Prosedur Dalam Pemberian Kredit. Resiko Perkreditan

pengangguran atau lainnya, meningkatkan pendapatan masyarakat, terjadinya sarana dan prasarana, membuka lokasi daerah tertentu. g. Aspek Amdal Menyangkut analisis terhadap lingkungan, baik darat, air, atau udara jika proyek atau usaha tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara mendalam apakah apabila kredit tersebut disalurkan, maka proyek yang dibiayai akan mencemari lingkungan.

2.2.4 Prosedur Dalam Pemberian Kredit.

Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari prosedur dan persyaratan yang ditetapkan dengan pertimbangan masing-masing. Secara umum menurut Rachman dalam jurnalnya di umkm.wordpress.com tentang Prosedur Pemberian Kredit Bank Juli 2008, “prosedur pemberian kredit adalah: pengajuan berkas-berkas, penyelidikan berkas pinjaman, wawancaara perrtama, on the spot peninjauan ke lokasi, wawancara kedua, keputusan kredit, penandatanganan akad, realisasi kredit, dan penyaluranpenarikan dana.” a. Pengajuan Berkas-berkas Dalam hal ini, pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan berkas- berkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit berisi latar Universitas Sumatera Utara belakang perusahaan, maksud dan tujuan, besarnya kredit dan jangka waktu, cara pemohon mengembalikan kredit, dan jaminan kredit. Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah dipersyaratkan, seperti: 1. Akte pendirian perusahaan 2. KTP para pengurus dan permohonan kredit 3. TDP Tanda Daftar Perusahaan 4. NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak 5. Neraca dan laporan laba rugi 3 tahun terakhir 6. Fotokopi sertifikat yang dijadikan jaminan 7. Daftar penghasilan bagi perseorangan 8. Kartu keluarga bagi perseorangan. b. Penyelidikan berkas pinjaman c. Wawancara pertama d. On the spot peninjauan ke lokasi e. Wawancara kedua f. Keputusan kredit g. Penandatanganan akad kreditperjanjian lainnya h. Realisasi kredit i. Penyaluranpenarikan dana

2.2.5 Resiko Perkreditan

Universitas Sumatera Utara Secara umum, resiko adalah kemungkinan kerugian atau kegagalan dalam bisnis perbankan. Kredit yang disalurkan dikatakan bermasalah jika pengembaliannya terlambat dibanding jadwal yang direncanakan, atau bahkan tidak dikembalikan sama sekali. Menurut Manurung dan Rahardja 2004:78 yang dikutip dari Surat Edaran Bank Indonesia No. 2312BPPP Februari 1991, “kredit bermasalah non performing loan dapat dikelompokkan menjadi kredit tidak lancar dan kredit macet.” a. Kredit Tidak Lancar Kredit tak lancar adalah kredit yang masih dilakukan pembayarannya, tetapi lebih lambat dari jadwal yang seharusnya. Kredit tidak lancar terdiri dari kredit kurang lancar, dan kredit yang diragukan. 1. Kredit kurang lancar - Untuk kredit non KPR ada tunggakan angsutan pokok yang lebih lama dari seharusnya. Misalnya untuk kredit yang masa angsurannya bulanan terdapat tunggakan satu bulan, tetapi belum sampai dua bulan. Sedangkan kredit yang angsurannya 6 enam bulan terdapat tunggakan, namun belum melampaui 12 bulan. - Bagi kredit BPR, ada tunggakan angsuran pokok yang melebihi 6 enam bulan, tetapi belum melebihi 9 Sembilan bulan. 2. Kredit yang diragukan Universitas Sumatera Utara Kredit yang diragukan adalah kredit yang tidak termasuk kurang lancar, tetapi kredit tersebut dapat diselamatkan dan agunannya ≥ 75 hutang debitur, atau kredit yang tidak dapat diselamatkan tetapi agunannya masih ≥ 100 hutang debitur. b. Kredit Macet Kredit macet adalah kredit yang sejak ± 21 bulan dikategorikan diragukan, belum ada pelunasan atau upaya penyelamatan kredit. Kredit tersebut penyelesaiannya diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau Badan Urusan Piutang Negara BUPN atau telah diajukan penggantian rugi kepada perusahaan asuransi kredit. 2.3 Pengendalian Internal Atas Pemberian Kredit 2.3.1 Pengertian Pengendalian Internal Pemberian Kredit Pengendalian internal pemberian kredit menurut Iskandar 2012 dalam jurnalnya di blog adalah “Suatu prosedur atau usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga agar kredit yang diberikan tetap lancar, produktif, dan tidak macet. Lancar dan produktif artinya kredit tersebut dapat ditarik kembali beserta bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui kedua belah pihak.

2.3.2 Tujuan Pengendalian Internal Pemberian Kredit