23
2.3. Pengertian Sosial Ekonomi
Pengertian sosial ekonomi tidak dapat di bahas secara bersamaan, kedua kata ini, dalam pengertiannya selalu di bahas secara sendiri–sendiri. Istilah sosial
social dalam bahasa inggris dalam ilmu sosial memiliki arti yang berbeda beda, misalnya istilah sosial dalam sosialisme dengan istilah departemen sosial, jelas
kedua-duanya menunjukkan makna yang sangat jauh berbeda. Menurut Soekanto apabila istilah sosial pada ilmu sosial menunjuk pada objeknya, yaitu masyarakat,
sosialisme suatu ideologi yang berpokok pada prinsip pemikiran umum atas alat alat produksi dan jasa jasa dalam bidang ekonomi.
Sedangkan istilah sosial pada departemen sosial, menunjukkan pada kegiatan-kegiatan di lapangan sosial. Artinya kegiatan-kegiatan yang di tujukan
untuk mengatasi persoalan yang di hadapi masyarakat dalam bidang kesejahteraan, seperti tuna karya, tuna susila, tuna wisma, orang jompo, anak
yatim piatu, dan lain-lain. Selain itu Soekanto 1993: 464 mengemukakan bahwa istilah sosial pun berkenaan dengan pelaku interpersonal, atau yang berkaitan
dengan proses proses sosial. Supardan, 2009: 27. Ekonomi atau economic dalam banyak literatur ekonomi disebutkan berasal
dari bahasa Yunani yaitu “Oikos atau Oiku” dan “Nomos” yang berarti peraturan rumah tangga. Dengan kata lain pengertian ekonomi adalah semua yang
menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan dalam rumah tangga, tentu saja yang dimaksud dan dalam perkembangannya kata rumah tangga bukan
hanya sekedar merujuk pada satu keluarga yang terdiri dari suami, istri, dan anak-
Universitas Sumatera Utara
24 anaknya, melainkan juga rumah tangga yang lebih luas yaitu rumah tangga
bangsa, negara, dan dunia. Definisi sosial pada dasarnya bisa diartikan sebagai kemasyarakatan.
Dapat juga diartikan sebagai suatu keadaan yang menghadirkan orang lain dalam kehidupan manusia. Kehadiran orang lain itu bisa bersifat nyata maupun tidak
nyata. Kehadiran manusia secara nyata bisa dirasakan baik melalui audio dan visual. Sedangkan untuk kehadiran manusia tidak nyata bisa berupa imajinasi,
kenangan, khayalan, dan lain sebagainya. Definisi sosial ini terkait pada hubungan-hubungan manusia dengan lingkungan masyarakat, manusia dengan
manusia lainnya, manusia dengan kelompoknya, dan manusia dengan organisasi yang diikutinya. Hal ini juga berkaitan langsung dengan istilah bahwa manusia
merupakan makhluk sosial di muka bumi. Karena manusia tidak bisa hidup sendirian dan pasti akan selalu membutuhkan orang lain dalam kehidupannya
sehari-hari http:www.anneahira.comdefinisi-sosial.htm. Diakses pada tanggal 15 mei 2014 pukul 10.00.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sosial ekonomi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pemenuhan
kebutuhan masyarakat antara lain sandang, pangan, perumahan, pendidikan, kesehatan, dan lain lain. Kehidupan sosial ekonomi harus di pandang sebagai
sistem sistem sosial, yaitu keseluruhan bagian bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan dalam satu kesatuan.
Untuk melihat kedudukan sosial ekonomi seseorang dilihat dari pendapatan, pendidikan, dan pekerjaan.
Universitas Sumatera Utara
25 1.
