Kelainan Hemostasis dan Koagulasi

22 Gambar 2.3 Proses koagulasi darah Kelly, 2004 Protein C, suatu polipeptida, merupakan suatu antikoagulan fisiologik yang dihasilkan oleh hati, dan beredar secara bebas dalam bentuk inaktif dan diaktivasi menjadi protein C aktif. Protein C yang diaktivasi menginaktivasi protrombin, faktor Va faktor V aktif dan VIIIa faktor VII aktif, sedangkan protein S mempercepat protein C untuk menginaktivasi faktor-faktor itu Baldy, 2015.

2.9 Kelainan Hemostasis dan Koagulasi

Kerusakan dari komponen mekanisme pembekuan darah dapat menyebabkan kelainan perdarahan. Kelainan perdarahan ini dapat diperoleh dari keturunan, dan biasanya terbagi dalam 4 kelompok: berdasarkan nama, vaskuler, platelet atau faktor pembekuan darah, atau kerusakan fibrin, tergantung pada Universitas Sumatera Utara 23 mekanisme aksinya: 1. Kerusakan vaskuler, termasuk di dalamnya abnormalitas dari pembuluh darah baik yang didapat atau keturunan. 2. Kerusakan platelet, termasuk di dalamnya jumlah trombosit trombositopenia atau kualitas trombosit trombositopati. 3. Penyakit Von Willebrand VWD merupakan penyakit kelainan perdarahan koagulopati yang merupakan penyakit keturunan. Pasien memiliki gejala memar dan perdarahan mukosa seperti epitaksis dan melena. Sebaliknya, perdarahan jaringan lunak merupakan karakteristik khusus dari hemofilia kurangnya faktor VII atau IX. 4. Kerusakan faktor pembekuan darah yang didapat karena adanya kerusakan hati, defisiensi vitamin K, peningkatan fibrinolisis dan kelainan platelet Page, 2006.

2.9.1 Trombositopenia dan trombositosis

Trombositopenia didefenisikan sebagai jumlah trombosit yang kurang dari batas bawah nilai rujukan 150.000 per mm 3 . Keadaan ini dapat disebabkan oleh penurunan produksi trombosit, peningkatan destruksi, dan distribusi tidak normal. Trombositosis didefenisikan sebagai peningkatan jumlah trombosit di atas normal. Trombositosis dapat terjadi secara primer dan sekunder. Trombositosis primer terjadi pada gangguan mieloproliferatif, seperti polisitemia vera dan leukimia kronik. Trombositosis sekunder terjadi sebagai akibat dari adanya keadaan lain, seperti stress atau kerja fisik disertai pengeluaran trombosit dari limpa. Peningkatan jumlah trombosit melebihi 1 juta per mm 3 dapat menyebabkan perdarahan atau trombosis Baldy, 2005. Universitas Sumatera Utara 24

2.9.2 Hemofilia

Hemofilia merupakan gangguan koagulasi herediter atau didapat yang paling sering dijumpai, bermanifestasi sebagai episode perdarahan yang memanjang. Hemofilia disebabkan oleh mutasi gen faktor VIII atau faktor IX, dikelompokkan sebagai hemofilia A dan B. Hemofilia A ditemukan adanya defisiensi atau tidak adanya aktivitas antihemofilia VIII dan penyakit Christmas atau hemofilia B yang ditemukan adanya defisiensi atau tidak adanya aktivitas faktor IX Baldy, 2005.

2.9.3 Penyakit Von Willebrand

Penyakit Von Willebrand adalah gangguan koagulasi yang terjadi karena penurunan aktivitas faktor VIII VWF dan faktor VIII AHG . Faktor Von Willebrand disintesis di dalam sel-sel endotel dan megakariosit serta disimpan di dalam organel penyimpanan. Faktor Von Willebrand mempermudah adhesi trombosit pada komponen-komponen di dalam subendotel vaskular di bawah keadaan aliran yang tinggi dan bertekanan, serta faktor ini merupakan karier intravaskular untuk faktor VIII di tempat perdarahan aktif. Pada penyakit ini, trombosit tidak melekat pada kolagen karena adanya defisiensi atau kelainan pada faktor Von Willebrand Baldy, 2005.

2.9.4 Defisiensi faktor plasma didapat

Defisiensi faktor plasma didapat berkaitan dengan penurunan produksi faktor-faktor koagulasi, seperti yang ditemukan pada penyakit hati atau defisiensi vitamin K. Hati merupakan tempat utama sintesis faktor-faktor II, V, VII, IX dan X. Gangguan hati yang berat seperti sirosis akan mengubah respon hemostatik. Penyerapan vitamin K yang terganggu juga akan mengganggu sintesis faktor- Universitas Sumatera Utara 25 faktor koagulasi bergantung vitamin K. Vitamin K yang diperoleh dari diet dan sintesis bakteri diperlukan untuk sintesis faktor-faktor II, VII, IX dan X. Pada kasus-kasus malnutrisi, malabsorbsi, atau penggunaan antibiotik mengakibatkan vitamin K berkurang secara nyata dengan akibat penurunan aktivitas biologi faktor-faktor koagulasi Baldy, 2005. Universitas Sumatera Utara 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang