26
2.1.2 Teori Kebijakan Dividen
Menurut Brigham dan Houston 2006:70 terdapat beberapa jenis teori yang dapat menjelaskan kebijakan dividen, teori-teori tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Teori Irelevansi Dividen
Menurut teori ini jka kebijakan dividen tidak memiliki pengaruh yang signifikan, maka kebijakan tersebut irelevan. Modigliani dan Miller MM
berpendapat bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan oleh kemmapuan untuk menghasilkan laba dan risiko bisnisnya. Nilai perusahaan akan tergantung hanya
pada laba yang diproduksi oleh aktiva-aktivanya, bukan bagaimana laba tersebut dibagikan menjadi dividen atau laba ditahan. Di dalam teori ini, MM membuat
sejumlah asumsi yaitu tidak adanya perpajakan dan biaya pialang. Namun sudah jelas biaya pialang dan pajak benar-benar terjadi.
2. Bird in the Hand Theory
Myer Gordon dan John Litner berpendapat bahwa nilai sebuah perusahaan akan dapat dimaksimalkan dengan menetapkan rasio pembayaran dividen yang tinggi,
karena investor mengangggap dividen lebih kecil risikonya dibandingkan keuntungan modal capital gain.
3. Teori Preferensi Pajak
Terdapat tiga alasan investor menyukai pembayaran dividen yang rendah. Tiga alasan tersebut yaitu:
Universitas Sumatera Utara
27
a. Tarif pajak dividen yang lebih besar dari pada pajak keuntungan modal
capital gain. b.
Pajak atas keuntungan modal tidak akan dibayarkan sampai saham tersebut dijual.
c. Investor yang memegang sahamnya samapi meninggal dunia tidak akan
dikenakan pajak namun ahli waris yang menerimanya dapat menggunakan nilai saham pada saat kematian sebagai dasar harga perolehan mereka
sehingga sepenuhnya terhindar dari pajak keuntungan modal. Selain teori-teori yang dijelaskan diatas, terdapat dua masalah teoritis lain yang
memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Dua teori tersebut antara lain yaitu: 1.
Hipotesis kandungan Informasi atau Pensinyalan signaling hypothesis Teori ini menyatakan bahwa investor akan memandang perubahan dividen
sebagai sinyal peralaman laba oleh manajemen. MM berpendapat bahwa kenaikan dividen yang lebih tinggi daripada yang diharapkan adalah suatu sinyal kepada
investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan laba masa depan yang baik. 2.
Efek Pelanggan Merupakan kecenderungan sebuah perusahaan untuk menarik sekumpulan
investor yang lebih menyukai kebijakan dividen perusahaannya. MM berpendapat bahwa satu pelanggan adalah sama baiknya dengan pelanggan lain, sehingga
kelompok dari pemegang saham yang berbeda menyukai kebijakan yang berbeda juga.
Universitas Sumatera Utara
28
Selain itu, terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Faktor-faktor tersebut menurut Syahyunan 2013:267 antara lain sebagai
berikut: 1.
Posisi Solvabilitas Perusahaan Ketika perusahaan dengan kondisi solvabilitas yang kurang menguntungkan,
biasanya perusahaan tidak akan membagikan laba. Hal ini dapat disebabkan oleh perusahaan menggunakan laba tersebut untuk memperbaiki posisi struktur modal
perusahaan. 2.
Posisi Likuiditas Perusahaan Perusahaan yang akan membayarkan dividen harus dapat menyediakan uang kas
yang cukup banyak di dalam perusahaan dan ini akan menurunkan tingkat likuiditas perusahaan. Bagi perusahaan yang mengalami masalah likuiditas, maka
dividend payout ratio perusahaan tersebut akan kecil, sebab laba yang dihasilkan
oleh perusahaan digunakan untuk menambah likuiditas. Pengaruhnya adalah semakin rendah tingkat likuiditas perusahaan, maka uang kas yang diperlukan
perusahaan semakin besar. 3.
Kebutuhan Untuk Melunasi Hutang Seluruh hutang yang dimilki oleh perusahaan harus segara dibayar pada saat jatuh
tempo karena mengandung risiko yang tinggi. Dalam membayar hutang perusahaan harus menyediakan dana sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam
membayar hutang sehingga semakin banyak hutang yang harus dibayarkan maka
Universitas Sumatera Utara
29
semakin besar pula dana yang dibutuhkan. Oleh karena itu jumlah dividen yang dibayarkan kepada investor akan sedikit karena dana perusahaan lebih banyak
terpakai untuk membayar seluruh hutang perusahaan. 4.
