keuangan yang andal. Pengendalian administrasi meliputi kebijakan dan prosedur yang terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.
Tujuan pengendalian internal adalah keandalan laporan keuangan, meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan, dan mendorong
dipatuhinya Undang-undang dan peraturan-peraturan yang ditetapkan manajemen. Pengendalian internal dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan
sumber daya perusahaan. Pengendalian internal menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta
menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.
2.1.3 Unsur-unsur Pengendalian Internal
Menurut Dewan Standar Profesional Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia 2001:319 pengendalian internal terdiri dari lima unsur yang saling
berkaitan, yaitu: a.
Lingkungan pengendalian yaitu menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal, menyediakan disiplin dan struktur.
b. Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko
yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola.
Universitas Sumatera Utara
c. Aktifitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. d.
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, pengungkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang
memungkinkan orang melakukan tanggung jawab mereka. e.
Pemantauan adalah proses yang menentukan kuakitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu.
Menurut Committee of Sponsoring Organizations COSO yang dikutip oleh Romney dalam buku Accounting Information System 2004:231
pengendalian internal terdiri dari beberapa unsur, yaitu: a.
Lingkungan Pengendalian Inti dari bisnis apapun adalah orang-orangnya, termasuk integritas, nilai-
nilai etika dan kompetisi serta lingkungan tempat beroperasi. Lingkungan pengendalian internal terdiri dari faktor-faktor berikut:
1. Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika
2. Filosofi pihak manajemen dan gaya operasinya
3. Struktur organisasional
4. Badan audit dan dewan komisaris
5. Metode untuk memberikan otooritas dan tanggung jawab
6. Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia.
7. Pengaruh—pengaruh eksternal
b. Aktifitas pengendalian
Universitas Sumatera Utara
Kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat dan dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diidentifikasi oleh
pihak manajemen untuk mengatasi resiko pencapaian tujuan organisasi, secara efektif dijalankan. Secara umum prosedur-prosedur pengendalian
termasuk dalam satu dari lima kategori berikut: 1.
Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai 2.
Pemisahan tugas 3.
Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai 4.
Penjagaan aset dan catatan yang memadai 5.
Pemeriksaan independen atas kinerja c.
Penilaian resiko Organiasasi harus sadar akan resiko dan berurusan dengan resiko yang
dihadapinya. Organisasi harus menempatkan tujuan yang terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan kegiatan lainnya
agar organisasi beroperasi secara harmonis. Organisasi juga harus membuat mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengelola resiko yang terkait. d.
Informasi dan komunikasi Di sekitar aktifitas pengendalian terdapat sistem informasi dan
komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk mendapat dan bertukar informasi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya.
Universitas Sumatera Utara
f. Pengawasan
Seluruh proses harus diawasi dan perubahan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Melalui cara ini sistem dapat bereaksi secara
dinamis, berubah sesuai tuntutan keadaan. Metode untuk mengawasi kinerja dapat mencakup supervise yang efektif, pelaporan yang
bertanggung jawab, dan audit internal. Unsur-unsur yang terdapat dalam pengendalian internal, menurut Nasuha
dalam situs Sistem Pengendalian Intern 2011 yaitu: Struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat, dan karyawan yang mampu
melaksanakan tugasnya. a.
Struktur organisasi Struktur organisasi merupakan pembagian tanggung jawab dan
wewenang kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan. Adapun prinsip yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Pemisahan antara fungsi operasional dan penyimpanan dengan
fungsi pencatatan atau akuntansi. Fungsi operasional adalah fungsi untuk melaksanakan suatu kegiatan, misalnya pembelian aktiva
perusahaan. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan dan memelihara aktiva yang telah
Universitas Sumatera Utara
dibeli, sedangkan fungsi akuntansi adalah fungsi pencatatan peristiwa tersebut.
2. Suatu fungsi atau bagian tidak boleh diberi tanggung jawab penuh
untuk melaksanakan semua tahap suatu kegiatan atau transaksi. 3.
Dengan adanya pembagian fungsi tersebut, maka aka nada pengendalian berbentuk cek silang untuk memastikan bahwa setiap
fungsi sungguh-sungguh melakukan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya.
b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Unsur ini memberikan perlindungan terhadap setiap aktiva, utang, pendapatan, dan biaya perusahaan. Setiap transaksi yang terjadi harus
diotorisasi oleh pihak tertentu yang harus bertanggung jawab atas transaksi yang dilaksanakan. Selain itu, prosedur pencatatan juga harus
dilakukan dengan baik, teratur, dan disiplin untuk menghindari kerugian perusahaan. Dalam sistem otoriasasi dan prosedur pencatatan, formulir
berperan penting karena merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar pembuktian suatu otorisasi dan sekaligus sebagai media yang
digunakan dalam pencatatan akuntansi. c.
Praktik yang Sehat Unsur ini memungkinkan pembagian tanggung jawab dan sistem
wewenang serta prosedur pencatatan yang telah ditetapkan berjalan
Universitas Sumatera Utara
dengan baik dan benar. Dengan melakukan praktek yang sehat, maka keamanan aktiva perusahaan dapat terjamin.
Contoh praktik yang sehat, yaitu sebagai berikut: 1.
Rotasi jabatan 2.
Pemberian cuti kepada wartawan 3.
Pengecekan fisik aktiva dengan catatan yang tersedia dan formulir yang lengkap
4. Pemeriksaan mendadak.
5. Pembentukan suatu unit yang bertugas mengecek efektifitas sistem
pengendalian internal d.
Karyawan yang mampu melaksanakan tugasnya Kualitas sumber daya manusia sangat menentukan apakah sistem yang
telah direncanakan dan dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan tujuan atau tidak. Oleh karena itu, kapabilitas sumber daya manusia sangat
penting dalam rangka keberhasilan sistem pengendalian internal. Karyawan yang jujur, dapat dipercaya, dan mempunyai integritas tinggi
merupakan unsure yang sangat penting agar sistem pengendalian internal dapat berjalan dengan efektif.
2.1.4 Efektifitas Pengendalian Internal