Hemostasis dan Koagulasi Hemostatik

12 e. Dekoktasi Dekoktasi adalah proses penyarian dengan menggunakan pelarut air pada temperatur 90°C selama 30 menit Ditjen POM, 2000.

2.3 Hemostasis dan Koagulasi

Hemostasis dan koagulasi adalah serangkaian kompleks reaksi yang menyebabkan pengendalian perdarahan melalui pembentukan trombosit dan bekuan fibrin pada tempat cedera. Pembekuan diikuti dengan penghancuran bekuan dan regenerasi endotel. Pada keadaan hemostatik, hemostasis dan koagulasi melindungi individu dari perdarahan akibat trauma. Pada keadaan abnormal, dapat terjadi perdarahan yang mengancam jiwa atau trombosis yang menyumbat cabang-cabang pembuluh darah Baldy, 2005. Hemostasis merupakan proses penghentian perdarahan secara spontan pada pembuluh darah yang cedera. Dalam proses tersebut berperan faktor-faktor pembuluh darah, trombosit dan faktor pembekuan darah. Dalam proses ini pembuluh darah akan mengalami vasokontriksi, trombosit akan beragregasi membentuk sumbat trombosit oleh fibrin yang dibentuk melalui proses pembekuan darah akan memperkuat sumbat trombosit yang telah terbentuk sebelumnya. Ada tiga komponen penting dalam mekanisme hemostasis atau penghentian perdarahan pada pembuluh darah yang rusak, ya mitu trombosit, proses koagulasi dan pembuluh darah. Luka kecil pada dinding pembuluh darah akan ditutupi oleh trombosit dan lapisan fibrin, namun jika kerusakan lebih parah, maka trombosit akan menumpuk terutama pada kolagen yang terbuka. Pembebasan serotonin dari trombosit akan menghasilkan vasokontriksi lokal Universitas Sumatera Utara 13 sehingga dapat membantu menghambat aliran darah dari pembuluh darah yang luka dan agregasi trombosit dapat lebih baik Bowman dan Rand, 2008.

2.4 Hemostatik

Hemostatik terbagi dua, yaitu hemostatik lokal dan hemostatik sistemik.

2.4.1 Hemostatik lokal

Hemostatik lokal dibagi menjadi 4 kelompok berdasarkan mekanisme hemostatiknya, yaitu:

2.4.1.1 Hemostatik serap

Hemostatik serap absorbable hemostatics menghentikan pendarahan dengan pembentukan suatu bekuan buatan atau memberikan jala serat – serat yang mempermudah pembekuan bila diletakkan langsung pada permukaan yang berdarah. Adanya kontak pada permukaan asing, trombosit akan pecah dan membebaskan faktor pembekuan darah yang memulai proses pembekuan darah. Hemostatik golongan ini berguna untuk mengatasi perdarahan yang berasal dari pembuluh darah yang kecil saja, misalnya kapiler, dan tidak efektif untuk menghentikan perdarahan arteri atau vena yang tekanan intravaskularnya cukup besar. Termasuk dalam kelompok ini antara lain spons gelatin, oksisel selulosa oksida, dan busa fibrin insani human fibrin foam Dewoto, 2007.

2.4.1.2 Adstringen

Zat ini bekerja lokal dengan cara mengendapkan protein darah sehingga perdarahan dapat dihentikan. Sehubungan dengan cara penggunaannya, zat ini dinamakan juga styptic. Termasuk di dalam kelompok ini antara lain feri klorida, nitras agenti, asam tanat. Kelompok ini digunakan untuk menghentikan Universitas Sumatera Utara 14 perdarahan kapiler, tetapi kurang efektif bila dibandingkan dengan vasokontriktor yang digunakan lokal Dewoto, 2007.

