Data dalam Perseroan Terbatas 1. Akta pendirian Perseroan Terbatas

BAB II PEMBUATAN LAPORAN PADA PERSEROAN TERBATAS

A. Data dalam Perseroan Terbatas 1. Akta pendirian Perseroan Terbatas

Menurut Kitab Undang Undang Hukum Dagang, pendirian PT dilakukan dengan akta otentik. Akta pendirian yang otentik tersebut kemudian disampaikan terlebih dahulu kepada Menteri Kehakiman untuk mendapatkan pengesahan. Pengesahan dari Menteri Kehakiman baru akan diberikan apabila syarat-syarat dalam anggaran dasar perseroan tidak bertentangan dengan kepentingan umum maupun kesusilaan. Setelah akta pendirian perseroan disahkan, maka tugas para pendiri adalah mendaftarkannya pada kepaniteraan Pengadilan Negeri setempat, dan baru kemudian diumumkan dalam Berita Negara. Pengesahan dari Menteri, pendaftaran dan pengumuman dalam Berita Negara juga diberlakukan bagi tiap- tiap perubahan dalam syarat-syarat pendirian atau dalam hal waktu perseroan diperpanjang. 22 Ketentuan Pasal 7 angka 1 UUPT menegaskan bahwa akta notaris merupakan syarat mutlak untuk adanya PT. Tanpa adanya akta otentik ini akan 22 Mulhadi, Op.Cit., hlm.81-82. Universitas Sumatera Utara meniadakan eksistensi PT, sebab akta pendirian yang nantinya yang harus disahkan oleh Menteri Kehakiman. 23 a. Adanya dua orang atau lebih untuk mendirikan perseroan. Pasal 7 angka 1 dan 2 UUPT menyatakan bahwa PT didirikan oleh 2 dua orang atau lebih dengan akta notaris dalam bahasa Indonesia dan setiap pendiri perseroan wajib mengambil bagian saham pada saat perseroan didirikan. Berdasarkan pasal di atas, dapat dikatakan bahwa untuk mendirikan suatu PT haruslah dipenuhi unsur-unsur sebagai berikut : b. Ada pernyataan kehendak dari pendiri untuk persetujuan mendirikan perseroan dengan mewajibkan setiap pendiri mengambil bagian saham pada saat perseroan didirikan. c. Perjanjian pendirian perseroan tersebut dinyatakan di hadapan notaris notariel dalam bentuk akta pendirian berbahasa Indonesia yang sekaligus memuat anggaran dasar perseroan. 24 Undang Undang Perseroan Terbatas menetapkan bahwa pendirian PT berdasarkan perjanjian yaitu paling sedikit harus ada 2 dua orang yang melakukan perjanjian tersebut. Hal ini terdapat dalam Pasal 7 angka 5 dan 6 UUPT. Apabila setelah perseroan disahkan dan pemegang saham kurang dari 2 dua orang, maka dalam kurun waktu 6 enam bulan, pemegang saham yang bersangkutan wajib mengalihkan sebagian sahamnya kepada orang lain atau mengeluarkan saham yang baru. Apabila sudah melampaui 6 enam bulan dan 23 Agus Budiarto, Kedudukan Hukum Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas Edisi kedua Bogor: Ghalia, 2009, hlm. 33. 24 Ibid., hlm.34. Universitas Sumatera Utara pemegang saham masih kurang dari 2 dua orang, maka pemegang saham bertanggung jawab secara pribadi atas segala perikatan atau kerugian perseroan dan atas permohonan pihak yang berkepentingan, pengadilan negeri dapat membubarkan PT. 25 Sebelum pengesahan badan hukum PT diperoleh, anggaran dasar hanya berlaku atau mengikat para pendiri dan para pihak yang mengambil bagian dalam Perseroan. Pihak ketiga baru dianggap terikat sejak keluarnya surat keputusan Menteri Menteri Hukum dan HAM mengenai pengesahan badan hukum Perseroan tersebut. Secara hirarkis, anggaran dasar tidak boleh bertentangan dengan ketentuan mengenai syarat-syarat sahnya perjanjian yang diatur dalam Pasal 1320 sampai dengan 1337 Kitab Undang Undang Hukum Perdata dan juga tidak boleh menyimpang dari ketentuan perundang-undangan yang lebih tinggi yang mengaturnya yaitu UUPT. Hal ini ditemukan dalam ketentuan peralihan Pasal 157 angka 1 UUPT. 2. Anggaran dasar Akta pendirian yang terdiri dari anggaran dasar dan berbagai keterangan lainnya mengatur segala hak dan kewajiban dari pihak-pihak yang membuatnya. Akta pendirian disebut juga sebagai undang-undang yang mengikat para pihak yang membuatnya. 26 Ketentuan Pasal 15 angka 1 UUPT menyatakan bahwa anggaran dasar PT harus memuat, yaitu : 25 Loc.cit., hlm.37. 