Rencana Perluasan Perusahaan yang sedang berkembang ditandai oleh pesatnya pertumbuhan
perusahaan yang dalam hal ini dapat dilihat dari perluasaan perusahaan. Semakin pesat pertumbuhan perusahaan, maka semakin pesat pula perluasaan yang
dilakukan oleh perusahaan. Implikasinya adalah semakin besar perluasaan tersebut, maka dana yang diperlukan oleh perusahaan semakin besar.
5. Kesempatan Investasi
Semakin besarnya peluang investasi, maka semakin kecil dividen yang dibayarkan perusahaan. Hal ini disebabkan oleh dana yang dimilki perusahaan
digunakan untuk memperoleh dan menjalankan kesempatan investasi tersebut. Namun jika kesempatan investasi kurang baik, maka terdapat dana yang lebih
banyak didalam perusahaan yang dapat digunakan untuk membayar dividen. 6.
Stabilitas Dividen Perusahaan yang memilki pendapatan yang stabil tidak perlu menyediakan kas
yang banyak di dalam perusahaan untuk berjaga-jaga seperti untuk membayar kewajiban maupun pembayaran dividen. Sedangkan perusahaan yang
pendapatanya tidak stabil harus menyediakan kas untuk berjaga-jaga dalam memenuhi segala kewajiban perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
30
7. Pengawasan Terhadap Perusahaan
Perusahaan yang mencari dana dengan modal sendiri kemungkinan akan mencari investor baru dan ini tentunya akan mengurangi kepemilikian investor lama.
Namun jika mencari modal dari eksternal perusahaan atau hutang kepada pihak kreditor, akan menimbulkan risiko yang besar. Oleh karena itu perusahaan
cenderung tidak membagi dividennya agar pengendalian tetap berada diperusahaan.
Selain beberapa faktor diatas, menurut Keown et al. 2000:621 ada beberapa pertimbangan lain yang dapat mempengaruhi keputusan perusahaan mengenai
kebijakan dividen. Pertimbangan-pertimbangan tersebut antara lain yaitu: 1.
Pembatasan Hukum Pembatasan hukum dapat membatasi jumlah dividen yang dibayarkan
perusahaan. Batasan hukum ini ada dua kategori. Pertama, pembatasan menurut UU statutory restrictions dapat menghalangi perusahaan untuk membayar
dividen. Kedua,, bagi tiap perusahaan memiliki batasan dalam kontrak hutang dan saham preferen.
2. Kurangnya Sumber Pendanaan Lain
Perusahaan dapat menahan laba utnuk investasi atau membayar dividen dan menerbitkan hutang baru atau sekuritas modal dalam mendanai investasi. Untuk
perusahaan kecil hal ini sulit untuk dilakukan karena kemampuan dan akses yang kecil kepasar modal sehingga bergantung kepada dana internal. Sebagai
Universitas Sumatera Utara
31
akibatnya, rasio pembayaran dividen biasanya jauh lebih rendah untuk perusahaan kecil atau baru dari pada perusahaan besar dan milik publik.
3. Kemungkinan Pendapatan Diramalkan
Rasio pembayaran dividen DPR perusahaan bergantung kepada peramalan laba perusahaan pada masa yang akan datang. Jika pendapatan perusahaan
berfluktuasi maka perusahaan bisa menahan laba sebagai laba ditahan. Sehingga perusahaan dapat memastikan bahwa uang yang tersedia di dalam perusahaan
cukup ketika perusahaan sangat membutuhkan dana tersebut. Sedangkan jika pendapatan perusahaan relatif stabil maka perusahaan cenderung membayarkan
dividen dalam jumlah yang besar. Selain itu, perusahaan harus dapat menentukan bagaimana dividen disalurkan
kepada investor. Terdapat beberapa pola pembayaran dividen yang dapat digunakan perusahaan. Menurut Syahyunan 2013:268 ada empat pola pembayaran dividen
yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Empat pola pembayaran dividen tersebut antara lain:
1. Kebijakan Dividen yang Stabil
Dividen yang diberikan kepada investor dengan jumlah yang tetap untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh perusahaan berflukstuasi.
2. Kebijakan Dividen Meningkat
Perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang saham dalam jumlah yang selalu meningkat namun dengan pertumbuhan yang stabil.
Universitas Sumatera Utara
32
3. Kebijakan Dividen dengan Rasio Konstan
Pemberian dividen yang mengikuti besarnya laba yang diperoleh perusahaan. Dasar dalam kebijakan ini disebut dividend payout ratio.
4. Kebijakan Dividen Reguler di Tambah Ekstra
Pemberian dividen yang dilakukan dengan menentukan pembayaran dividen per lembar saham yang dibagikan kecil. Setelah itu ditambahkan dengan ekstra
dividen atau penambahan dividen jika perusahaan mencapai keuntungan tertentu.
2.1.3 Profitabilitas