BAB IV AKIBAT HUKUM MANIPULASI DATA UNTUK MENGHINDARI
PAJAK DALAM PERSEROAN TERBATAS
A. Bentuk Manipulasi Data dalam Perseroan Terbatas
1. Pemalsuan pembukuan, pencatatan, atau dokumen lain
Pembukuan adalah suatu proses pencatatan yang dilakukan secara teratur untuk mengumpulkan data dan informasi keuangan yang meliputi harta,
kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta jumlah harga perolehan dan penyerahan barang atau jasa, yang ditutup dengan menyusun laporan keuangan
berupa neraca dan laporan laba rugi untuk periode tahun pajak tersebut. Kewajiban menyelenggarakan pembukuan diatur dalam Pasal 28 angka 1 UUKUP
yang menyatakan bahwa wajib pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan wajib pajak badan di Indonesia wajib
menyelenggarakan pembukuaan.
77
Pembuatan pembukuan atas setiap transaksi dari PT dapat diketahui sehingga memberikan informasi terhapa kesehatan perusahaan tersebut serta
mendeteksi apakah terjadi kecurangan dalam perusahaan yang mengakibatkan kerugian. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menyembunyikan kebenaran
akan pembukuan yaitu melalui manipulasi data yang merupakan salah satu usahanya. Manipulasi data dalam Pasal 39 angka 1 huruf f UUKUP menyatakan
bahwa setiap orang yang dengan sengaja memperlihatkan pembukuan, pencatatan,
77
Sumarsan, Loc.Cit., hlm.89.
Universitas Sumatera Utara
atau dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya sehingga dapat menimbulkan kerugian
pada pendapatan negara, memuat 3 tiga jenis kejahatan di bidang perpajakan, yaitu :
78
a. memperlihatkan pembukuan yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar,
atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya; b.
memperlihatkan pencatatan yang palsu atau dipalsukan seolah-olah benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya;
c. memperlihatkan dokumen lain yang palsu atau dipalsukan seolah-olah
benar, atau tidak menggambarkan keadaan yang sebenarnya. 2.
Penerbitan faktur pajak fiktif Banyak perusahaan yang mencoba untuk menghindari pajak dengan
berbagai cara, yaitu dengan melaporkan omset perusahaan lebih kecil dari keadaan yang sebenarnya serta membuat laporan keuangan yang dimanipulasi
agar pajak yang dibebankan tidak terlalu tinggi ataupun pembuatan faktur pajak fiktif. Faktur pajak adalah bukti pemungutan pajak yang dibuat oleh Pengusaha
Kena Pajak yang selanjutnya disebut dengan PKP yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak selanjutnya disebut dengan BKP danatau Jasa Kena Pajak
selanjutnya disebut dengan JKP, atau bukti pungutan pajak karena impor BKP yang digunakan oleh Direktorat Jendral Bea dan Cukai.
79
78
Muhammad Djafar Saidi dan Eka Merdekawati Djafar, Op.Cit., hlm.63.
79
Herry Purwono, Op.Cit., hlm.284.
Universitas Sumatera Utara
Pembuatan faktur pajak merupakan kewajiban bagi setiap PKP yang memungut Pajak Pertambahan Nilai selanjutnya disebut dengan PPN. Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor 13PJ2010 tanggal 24 Maret 2010. Faktur pajak yang digunakan hanyalah satu bentuk. Pembuatan faktur pajak yang dilakukan
oleh PKP dapat membuat dan mencetak sendiri ataupun membeli dari pihak yang menyediakan jasa pencetakan faktur pajak.
