xylinum air dari media terperangkap pada lapisan selulosa sehingga terbentuk seperti gel.
Selulosa mikrobial yang memiliki kandungan air yang tinggi diharapkan dapat digunakan untuk industri kosmetik. Hal ini bertujuan untuk mengikat zat
aktif yang akan ditambahkan dan bahan yang digunakan tidak cepat kering. Menurut Trovatti 2012, untuk tujuan kosmetik selulosa mikrobial digunakan
sebagai masker kecantikan dan perawatan wajah. Membran selulosa mikrobial dapat menyerap emulsi kosmetik seperti pemutih, anti jerawat, anti keriput yang
diaplikasikan langsung ke kulit.
4.4 Daya Tarik Selulosa Mikrobial
Selulosa mikrobial sebagai salah satu biomaterial yang banyak diteliti aplikasinya dalam bidang medis, tentu kekuatan mekanik dari biomaterial ini sangat penting
untuk diketahui. Hasil uji statistik menggunakan ANOVA didapatkan bahwa pengaruh perlakuan tidak signifikan terhadap daya tarik. Pengaruh penambahan
sukrosa dan amonium sulfat terhadap uji tarik disajikan pada Gambar 4.4
Gambar 4.4 Daya Tarik Selulosa Mikrobial Dari Grafik di atas dapat dilihat bahwa selulosa mikrobial yang dihasilkan
dari media kontrol, tanpa penambahan sukrosa dan amonium sulfat memiliki daya tarik paling rendah yaitu 1,176 MPa. Daya tarik paling tinggi dihasilkan dari
perlakuan X3Y2 yaitu 3,234 MPa. Hasil ini sama dengan pengukuran rendemen dan ketebalan, perlakuan X0Y0 mempunyai daya tarik yang lebih rendah dan
1.176 1.66
1.47 2.234
2.0582.058 1.47
2.058 1.372
1.66 1.99 1.95 1.93
2.11 3.234
2.156
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
X0Y0 X0Y1 X0Y2 X0Y3 X1Y0 X1Y1 X1Y2 X1Y3 X2Y0 X2Y1 X2Y2 X2Y3 X3Y0 X3Y1 X3Y2 X3Y3
T e
n si
le S
tr e
n gt
h M
P a
Perlakuan Konsentrasi Sukrosa dan Amonium Sulfat
perlakuan X3Y2 daya tarik yang lebih tinggi. Rendemen dan ketebalan kemungkinan turut mempengaruhi daya tarik selulosa mikrobial yang diperoleh
dari kultur statik. Menurut Cheng et al. 2009 selulosa mikrobial yang diperoleh dari kultur agitasi kehilangan kekuatan mekanik terutama daya tarik. Selulosa
mikrobial dengan penambahan CMC carboxy methyl cellulose yang dihasilkan dari kultur agitasi memiliki kekuatan mekanik 2,4 MPa. Daya tarik selulosa
mikrobial berkorelasi dengan polimerisasi glukosa untuk membentuk selulosa. Krystynowiczet al. 2002 menambahkan pembentukan selulosa mikrobial
pada kultur statik akan lebih tinggi dibandingkan dengan kultur agitasi. Pada kultur statik selulosa akan dibentuk dengan formasi yang kompak karena
keterbatasan oksigen, sedangkan pada kultur agitasi yang berlimpah oksigen terjadi pertumbuhan sel yang tinggi sehingga menghambat pembentukan selulosa
mikrobial. Selulosa mikrobial dengan kekuatan mekanik atau daya tarik yang lebih
tinggi menjadikan biomaterial ini sangat bagus digunakan untuk berbagai keperluan medis. Dari penelitian ini didapatkan selulosa mikrobial yang memiliki
kekuatan mekanik yang lebih baik pada perlakuan X2Y3 yaitu 3,234 MPa. Rajwade et al. 2015 menyatakan selulosa mikrobial dapat diproduksi dengan
berbagai bentuk dan teknik pengkulturan, sehingga daya tarik dari biomaterial ini juga bervariasi tergantung dari faktor tersebut. Biomaterial yang digunakan untuk
keperluan medis pada umumnya harus memiliki kekuatan mekanik yang tinggi. Selulosa mikrobial memiliki kekuatan mekanik yang lebih tinggi dari bahan
biokompatibel lain seperti politetrafloroetilen.
4.5 Pertumbuhan A. xylinum