2.4.1.3 Koagulan

Obat ini pada penggunaan lokal dapat menimbulkan hemostasis dengan dua cara, yaitu mempercepat perubahan protrombin menjadi trombin aktivator protrombin dan secara langsung menggumpalkan fibrinogen. Sediaan trombin tidak boleh langsung disuntikkan secara i.v., sebab segera menimbulkan pembekuan dengan bahaya emboli Dewoto, 2007.

2.4.1.4 Vasokonstriktor

Epinefrin dan norepinefrin berefek vasokonstriksi, dapat digunakan untuk menghentikan perdarahan kapiler suatu permukaan. Vasopressin, yang dihasilkan oleh hipofisis, pernah digunakan untuk perdarahan pasca persalinan Dewoto, 2007.

2.4.2 Hemostatik sistemik

Transfusi darah dapat menghentikan perdarahan dengan segera. Hal ini dapat terjadi karena pasien mendapatkan semua faktor pembekuan darah yang terdapat dalam darah transfusi. Perdarahan yang disebabkan oleh defisiensi faktor pembekuan darah tertentu dapat diatasi dengan menggantimemberikan faktor pembekuan yang berkurang Dewoto, 2007. Beberapa contoh hemostatik sistemik, yaitu:

2.4.2.1 Vitamin K

Sebagai hemostatik, vitamin K memerlukan waktu untuk dapat menimbulkan efek, sebab vitamin K harus merangsang pembentukan faktor-faktor pembekuan darah terlebih dahulu Dewoto, 2007. Hal ini didukung oleh Rang Universitas Sumatera Utara 15 2003, yang mengatakan bahwa Vitamin K merupakan faktor yang penting untuk pembentukan faktor pembekuan II, VII, IX, dan X. Vitamin K merupakan suatu vitamin yang larut dalam lemak, kebutuhannya dalam diet rendah karena vitamin ini secara tambahan disintesis oleh bakteria yang berkoloni pada usus manusia. Ada dua bentuk vitamin K, yaitu vitamin K 1 dan vitamin K 2 . Vitamin K 1 ditemukan dalam makanan dan disebut phytonadione. Vitamin K 2 ditemukan pada jaringan manusia yang disintesis bakteria usus dan disebut menaquinone Katzung, 2014.

2.4.2.2 Asam Aminokaproat

Asam aminokaproat merupakan penghambat bersaing dari aktivator plasminogen dan penghambat plasmin. Plasmin sendiri berperan dalam menghancurkan fibrinogen, fibrin dan faktor pembekuan darah, oleh karena itu asam aminokaproat dapat membantu mengatasi perdarahan berat akibat fibrinolisis yang berlebihan Dewoto, 2007. Aminocaproic acid merupakan suatu penghambat fibrinolisis. Agen ini secara kompetitif menghambat aktivitas plasminogen dan dengan cepat diserap secara oral dan dibersihkan dari tubuh melalui ginjal Katzung, 2014.

2.4.2.3 Asam Traneksamat

Gambar 2.1 Rumus Kimia Asam Traneksamat Universitas Sumatera Utara 16 Obat ini merupakan analog asam aminokaproat, mempunyai indikasi dan mekanisme kerja yang sama dengan asam aminokaproat, tetapi 10 kali lebih potent dengan efek samping yang lebih ringan Dewoto, 2007. Asam traneksamat termasuk obat golongan antifibrinolitik dan hemostatik. Obat ini bekerja dengan cara menonaktifkan plasminogen dan mencegah fibrinolisis. Asam traneksamat dapat diberikan secara oral atau melalui injeksi intravena. Asam traneksamat juga digunakan untuk pengobatan berbagai kondisi yang berhubungan dengan perdarahan atau resiko perdarahan, seperti perdarahan yang terjadi setelah prostatektomi atau pencabutan gigi, menstruasi perdarahan menstruasi yang parah atau perdarahan yang dapat mengakibatkan kematian yang berkaitan dengan penggunaan obat – obat trombolitik. Asam traneksamat juga digunakan pada pasien dengan penyakit keturunan seperti angiodema Rang, 2003.

2.5 Antikoagulan