Pendapatan Pendapatan dapat didefinisikan sebagai upah, gaji, keuntungan, sewa, dan
setiap aliran pendapatan yang diterima. Namun, cara lain untuk melihat generasi sumber penghasilan pendapatan adalah dalam bentuk kompensasi
pekerja, jaminan sosial, uang pensiun, kepentingan atau dividen, royalti, piutang, tunjangan atau tunjangan lain dari pemerintah, masyarakat, atau
bantuan keuangan keluarga. Pendapatan dapat dilihat dalam dua istilah, relatif dan mutlak. Pendapatan
mutlak, sebagaimana diteorikan oleh ekonom John Maynard Keynes, adalah hubungan yang seiring dengan kenaikan pendapatan, sehingga akan
meningkatkan konsumsi, tetapi tidak pada tingkat yang sama. Pendapatan relatif menentukan seorang atau tabungan keluarga dan konsumsi berdasarkan
pendapatan keluarga dalam kaitannya dengan orang lain. Pendapatan adalah sebuah ukuran yang umumnya digunakan sebagai status sosial ekonomi
masyarakat karena relatif mudah untuk mengetahui seorang individu. Keluarga dengan pendapatan yang lebih tinggi dapat mengumpulkan
kekayaan dan tidak hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan pokok tersier tetapi pemenuhan kebutuhan sekunder dan tersier sambil dapat mengkonsumsi
dan menikmati kemewahan. Sedangkan keluarga dengan pendapatan yang rendah hanya bisa memenuhi kebutuhan pokoknya tersier, bahkan mereka
terkandang meminjam uang dengan orang lain untuk memenuhi kebutuhan pokoknya.
2. Pendidikan
Universitas Sumatera Utara
26 Tingkat pendidikan sesuai dengan status sosial ekonomi karena merupakan
fenomena “cross cutting” untuk semua individu. Pencapaian pendidikan individu dianggap sebagai cadangan untuknya atas semua prestasi dalam hidup,
yang tercermin melalui nilai-nilai atau derajatnya. Akibatnya, pendidikan memainkan sebuah peran dalam pendapatan.
Pendidikan memberikan dorongan dan dengan demikian meningkatkan penghasilan. Sebagaimana disampaikan pada grafik, derajat tertinggi, gelar
profesional dan doktor, membuat pendapatan mingguan tertinggi sementara mereka tanpa ijazah sekolah tinggi terhukum secara finansial. Tingkat
pendidikan yang lebih tinggi berhubungan dengan hasil ekonomi dan psikologis yang lebih baik yaitu: pendapatan lebih, kontrol yang lebih, dan
dukungan sosial dan jaringan yang lebih besar. Pendidikan memainkan peranan penting dalam mengasah keterampilan
seorang individu yang membuat dia sebagai orang yang siap untuk mencari dan memperoleh pekerjaan, serta kualifikasi khusus yang mengelompokkan orang
dengan status sosial ekonomi tertinggi dari status sosial ekonomi terendah. Annette Lareau berbicara pada gagasan budidaya terpadu, di mana orang tua
kelas menengah mengambil peran aktif dalam pendidikan dan pengembangan anak-anak mereka dengan menggunakan kendali mengorganisir kegiatan dan
mendorong rasa hak melalui diskusi. Laureau berpendapat bahwa keluarga dengan pendapatan rendah tidak
berpartisipasi dalam gerakan ini, menyebabkan anak-anak mereka memiliki rasa kendala. Sebuah divisi dalam pencapaian pendidikan dengan demikian
Universitas Sumatera Utara
27 lahir dari dua perbedaan dalam membesarkan anak. Secara teori, keluarga
berpenghasilan rendah memiliki anak yang tidak berhasil sedangkan anak-anak berpenghasilan menengah, yang merasa berhak, yang argumentatif, dan lebih
siap untuk kehidupan dewasa. 3.
