Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar Metampiron dan Fenilbutazon Dalam Sediaan KapsulSecara Spektrofotometri Derivatif dengan Metode Zero Crossing

13 paling besar, serapannya lebih stabil sehingga kesalahan analisis dapat diperkecil Nurhidayati, 2007.

2.4. Validasi Metode Analisis

Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu pada prosedur penetapan yang dipakai, untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaannya Harmita, 2004. Proses validasi dimulai dengan perangkat lunak yang tervalidasi dan system yang terjamin, lalu metode yang divalidasi menggunakan system yang terjamin dikembangkan. Akhirnya, validasi total diperoleh dengan melakukan kesesuaian system. Masing-masing tahap dalam proses validasi ini merupakan suatu proses yang secara keseluruhan bertujuan untuk mencapai kesuksesan validasi Rohman, 2007. Pada tahap validasi, suatu usaha harus dikerahkan untuk mendemonstrasikan bahwa metode bekerja dengan sampel yang mengandung analit tertentu, pada suatu kosentrasi yang diharapkan dalam suatu matriks sampel, dengan tingkat presisi dan akurasi yang tinggi. Validasi metode yang sempurna hanya dapat terjadi jika metode tersebut sudah dikembangkan dan dioptimasi Rohman, 2007.

2.4.1. Akurasi

Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali recovery analit yang ditambahkan. Kecermatan hasil analis sangat tergantung kepada sebaran galat sistematik di dalam keseluruhan tahapan analisis. Oleh karena itu untuk mencapai kecermatan yang tinggi hanya dapat dilakukan dengan cara mengurangi galat sistematik tersebut seperti menggunakan 14 peralatan yang telah dikalibrasi, menggunakan pereaksi dan pelarut yang baik, pengontrolan suhu, dan pelaksanaannya yang cermat, taat asas sesuai prosedur Harmita, 2004. Untuk mendokumentasikan akurasi dilakukan pengumpulan data dari 9 kali penetapan kadar dengan 3 konsentrasi yang berbeda missal 3 konsentrasi dengan 3 kali replikasi. Data harus dilaporkan sebagai persentase perolehan kembali Rohman, 2007. Menurut Harmita 2004, Perhitungan perolehan kembali dapat juga ditetapkan dengan rumus sebagai berikut: Perolehan kembali = C F −C A C A ∗ x 100 Keterangan: CF = konsentrasi total sampel yang diperoleh dari pengukuran CA = konsentrasi sampel sebenarnya CA = konsentrasi analit yang ditambahkan

2.4.2. Presisi

Presisi merupakan ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya diekspresikan sebagai simpangan baku relatif dari sejumlah sampel yang berbeda signifikan secara statistik. Dokumentasi presisi seharusnya mencakup simpangan baku, simpangan baku relative RSD atau koefisien variasi CV, dan kisaran kepercayaan Rohman, 2007. Keseksamaan adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari 15 campuran yang homogen Harmita, 2004.

2.4.3. Batas Deteksi Limit Of Detection, LOD

Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang masih dapat dideteksi, meskipun tidak selalu dapat dikuantifikasi. LOD merupakan batas uji yang secara spesifik menyatakan apakah analit di atas atau di bawah nilai tertentu. Defenisi batas deteksi yang paling umum digunakan dalam kimia analisis adalah bahwa batas deteksi merupakan kadar analit yang memberikan respon blanko Rohman, 2007. Penentuan batas deteksi suatu metode berbeda-beda tergantung pada metode analisis itu menggunakan instrumen atau tidak. Pada analisis yang tidak menggunakan instrumen batas tersebut ditentukan dengan mendeteksi analit dalam sampel pada pengenceran bertingkat. Pada analisis instrumen batas deteksi dapat dihitung dengan mengukur respon blangko beberapa kali lalu dihitung simpangan baku respon blangko Harmita, 2004.

2.4.4 Batas Kuantitasi Limit Of Quantification, LOQ

Batas kuantifikasi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan. LOQ merupakan suatu kompromi antara konsentrasi dengan presisi dan akurasi yang dipersyaratkan. Jadi, jika konsentrasi LOQ menurun maka presisi juga menurun. Jika presisi tinggi dipersyaratkan, maka konsentrasi LOQ yang lebih tinggi harus dilaporkan Rohman, 2007. 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang