diberikan dapat dicapai apabila ada pengendalian internal yang efektif dalam suatu perusahaan. Berkenaan dengan hal tersebut pengendalian internal diperlukan agar
suatu perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mampu berperan sebagai badan usaha yang tangguh dan mandiri, bank melalui usaha
pemberian kreditnya harus mampu meningkatkan efektivitas pemberian kredit dan berusaha sebaik mungkin mengurangi resiko kegagalan kredit. Jika diteliti, kegagalan
kredit terutama disebabkan oleh lemahnya pengendalian internal. Berdasarkan uraian di atas, penulis yang dapat melakukan kajian dalam
penelitian yang dilaporkan dalam bentuk skripsi dengan judul “Pengendalian Internal Atas Pemberian Kredit Modal Kerja KMK pada PT. Bank Negara Indonesia
Persero Tbk”.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi perumusan masalah sehubungan dengan judul tersebut di atas adalah apakah pengendalian internal atas Pemberian Kredit Modal Kerjan
KMK pada PT. Bank Negara Indonesia Persero,Tbk telah efektif? 1.3 Tujuan Penelitian
1. Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui
efektivitas pengendalian internal atas pemberian Kredit Modal Kerja KMK yang diterapkan PT. Bank Negara Indonesia persero, Tbk. Sebagai aplikasi
dalam melakukan sebuah kajian ilmiah yang kelak diharapkan bisa menambah
Universitas Sumatera Utara
wawasan ilmu pengetahuan dan dapat dipergunakan oleh penulis dalam
perncanaan khususnya pemberian Kredit Modal Kerja.
2. Peneliti akademisi lainnya, sebagai masukan rujukan dalam melakukan
penelitian lain yang berhubungan dengan pemberian Kredit Modal Kerja.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dilaksanakannya penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagi penulis, dapat memberikan peluang untuk menambah wawasan berpikir dalam memperluas pengetahuan, baik dalam teori maupun praktek mengenai
pengendalian internal atas pemberian Kredit Modal Kerja. Selain itu, berguna sebagai bahan penulisan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata-1 S1 Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan
atau masukan yang berkaitan dengan pengendalian internal atas pemberian Kredit Modal Kerja.
3. Bagi pembaca, menjadi bahan masukan dan referensi bagi rekan mahasiswa
yang akan membahas mengenai masalah pengendalian internal atas pemberian Kredit Modal Kerja dan sebagai bahan masukan dalam rangka
memperkenalkan dan mensosialisasikan Kredit Modal Kerja kepada masyarakat banyak.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengendalian Internal 2.1.1 Pengertian Pengendalian Internal
Secara umum, pengendalian internal merupakan bagian dari masing-masing sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional perusahaan
atau organisasi tertentu. Menurut Fess 2000:183, Pengendalian Internal merupakan “Kebijakan dan Prosedur yang Melindungi Aktiva dari
Penyalahgunaan, Memastikan Bahwa Informasi Usaha Akurat dan Memastikan Bahwa Perundang-undangan Serta Peraturan Dipatuhi Sebagaimana Mestinya”.
Pengertian pengendalian internal menurut IAI dalam SPAP 2001:319.2 adalah “Suatu Proses yang Dijalankan oleh Dewan Komisaris, Manajemen, dan
Personel Lain yang Didesain untuk Memberikan Keyakinan Memadai Tentang Pencapaian Tiga Golongan Tujuan berikut:
a. Keandalan pelaporan keuangan.
b. Efektifitas dan efisiensi operasi.
c. Kepatuhan terhadap hukum dan perundang-undangan yang berlaku.
Di lingkungan perusahaan, pengendalian internal didefinisikan sebagai suatu proses yang diberlakukan oleh pemimpin dewan direksi dan manajemen
secara keseluruhan yang dirancang untuk memberi suatu keyakinan akan
Universitas Sumatera Utara
tercapainya tujuan perusahaan yang secara umum dibagi dalam tiga kategori, yaitu: keefektifan dan efisiensi operasional perusahaan, pelaporan keuangan yang
handal, dan kepatuhan terhadap prosedur dan peraturan yang diberlakukan. Maka, pengendalian internal adalah proses yang dapat dipengaruhi oleh
manajemen dan karyawan dalam menyediakan secara layak suatu kepastian mengenai prestasi yang diperoleh secara objektif dalam penerapannya tentang
bagian laporan keuangan yang dapat dipercaya, diterapkannya efisiensi dan efektifitas dalam kegiatan operasional perusahaan dan diterapkannya peraturan
dan hokum yang berlaku agar ditaati oleh semua pihak.
2.1.2 Tujuan Pengendalian Internal
Tujuan pengendalian internal menurut COSO yang dikutip oleh Bodnar dan Hopwood 2001, 182 adalah:
a. Effectiveness and efficiency of operations
Pengendalian interal dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dari semua operasi sehingga dapat mengendalikan biaya yang
bertujuan untuk mencapai tujuan organisasi. b.
