Karakteristik Pekerja Kontribusi Pekerja Anak Terhadap Sosial Ekonomi Keluarga Di Pasar V Kebun Kelapa Desa Amal Bakti, Kecamatan Beringin Kabupaten Deli Serdang

48 BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.1. Karakteristik Pekerja

Deli serdang khususnya Desa Amal Bakti, banyak anak anak yang berprofesi sebagai pekerja. Hampir rata-rata anak disana menjadi pekerja, khususnya pekerja batu bata. Mereka memilih bekerja sebagai pekerja batu bata karena daerah ini merupakan daerah penghasil batu bata. Sebagian besar anak pekerja batu bata bekerja di pabrik pembuatan batu bata yang mempunyai anggota sebanyak 5-10 orang. Bila dihubungkan dengan beban tugas, para pekerja anak hampir sama dengan beban kerja pekerja dewasa. Secara umum dapat dinyatakan bahwa pekerja anak mempunyai beban tugas yang lebih berat dibanding pekerja dewasa dalam pabrik batu bata tersebut. Kondisi ini diperkuat oleh kesamaan kerja yang dilakukan orang dewasa maupun anak-anak, tidak ada pembeda. Padahal kekuatan fisik dan tenaga pekerja anak dan dewasa sangat berbeda, tetapi memiliki kesamaan beban kerja. Mengapa pabrik batu bata tidak memilih pekerja dewasa yang secara fisik lebih kuat? Dari hasil pengamatan peneliti menyimpulkan bahwa karena pekerja yang ditawarkan kepada pabrik batu bata tersebut hanya anak-anak. Bahkan juga pabrik tersebut dengan sengaja lebih memilih anak-anak, karena sifatnya yang lebih penurut, tidak banyak menuntut, dan bayarannya lebih murah, sehingga akan sangat menguntungkan pabrik batu bata tersebut. Sebagai dukungan data, jumlah pekerja anak berdasarkan kelompok umur dapat dijabarkan sebagai berikut; Universitas Sumatera Utara 49 Tabel 1. Jumlah Pekerja Anak dan Dewasa Jumlah Pekerja Kelompok Umur Anak Dewasa Total 30 20 10 30 Sebagian besar pekerja di pabrik batu bata ternyata masih anak-anak yakni berjumlah 20 anak. Disatu sisi kondisi ini menunjukkan bahwa permintaan terhadap pekerja anak lebih banyak. Berdasarkan Tabel 2 dapat terlihat bahwa umur pekerja ternyata tidak mempunyai pengaruh dalam memilih umur pekerja. Tidak ada kecenderungan pabrik yang pekerjanya orang dewasa. Adapun jumlah pekerja berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini: Tabel 2 Jumlah Pekerja Berdasarkan Kelompok Usia Usia Pekerja Kelompok Umur Anak Dewasa Total 5 – 10 10 – 15 15 – 20 20 – 30 30 – 40 5 7 8 - - - 7 3 5 7 8 7 3 Hampir semua pekerja bekerja di pabrik batu bata hanya berpendidikan SD maupun SLTP keatas. Berdasarkan data, pekerja anak rata-rata berusia 15-20 tahun yakni sebanyak 8 orang. Selain itu, usia 5-10 tahun sebanyak 5 orang dan 7 orang anak yang berusia 10-15 tahun. Selebihnya usia 20-30 tahun pada usia dewasa sebanyak 7 orang dan usia 30-40 tahun sebanyak 3 orang. Umumnya, tidak ada perbedaan jika semakin tinggi pendidikan pekerja, maka semakin tinggi pula pendapatannya. Semua mendapat penghasilan yang sama tergantung jumlah jam kerja. Universitas Sumatera Utara 50 Jumlah pekerja anak yang bekerja di pabrik batu bata yang berpendidikan tinggi ternyata tidak berbeda secara nyata dengan jumlah pekerja dewasa. Kondisi ini menunjukkan bahwa faktor pendidikan tidak mempunyai pengaruh terhadap pilihan untuk mempekerjakan pekerja anak. Atau dengan kata lain, pekerja anak dan pekerja dewasa mempunyai peluang yang sama bekerja di pabrik batu bata dalam tingkat pendidikan manapun. Dari data diperoleh bahwa ternyata anak dengan pendidikan tidak tamat SD lebih banyak jumlahnya yakni 8 orang. Kemudian jumlah anak yang tidak sekolah sebanyak 5 orang dan 7 orang tamat SD. Sedangkan pada kelompok usia dewasa semua tamat SD yakni sebanyak 2 orang dan 8 orang yang berpendidikan tamat SLTP. Adapun jumlah pekerja berdasarkan kelompok umur dan pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut di bawah ini: Tabel 3 Jumlah Pekerja Berdasarkan Kelompok Umur dan Pendidikan Umur Pekerja Kelompok Umur Anak Dewasa Total Tidak sekolah Tidak tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat PT 5 8 7 - - 2 8 5 8 9 8 Pabrik batu bata yang menjadi lokasi penelitian ternyata sebagian besar mempekerjakan pekerja anak pada kelompok usia 15–20 tahun. Jumlah kelompok usia tersebut lebih dari setengah jumlah keseluruhan. Ada suatu indikasi bahwa pabrik lebih menyukai mempekerjakan pekerja pada kelompok usia tersebut. Hal ini dapat dimengerti, mengingat pada usia tersebut, seseorang telah dapat Universitas Sumatera Utara 51 dipercaya dan mampu untuk melakukan pekerjaan dengan baik, serta diasumsikan belum berkeluarga atau menikah sehingga belum mempunyai beban secara fisik atau mental dan enerjik, sehingga majikan