Pekerjaan Pekerjaan yang bergengsi sebagai salah satu komponen status sosial
ekonomi, terdiri dari pendapatan dan pencapaian pendidikan. Status pekerjaan sesuai dengan tingkat pendidikan suatu individu yaitu melalui, mendapatkan
pekerjaan yang lebih baik, mengeskplorasi dan mempertahankan posisi yang lebih baik. Status pekerjaan akibatnya menjadi sebuah indikator untuk posisi
sosial kita atau status dalam masyarakat, maka menggambarkan karakteristik pekerjaan, pengambilan membuat kemampuan dan pengendalian emosi, dan
psikologis tuntutan pada pekerjaan. Pekerjaan dirangking oleh jajak pendapat antara organisasi lainnya dan
pendapat dari masyarakat umum yang disurvei. Beberapa pekerjaan yang paling bergengsi adalah dokter dan ahli bedah, pengacara, insinyur kimia dan
biomedis, spesialis komputer, dan komunikasi analis. Pekerjaan ini, dianggap dikelompokkan dalam klasifikasi status sosial ekonomi tinggi, memberikan
lebih banyak pekerjaan menantang dan kemampuan dan kontrol yang lebih besar terhadap kondisi kerja. pekerjaan dengan peringkat yang lebih rendah
adalah pekerja pramusaji makanan, petugas counter, bartender dan pembantu, pencuci piring, tukang sapu, pelayan dan pembantu rumah tangga, pembersih
kendaraan, dan tukang parkir. Pekerjaan yang kurang dihargai juga dibayar
Universitas Sumatera Utara
28 secara signifikan kurang dan lebih melelahkan, secara fisik berbahaya, dan
memberikan otonomi yang kurang. Berdasarkan dari pendapatan, pekerjaan, pendidikan, maka masyarakat
dapat digolongkan kedalam kedudukan sosial ekonomi rendah, sedang dan tinggi. 1.
Golongan masyarakat berpenghasilan rendah. Yaitu masyarakat yang menerima pendapatan lebih rendah dari keperluan untuk memenuhi tingkat
hidup yang minimal. Untuk memenuhi tingkat hidup yang minimal, mereka perlu mendapatkan pinjaman dari orang lain.
2. Golongan masyarakat berpenghasilan sedang. Yaitu pendapatan yang
hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok dan tidak dapat menabung.
3. Golongan masyarakat berpenghasilan tinggi. Yaitu selain dapat memenuhi
kebutuhan pokok, juga sebagian dari pendapatannya itu dapat ditabungkan dan digunakan untuk kebutuhan yang lain.
http:tenagasosial.blogspot.com201308faktor-yang-mempengaruhi- status-sosial.html. Diakses pada tanggal 15 mei 2014 pukul 11.00.
Untuk melihat kedudukan seseorang ditengah-tengah masyarakat, banyak faktor yang harus di perhatikan, baik dari sudut pandang sosial maupun ekonomi.
Sebab dari dalam suatu masyarakat pasti terdapat sesuatu yang dihargai dan di pandang masyarakat mungkin berupa, perumahan, makanan, rekreasi, kesehatan
maupun lingkungan. 4.
Kesehatan
Universitas Sumatera Utara
29 Seseorang belum dianggap sehat sekalipun ia tidak berpenyakit jiwa dan
ataupun raga. Orang tersebut masih harus dinyatakan sehat secara sosial. Hal ini dianggap perlu karena penyakit yang diderita seseorang atau sekelompok
masyarakat umumnya ditentukan selaku oleh perilakunya tahu keadaan sosial budayanya yang tidak sehat.Selamet: 2009, 4-5.
2.3.1. Sosial Ekonomi Dalam Bingkai Kesejahteraan Masyarakat
Kesejateraan sosial sering diidentifikasikan dengan kesejahteraan masyarakat atau kesejehateraan umum. Namun ada baiknya jika kata tersebut
diilah, yaitu kesejahteraan dan sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, istilah sejahtea artinya aman, sentosa makmur, selamat. Sedangkan
kesejahteraan artinya keamanan, keselamatan, ketentraman, kesenangan hidup, dan kemakmuran. Di dalam kamus Ilmu Kesejahteraan Sosial disebutkan bahwa
kesejahteraan sosial adalah keadaan sejahtera yang meliputi keadaan jasmaniah, rohaniah, dan sosail tertentu saja. Istilah kesejahteraan sosial bukanlah hal yang
baru dalam wacana global dan nasional. PBB telah mengatur masalah ini sebagai salah satu bidang kegaiatan masyarakat internasional. Di Indonesia
sendiri, kesejahteraan sosial telah ada dalam sistem ketatanegaraan Indonesia Suharto,2009:1
Dalam Undang – undang No. 11 Tahun 2009, tentang Kesejateraan Sosial menyebutkan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya
www.kemensos.go.id diakses pada tanggal 10 april 2014 pada 17.11 WIB.
