65
5.1.2. Informan Kunci
a. Lili Suryani
Lili Suryani, 14 tahun, berperawakan sedang, kulit coklat dengan rambut ikal
berasal dari keluarga yang sangat sederhana. Ia anak ke-6 dari tujuh
bersaudara dari keluarga Bapak Sugeng. Untuk meringankan beban keluarga, Lili dengan terpaksa bekerja di kilang batu bata. Selain dirinya, kakak perempuannya
pun ikut membantu keluarga dengan menjadi kilang batu bata. Awal mulanya menjadi pekerja saat berusia 6 tahun - dimulai ketika ia
masih kelas 1 SD. Lili sangat ingin bekerja namun menyadari keterbatasan dirinya, tidak mungkin ia bisa mendapatkan pekerjaan lain selain bekerja di kilang
batu bata. Dalam wawancara dia mengatakan: “aku ingin kerja yang lain, tapi masalahnya aku masih belum cukup umur,
selain itu Cuma di kilang batu bata inilah yang gampang untuk bekerja dan dekat dengan rumah kami”.
Pekerjaan pulang pergi Lili bisa dibilang tidaklah terlalu berat. Pekerjaan utamanya adalah mengangkut dan menyetak lumpur menjadi batu bata. Ia mulai
bekerja pukul 13.00 sampai pukul 18.30 sore, jika ada waktu adiknya juga ikut membantu Lili.
Selain bekerja di kilang batu bata, Lili juga tidak meninggalkan pekerjaan dirumah bangun dipagi hari pukul 05.30 untuk menyuci, menyapu dan mengepel
sampai pukul 07.30. Kemudian berangkat kesekolah. Pekerjaannya dikilang batu bata dimulai setelah pulang dari sekolah.
Universitas Sumatera Utara
66 Jika dilihat dari penghasilan, Lili bisa memperoleh penghasilan sebanyak
45 ribuhari. Dengan bahagia, Lili mengaku bahwa sekitar 75 dari penghasilan yang diterimanya tiap bulan selalu diberikan kepada orangtuanya, sedangkan
sisanya ia dipergunakan untuk kebutuhannya sendiri. Alasan utama bekerja karena kesadaran sendiri dan kebiasaan membantu
orang tua. Jadi memang ada rasa ingin bekerja. Lili mencari sendiri dimana kilang batu bata yang membutuhkan pekerjaan dan tidak ada yang melarang dari pihak
pemilik kilang. Sudah 4 tahun Lili bekerja di kilang batu bata tersebut, majikannya pun
tetap memberikan keleluasaan kepadanya untuk dapat berkembang dan lebih maju. Lili tidak pernah merasa malu atau minder menjadi pekerja di kilang batu
bata karena kakak dan beberapa tetangganya ada juga yang berprofesi sebagai pekerja di kilang batu bata. Daripada menjadi beban orangtua dan tidak ada
kegiatan lain lebih baik ia bekerja sebagai pekerja di kilang batu bata.
b. Suratman