Uji Validasi .1 Hasil Uji Akurasi Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan:

38 analisis yang telah diperoleh sebelumnya, yaitu panjang gelombang 251,20 nm dan 222,60 nm. Contoh perhitungan penetapan kadar metampiron dan fenilbutazon dapat dilihat pada Lampiran 17 halaman 97-98.Spektrum serapan penetapan kadar metampiron dan fenilbutazon pada sampel sediaan kapsul X dapat dilihat pada Lampiran 15 halaman 95. Tabel 4.2. Kadar metampiron dan fenilbutazon dalam sampel sediaan kapsul X No Zat Aktif Kadar mg Persyaratan mg 1. Metampiron 289,29-314,13 285,00-315,00 2. Fenilbutazon 116,43-131,27 116,25-133,75 Dari data hasil perhitungan kadar metampiron dan fenilbutazon pada sampel sediaan kapsul setelah dilakukan analisa secara statistik data dan perhitungan pada Lampiran 18 dan lampiran 19 halaman 100-103 dapat dilihat pada Tabel 4.2 di atas.Dapat dilihat bahwa pada tabel 4.2 di atas kadar metampiron dan fenilbutazon dalam sampel sediaan kapsul X memenuhi persyaratan. 4.7 Uji Validasi 4.7.1 Hasil Uji Akurasi Uji akurasi dengan parameter persen perolehan kembali dilakukan dengan menggunakan sampel sediaan kapsul X. Metode penambahan baku dilakukan dengan menambahkan sejumlah tertentu larutan baku ke dalam sampel. Kemudian larutan diukur serapannya sesuai panjang gelombang analisis yang digunakan. Spektrum serapan uji perolehan kembali metampiron dan fenilbutazon dalam sampel sediaan kapsul X dapat dilihat pada Lampiran 20 halaman 104-105. Sedangkan data dan perhitungan uji perolehan kembali metampiron dan fenilbutazon dalam sampel sediaan kapsul X dapat dilihat pada Lampiran 21-23 halaman 106-113. 39 Tabel 4.3 Hasil perolehan kembali metampiron dan fenilbutazon pada sampel sediaan kapsul X Rentang Spesifik Perolehan kembali Metampiron Perolehan kembali Fenilbutazon 80 98,58 99,78 100,19 98,72 101,54 98,72 100 98,37 98,81 98,57 102,46 101,18 99,89 120 101,09 98,24 98,25 100,20 99,29 99,49 Rata-rata recovery Standard Deviation SD Relative Standard Deviation RSD 99,673 1,33 1,33 99,59 1,23 1,23 Tabel 4.3 menunjukkan bahwa rata-rata persen perolehan kembali yang diperoleh yaitu 99,673 untuk metampiron dan 99,59 untuk fenilbutazon. Dimana rata-rata persen perolehan kembali memenuhi syarat akurasi untuk validasi prosedur analitik karena rata-rata berada diantara rentang 98-102 Harmita, 2004.

4.7.2 Hasil Uji Presisi

Uji presisi dilakukan dengan perhitungan simpangan baku relatif. Berdasarkan data perhitungan terhadap kadar metampiron dan fenilbutazon, diperoleh simpangan baku relatif untuk metampiron dan fenilbutazon yaitu 1,33 dan 1,23. Hasil simpangan baku relatif untuk metampiron dan fenilbutazon memenuhi persyaratan yaitu ≤2 Harmita, 2004. 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian yang dilakukan, maka dapat disimpulkan:

1. Metode spektrofotometri derivatif dengan zero crossing dapat digunakan untuk menetapkan kadar campuran metampiron dan fenilbutazon dalam sediaan kapsul. 2. Kadar metampiron dan fenilbutazon dalam sediaan sampel kapsul X memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia Edisi V 2014 dengan persentase kadar 100,57 untuk metampiron dan 99,08 untuk fenilbutazon. 3. Uji validasi yang dilakukan pada sampel sediaan kapsul X menunjukkan bahwa metode spektrofotometri derivatif memenuhi persyaratan validasi dengan persen perolehan kembali dari metampiron adalah 99,673 dengan simpangan baku relative RSD 1,33 dan untuk fenilbutazon diperoleh persen perolehan kembali 99,59, dengan simpangan baku relatif RSD 1,23.

5.2 Saran