Universitas Sumatera Utara
30 PBB mendefiniskan kesejahteraan sosial sebagai suatu kegiatan yang
terorganisir dengan tujuan membantu penyesuaian timba balik anatara indiviu – individu dengan lingkungan sosial mereka. Tujuan ini dicapai secara seksama
melalui teknik – teknik dan metode – metode dengan maksud supaya memungkinkan individu – individu, kelompok – kelompok, maupun komunitas
– komunitas untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan dan memecahkan masalah – masalah penyesuaian diri mereka terhadap perubahan pola – pola masyarakat
serta melalui tindakan kerja sama untuk memperbaiki kondisi ekonomi dan sosial. www.mediaedukasi.compengertian -kesejateraan-sosial diakses pada
tanggal 6 april pukul 01.13 WIB. Fahrudin 2012 menyebutkan dua tujuan kesejahteraan sosial, yang
pertama yaitu untuk mencapai kehidupan sejahtera dalam arti tercapainya standart kehidupan pokok seperti sandang, pangan, perumahan, kesehatan, dan
relasi – relasi yang harmonis dengan lingkungannya. Yang kedua yaitu untuk mencapai penyesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat di
lingkungannya, dengan menggali sumber – sumber, meingkatkan dan mengembangkan taraf hidup yang memuaskan.
Istilah kesejahteraan sosial telah lama dikenal di Indonesia, bahkan konsep kesejahteraan sosial telah ada dalam sistem ketatanegaraan Indonesia.
Kesejhateraan sosial memiliki beberapa makna yang relatif berbeda walaupun substansinya tetap sama dan mencakup tiga konserpasi, yaitu :
1. Kondisi kehidupan atau keadaan sejahtera, yakni terpenuhinya
kebutuhan – kebutuhan jasmaniah, rohaniah, dan sosial.
Universitas Sumatera Utara
31 2.
Institusi, bidang kegaiatan yang melibatkan lembaga kesejateraan sosial dan berbsgai profesi kemanusiaan yang menyelenggarakan
usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial. 3.
Aktivitas, yakni suatu kegiatan – kegiatan usaha yang
menyelenggarakan usaha kesejahteraan sosial dan pelayanan sosial. Kesejahteraan sosial dapat diukur dari indikator – indikator yang pertama
jumlah dan pemerataan pendapatan. Pendapatan berhubungan dengan lapangan kerja, kondisi usaha dan faktor ekonomi lainnya. Penyediaan lapangan kerja
mutlak dilakukan oleh semua pihak agar masyarakat memiliki pendapatan tetap untuk keberlangsungan hidupnya. Adapun yang menjadi indikator dalam
pendapatan adalah, jenis pekerjaan orang tuam jumlah pendapatan setiap bulan, tabungan, dan kepemilikan rumah. Indikator kedua adalah pendidikan. Pendidikan
yang merata dan dapat diakses dengan mudah oleh setiap lapisan masyarakat dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia, Indikator ketiga adalah
kesehatan. Menurut WHO, kesehatan adalah suatu keadaan sejahtera dari badan jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial
dan ekonomis. Keadaan yang sehat dari individu adaah hal yang diperlukan untuk mendapatkan pendapatan dan pendidikan. Mayarakat yang sakit akan sulit
memperjuangkan kesejahteraan diri dan keluarganya. Indikator kesehatan ini dapat diukur dari frekuensi makan setiap hari, kemampuan untuk berobat ke
dokter, dan kemamuan untuk membeli obat – obatan. Ketiga hal tersebutlah yang menjadi faktor penentu dalam usaha – usaha yang dilakukan semua pihak dalam
Universitas Sumatera Utara
32 mencapai kesejahteraan http:kompasiana.combisnisindikator-kesejahteraan
diakses pada tanggal 6 april 2014 pukul 00.12 WIB. Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan
sosial adalah berbagai usaha yan dikembangkan untuk meningkatkan taraf hidup manusia, baik secara fisik, mental, emosional, sosial, ekonomi dan kehidupan
spiritual agar terwujud kehidupan yang layak dan bermartabat.
2.4. Keluarga