54 mencari uang untuk pemenuhan kebutuhan yang sangat urgen bagi dirinya
masing-masing dan keluarganya.
4.2. Karakteristik Keluarga Pekerja Anak
Hampir semua pekerja anak tinggal dengan orangtua dan kerabatnya. Sisanya tinggal dengan orang yang bukan anggota keluarganya. Pekerja anak yang
tinggal dengan orangtuanya, ternyata sebagian besar yang menjadi kepala rumah tangga adalah bapak. Bila dalam masyarakat Indonesia masih tertanam bahwa
tonggak penghasilan rumah tangga adalah bapak, maka disini terlihat bahwa kehadiran seorang bapak dalam keluarga ternyata tidak mampu mencegah
kepindahan anaknya dari rumah untuk bekerja sebagai buruh. Bukan hanya anak-anak, pekerja dewasa juga banyak yang tinggal dengan
kepala rumah tangga laki-laki yang tidak mampu mencegahnya untuk menjadi buruh batu bata. Penyebab kondisi ini tentunya sangat erat kaitannya dengan
permasalahan ekonomi rumah tangganya. Dari hasil data penelitian didapat bahwa jenis pekerjaan orang tua
responden lebih dominan pada kuli bangunan, buruh pabrik dan tukang becak yang memiliki jumlah responden yaitu 6 responden. Selanjutnya petani dengan
jumlah responden sebanyak 4 responden. Terakhir dengan jumlah 1 responden pada jenis pekerjaan sebagai supir angkot. Ada juga orang tua yang tidak bekerja
dan meninggal dunia yang memiliki masing-masing 1 responden Sebagian besar pekerja anak ternyata mempunyai kepala rumah tangga
yang bekerja sebagai kuli bangunan, penarik becak, petani bahkan juga buruh pabrik. Dalam dunia ketenagakerjaan di Indonesia, kuli, buruh dan petani
Universitas Sumatera Utara
55 digolongkan berpenghasilan rendah. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa
kemiskinan merupakan pendorong seorang anak untuk bekerja sebagai pekerja di pabrik batu bata. Jauh lebih tingginya jumlah pekerja anak dibanding pekerja
dewasa menunjukkan bahwa seorang anak yang mempunyai kepala rumah tangga yang bekerja di sektor pertanian mempunyai resiko lebih tinggi untuk menjadi
pekerja dibanding seorang anak yang mempunyai kepala rumah tangga yang bekerja di sektor lain.
Kenyataan ini juga dapat dijadikan indikator bahwa pekerja anak lebih
banyak yang berasal dari daerah pedesaan karena petani umumnya berada di daerah pedesaan. Kondisi ini dapat dikatakan sebagai akibat dari ketimpangan
ketidakmerataan pembangunan antara daerah perkotaan dan pedesaan, sehingga lapangan pekerjaan yang tersedia – yang lebih baik dibanding menjadi buruh –
sangat terbatas. Oleh karena itu, anak-anak pun terpaksa meninggalkan sekolahnya untuk mencari pekerjaan sebagai buruh batu bata untuk membantu
ekonomi keluarga. Sebagaimana layaknya struktur ketenagakerjaan di Indonesia, persentase
buruh yang mempunyai kepala rumah tangga yang bekerja di sektor perdagangan juga besar. Akan tetapi, dapat diduga bahwa kepala rumah tangga tersebut
merupakan pedagang kecil, sehingga tidak mempunyai keberdayaan untuk mencegah anaknya menjadi pekerja. Bapak yang bekerja sebagai buruh industri
juga mempunyai persentase cukup besar untuk mempunyai anak yang menjadi pekerja. Hal ini dapat dimaklumi, karena buruh industri juga mempunyai
Universitas Sumatera Utara
56 permasalahan kecilnya penghasilan, terutama buruh industri pada perusahaan
berskala kecil atau usaha rumah tangga.
4.3. Kondisi Kerja: Hari dan Jam Kerja