26 Mulhadi, Loc.Cit., hlm.92. Universitas Sumatera Utara a. nama dan tempat kedudukan Perseroan; b. maksud dan tujuan serta kegiatan usaha Perseroan; c. jangka waktu berdirinya perseroan; d. besarnya jumlah modal dasar, modal ditempatkan, dan modal disetor; e. jumlah saham, klasifikasi saham apabila ada berikut jumlah saham untuk tiap klasifikasi, hak-hak yang melekat pada setiap saham, dan nilai nominal setiap saham; f. nama jabatan dan jumlah anggota direksi dan dewan komisaris; g. penetapan tempat dan tata cara penyelenggaraan RUPS; h. tata cara penggunaan laba dan pembagian dividen; dan i. ketentuan-ketentuan lain yang tidak bertentangan dengan undang-undang ini. 3. Modal dan saham Perseroan Terbatas Menurut neraca perseroan, harta kekayaan perseroan adalah modal sendiri. Modal sendiri mencerminkan modal yang terdapat pada perseroan untuk tiap tahun buku berjalan yang terdapat dalam laporan tahunan perseroan. Ilmu hukum membedakan modal PT ke dalam : 27 a. modal dasar authorized capital; b. modal ditempatkan atau dikeluarkan issued capital; c. modal disetor paid-up capital. Undang Undang Perseroan Terbatas menyatakan bahwa modal dasar terdiri atas seluruh nilai nominal saham dalam perseroan. Saat didirikan, saham 27 Ahmad Yahi dan Gunawan Widjaja,Seri Hukum Bisnis Perseroan Terbatas Jakarta:PT RajaGrafindo Persada, 2000, hlm.42. Universitas Sumatera Utara perseroan sekurang-kurangnya 25 dua puluh lima persen dari modal dasar PT harus telah ditempatkan atau dikeluarkan. Penempatan saham tersebut, sekurang- kurangnya 50 lima puluh persen dari nilai nominal setiap saham yang telah ditempatkan wajib untuk disetor. Saat suatu PT pertama kali didirikan, modal perseroan adalah modal yang disetor oleh seluruh pendiri perseroan yang menurut UUPT sekurang-kurangnya harus berjumlah 50 lima puluh persen dari nilai nominal setiap saham yang dikeluarkan dan diambil bagian oleh para pendiri PT. Menurut UUPT, modal dasar perseroan sendiri ditetapkan sekurang-kurangnya Rp20.000.000,00 dua puluh juta rupiah untuk PT tertutup pada umumnya, dengan pengecualian untuk PT yang bergerak dalam bidang-bidang usaha tertentu seperti usaha pembiayaan, perseroan yang didirikan dalam rangka penanaman modal,dan lain-lain, maupun PT terbuka. 28 4. Laporan keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan suatu perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari pembuatan laporan keuangan adalah memberikan informasi keuangan suatu perusahaan kepada pihak dalam maupun pihak luar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan. 29 Laporan keuangan menggambarkan pos-pos keuangan perusahaan yang diperoleh dalam suatu periode. Laporan keuangan termasuk ke dalam bagian laporan tahunan. Laporan tahunan disampaikan oleh direksi kepada para 28 Ibid., hlm.43. 29 Kasmir,Analisis Laporan Keuangan Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada, 2008, hlm.7 dan 10. Universitas Sumatera Utara pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut dengan RUPS sebagai gambaran kinerja perseroan dan perkembangannya selama satu tahun. UUPT dalam Pasal 66 angka 1 menyatakan bahwa direksi menyampaikan laporan tahunan kepada RUPS setelah ditelaah oleh dewan komisaris dalam jangka waktu paling lambat 6 enam bulan setelah tahun buku perseroan berakhir. Laporan tahunan perusahaan harus memuat sekurang- kurangnya : a. laporan keuangan yang terdiri atas sekurang-kurangnya neraca akhir tahun buku yang baru lampau dalam perbandingan dengan tahun buku sebelumnya, laporan laba rugi dari tahun buku yang bersangkutan, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan tersebut; b. laporan mengenai kegiatan PT termasuk laporan tentang hasil atau kinerja perusahaan; c. laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dari lingkungan; d. rincian masalah yang timbul selama satu tahun buku yang mempengaruhi kegiatan usaha PT; e. laporan mengenai tugas pengawasan yang telah dilaksanakan oleh dewan komisaris selama satu tahun buku yang baru lampau; f. nama anggota direksi dan anggota dewan komisaris; g. gaji dan tunjangan bagi anggota direksi dan gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota dewan komisaris PT untuk tahun yang baru lampu. Universitas Sumatera Utara Setiap perusahaan memiliki kewajiban untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui kondisi dan posisi perusahaan terkini. Laporan keuangan juga akan menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan dengan melihat berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan yang dimilikinya. 30

B. Pembuatan Laporan dalam Perseroan Terbatas