30
satu dengan yang lainnya. Hal ini juga dimaksudkan untuk menghilangkan prasangka-prasangka semula mungin ada diantara pendukung suatu
kebudayaan tertentu. 6.
Perkawinan campuran akan menyatukan dan mengurangi perbedaan- perbedaan antara warga dari suatu golongan dengan golongan lain,
misalnya antara golonganminoritas dengan mayoritas. 7.
Bila terdapat musuh bersama dari luar, maka proses asimilasi akan semakin cepat sebab semakin masing-masing kelompok atau golongan
akan mencari jalan untuk bersepakat guna menghadapi musuh bersama itu.
2.2.2.2. Akulturasi
Menurut Koentjaraningrat, akulturasi adalah proses sosial yang terjadi bila kelompok sosial dengankebudayaan tertentu dihadapkan pada kebudayaan asing yang
berbeda sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu
sendiri.
Proses akulturasi sudah ada sejak dahulu dalam sejarah kebudayaan manusia, karena manusia selalu melakukan migrasi atau adanya gerak perpindahan dari suku-
suku bangsa di muka bumi. Migrasi ini akan menyebabkan pertemuan-pertemuan antara kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang berbeda-beda.
Akibatnya, setiap individu dalam kelompok-kelompok itu akan dihadapkan dengan unsur-unsur kebudayaan yang asing baginya. Pertama kali, unsur-unsur baru yang
Universitas Sumatera Utara
31
datang tidak lansung diterima atau diadaptasi begitu saja, tetapi melalui proses pembelajaran terlebih dahulu. Setelah dilakukan penyesuaian atau adaptasi dengan
dirinya. Apabila mendatangkan manfaat lebih besar, akan diterima. Penerimaan ini mungkin saja terjadi setelah melalui perubahan-perubahan tertentu modifikasi
sesuai dengan keperluan keterampilan dan penyesuaian terhadap struktur masyarakat yang ada. Kebudayaan asing akan relatif mudah diterima apabila:
1. Tidak ada hambatan geografis, misalnya daerah bergunung yang relatif
sulit dijangkau sehingga kontak dengan masyarakat luar menjadi sukar. 2.
Kebudayaan yang datang membawa manfaat yang lebih besar bila dibandingkan dengan kebudayaan lama.
3. Adanya persamaan dengan unsur-unsur kebudayaan lama
4. Adanya kesiapan pengetahuan dan keterampilan
5. Kebudayaan itu bersifat kebendaan.
Perubahan yang bersifat akulturasi dapat disebabkan sebagai akibat directccultural transmission transmisi kebudayaan lansung, kasus-kasus
nonstruktural seperti ekologi, demografi, kependudukan, modifikasi sebagai akibat pergeseran kebudayaan , dan keterlambatan kebudayaan.
Selain itu, suatu akulturasi dapat disebabkan oleh suatu reaksi terhadap adaptasi bentuk-bentuk kehidupan tradisioanl, semuanya dapat dilihat
sebagai dinamika dalam rangka adaptasi yang selektif terhadap, tarian sistem nilai, proses integrasi.
Universitas Sumatera Utara
32
2.3. Konflik