55
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa:
a. ekstrak etanol daun kelor memiliki aktivitas koagulan dengan
mempersingkat parameter waktu pembekuan darah menggunakan metode Lee-White secara in vitro bila dibandingkan dengan normal.
b. sel darah yang mengalami pembekuan tampak memadat dan melekat satu
sama lain ketika diamati secara mikroskopik dengan teknik eustrek hapusan darah secara in vitro.
c. ekstrak etanol daun kelor memiliki aktivitas koagulan dengan
mempersingkat waktu perdarahan tikus yang diinduksi heparin dengan metode Duke secara in vivo.
5.2 Saran
Saran dari penelitian ini untuk penelitian selanjutnya adalah: a.
dilakukan uji aktivitas koagulan ektrak etanol daun kelor secara in vivo dengan jenis pelarut yang berbeda, seperti air atau metanol.
b. dilakukan uji ekstrak etanol daun kelor terhadap penghitungan jumlah
trombosit secara in vitro menggunakan alat cell dyne. c.
dilakukan uji toksisitas terhadap ekstrak etanol daun kelor baik toksisitas akut, subkronis maupun kronis..
Universitas Sumatera Utara
7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Uraian Tumbuhan
Kelor Moringa oleifera Lam. merupakan tanaman yang berasal dari dataran sepanjang sub Himalaya, yaitu India, Pakistan, Bangladesh, dan
Afghanistan. Kelor dibudidayakan dan telah beradaptasi dengan baik di luar daerah asalnya, termasuk bagian barat, timur, dan selatan Afrika, Asia, tropis,
Amerika Latin, Karibia, Florida, dan Kepulauan Pasifik Fahey, 2005.
2.1.1 Sistematika tumbuhan
Menurut Integrated Taxonomic Information System 2013, taksonomi tanaman kelor adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Tracheobionta Super divisi
: Spermatophyta Divisi
: Magnoliophyta Kelas
: Magnoliopsida Sub kelas
: Dilleniidae Ordo
: Capparales Famili
: Moringaceae Genus
: Moringa Spesies
: Moringa oleifera Lam.
2.1.2 Nama lain
Tumbuhan kelor memiliki nama daerah, yaitu: murong Aceh, munggai Sumatera Barat, kilor Lampung, marongghi Madura, kiloro Bugis. Nama
Universitas Sumatera Utara
8 asing dari kelor adalah horse radish tree, drumstick tree, benzolive tree, Inggris,
mulangay Filipina, mionge Tanzania, moonga India, sajna Bangladesh Mardiana, 2013.
2.1.3 Morfologi tumbuhan
Kelor merupakan tanaman yang tinggi pohonnya dapat mencapai 12 meter dengan diameter 30 cm; berakar tunggang berwarna putih yang membesar seperti
lobak; mempunyai batang bulat dengan arah tumbuh lurus ke atas dan permukaannya kasar. Percabangan pada batangnya terjadi secara simpodial; daun
majemuk, bertangkai panjang, tersusun berseling; helai daun saat muda berwarna hijau muda, setelah dewasa hijau tua, bentuk helai daun bulat telur, panjang 1 – 3
cm, lebar 4 mm sampai 1 cm, ujung daun tumpul, pangkal daun membulat, dan tepi daun rata, susunan pertulangan menyirip, permukaan atas dan bawah halus;
bunga berwarna putih agak krem, menebar aroma khas; buah bentuk segitiga memanjang berwarna coklat setelah tua; biji berbentuk bulat, ketika muda
berwarna hijau terang dan berubah berwarna cokelat kehitaman ketika polong matang dan kering. Bagian kayu warna cokelat muda atau krem berserabut
Anwar, et al., 2007. Tanaman kelor bisa tumbuh subur di hampir seluruh wilayah Indonesia,
baik dataran rendah maupun dataran tinggi sampai ketinggian 1000 m di atas permukaan laut, sehingga budidaya tanaman kelor ini bisa dilakukan di semua
wilayah Pradana, 2013.
2.1.4 Kandungan kimia
Hasil penelitian menunjukkan bahwa daun kelor banyak mengandung nutrisi dan senyawa kimia, antara lain: protein 27, kaya vitamin A dan vitamin
Universitas Sumatera Utara
9 C, zat besi, kalsium, fosfor, alkaloid, flavonoid, glikosida, saponinsteroid,
polisakarida, asam amino, serta kandungan polifenol lainnya Gaiwad, et al, 2011.
Selain itu, daun kelor juga mengandung nitril glikosida, yaitu niazirin dan niazirinin; three mustard oil glycosides, seperti 4 [4’-O-acetyl-
α-L- rhamnosyloxy benzyl], isotiosianat, niaziminin A dan niaziminin B; asam-asam
fenolik, seperti asam gallat, klorogenik, asam ferulat, dan asam ellegat; flavonoid kaempferol, quercetin, dan rutin dan karatenoid terutama lutein dan β–karoten
Pandey, et al., 2012.
2.1.5 Khasiat dan penggunaan tumbuhan
Pemanfaatan tanaman kelor cukup beragam. Kelor biasanya ditanam sebagai bahan sayur, dan tanaman pagar. Selain itu, dapat pula dimanfaatkan
sebagai pakan ternak sapi dan kambing. Kelor juga dapat dimanfaatkan sebagai obat-obatan. Akar kelor ampuh menyembuhkan nyeri, rematik, sariawan, dan
asma. Kulit akar juga mujarab mengatasi pembengkakan dan sariawan. Sementara kulit batang dapat digunakan untuk pelancar haid, flu, dan sariawan. Ramuan
daun kelor dapat membantu penyembuhan pembengkakan limpa, penurunan kadar gula darah, dan meningkatkan nafsu makan. Selain itu, daun juga bersifat diuretik
serta dapat menangani panas dalam, anemia dan memperlancar susu ibu. Berbagai penelitian yang telah dilakukan seperti antioksidan, urolitiasis, hepatoprotektor,
immunomodulator, hipokolesterolemik penurun kolesterol, dan hipoglikemik penurun kadar gula darah Mardiana, 2013.
Secara tradisional, daun kelor digunakan untuk antispasmodik, stimulan, ekspektoran dan diuretik. Daun yang telah dijus dapat digunakan sebagai obat
Universitas Sumatera Utara
10 batuk dan dalam dosis tinggi sebagai obat muntah. Daun yang telah dimasak dapat
digunakan sebagai obat influenza. Ekstrak dekog dapat digunakan untuk pengobatan sakit tenggorokan Garima, 2011.
2.2 Ekstraksi