Reliability of financial reporting Pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan keandalan data
serta catatan-catatan akuntansi dalam bentuk laporan manajemen sehingga tidak menyesatkan pemakai laporan tersebut dan dapat diuji
kebenarannya.
Universitas Sumatera Utara
c. Compliance with applicable laws and regulations
Pengendalian internal dimaksudkan untuk meningkatkan kepatuhan karyawan terhadap hukum dan peraturan yang telah ditetapkan oleh
manajemen. Kebijakan pimpinan yang telah ditetapkan merupakan alat pengendali berbagai kegiatan perusahaan yang harus ditaati dan
dijalankan oleh setiap unit organisasi. Menurut Winarno 2001:21 dalam buku manajemen struktur pengendalian
intern, bahwa pengendalian intern yang efektif memiliki empat tujuan pokok, yaitu :
a. Menjaga kekayaan dan catatan organisasi
b. Mengecek ketelitian dan catatan organisasi
c. Mendorong efisiensi
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen
Menurut tujuannya pengendalian internal dapat dibagi menjadi dua macam,yaitu pengendalian akuntansi internal accounting control dan
pengendalian administrasi internal administrative control. Pengendalian akuntansi yang merupakan bagian dari struktur pengendalian internal meliputi
kebijakan dan prosedur yang terutama untuk menjaga kekayaan dan catatan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian
akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan
Universitas Sumatera Utara
keuangan yang andal. Pengendalian administrasi meliputi kebijakan dan prosedur yang terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.
Tujuan pengendalian internal adalah keandalan laporan keuangan, meningkatkan efisiensi dan efektifitas operasi perusahaan, dan mendorong
dipatuhinya Undang-undang dan peraturan-peraturan yang ditetapkan manajemen. Pengendalian internal dapat mencegah kerugian atau pemborosan pengolahan
sumber daya perusahaan. Pengendalian internal menyediakan informasi tentang bagaimana menilai kinerja perusahaan dan manajemen perusahaan serta
menyediakan informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan.
2.1.3 Unsur-unsur Pengendalian Internal
Menurut Dewan Standar Profesional Akuntan Publik, Ikatan Akuntan Indonesia 2001:319 pengendalian internal terdiri dari lima unsur yang saling
berkaitan, yaitu: a.
Lingkungan pengendalian yaitu menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian internal, menyediakan disiplin dan struktur.
b. Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap resiko
yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola.
Universitas Sumatera Utara
c. Aktifitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu
menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan. d.
Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, pengungkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang
memungkinkan orang melakukan tanggung jawab mereka. e.
Pemantauan adalah proses yang menentukan kuakitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu.
Menurut Committee of Sponsoring Organizations COSO yang dikutip oleh Romney dalam buku Accounting Information System 2004:231
pengendalian internal terdiri dari beberapa unsur, yaitu: a.
Lingkungan Pengendalian Inti dari bisnis apapun adalah orang-orangnya, termasuk integritas, nilai-
nilai etika dan kompetisi serta lingkungan tempat beroperasi. Lingkungan pengendalian internal terdiri dari faktor-faktor berikut:
1. Komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika
2. Filosofi pihak manajemen dan gaya operasinya
3. Struktur organisasional
4. Badan audit dan dewan komisaris
5. Metode untuk memberikan otooritas dan tanggung jawab
6. Kebijakan dan praktik-praktik dalam sumber daya manusia.
7. Pengaruh—pengaruh eksternal
b. Aktifitas pengendalian
Universitas Sumatera Utara
Kebijakan dan prosedur pengendalian harus dibuat dan dilaksanakan untuk membantu memastikan bahwa tindakan yang diidentifikasi oleh
pihak manajemen untuk mengatasi resiko pencapaian tujuan organisasi, secara efektif dijalankan. Secara umum prosedur-prosedur pengendalian
termasuk dalam satu dari lima kategori berikut: 1.
Otorisasi transaksi dan kegiatan yang memadai 2.
Pemisahan tugas 3.
Desain dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai 4.
Penjagaan aset dan catatan yang memadai 5.
Pemeriksaan independen atas kinerja c.
Penilaian resiko Organiasasi harus sadar akan resiko dan berurusan dengan resiko yang
dihadapinya. Organisasi harus menempatkan tujuan yang terintegrasi dengan penjualan, produksi, pemasaran, keuangan dan kegiatan lainnya
agar organisasi beroperasi secara harmonis. Organisasi juga harus membuat mekanisme untuk mengidentifikasi, menganalisis, dan
mengelola resiko yang terkait. d.
Informasi dan komunikasi Di sekitar aktifitas pengendalian terdapat sistem informasi dan
komunikasi. Mereka memungkinkan orang-orang dalam organisasi untuk mendapat dan bertukar informasi yang dibutuhkan untuk
melaksanakan, mengelola, dan mengendalikan operasinya.
