BAB III PELAKSANAAN LEGAL AUDIT DAN LEGAL OPINION UNTUK
MENEMUKAN KECURANGAN DALAM LAPORAN KEUANGAN
A. Pengertian Legal Audit dan Legal Opinion
1. Legal audit Pemeriksaan auditing memberikan nilai tambah bagi laporan keuangan
perusahaan karena akuntan publik sebagai pihak yang ahli dan independen pada akhir pemeriksaannya akan memberikan pendapat mengenai kewajaran posisi
keuangan, hasil usaha, perubahan ekuitas dan laporan arus kan. Auditing merupakan salah satu bentuk atestasi yang berarti komunikasi tertulis yang
menjelaskan suatu kesimpulan mengenai realibitas dari asersi tertulis yang merupakan tanggung jawab dari pihak lainnya. Seorang akuntan publik dalam
perannya sebagai auditor juga memberikan atestasi mengenai kewajaran dari laporan keuangan sebuah entitas.
41
Menurut Konrath, auditing adalah suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan-
kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan kriteria yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan
hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
42
41
Sukrisno Agoes, Auditing Pemeriksaan Akuntan oleh Kantor Akuntan Publik Jilid I Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004, hlm.1.
42
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Audit atas laporan keuangan diperlukan terutama oleh perusahaan berbentuk PT yang dikelola oleh manajemen profesional yang ditunjuk oleh pemegang saham.
Hal ini dikarenakan beberapa alasan, yaitu :
43
a. Jika tidak diaudit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut
mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun tidak disengaja yang menyebabkan kewajarannya kurang dipercaya oleh pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. b.
Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini unqualified wajar tanpa pengecualian dari Kantor Akuntan Publik selanjutnya disebut dengan
KAP, berarti pengguna laporan keuangan bisa yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari salah saji yang material dan disajikan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. c.
Sejak tahun 2001, perusahaan yang total asetnya mencapai
Rp25.000.000.000,00 dua puluh lima miliar ke atas harus memasukkan audited financial statements nya ke Departemen Perdagangan dan
Perindustrian. d.
Perusahaan yang sudah go public harus memasukkan audited financial statements nya ke Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 90 hari setelah
tahun buku. e.
SPT yang didukung oleh audited financial statements lebih dipercaya oleh pihak pajak dibandingkan dengan yang didukung oleh laporan keuangan
yang belum diaudit.
43
Ibid., hlm.9 dan 10.
Universitas Sumatera Utara
H.R. Daeng Naja memberikan definisi dari legal audit yaitu suatu proses penilaian terhadap data dan fakta atas transaksi yang dilakukan oleh perusahaan
atau suatu institusi perusahaan atau organisasi yang diaudit oleh pihak lainnya untuk menilai tingkat keamanan perusahaan atau suatu institusi perusahaan atau
organisasi yang diaudit, terutama dalam hal legal risk aspect pada akhirnya akan membahayakan harta perusahaan atau suatu institusi perusahaan atau organisasi
yang diaudit yang disajikan dalam laporan hasil pemeriksaan audit mengenai opini dan saran perbaikan.
44
Legal audit diperlukan dalam intern perusahaan karena legal audit menjadi sarana untukmenemukan kandungan hukum dalam setiap transaksi atau kegiatan
yang dilakukan perusahaan yang diaudit serta sebagai sarana untuk menyediakan kebenaran dan keutuhan informasi hukum suatu perusahaan.
Legal audit juga diperlukan untuk :
Mengacu pada uraian tersebut, maka legal audit dapat didefinisikan sebagai : “Suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan terhadap perusahaan
melalui pemeriksaan data yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan untuk menilai tingkat keamanan dan kesehatan perusahaan yang diaudit terutama dalam
hal aspek hukum sehingga menghindarkan perusahaan dari sanksi hukum yang disajikan melalui laporan pemeriksaan yang berisi opini dan saran oleh auditor.”
45
44
Hamzah Halim, Cara Praktis Memahami dan Menyusun Legal Audit dan Legal Opinion, Jakarta: PT Adhitya Andrebina Agung, 2015, hlm.13.
45
Legal Audit, http:www.hukumonline.comklinikdetailcl2861legal-audit diakses pada tanggal 29 Maret 2016
Universitas Sumatera Utara
a. perusahaan yang akan melakukan Initial Public Offering selanjutnya
disebut dengan IPO; b.
perusahaan yang akan melakukan merger, konsolidasi, akuisisi; c.
perusahaan yang akan melakukan transaksi kredit sindikasi; Menurut Keputusan HKHPM Nomor KEP. 01HKH1995 tanggal 30
Maret 1995, fungsi legal audit dalam pasar modal adalah untuk memenuhi salah satu persyaratan bagi PT untuk menjadi PT terbuka agar dapat masuk pasar modal
memenuhi prinsip keterbukaan di pasar modal.
