kejahatan-kejahatan organisasional, perbuatan para manajer untu membuat laporan keuangan secara curang, memalsukan, membesar-besarkan atau
mengecilkan aktiva atau keuntungan dengan tujuan untuk menipu pihak-pihak di luar perusahaan.
70
C. Tahap-Tahap untuk Pelaksanaan Legal Audit dan Legal Opinion dalam Perseroan Terbatas
Fraud bisa dilakukan oleh orang dalam atau orang di luar perusahaan. Audit diperlukan untuk mendeteksi kecurangan yang ada serta untuk
menentukan apakah laporan keuangan disajikan secara wajar dan sesuai dengan SAK.
1. Tahap-tahap pelaksaanaan legal audit
Legal audit memiliki 4 prinsip yaitu :
71
a. Kerelaan yaitu bahwa subjek hukum yang akan diperiksa harus secara
sukarela membuka diri untuk pemeriksaan. b.
Keterbukaan yaitu bahwa subjek hukum yang akan diperiksa harus membuka diri seluas-luasnya agar pemeriksa dapat melakukan
pekerjaannya dengan baik. c.
Kerahasiaan yaitu bahwa hasil pemeriksaan merupakan kerahasiaan yang hanya akan diketahui oleh pihak pemeriksa dan pihak yang diperiksa
sampai pada saat kewajiban atau kebutuhan untuk membuka informasi tersebut.
70
Sanyoto Gondodiyoto, Op.Cit., hlm.75.
71
St. Laksanto Utomo, Op.Cit., hlm.6.
Universitas Sumatera Utara
d. Tanggung jawab yaitu bahwa pihak yang diperiksa bertanggung jawab
penuh terhadap hasil legal audit. Tujuan dari dilaksanakannya legal audit yaitu :
a. untuk memperoleh status hukum terhadap dokumen yang diaudit;
b. untuk memberikan kepastian hukum terhadap aturan-aturan atau kebijakan
dari suatu perusahaan; c.
untuk memastikan perusahaan menjalankan perusahaan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pelaksanaan legal audit melalui tahap-tahap yang sesuai dengan prinsip dalam legal audit yaitu :
a. Tanda tangan Confidentiality Agreement
Confidentiality agreement dikenal juga sebagai perjanjian non-pengungkapan atau perjanjian kerahasiaan. Confidentiality agreement dalam audityaitu perjanjian
yang berisi bahwa auditor ataupun pihak yang berkaitan dengan audit untuk tidak mengungkapkan informasi rahasia kepada pihak ketiga ataupun menggunakan
informasi tersebut untuk kepentingan salah satu pihak yang dapat merugikan perusahaan. Penandatangan perjanjian ini untuk menghindarkan perusahaan dari
kebocoran informasi yang dapat merugikan perusahaan. b.
Pembentukan tim due diligence Pembentukan tim due diligence yaitu pemberitahuan anggota-anggota yang akan
melakukan audit serta pemberitahuan kepada auditor sebagai dasar untuk melakukan audit. Pemberitahuan mengenai hal ini diberitahukan oleh Satuan
Universitas Sumatera Utara
Kerja Audit Intern SKAI kepada tim Due Diligence untuk penetapan ketua dan anggota tim audit, waktu yang diperlukan serta tujuan audit.
72
c. Persiapan due diligence request list
Persiapan due diligence request list berisi daftar dokumen-dokumen apa saja yang dibutuhkan untuk pelaksanaan legal audit.
d. Pemeriksaan dokumen
Legal audit harus dilakukan secara teliti dan seksama dengan meliputi hal-hal seperti fisik perusahaan, kelengkapan dokumen, serta kondisi obyek transaksi.
Sehubungan dengan proses legal audit yang dibuat, terdapat banyak dokumen penting yang harus
diperiksa antara lain sebagai berikut:
73
1 anggaran dasar perusahaan, antara lain berupa akta pendirian
perusahaan, berita acara rapat pemegang umum saham, daftar pemegang saham perusahaan, struktur organisasi perusahaan, daftar bukti penyetoran
modal perusahaan dan anggaran dasar perusahaan yang telah disesuaikan dengan UUPT;
2 dokumen-dokumen mengenai aset perusahaan, antara lain berupa
sertifikat-sertifikat tanah, surat-surat tanda bukti kepemilikan kendaraan bermotor, dokumen-dokumen kepemilikan saham pada perusahaan lain,
dan sebagainya; 3
perjanjian-perjanjian yang dibuat dan ditandatangani oleh perusahaan dengan pihak ketiga, antara lain berupa perjanjian hutang piutang,
72
Hamzah Halim, Op.Cit., hlm.50.
73
Legal audit, http:www.hukumonline.comklinikdetailcl2861legal-audit diakses pada tanggal 29 Maret 2016.