Universitas Sumatera Utara
f. Pengawasan
Seluruh proses harus diawasi dan perubahan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Melalui cara ini sistem dapat bereaksi secara
dinamis, berubah sesuai tuntutan keadaan. Metode untuk mengawasi kinerja dapat mencakup supervise yang efektif, pelaporan yang
bertanggung jawab, dan audit internal. Unsur-unsur yang terdapat dalam pengendalian internal, menurut Nasuha
dalam situs Sistem Pengendalian Intern 2011 yaitu: Struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat, dan karyawan yang mampu
melaksanakan tugasnya. a.
Struktur organisasi Struktur organisasi merupakan pembagian tanggung jawab dan
wewenang kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan. Adapun prinsip yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut:
1. Pemisahan antara fungsi operasional dan penyimpanan dengan
fungsi pencatatan atau akuntansi. Fungsi operasional adalah fungsi untuk melaksanakan suatu kegiatan, misalnya pembelian aktiva
perusahaan. Fungsi penyimpanan adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan dan memelihara aktiva yang telah
Universitas Sumatera Utara
dibeli, sedangkan fungsi akuntansi adalah fungsi pencatatan peristiwa tersebut.
2. Suatu fungsi atau bagian tidak boleh diberi tanggung jawab penuh
untuk melaksanakan semua tahap suatu kegiatan atau transaksi. 3.
Dengan adanya pembagian fungsi tersebut, maka aka nada pengendalian berbentuk cek silang untuk memastikan bahwa setiap
fungsi sungguh-sungguh melakukan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya.
b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
Unsur ini memberikan perlindungan terhadap setiap aktiva, utang, pendapatan, dan biaya perusahaan. Setiap transaksi yang terjadi harus
diotorisasi oleh pihak tertentu yang harus bertanggung jawab atas transaksi yang dilaksanakan. Selain itu, prosedur pencatatan juga harus
dilakukan dengan baik, teratur, dan disiplin untuk menghindari kerugian perusahaan. Dalam sistem otoriasasi dan prosedur pencatatan, formulir
berperan penting karena merupakan dokumen yang dipakai sebagai dasar pembuktian suatu otorisasi dan sekaligus sebagai media yang
digunakan dalam pencatatan akuntansi. c.
Praktik yang Sehat Unsur ini memungkinkan pembagian tanggung jawab dan sistem
wewenang serta prosedur pencatatan yang telah ditetapkan berjalan
Universitas Sumatera Utara
dengan baik dan benar. Dengan melakukan praktek yang sehat, maka keamanan aktiva perusahaan dapat terjamin.
Contoh praktik yang sehat, yaitu sebagai berikut: 1.
Rotasi jabatan 2.
Pemberian cuti kepada wartawan 3.
Pengecekan fisik aktiva dengan catatan yang tersedia dan formulir yang lengkap
4. Pemeriksaan mendadak.
5. Pembentukan suatu unit yang bertugas mengecek efektifitas sistem
pengendalian internal d.
Karyawan yang mampu melaksanakan tugasnya Kualitas sumber daya manusia sangat menentukan apakah sistem yang
telah direncanakan dan dilaksanakan dapat berjalan sesuai dengan tujuan atau tidak. Oleh karena itu, kapabilitas sumber daya manusia sangat
penting dalam rangka keberhasilan sistem pengendalian internal. Karyawan yang jujur, dapat dipercaya, dan mempunyai integritas tinggi
merupakan unsure yang sangat penting agar sistem pengendalian internal dapat berjalan dengan efektif.
2.1.4 Efektifitas Pengendalian Internal
Efektifitas sistem pengendalian internal menurut Handoko 1995:7 adalah ”kemampuan sistem pengendalian internal yang direncanakan dan diterapkan agar
mampu mewujudkan tujuannya, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
a. Keandalan laporan keuangan
b. Efektifitas dan efisiensi operasi
c. Kepatuhan terhadap hukum dan perundang-undangan yang berlaku”
Tercapainya tujuan tersebut diwujudkan dalam bentuk adanya unsure-unsur sistem pengendalian internal dalam pengelolaan perusahaan secara efektif dan
efisien. Efektifitas adalah ukuran keberhasilan suatu kegiatan atau program yang dikaitkan dengan tujuan yang ditetapkan. Suatu pengendalian internal dikatakan
efektif apabila memahami tingkat sejauh mana tujuan operasi entitas tercapai, laporan keuangan yang diterbitkan dipersiapkan secara handal, hukum dan
regulasi yang berlaku dipatuhi.
2.2 Kredit 2.2.1 Pengertian Kredit
Pengertian kredit menurut Firdaus dan Ariyanti 2009:2 pengertian kredit sebagai berikut: “Kredit adalah sistem keuangan untuk memudahkan pemindahan
modal dari pemilik kepada pemakai dengan mengharapkan memperoleh keuntungan, kredit diberikan berdasarkan kepercayaan orang yang memberikan
terhadap kecakapan dan kejujuran si peminjam”. Menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, menyatakan bahwa “Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu, berdasarkan persetujuan akan kesepakatan pinjam meminjam antara bank
Universitas Sumatera Utara
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.