80
Kejahatan penerbitan faktur pajak fiktif dibagi ke dalam 6 enam kategori, yaitu :
Penerbitan faktur pajak dapat juga dimanipulasi yaitu dengan cara menerbitkan faktur pajak fiktif atau faktur pajak yang dipalsukan. Ketika PKP
melakukan usahanya, tetapi tidak melaporkan transaksi yang sebenarnya melalui penerbitan danatau menggunakan faktur pajak, bukti pemungutan pajak, bukti
pemotongan pajak danatau bukti setoran pajak.Akibat dari faktur pajak fiktif adalah negara mengalami kerugian yang tidak sedikit yaitu pada tahun 2015, hasil
survey daei Direktorat Jendral Pajak yang selanjutnya disebut dengan Dirjen Pajak, negara mengalami kerugian sekitar Rp 6,4 Trilyun atas 10.982 pengguna
faktur pajak fiktif seluruh Indonesia.
81
a. Kejahatan menerbitkan dan menggunakan faktur pajak yang tidak
berdasarkan transaksi yang sebenarnya; b.
Kejahatan menerbitkan atau menggunakan faktur pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya;
80
Ibid.,hlm.285.
81
Muhammad Djafar Saidi dan Eka Merdekawati Djafar, Op.cit., hlm.85.
Universitas Sumatera Utara
c. Kejahatan menerbitkan dan menggunakan bukti pemungutan pajak yang
tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya; d.
Kejahatan menerbitkan atau menggunakan bukti pemungutan pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya;
e. Kejahatan menerbitkan dan menggunakan bukti pemotongan pajak yang
tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya; f.
Kejahatan menerbitkan atau menggunakan bukti pemotongan pajak yang tidak berdasarkan transaksi yang sebenarnya.
Berikut adalah contoh kasus manipulasi data yang terjadi pada tahun 2015 yang dilakukan oleh salah satu PT yang berasal dari Pekan Baru yang
memberikan jasa dalam pembersihan lahan. Direksi tersebut membeli produk- produk dari PT lain yang tidak berhubungan dengan kegiatan usaha yang
dilakukan. Hal tersebut merupakan asumsi dari penyidik dari Kantor Pajak Pekan Baru. Setiap pembelian dilengkapi dengan pemberian faktur pajak dari penjual
kepada pembeli. Pengkreditan faktur pajak masukan memberikan keuntungan bagi PT tersebut yaitu pengurangan jumlah pajak terutang dari PT tersebut. Tindakan
PT tersebut menyebabkan perusahaan-perusahaan yang berbisnis atau yang menerbitkan faktur pajak kepadaPT tersebut juga dimintai keterangan oleh
penyidik dari Kantor Pajak Pekan Baru. Tindakan dari direksi tersebut telah menyebabkan kerugian bagi negara sehingga PT tersebut diwajibkan untuk
membayar utang pajak yang diakibatkan dari tindakannya dan juga denda pajak. Menurut Undang Undang Nomor 42 Tahun 2009 tentang Pajak
Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah,
Universitas Sumatera Utara
Pasal 9 angka 8 bagian b, bahwa pengkreditan pajak masukan sebagaimana dimaksud pada angka 2 tidak dapat diberlakukan apabila perolehan BKP atau JKP
yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan kegiatan usaha. 3.
Penyampaian laporan pajak palsu Penyampaian surat pemberitahuan merupakan kewajiban wajib pajak baik
orang pribadi maupun badan. Setiap wajib pajak dalam Pasal 3 ayat 1 UUKUP wajib mengisi surat pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas serta dalam
bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf latin, angka arab, satuan mata uang rupiah, dan menandatanganinya serta setelah itu wajib dilaporkan atau
disampaikan di kantor Direktorat Jendral Pajak dimana wajib pajak tersebut terdaftar. Jenis laporan pajak yang harus diisi, yaitu :
82
a. laporan Surat Pemberitahuan Tahunan selanjutnya disebut dengan SPT
PPh; b.
laporan SPT masa. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan adalah surat
pemberitahuan yang berisi pelaporan penghitungan danatau pembayaran pajak serta harta dan kewajiban yang dimiliki oleh wajib pajak sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan untuk satu tahun pajak. Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan terdiri atas SPT Tahunan PPh Badan
dan SPT Tahunan PPh Orang Pribadi. Sedangkan, SPT masa adalah surat
82
Djoko Muljono, Hukum Pajak Konsep, Aplikasi, dan Penuntun Praktis Yogyakarta: CV.Andi Offset, 2010, hlm. 151.