Universitas Sumatera Utara
perjanjian kerja sama, perjanjian dengan para pemegang saham, perjanjian-perjanjian dengan supplier, dan sebagainya;
4 dokumen-dokumen mengenai perizinan dan persetujuan perusahaan,
antara lain berupa surat keterangan domisili perusahaan, tanda daftar perusahaan, perijinan dan persetujuan yang dikeluarkan oleh instansi
pemerintah, dan sebagainya; 5
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan kepegawaian perusahaan, antara lain berupa peraturan perusahaan, dokumen mengenai
jaminan sosial tenaga kerja jamsostek, dokumen mengenai ijin tenaga kerja asing, dokumen mengenai perijinan dan kewajiban pelaporan
mengenai kepegawaian, dokumen mengenai upah tenaga kerja, dokumen mengenai kesepakatan kerja bersama, dan sebagainya;
6 dokumen-dokumen mengenai asuransi perusahaan, antara lain berupa
polis asuransi gedung, polis kendaraan, polis mengenai gangguan usaha, polis untuk pihak ketiga misalnya konsumen, polis koperasi, polis dana
yang tersimpan, dan sebagainya; 7
dokumen-dokumen mengenai pajak perusahaan, antara lain berupa Nomor Pokok Wajib Pajak yang selanjutnya disebut dengan NPWP
perusahaan, dokumen mengenai pajak bumi bangunan, dokumen mengenai pajak-pajak terhutan, dan sebagainya;
8 dokumen-dokumen yang berkenaan dengan terkait atau tidak terkaitnya
perusahaan dengan tuntutan danatau sengketa baik di dalam maupun di luar pengadilan.
Universitas Sumatera Utara
2. Tahap-tahap penyusunan legal opinion
Dinamika sistem penegakan hukum yang tidak konstan terutama menyangkut penerapan hukum yang tidak konsisten dapat memengaruhi aspek
pandangan hukum legal aspect maupun pendapat hukum legal opinion yang tercetus dari pengamatan para ahli hukum. Faktor-faktor yang dimaksud tersebut
menurut pendapat Soerjono Soekanto antara lain :
74
a. Faktor hukumnya sendiri yang dibatasi oleh undang undang saja.
b. Faktor penegak hukum yakni pihak-pihak yang membentuk maupun
menerapkan hukum. c.
Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. d.
Faktor masyarakat yakni lingkungan dimana hukum tersebut berlaku atau diterapkan.
e. Faktor kebudayaan yakni sebagai hasil karya, cipta, dan yang didasarkan
pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup. Perkembangan legal audit memiliki keterkaitan dengan legal opinion,
maka agar dapat membuat legal opinion sebelumnya harus dilaksanakan terlebih dahulu legal audit. Laporan due diligence dapat berupa hanya laporan due
diligence atau hanya legal opinion. Tata cara penyusunan legal opinion yaitu :
75
a. legal auditor harus memahami permasalahan yang terdapat dalam
perusahaan yang diaudit; b.
legal auditor harus memahami tujuan pemberian legal opinion;
74
Hamzah Halim, Op.cit., hlm.259.
75
St. Laksanto Utomo, Op.Cit., hlm. 120 dan 121.
Universitas Sumatera Utara
c. legal auditor harus memahami hukum yang berlaku.
Penyusunan legal opinion harus memerhatikan hal-hal, seperti : a.
pengungkapan dokumen yang digunakan sebagai dasar legal opinion; b.
kualifikasi dan asumsi yang digunakan; c.
permasalahan hukum yang ada. Penyusunan legal opinion terdiri dari :
76
a. Identifikasi fakta hukum
Identifikasi fakta hukum berarti mengklasifikasi mana fakta hukum dan bukan fakta hukum, serta hubungan hukum dan bukan hubungan hukum.
b. Identifikasi legal issue masalah hukum
Identifikasi legal issue merupakan mengklasifikasi fakta hukum dan permasalahan hukum yang ada di dalam kasus tersebut.
c. Inventarisasi hukum
Inventarisasi hukum berupa pengumpulan produk hukum yang mengatur fakta hukum dan jika ada pertentangan atau ketidaksesuaian antara aturan yang ada,
maka harus ditentukan aturan yang berlaku berdasarkan prinsip-prinsip hukum. d.
Analisis hukum Analisis hukum merupakan penentuan hukum mana yang berlaku yang disertai
dengan argumentasi. Hukum yang seharusnya berlaku diterapkan dalam fakta hukum.
76
Penyusunan Legal Opinion,http:safaat.lecture.ub.ac.idfiles201412PENYUSUNAN- LEGAL-OPINION.pptx diakses pada tanggal 1 April 2016
Universitas Sumatera Utara
e. Kesimpulan dan rekomendasi
Kesimpulan dan rekomendasi merupakan penarikan kesimpulan dari analisis yang telah dilakukan yang harus menjawa permasalahan hukum yang ada dan
perekomendasian strategi yang dapat digunakan untuk penanganan kasus di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV AKIBAT HUKUM MANIPULASI DATA UNTUK MENGHINDARI