Berdasarkan UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan terdapat beberapa unsur perjanjian kredit, yaitu:
a. Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu.
b. Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara
bank dan pihak lain. c.
Terdapat kewajiban pihak peminjam untuk melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu.
d. Pelunasan hutang yang disertai dengan bunga.
Jadi, kredit merupakan pemindahan dana kepada para peminjam untuk mendapat keuntungan atas jasa yang diberikan kepada peminjam, berdasarkan
pada kepercayaan kedua belah pihak dan berdasarkan persetujuan pinjam meminjam hutang atau pinjaman setelah jangka waktu tertentu bahkan dengan
jumlah bunga yang telah ditetapkan atau disepakati.
2.2.2 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit
Sebelum suatu kredit diberikan, maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh
dari hasil penilaian kredit sebelum kredit disalurkan. Menurut Hasibuan 2001:86 kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah
yang benar-benar menguntungkan adalah investigasi kredit, prinsip 5C, konsep
7P, dan konsep 3R.
Universitas Sumatera Utara
a. Investigasi Kredit
Tujuan investigasi kredit adalah untuk mengumpulkan informasi yang akurat dan objektif sebanyak mungkin yang dapat digunakan untuk
mengevaluasi kemampuan dan keinginan calon debitur melunasi kredit. Unsur-unsur dalam investigasi kredit yaitu: kapasitas membayar
capacity to borrow, karakter dan i’tikad baik character also strong desire to settle all obligation, kemampuan menghasilkan pendapatan
ability to create income, aset yang dimiliki ownership of assets, kondisi ekonomi economic condition, faktor-faktor penting dalam
usaha relative importance of the credit factor. b.
Prinsip 5C Untuk memaksimumkan kemungkinan keberhasilan kredit, maka
digunakan prinsip 5C, yaitu chatacter, capacity, capital, collateral, dan condition of economy.
1. Character karakter
Character karakter yaitu suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat
dipercaya. Hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi.
Dengan demikian, dalam unsure karakter tercakup kemampuan membayar ability to pay dan keinginan membayar willingness to
pay.
Universitas Sumatera Utara
2. Capacity kapasitas
Capacity kapasitas, yaitu penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuannya melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan
usaha yang dilakukannya atau kegiatan usaha yang akan dilakukannya yang akan dibiayai oleh kredit dari bank. Maksud dari
penilaian capacity ini adalah untuk menilai sejauh mana hasil dari kegiatan usaha debitur yang dibiayai oleh bank akan mampu untuk
melunasi kewajibannya kepada bank tepat pada waktunya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.
3. Capital modal
Penilaian atas modal capital yang dimiliki calon debitur untuk melihat kekuatan permodalan, juga komitmen dalam usaha. Makin
besar modal yang dimiliki dapat merupakan indikasi makin besarnya kemampuan dan komitmen dalam menjalankan usaha.
4. Collateral jaminan
Collateral merupakan barang-barang jaminan yang diserahkan oleh debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya, yang berfungsi
untuk memperkecil jumlah kerugian yang diderita oleh bank bila debitur tidak memenuhi kewajibannya, dan juga bermanfaat sebagai
alat pengamanan apabila kegiatan usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut gagal atau ada sebab-sebab lain di mana debitur tidak
mampu memenuhi kewajibannya dari hasil kegiatan usaha tersebut.
Universitas Sumatera Utara
5. Condition of Economy Kondisi ekomomi
Kondisi ekonomi adalah lingkungan eksternal perusahaan yang diperkirakan mempunyai pengaruh besar terhadap keberhasilan
usaha. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik.
c. Konsep 7P
Tujuh unsur konsep 7P adalah personality, party, purpose, prospect, payment, profitability, dan protection.
1. Personality kepribadian
Personality kepribadian yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa
lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan debitur dalam menghadapi suatu masalah.
2. Party golongan
Party yaitu mengklasifikasikan debitur kedalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan berdasarkan modal, loyaliyas, serta
karakternya, sehingga debitur akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.
3. Purpose Tujuan
Purpose tujuan yaitu untuk mengetahui tujuan debitur dalam mengambik kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan debitur.
Universitas Sumatera Utara
4. Prospect Prospek
Prospect prospek yaitu untuk menilai usaha debitur di masa yang akan datang, menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain
mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan
hanya bank yang akan rugi, akan tetapi juga debitur 5.
Payment Pembayaran Payment pembayaran merupakan ukuran bagaimana cara debitur
mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber
penghasilan debitur maka akan semakin baik, Sehingga jika salah satu dari usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.
6. Profitability Tingkat Keuntungan
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan debitur dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah akan tetap
sama atau akan semakin meningkat. 7.
