BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Rendemen Selulosa Mikrobial
Penambahan sukrosa dengan konsentrasi 0, 2, 4, dan 6 dikombinasikan dengan konsentrasi amonium sulfat 0, 0,5, 1, dan 1,5 . Hasil uji statistik dengan
ANOVA menunjukkan bahwa perbedaan perlakuan konsentrasi sukrosa dan amonium sulfat tidak berbeda nyata terhadap rendemen selulosa mikrobial yang
dihasilkan. Pengaruh perbedaan perlakuan terhadap rendemen selulosa mikrobial disajikan pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Rendemen Selulosa Mikrobial Fermentasi Tiga Hari Hasil penelitian diperoleh bahwa rendemen meningkat seiring dengan
penambahan konsentrasi sukrosa. Peningkatan rendemen selulosa ini tidak signifikan setelah diuji secara statistik dengan SPSS 20.0, hal ini kemungkinan
disebabkan perbedaan penambahan konsentrasi amonium sulfat dan sukrosa yang terlalu kecil. Konsentrasi sukrosa 6 menghasilkan rendemen yang paling tinggi
kemudian diikuti oleh konsentrasi sukrosa 4 dan 2 . Sedangkan rendemen yang paling rendah dihasilkan dari media tanpa penambahan konsentrasi sukrosa.
Perlakuan X3Y2 dengan konsentrasi sukrosa 6 dan amonium sulfat 1 menghasilkan rendemen yang paling tinggi yaitu 31,23 . Selain dipengaruhi
oleh konsentrasi sukrosa, rendemen selulosa mikrobial kemungkinan juga dipengaruhi oleh lama fermentasi. Dengan waktu fermentasi selama 3 hari
22.10 22.59 23.90
22.76 22.78 26.01
29.92 28.30
29.77 30.33 31.17 30.77 30.09 30.50 31.23 30.93
5 10
15 20
25 30
35
X0Y0 X0Y1 X0Y2 X0Y3 X1Y0 X1Y1 X1Y2 X1Y3 X2Y0 X2Y1 X2Y2 X2Y3 X3Y0 X3Y1 X3Y2 X3Y3
R e
n d
e m
e n
Perlakuan Konsentrasi Sukrosa dan Amonium Sulfat
kemungkinan aktivitas A. xylinum dalam membentuk selulosa mikrobial belum maksimal. Menurut Kholifah 2010 setelah 7 hari fermentasi dengan konsentrasi
sukrosa 0,6 dihasilkan rendemen selulosa mikrobial sebesar 65, 62 . Rendemen selulosa mikrobial yang lebih tinggi dihasilkan dari
penambahan konsentrasi amonium sulfat 1 pada setiap kombinasi X0Y2, X1Y2, X2Y2, dan X3Y2, tetapi pada konsentrasi 1,5 menyebabkan penurunan
rendemen. Hal ini kemungkinan disebabkan amonium sulfat pada konsentrasi 1 dapat dimanfaatkan oleh A. xylinum secara maksimal untuk menghasilkan selulosa
mikrobial, sedangkan konsentrasi amonium sulfat lebih dari 1 dapat menghambat pertumbuhan A. xylinum dan pembentukan selulosa mikrobial. Hasil
ini juga sesuai dengan penelitian Kholifah 2010, pada penambahan konsentrasi amonium sulfat sebesar 0.6 menghasilkan rendemen yang paling tinggi yaitu
sebesar 62,49 , sedangkan pada penambahan konsentrasi amonium sulfat lebih dari 1 menyebabkan penurunan rendemen selulosa mikrobial dengan waktu
fermentasi selama 7 hari. Rendahnya rendemen ini disebabkan karena penambahan amonium sulfat berlebih dapat menurunkan pH media karena ion
SO
4 -2
bersifat asam. Pada awal fermentasi pH cairan media adalah sebesar 4,3 yang kemungkinan mengalami perubahan. Jagannath et al. 2008, menambahkan
bahwa proses pembentukan selulosa mikrobial lebih dipengaruhi oleh pH dibandingkan dengan konsentrasi sukrosa dan amonium sulfat.
Rendemen selulosa mikrobial kemungkinan dipengaruhi oleh strain A. xylinum yang digunakan, sehingga perlu diketahui jenis strain agar dapat
dibandingkan dan dipilih strain yang lebih unggul menghasilkan selulosa mikrobial. Strain yang digunakan pada penelitian Jagannath et al. 2008 ialah A.
xylinum NCIM 2526 menghasilkan selulosa mikrobial yang maksimum pada pH 4 dengan konsentrasi sukrosa 10 dan konsentrasi amonium sulfat 0,5 yang
difermentasi selama 15-20 hari. Strain lain yang sering digunakan seperti pada penelitian Cheng et al. 2009 menggunakan strain A. xylinum ATCC 700178 dan
Kurosumi et al. 2009 menggunakanstrain A. xylinum NBRC 13693. Konsorsium bakteri pada starter yang digunakan juga mempengaruhi
rendemen selulosa mikrobial. Rendemen selulosa mikrobial lebih tinggi apabila menggunakan starter konsorsium dibandingkan dengan kultur tunggal A. xylinum.
Keberadaan bakteri lain ini diduga dapat menunjang kebutuhan dari A. xylinum. Hal ini sesuai dengan penelitian Seumahu 2005, pada fermentasi nata dengan
hasil yang baikdijumpai jenis kelompok bakteri yang cukup bervariasi dibandingkan pada fermentasi dengan hasil yang jelek. Berdasarkan hasil
ARDRA Amplified Ribosomal DNA Restriction Analysis dan kurva pola pertumbuhan didapatkan 22 jenis bakteri yang terdapat pada cairan media hasil
fermentasi nata.
4.2 Ketebalan Selulosa Mikrobial