proteinaceous nitrogen juga dapat meningkatkan sintesis selulosa mikrobial oleh A. xylinum.
A. xylinum merupakan bakteri yang hidup pada kondisi asam, sehingga pH media pertumbuhan sangat mempengaruhinya. Menurut penelitian Çoban dan
Biyik 2011, A. xylinum pada umumnya tumbuh pada pH 3,5–8,5. Sedangkan pH optimum untuk sintesis dan produksi selulosa mikrobial adalah pH 4-6 Masaoka
et al., 1993. Suhu juga berpengaruh terhadap pertumbuhan sel dan pembentukan selulosa mikrobial. Suhu untuk pertumbuhan A. xylinum berkisar antara 28-31ºC.
Çoban dan Biyik 2011 menggunakan suhu kultivasi 22-37 ºC dalam penelitiannya tetapi suhu optimal untuk menghasilkan selulosa mikrobial yaitu
30ºC.
2.3 Konsorsium Mikroba
Konsorsium mikroba telah banyak dipelajari terutama dalam proses fermentasi makanan. Proses fermentasi makanan dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu
proses fermentasi yang tidak menggunakan kultur starter dan proses fermentasi menggunakan kultur starter. Kultur starter yang digunakan dapat berupa isolat
tunggal atau kultur campuran. Proses fermentasi spontan maupun fermentasi yang menggunakan starter, masih memungkinkan masuknya berbagai mikroba lain
yang akhirnya terlibat dalam proses fermentasi tersebut Holzapfel, 2002. Proses tersebut dapat pula melibatkan berbagai jenis bakteri terkultur maupun tidak
terkultur Ampe et al., 1999. Tahapan proses fermentasi dapat didominasi oleh mikroba yang berbeda-
beda. Hal ini disebabkan karena adanya kondisi pertumbuhan yang dibentuk oleh komunitas mikroba dalam proses fermentasi Ampe et al.,1999; Randazzo et al.,
2002; Ogier et al., 2004. Variasi jenis dan lokasi mikroba pada proses fermentasi juga melibatkan perannya yang berbeda-beda. Adanya interaksi mikroba yang
berkorelasi secara negatif maupun positif dengan menekan pertumbuhan organisme tertentu atau mendukung pertumbuhan organisme lain Caplice
Fitzgerald, 1999; Mounier et al., 2008. Perubahan populasi mikroba dalam suatu proses fermentasi terjadi karena metabolit tertentu dapat dibentuk oleh mikroba
tertentu untuk menunjang suksesinya dengan menciptakan lingkungan
yangmemungkinkan pertumbuhannya Van der Meulen et al., 2007. Jenis mikroba berbeda dapat mensintesis metabolit berbeda walaupun pada bahan
makanan yangsama. Jenis metabolit yang disintesis pada bahan makanan tertentu sangat dipengaruhi oleh jenis mikroba dalam proses fermentasinya de Reu et al.,
1994; Bauman Bisping, 1995; Denter et al., 1998; Hubert et al., 2008. Proses fermentasi nata de coco tidak hanya melibatkan Acetobacter saja
tetapi juga melibatkan sejumlah bakteri lain yang secara genetik bervariasi. Fermentasi nata dalam media yang tidak mengalami perlakuan pemanasan
meberikan hasil pertumbuhan Acetobacter dan nata yang lebih baik dibandingkan dengan media yang diberikan perlakuan pemanasan. Hal ini dikarenakan adanya
simbiosis yang baik dengan bakteri atau mikroorganisme lain dalam media fermentasi tanpa pemanasan Seumahu, 2005.
2.4 Amonium Sulfat