Protection Perlindungan Tujuan protection perlindungan adalah menjaga agar usaha dan
jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang, orang, atau jaminan asuransi
d. Konsep 3R
Tiga komponen dalam konsep 3R adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
1. Return tingkat pengembalian usaha
2. Repayment kemampuan membayar kembali
3. Risk bearing ability kemampuan menanggung resiko
2.2.3 Aspek-aspek Dalam Penilaian Kredit
Di samping menggunakan investigasi kecil, prinsip 5C, dan konsep 7P dan 3R, menurut Kasmir 2002:107, maka penilaian suatu kredit layak atau tidak
untuk diberikan dapat dilakukan dengan menilai seluruh aspek yang ada. Aspek- aspek yang dinilai adalah aspek yuridishukum, aspek pemasaran, aspek
keuangan, aspek teknisoperasi, aspek manajemen, aspek sosial ekonomi, dan aspek amdal.
a. Aspek YuridisHukum
Dalam aspek yuridishukum yang dinilai adalah masalah legalitas badan usaha serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan kredit.
Penilaian dimulai dengan akte pendirian perusahaan sehingga data diketahui siapa-siapa pemilik dan besarnya modal masing-masing
pemilik. Aspek yuridis sangat penting diperhatikan untuk menghindari kerugian di masa mendatang kalau terjadi sengketa, pelanggaran
perjanjian, dan masalah-masalah hukum lainnya. b.
Aspek Pemasaran Aspek pemasaran terutama mempertimbangkan permintaan efektif dari
produk barangjasa yang direncanakan oleh calon debitur. Permintaan efektif itu mempertimbangkan jumlah potensial konsumennyang mampu
Universitas Sumatera Utara
dan ingin membeli barang atau jasa yang direncanakan diproduksi atau dijual oleh debitur. Tujuan utama aspek pemasaran adalah apakah
produk yang direncanakan dapat diserap pasar, sehingga hasil penjualan dapat digunakan untuk mengembalikan pinjaman.
c. Aspek Keuangan
Tujuan analisis keuangan ini adalah untuk mengetahui apakah secara financial kegiatan usaha yang direncanakan layak atau tidak. Dalam
analisis financial dilakukan evaluasi terutama tentang arus kas keluar dan masuk, serta pola-polanya dihitung dalam nilai sekarang present
value. d.
Aspek TeknisOperasi Aspek ini membahas masalah yang berkaitan dengan produksi, seperti
kapasitas mesin yang digunakan, masalah lokasi, layout ruangan, dan mesin-mesin termasuk jenis mesin yang digunakan.
e. Aspek Manajemen
Aspek manajemen digunakan untuk menilai struktur organisasi perusahaan, sumber daya manusia yang dimiliki serta latar belakang
pengalaman sumber daya manusianya. f.
Aspek Sosial Ekonomi Aspek ini membahas dampaknya terhadap perekonomian dan
masyarakat umum, seperti meningkatkan ekspor barang, mengurangi
Universitas Sumatera Utara
pengangguran atau lainnya, meningkatkan pendapatan masyarakat, terjadinya sarana dan prasarana, membuka lokasi daerah tertentu.
g. Aspek Amdal
Menyangkut analisis terhadap lingkungan, baik darat, air, atau udara jika proyek atau usaha tersebut dijalankan. Analisis ini dilakukan secara
mendalam apakah apabila kredit tersebut disalurkan, maka proyek yang dibiayai akan mencemari lingkungan.
2.2.4 Prosedur Dalam Pemberian Kredit.
Prosedur pemberian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang menjadi
perbedaan mungkin hanya terletak dari prosedur dan persyaratan yang ditetapkan dengan pertimbangan masing-masing. Secara umum menurut Rachman dalam
jurnalnya di umkm.wordpress.com tentang Prosedur Pemberian Kredit Bank Juli 2008, “prosedur pemberian kredit adalah: pengajuan berkas-berkas, penyelidikan
berkas pinjaman, wawancaara perrtama, on the spot peninjauan ke lokasi, wawancara kedua, keputusan kredit, penandatanganan akad, realisasi kredit, dan
penyaluranpenarikan dana.” a.
Pengajuan Berkas-berkas Dalam hal ini, pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang
dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian dilampiri dengan berkas- berkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit berisi latar
Universitas Sumatera Utara
belakang perusahaan, maksud dan tujuan, besarnya kredit dan jangka waktu, cara pemohon mengembalikan kredit, dan jaminan kredit.
Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah dipersyaratkan, seperti:
1. Akte pendirian perusahaan
2. KTP para pengurus dan permohonan kredit
3. TDP Tanda Daftar Perusahaan
4. NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak
5. Neraca dan laporan laba rugi 3 tahun terakhir
6. Fotokopi sertifikat yang dijadikan jaminan
7. Daftar penghasilan bagi perseorangan
8. Kartu keluarga bagi perseorangan.
b. Penyelidikan berkas pinjaman
c. Wawancara pertama
d. On the spot peninjauan ke lokasi
e. Wawancara kedua
f. Keputusan kredit
g. Penandatanganan akad kreditperjanjian lainnya
h. Realisasi kredit
i. Penyaluranpenarikan dana
2.2.5 Resiko Perkreditan
Universitas Sumatera Utara
Secara umum, resiko adalah kemungkinan kerugian atau kegagalan dalam bisnis perbankan. Kredit yang disalurkan dikatakan bermasalah jika
pengembaliannya terlambat dibanding jadwal yang direncanakan, atau bahkan tidak dikembalikan sama sekali. Menurut Manurung dan Rahardja 2004:78 yang
dikutip dari Surat Edaran Bank Indonesia No. 2312BPPP Februari 1991, “kredit bermasalah non performing loan dapat dikelompokkan menjadi kredit tidak
lancar dan kredit macet.” a.