pabrik menyukai pekerja pada usia tersebut. Di sisi lain kondisi ini juga mengindikasikan bahwa penawaran pekerja yang terbanyak berkisar pada umur 15-20 tahun tersebut. Dalam usia demikian, umumnya seseorang akan mulai mencari pekerjaan, baik untuk menghidupi dirinya sendiri maupun membantu keluarga. Akan tetapi, karena keterbatasan sumberdaya yang dimiliki, seperti: pendidikan, modal, serta rendahnya lapangan pekerjaan lain yang tersedia, maka pekerjaan yang ada baginya hanya menjadi buruh pabrik batu bata. Selain itu, kondisi menunjukkan bahwa saat mereka berada pada usia dibawah 15 tahun, peluang untuk menjadi buruh pekerja batu bata cukup tinggi. Sangat banyak faktor yang menentukan mereka sudah bekerja. Sekalipun demikian, ada satu hal yang diperoleh dari informasi di lapangan, bahwa pekerja anak usia 15-20 tahun yang ada sekarang, hanya sebagian dari kelompok tersebut yang tidak pernah menjadi buruh. Hal ini ditunjukkan oleh jumlah pekerja pada kelompok ini relatif banyak. Biasanya, pekerja akan berhenti bekerja ketika melakukan pernikahan atau mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Akan tetapi, jika setelah menikah atau mendapat pekerjaan lain kehidupannya tidak membaik, maka mereka akan kembali menjadi pekerja buruh batu bata. Gambaran diatas sesungguhnya lebih cenderung menunjukkan jumlah pekerja dewasa yang tidak dapat memilih untuk berhenti sebagai pekerja buruh batu bata. Universitas Sumatera Utara 52 Dari pemaparan dan analisis yang telah dilakukan terlihat bahwa anak- anak umumnya mempunyai potensi besar menjadi seorang pekerja buruh batu bata, terutama pada kelompok umur 15-20 tahun. Kepatuhan pekerja anak lebih tinggi, lebih rajin, atau bersedia dibayar lebih rendah merupakan faktor-faktor yang menyebabkan lebih senangnya majikan pabrik batu bata mempunyai pekerja anak. Akan tetapi juga tidak dapat dilupakan bahwa dari sisi penawaran, besar kemungkinan kelompok yang bersedia menjadi pekerja karena didominasi oleh anak-anak. Berdasarkan jenis kelamin, ternyata hampir semua pekerja adalah laki- laki. Kondisi ini dapat dimaklumi, karena dalam kultur Indonesia, pekerjaan berat dan kotor dianggap sebagai pekerjaan “laki-laki”, sehingga dari sisi penawaran pekerja yang disediakan adalah laki-laki. Di sisi permintaan, ternyata tidak tertutup kemungkinan pabrik pun juga memilih pekerja anak perempuan. Pekerja anak yang berjenis kelamin laki-laki ternyata lebih besar dibanding perempuan. Bagi laki-laki dewasa, tentunya pekerjaan sebagai buruh pabrik batu bata merupakan pilihan terakhirnya, karena berbagai alasan, seperti laki-laki dewasa akan malu menjadi buruh batu bata atau lapangan pekerjaan lebih luas baginya sekalipun hanya menjadi pekerja kasar seperti buruh, dagang dan lain-lain. Sedangkan bagi anak, lebih terbatas pilihannya dibandingkan orang dewasa. Oleh karena itulah, persentase pekerja anak laki-laki lebih tinggi. Adapun jumlah pekerja berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 4 berikut di bawah ini: Universitas Sumatera Utara 53 Tabel 4 Jumlah Pekerja Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Kelompok Umur Anak Dewasa Total Perempuan Laki –laki 5 15 - 10 5 25 Mengingat pekerja perempuan berjumlah relatif sangat sedikit, maka dalam analisis selanjutnya tidak mempertimbangkan perbedaan jenis kelamin. Sehingga analisis akan dilakukan terhadap pekerja anak secara keseluruhan. Secara umum, pekerja anak yang menjadi responden dalam penelitian ini mempunyai status belum menikah. Akan tetapi, bila ditinjau berdasarkan kelompok umur, terdapat perbedaan pola. Pekerja yang berusia lebih muda cenderung mempunyai jumlah tertinggi pada kategori belum kawin, sedang kelompok yang lebih tua cenderung mempunyai jumlah besar pada kategori kawin dan cerai. Sedangkan karakteristik responden berdasarkan lamanya menjalani pekerjaan diketahui bahwa ada sebanyak 2 orang responden yang lamanya menjalani pekerjaannya dibawah 6 bulan. Begitu juga dengan lamanya bekerja antara 6 bulan sampai 1 tahun ada sebanyak 2 orang diikuti dengan lamanya bekerja antara 1 tahun sampai 1,5 tahun dengan responden sebanyak 3 orang, begitu juga dengan lamanya bekerja antara 1,5 tahun sampai 2 tahun ada sebanyak 3 orang. Terakhir adalah responden tersebut bekerja lebih dari 2 tahun yaitu sebanyak 10 orang. Sungguh sangat disayangkan begitu lama mereka sudah terjerumus dan masuk ke dalam dunia pekerja dalam menjalani aktivitasnya Universitas Sumatera Utara 54 mencari uang untuk pemenuhan kebutuhan yang sangat urgen bagi dirinya masing-masing dan keluarganya.

4.2. Karakteristik Keluarga Pekerja Anak