46
Pelaksanaan kegiatan audit di dalam perusahaan yang diaudit merupakan bagian dari pelaksanaan sistem pengawasan yang mampu mengatasi kepentingan
protektif dan korektif. Sifat protektif yaitu untuk mengamankan harta kekayaan suatu perusahaan yang diaudit, dipatuhinya peraturan-peraturan serta jaminan atas
kebenaran, kewajaran data administrasi sedangkan, sifat korektif yaitu untuk menghindarkan perusahaan dari kondisi yang tidak diinginkan dan untuk
Legal audit berfungsi sebagai pengawas serta pengendali intern dalam suatu perusahaan untuk mendeteksi dan
menganalisis kecurangan-kecurangan dalam data-data perusahaan antara lain, laporan keuangan perusahaan sehingga dapat memberikan jaminan terhadap
keselamatan harta perusahaan serta informasi mengenai segala kegiatan-kegiatan perusahaan yang dapat dipercaya. Legal audit juga berfungsi sebagai penyedia
informasi mengenai keadaan suatu perusahaan terlebih untuk perusahaan yang akan diakuisisi.
46
St. Laksanto Utomo, Pemeriksaan dari Segi Hukum atau Due Diligence, Bandung : P.T. Alumni,2008, hlm.7.
Universitas Sumatera Utara
mengetahui perkembangan perusahaan yang mampu mendukung perusahaan yang diaudit.
2. Legal opinion
Sistem hukum common law Anglo Saxon dikenal sebagai legal opinion sedangkan, dalam sistem hukum civil law Eropa Continental dikenal sebagai
legal critics yang dipelopori oleh aliran Kritikus hukum. Bahasa Latin menyebutnya sebagai Ius Opinio yang berarti Ius = hukum dan opinion =
pandangan atau pendapat. Jadi yang dimaksud dengan legal opinion adalah pandangan atau pendapat hukum yang dikaji baik secara parsial, imparsial,
gradual, maupun krusial, khususnya menyangkut ketumpangtindihan pelaksanaan peraturan hukum.
47
Menurut Henry Campbell Black dalam Edisi Ketujuh Black’s Law Dictionary , legal opinion adalah :
48
47
Hamzah Halim, Op.Cit., hlm.203.
48
Ibid., hlm.201.
“Sekumpulan dokumen tertulis yang dijadikan padanan aplikasi bagi para pengacara atau pengertian pendapat hukum yang berkaitan denganberbagai
masalah hukum dari para pihak terkait sesuai dengan fakta-faktanya.” Tujuan dibuatnya legal opinion adalah untuk memberikan pendapat
hukum atas suatu persoalan hukum yang sedang dihadapi oleh klien agar mendapat suatu keputusan atau tindakan yang tepat atas persoalan hukum yang
ada tersebut. Pengacara atau advokat berwenang untuk membuat legal opinion.
Universitas Sumatera Utara
A.F. Abraham Amos mengatakan bahwa pandangan hukum secara harfiah dapat dikategorikan dalam beberapa kelompok, yaitu :
49
a. Wacana pandangan dan pendapat hukum bertujuan untuk menjabarkan
suatu kontekstual hukum baik implisit atau eksplisit, jika terdapat berbagai kontradiksi yuridis yang berakibat protes masyarakat terhadap penerapan
suatu aturan hukum atau dengan kata lain terdapat penyimpangan norma- norma kultural yang berlaku dalam suatu masyarakat, dan jika hukum itu
diterapkan maka akan timbul dampak yang luas yang dapat mempengaruhi stabilitas keamanan negara di seluruh sektor sosial politik.
b. Secara proporsional fungsional, wacana pandangan dan pendapat hukum
mempunyai manfaat seperti memberikan manfaat masukan bagi legislator agar dapat dalam memproyeksikan aturan hukum supaya lebih berhati-hati
dalam mendeskripsikan formulanya agar terlebih dahulu memperhatikan semua aspek masyarakat yang timbul dapat ditampung, kemudian baru
dirumuskan hal-hal apa saja yang perlu dikemas dalam substansi pengaturan hukum tersebut supaya tidak menimbulkan konflik
kepentingan. c.
Secara substansial, pendapat hukum berguna untuk menyelesaikan konflik kepentingan yang teragregasikan dalam sebuah peraturan hukum.
Hakikatnya legal opinion merupakan diskursus berasal dari
ketidaksenangan masyarakat yang dipaksakan oleh pembuat aturan hukum tanpa melihat eksistensi logis dari cara penerapan dan penegakan hukum
49
Ibid., hlm.216.
Universitas Sumatera Utara
law enforcement itu sendiri sebaiknya dimulai dari institusi dan aparatur hukum terlebih dahulu dan bukan sebaliknya.
B. Fungsi dan Kewajiban Legal Officer dalam Perseroan Terbatas