Kredit Tidak Lancar Kredit tak lancar adalah kredit yang masih dilakukan pembayarannya,
tetapi lebih lambat dari jadwal yang seharusnya. Kredit tidak lancar terdiri dari kredit kurang lancar, dan kredit yang diragukan.
1. Kredit kurang lancar
- Untuk kredit non KPR ada tunggakan angsutan pokok yang lebih
lama dari seharusnya. Misalnya untuk kredit yang masa angsurannya bulanan terdapat
tunggakan satu bulan, tetapi belum sampai dua bulan. Sedangkan kredit yang angsurannya 6 enam bulan terdapat tunggakan,
namun belum melampaui 12 bulan. -
Bagi kredit BPR, ada tunggakan angsuran pokok yang melebihi 6 enam bulan, tetapi belum melebihi 9 Sembilan bulan.
2. Kredit yang diragukan
Universitas Sumatera Utara
Kredit yang diragukan adalah kredit yang tidak termasuk kurang lancar, tetapi kredit tersebut dapat diselamatkan dan agunannya
≥ 75 hutang debitur, atau kredit yang tidak dapat diselamatkan tetapi
agunannya masih ≥ 100 hutang debitur.
b. Kredit Macet
Kredit macet adalah kredit yang sejak ± 21 bulan dikategorikan diragukan, belum ada pelunasan atau upaya penyelamatan kredit. Kredit
tersebut penyelesaiannya diserahkan kepada Pengadilan Negeri atau Badan Urusan Piutang Negara BUPN atau telah diajukan penggantian rugi
kepada perusahaan asuransi kredit.
2.3 Pengendalian Internal Atas Pemberian Kredit 2.3.1 Pengertian Pengendalian Internal Pemberian Kredit
Pengendalian internal pemberian kredit menurut Iskandar 2012 dalam jurnalnya di blog adalah “Suatu prosedur atau usaha-usaha yang dilakukan untuk
menjaga agar kredit yang diberikan tetap lancar, produktif, dan tidak macet. Lancar dan produktif artinya kredit tersebut dapat ditarik kembali beserta
bunganya sesuai dengan perjanjian yang telah disetujui kedua belah pihak.
2.3.2 Tujuan Pengendalian Internal Pemberian Kredit
Tujuan utama pengendalian internal pemberian kredit menurut Iskandar 2012 dalam jurnalnya di blog adalah “untuk mengarahkan kegiatan pemberian
kredit agar dapat mengurangi terjadinya kegagalan perkreditan dan mengurangi terjadinya kredit macet.”
Universitas Sumatera Utara
2.3.3 Tahapan Pengendalian Internal Pemberian Kredit
Menurut Narotama dan Radianto 2004:105 dalam tahapan pengendalian internal, ada dua rekomendasi tahapan, yaitu pembuatan dan pengembangan
pedoman yang diperlukan, dan kegiatan pengendalian internal. a.
Pembuatan dan pengembangan pedoman yang diperlukan Pembuatan dan pengembangan yang dipelukan mutlak harus dilakukan
oleh beberapa bagian yang bertujuan agar bagian tersebut dapat melaksanakan tugas dengan cepat, benar, dan akurat. Pedoman tersebut
harus dibuat dan didokumentasikan sebagai pedoman sistem bagian tersebut.
b. Kegiatan Pengendalian Internal
Kegiatan pengendalian internal merupakan kegiatan yang dilakukan oleh satuan pengawas internal dengan dimensi waktu yang berbeda-beda.
Bberapa kegiatan pengendalian harus dilakukan ssetiap suatu transaksi tertentu, setiap hari, setiap bulan, atau setiap beberapa periode. Setelah
selesai melakukan pengendalian, satuan pengawas internal membuat laporan pengendalian internal.
2.3.4 Bentuk Pengendalian Internal Pemberian Kredit
Menurut Narotama dan Radianto 2004:107, bentuk pengendalian internal yang diterapkan dalam pemberian kredit yaitu division of duties, dual control,
joint custody, asset control, mandatory vacation control, number control,
Universitas Sumatera Utara
independence balancing, limitation outside activities of bank personel, dan rotation of duty assignment control.
a. Division of Duties
Division of duties merupakan pemisahan tugas dengan maksud untuk mendapatkan cek secara otomatis melalui prosedur kerja yang ada yang
telah dibagi kedalam bebrapa fungsi yang lain. Sebagai contoh, kasir mempunyai fungsi yang terpisah dengan fungsi
operasional bagian lain, seperti fungsi administrasi bank dan penyimpanan agunan, di mana kasir mempunyai status yang mandiri
. b.
