaan dan pengendalian aktiva perusahaan. Pengendalian asset dibagi menjadi dua, yaitu : 1. Asset tidak bergerak, berupa inventarisasi, aktiva tetap pelengkapan, peralatan, bangunan, 2. Asset bergerak, berupa karyawan Tujuan pengendalian ini adalah menjaga akktiva perusahaan, yaitu menghindari aktiva dan inventaris dari timbulnya kecurangan, pemborosan, dan kehilangan. e. Mandatory Vacation Control Mandatory vacation control merupakan bentuk pengendalian dengan cara member hak dan kewajibannya untuk melaksanakan cuti dalam suatu jangka waktu tertentu kepada karyawan perusahaan. Tujuan Universitas Sumatera Utara pengendalian ini adalah memulihkan kondisi, menilai, dan mengevaluasi karayawan yang bersangkutan oleh penggantinya selama karyawan yang bersangkutan cuti. f. Number Control Number control merupakan bentuk pengendalian yang menekankan pada pengendalian formulir dan kertas kerja yang dipakai dalam kegiatan transaksi sehari-hari. Pengendalian ini mencakup pengendalian terhadap nomor urut formulir, kode yang dipakai, dan prosedur lain yang berhubungan dengan formulir. Tujuan pengendalian ini adalah mempermudah pengendalian atas aliran kegiatan transaksi. g. Independence balancing Independence balancing merupakan pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan persamaan akuntansi yang menghasilkan keseimbangan antara saldo rekening lainnya. Proses ini sering disebut dengan proses persamaan akuntansi, di mana persamaan akuntansi yang benar akan menghasilkan saldo-saldo yang seimbang. Sebagai contoh, uang tunai yang dikelola kasir harus sama jumlahnya dengan catatan uang tunai yang dikelola oleh bagian akuntansi. h. Limitation Outside Activities of Bank Personel Universitas Sumatera Utara Limitation outside activities of bank personel merupakan kegiatan yang membatasi karyawan bank dari kegiatan-kegiatan tertantu yang dapat memunculkan self dealing atau “bank dalam bank”. Kegiatan ini mengarahkan agar setiap karyawan bank tidak mempunyai motif pengambilan keuntungan pribadi dari bank di mana karyawan bersangkutan bekerja. i. Rotation of Duty Assignment Control Rotation of duty assignment control merupakan bentuk pengendalian melalui rotasi karyawan yang bertujuan untuk mempermudah tindakan koreksi dan evaluasi, menghindari kemungkinan terjadinya kolusi, dan mengembangkan ketrampilan, pengetahuan, dan pengalaman kerja.

2.3.5 Jenis Pengendalian Internal Pemberian Kredit