Universitas Sumatera Utara
pemberitahuan yang berisi laporan pajak yang dipungut dari pendapatan wajib pajak dan dilaporkan pada setiap masa pajak atau setiap bulan.
Kejahatan dalam pelaporan atau penyampaian SPT baik SPT tahunan PPh maupun SPT masa yang dilakukan karena kealpaan terdapat dalam Pasal 38 huruf
b UUKUP terbagi atas 3, yaitu :
83
a. SPT yang disampaikan isinya tidak benar;
b. SPT yang disampaikan isinya tidak lengkap;
c. SPT yang disampaikan melampirkan keterangan yang isinya tidak benar.
Kekeliruan dalam pengisian SPT juga merupakan kejahatan akan tetapi, wajib pajak diberikan kesempatan untuk melakukan pembetulan atas kemauan
sendiri dengan syarat DirJen Pajak belum mulai melakukan tindakan pemeriksaan. Tindakan pemeriksaan yang dimaksud adalah pada saat surat pemberitahuan
pemeriksaan pajak disampaikan kepada wajib pajak, wakil, kuasa, pegawai, atau anggota keluarga yang telah dewasa dari wajib pajak. Hal ini terdapat dalam Pasal
8 angka 1 UUKUP. Kesempatan juga masih diberikan oleh DirJen Pajak untuk mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT yang telah disampaikan baik bagi
wajib pajak yang belum maupun yang telah melakukan pembetulan SPT walaupun telah diperiksa oleh pegawai pajak tetapi penerbitan surat ketetapan
pajak belum dilakukan. Pengungkapan ketidakbenaran tersebut dilakukan dalam
83
Muhammad Djafar Saidi dan Eka Merdekawati Djafar, Op.Cit., hlm.47.
Universitas Sumatera Utara
laporan tersendiri dan harus mencerminkan keadaan yang sebenarnya sehingga dapat diketahui jumlah pajak terutang yang sesungguhnya.
84
Berdasarkan artikel tempo interaktif mengutip perkataan mantan Menteri Keuangan Indonesia, Sri Mulyani Indrawati mengenai banyak perusahaan yang
membuat kecurangan antara lain pembuatan laporan keuangan ganda double book keeping misalnya, dengan memberikan laporan keuangan yang berbeda
untuk bank, Bapepam sekarang menjadi Otoritas Jasa Keuangan, dan kantor pajak.
Kejahatan tersebut maka negara dapat mengalami kerugian yang tidak sedikit. Penyampaian surat pemberitahuan danatau keterangan yang isinya tidak
benar dapat juga dikategorikan sebagai palsu yang berarti sebagai suatu keadaan yang tidak benar atau bertentangan dengan yang sebenarnya tercantum dalm SPT
tersebut akan tetapi, DirJen Pajak masih memberikan kesempatan kepada wajib pajak untuk melakukan pembetulan, mengakui kesalahannya serta melakukan
pembayaran terhadap pajak terutang dari wajib pajak yang bertujuan untuk lebih meringankan beban wajib pajak.
85
84
Op.Cit., hlm.159.
Perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan yang jelek atau tidak sesuai dengan transaksi yang dilakukan yang dimana nominal transaksi dalam
laporan tersebut dibuat sekecil mungkin untuk menghindari pajak sedangkan, laporan keuangan yang nominal transaksinya bagus atau yang dibuat setinggi
mungkin disampaikan kepada perbankan untuk memperoleh kredit dengan cepat
85
https:m.tempo.coreadnews2006073105680947banyak-perusahaan-buat-laporan- keuangan-ganda diakses pada tanggal 10 April 2016
Universitas Sumatera Utara
dan Bapepam agar perusahaan tersebut dapat diijinkan menjadi perusahaan go public.
B. Akibat Hukum Manipulasi Data dalam Penghindaran Pajak pada Perseroan Terbatas