Dual Control Dual control merupakan bentuk pengendalian yang menekankan pada
pengecekan ulang atas suatu pekerjaan yang telah dilakukan petugas sebelumnya dengan tujuan menetapkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Apakah pelaksanaan tugas tertentu telah dilakukan sesuai dengan
batas wewenang petugas sebelumnya? 2.
Apakah transaksi yang teah dicatat, dibukukanm dan diadministrasi dengan benar?
3. Apakah transaksi telah dilaksanakan dengan benar?
Tujuan pengendalian ini adalah melakukan pengecekan ulang suatu pekerjaan sehingga tercipta praktik kerja yang sehat.
Universitas Sumatera Utara
c. Joint Custody
Joint custody merupakan suatu sistem dan prosedur yang berhubungan dengan penyimpanan uang, surat-surat berharga, dan dokumen barang
berharga, baik yang dimiliki oleh bank maupun yang dimiliki debitur bank yang bersagkutan.
Biasanya di lokasi penyimpanan barang dibuat lebih dari satu kunci kombinasi pengaman untuk memastikan bahwa barang tersebut
terlindung dari pihak yang dapat menyalahgunakannya. d.
Asset Control Asset control merupakan bentuk pengendalian pemeliharaan dan
pengendalian aktiva perusahaan. Pengendalian asset dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Asset tidak bergerak, berupa inventarisasi, aktiva tetap
pelengkapan, peralatan, bangunan, 2.
Asset bergerak, berupa karyawan Tujuan pengendalian ini adalah menjaga akktiva perusahaan, yaitu
menghindari aktiva dan inventaris dari timbulnya kecurangan, pemborosan, dan kehilangan.
e. Mandatory Vacation Control
Mandatory vacation control merupakan bentuk pengendalian dengan cara member hak dan kewajibannya untuk melaksanakan cuti dalam
suatu jangka waktu tertentu kepada karyawan perusahaan. Tujuan
Universitas Sumatera Utara
pengendalian ini adalah memulihkan kondisi, menilai, dan mengevaluasi karayawan yang bersangkutan oleh penggantinya selama karyawan yang
bersangkutan cuti. f.
Number Control Number control merupakan bentuk pengendalian yang menekankan
pada pengendalian formulir dan kertas kerja yang dipakai dalam kegiatan transaksi sehari-hari. Pengendalian ini mencakup pengendalian
terhadap nomor urut formulir, kode yang dipakai, dan prosedur lain yang berhubungan dengan formulir.
Tujuan pengendalian ini adalah mempermudah pengendalian atas aliran kegiatan transaksi.
g. Independence balancing
Independence balancing merupakan pengendalian yang dilakukan dengan menggunakan persamaan akuntansi yang menghasilkan
keseimbangan antara saldo rekening lainnya. Proses ini sering disebut dengan proses persamaan akuntansi, di mana persamaan akuntansi yang
benar akan menghasilkan saldo-saldo yang seimbang. Sebagai contoh, uang tunai yang dikelola kasir harus sama jumlahnya
dengan catatan uang tunai yang dikelola oleh bagian akuntansi. h.
Limitation Outside Activities of Bank Personel
Universitas Sumatera Utara
Limitation outside activities of bank personel merupakan kegiatan yang membatasi karyawan bank dari kegiatan-kegiatan tertantu yang dapat
memunculkan self dealing atau “bank dalam bank”. Kegiatan ini mengarahkan agar setiap karyawan bank tidak mempunyai
motif pengambilan keuntungan pribadi dari bank di mana karyawan bersangkutan bekerja.
i. Rotation of Duty Assignment Control
Rotation of duty assignment control merupakan bentuk pengendalian melalui rotasi karyawan yang bertujuan untuk mempermudah tindakan
koreksi dan evaluasi, menghindari kemungkinan terjadinya kolusi, dan mengembangkan ketrampilan, pengetahuan, dan pengalaman kerja.
2.3.5 Jenis Pengendalian Internal Pemberian Kredit
Menurut Winarno 2001:82 “ada tiga jenis pengendalian internal yang diterapkan, yaitu pengendalian internal rutin, pengendalian internal program, dan
pengendalian internal khusus. a.
Pengendalian Internal Rutin Pengendalian internal rutin dilakukan pada setiap bagian, yang meliputi
bagian kredit, bagian umum, bagian dana kas umum, dan bagian pembukuan.
b. Pengendalian Internal Program
Universitas Sumatera Utara
Pengendalian internal program dilakukan pada setiap program yang diadakan di perusahaan. Pengendalian internal harus melakukan
tugasnya dalam beberapa hal yang memastikan bahwa program tersebut berjalan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Pengendalian yang
dapat dilakukan mencakup pengendalian pengeluaran dan pemasukan kas, evaluasi program, dan pengendalian administrasi program.
c. Pengendalian Internal Khusus
Pengendalian internal khusus dilakukan atas perintah khusus dari pimpinan Direksi jika dirasakan ada keperluan untuk melakukan
pengendalian internal pada kejadian tertentu”.
