permukaan selulosa lebih tinggi biomassa sel, karena pada bagian ini lebih banyak tersedia oksigen atau disebut zona aerob. Pada bagian tengah dan bawah dari fiber
selulosa hanya ditemukan sel yang inaktif karena oksigen sangat terbatas. Jumlah Acetobacter yang tidak jauh berbeda didapatkan pada penelitian
Nainggolan 2009, pertumbuhan koloni Acetobacter yang paling baik terdapat pada perlakuan penambahan kadar gula 10 pada media rosela dan lama
fermentasi 8 hari ialah 93,33 x 10
4
CFUml. Pertumbuhan Acetobacter terendah terdapat pada penambahan gula 8 dan lama fermentasi 8 hari yaitu 74,33 x 10
4
CFUml.
4.6 Pertumbuhan Konsorsium Bakteri
Pertumbuhan konsorsium bakteri pada media fermentasi dilakukan untuk mengetahui apakah konsorsium tersebut mempengaruhi proses pembentukan
selulosa mikrobial. Pertumbuhan konsorsium bakteri dihitung dengan metode TPC Total Plate Count. Hasil perhitungan jumlah bakteri dapat dilihat pada
Gambar 4.6
Gambar 4.6 Pertumbuhan Konsorsium Bakteri Fermentasi Tiga Hari Dari Grafik diatas diketahui bahwa konsorsium bakteri yang paling rendah
terdapat pada perlakuan X0Y2 dan X0Y3 yaitu 20 x 10
4
CFUml. Sedangkan konsorsium bakteri teringgi terdapat pada perlakuan X3Y0 dan X3Y2. Hasil ini
menunjukkan bahwa sebagian besar peningkatan konsorsium bakteri berkorelasi positif dengan rendemen dan ketebalan dari selulosa mikrobial. Menurut Seumahu
25 30
25 20
20 22
28 29
27 25
33 31
40 45
41 45
42
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Hari Ke-0
X0Y0 X0Y1 X0Y2 X0Y3 X1Y0 X1Y1 X1Y2 X1Y3 X2Y0 X2Y1 X2Y2 X2Y3 X3Y0 X3Y1 X3Y2 X3Y3
Ju m
lah B
ak te
ri x
10
4
C F
U m
l
= x
10
3
Perlakuan Konsentrasi Sukrosa dan Amonium Sulfat
2005 proses fermentasi nata de coco tidak hanya melibatkan Acetobacter saja tetapi juga melibatkan bakteri lain yang secara genetik bervariasi. Bakteri lain
tersebut melakukan simbiosis dengan A. xylinum dalam menghasilkan selulosa mikrobial.
Hesseltine et al. 1991 menambahkan mikroorganisme yang berperan dalam proses fermentasi terutama dari golongan khamir dan bakteri. Fermentasi
berbagai bahan makanan dan minuman dapat melibatkan satu macam atau beberapa mikroorganisme yang bekerja secara simbiotik. Bakteri ini dapat berasal
dari starter yang digunakan maupun dari lingkungan. Proses fermentasi yang melibatkan konsorsium bakteri tidak selalu saling
menguntungkan. Keberadaan bakteri lain dalam jumlah yang kecil dapat meningkatkan proses fermentasi namun dalam jumlah yang terlalu banyak justru
merugikan. Seumahu 2005 menyatakan bahwa pada fermentasi nata dengan hasil yang jelek dijumpai sedikit variasi jenis bakteri tetapi terdapat jenis yang
mendominasi. Keberadaan isolat inokulum haruslah stabil selama proses fermentasi berlangsung. Fluktuasi populasi inokulum selama proses fermentasi
akan sangat berpengaruh terhadap banyaknya serat selulosa yang dihasilkan.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN