Kondisi Kerja: Hari dan Jam Kerja

56 permasalahan kecilnya penghasilan, terutama buruh industri pada perusahaan berskala kecil atau usaha rumah tangga.

4.3. Kondisi Kerja: Hari dan Jam Kerja

Salah satu permasalahan yang dihadapi pekerja anak dalam bekerja adalah tidak adanya hari libur bagi mereka. Pekerja anak umumnya tidak mengenal libur mingguan, hari libur nasional dan lokal, yang merupakan hari libur bagi para pekerja umumnya. Data ini juga menemukan bahwa semua pekerja anak bekerja selama 7 hari dalam seminggu. Para pekerja anak ini biasanya memulai pekerjaan mereka itu sepulang sekolah dan sesudah makan siang sekitar jam 13.00-19.00 Wib. Ada juga memulai sekitar jam 9.00-12.00 Wib selanjutnya disambung sehabis pulang sekolah jam 17.00-19.00 Wib Tidak hanya pekerja anak, tetapi juga pekerja dewasa. Sebab, upah gaji berdasarkan jumlah batu bata yang dihasilkan, bukan berdasarkan jumlah waktu maupun hari bekerja. Selain hari kerja, pekerja anak juga mempunyai permasalahan panjangnya jam kerja per hari. Bila pekerja formal mempunyai jam kerja 7 jam per hari, ternyata sebagian besar pekerja anak bekerja sama seperti orang dewasa 7 jam per hari. Bahkan pekerja anak yang mempunyai jam kerja 10 jam atau lebih per hari mempunyai jumlah yang cukup besar pula. Lamanya jam kerja lebih dari 9 jam per hari merupakan salah satu indikator eksploitasi. Hal ini terjadi jika hari libur sekolah. Kecenderungan majikan mempekerjakan pekerja anak dengan jam kerja Universitas Sumatera Utara 57 panjang sudah merupakan kebiasaan umum. Tidak adanya perangkat perundangan yang mengatur jam kerja pekerja anak serta rendahnya kesadaran majikan, membuat majikan dapat menggunakan tenaga pekerja anak sesuka hati. Sebenarnya para pekerja anak ini mempunyai kebebasan untuk menentukan jam kerjanya karena tidak ada peraturan yang berkenaan dengan pekerjaan mereka dan karena itu pula kemudian mereka dikategorikan bekerja sebagai sektor informal. Jam kerja atau lamanya bekerja sangat ditentukan oleh pekerja anak tersebut. Para pekerja anak biasanya bekerja untuk mengejar target batu bata yang akan dihasilkan. Dalam menjalankan pekerjaannya, sebagian besar pekerja anak mendapat kesempatan istirahat. Akan tetapi, waktu istirahat yang ada relatif singkat, sehingga jam kerja pekerja anak masih tetap panjang. Umumnya, pekerja anak hanya dapat istirahat selama 1 jam. Para pekerja anak terkadang istirahat sebentar dirumah untuk mandi dan makan sore setelah itu dilanjutkan bekerja hingga tak jarang sampe jam 6 sore. Ada juga anak yang tidak pulang untuk beristirahat dan mandi berhubung orang tua mereka ikut juga bekerja bersama dengan mereka sehingga makan dan minum mereka orang tua mereka yang membeli dilokasi tempat mereka bekerja. Untuk memanfaatkan waktu istirahatnya selain makan, pekerja anak ternyata cenderung menggunakannya untuk menonton televisi. Namun, pekerja anak dengan lebih cenderungnya memilih istirahat pulang kerumah dibanding menonton televisi dilokasi kerja. Hal ini memberikan indikasi bahwa keletihan yang dirasakannya lebih besar dibanding daya tarik menonton televisi. Indikasi Universitas Sumatera Utara 58 tersebut tentunya bukan satu-satunya, sebab bisa juga pekerja anak tidak menyukai acara pada jam istirahatnya, sehingga lebih memilih pulang kerumah untuk makan dan tidur.

4.4. Pendapatan dan Distribusi Kebutuhan Pekerja Anak