2.4 Kredit Bermasalah NPL Non Performing Loan
Pada saat melakukan pengawasan kredit, pihak bank akan dapat menentukan tingkat kolektibilitas kredit. Bagi kredit yang berada dalam kualitas kurang lancar,
diragukan dan macet, pihak bank harus mengambil tindakan untuk dapat menyelesaikan, karena itu sangat berpengaruh terhadap tingkat kesehatan bank yang
sangat mempengaruhi eksistensi usaha perbankan. Abdullah 2005:98 mengatakan bahwa “beberapa tindakan yang dapat
dilakukan dalam pengawasan kredit adalah dengan mengadakan restrukturisasi kredit, mengadakan penjadwalan kembali, mempertimbangkan kredit baru, dan melikuidasi
jaminan”. a.
Restrukturisasi Kredit
Universitas Sumatera Utara
Restrukuturisasi dalam arti luas mencakup perubahan struktur organisasi, manajemen, operasional, sistem dan prosedur, keuangan, aset, utang,
pemegang saham, dan sebagainya. Hasibuan 2001:116 menyatakan bahwa, “Restrukturisasi atau penataan ulang adalah perubahan syarat kredit yang
menyangkut penambahan dana bank, konversi sebagianseluruh tunggakan bunga menjadi pokok kredit baru, atau konversi sebagianseluruh kredit
menjadi penyertaan bank atau mengambil partner lain untuk menambah penyertaan”.
Restrukturisasi kredit ini dilakukan apabila bank mempunyai keyakinan bahwa debitur masih memiliki prospek usaha yang baik dan mampu
memenuhi kewajibannya setelah dilakukan restrukturisasi. Menurut Bastian 2006:268, “Restrukturisasi kredit ini dapat dilakukan dengan banyak cara,
atara lain melalui modifikasi syarat-syarat kredit, penambahan fasilitas kredit, pengambilan aset, agunan debitur, konversi kredit menjadi penyertaan modal
sementara pada perusahaan debitur, dan sebagainya”. b.
Mengadakan Penjadwalan Kembali rescheduling Reschedulling atau penjadwalan ulang adalah perubahan syarat kredit
yang hanya menyangkut jadwal pembayaran atau jangka waktu termasuk masa tenggang dan perubahan besarnya angsuran kredit. Ini dapat membantu
debitur dalam mengangsur debitur dalam jangka waktu yang lebih panjang yang berarti jumlah angsuran yang lebih kecil. Debitur yang memberikan
fasilitas ini adalah nasabah yang menunjukkan itikad baik dan karakter yang
Universitas Sumatera Utara
jujur, serta ada keinginan untuk membayar serta menurut bank usahanya tidak memerlukan tambahan dana.
c. Reconditioning atau Persyaratan Ulang
Reconditioning adalah perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit meliputi jadwal pembayaran, jangka waktu, tingkat suku bunga,
penundaan sebagian atau seluruh suku bunga, dan persyaratan lainnya. Penambahan syarat kredit ini tidak termasuk penambahan dana dan konversi
sebagian atau seluruh kredit menjadi modal perusahaan. Ini diberikan kepada debitur yang jujur, terbuka, dan kooperatif yang usahanya sedang mengalami
kesulitan keuangan, tetapi diperkirakan masih dapat beroperasi dan menguntungkan.
d. Mempertimbangkan Kredit Baru Novasi Kredit
Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan, Bank Indonesia 2001:III.8C.1 menyatakan, “novasi adalah pembaharuan hutang yang
merupakan salah satu sebab dari hapusnya suatu perjanjian, dengan cara perjanjian hutang lama diambil alih diganti dengan perjanjian hutang baru”.
Dalam pemberian kredit baru ini, pihak bank harus memperoleh jaminan yang baru dengan safety margin yang tinggi
e. Likuidasi Jaminan
Langkah likuidasi biasanya dilakukan apabila langkah-langkah yang disebutkan di atas tidak dapat dilakukan lagi. Likuidasi adalah penjualan
barang-barang yang dijadikan agunan dalam rangka pelunasan hutang.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan likuidasi dilakukan terhadap kategori yang menurut bank benar- benar sudah tidak dapat dibantu untuk disehatkan kembali, atau usaha nasabah
sudah tidak memiliki prospek untuk dikembangkan. Ratio NPL Non Performing Loan melihat berapa besar kredit yang
berada dalam kondisi kurang lancar, diragukan, dan macet dibandingkan dengan total jumlah kredit yang diberikan. Sesuai dengan ketentuan dari Bank
Indonesia dengan SE NO. 623BPNP Tanggal 31 Mei 2004, dikatakan bahwa tingkat NPL yang dikatakan baik apabila kurang dari 5 5. Rumus untuk
perhitungan NPL ini adalah:
Kerangka Konseptual
Kredit Kurang Lancar + Diragukan + Macet
NPL = X 100 = …
Total Kredit
Universitas Sumatera Utara
2.5 Kerangka Konseptual