46
Pada pengkombinasian nilai Konsentrasi Hambat Minimum KHM ekstrak etanol daun titanus dan povidon iodin menunjukkan peningkatan diameter
daya hambat dari nilai KHM masing-masing. Diameter zona hambat kombinasi nilai KHM ekstrak etanol daun titanus dan povidon iodin untuk bakteri
Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas
aeruginosa berturut-turut adalah 8,15 mm, 8,3 mm dan 8,3 mm dengan selisih diameter berturut-turut adalah 0,69 mm, 0,84 mm, 0,95 mm, 1,02 mm, 0,9 mm
dan 0,74 mm terhadap KHM povidon iodin dan KHM ekstrak etanol daun titanus. Hasil dari kombinasi bisa bersifat sinergis, aditif maupun antagonis. Hasil
dikatakan sinergis atau aditif apabila hasil kombinasi memiliki efek teraupetik yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan tunggal, sebaliknya hasil
dikatakan antagonis apabila hasil kombinasi memiliki efek terapeutik yang lebih kecil karena saling meniadakan antara antibakteri yang digunakan Ayu, 2013.
4.7 Efek Kombinasi Aktivitas Antibakteri Povidon Iodin dan Ekstrak Etanol Daun Titanus
Uji efek kombinasi aktivitas dua antibakteri selain pada pencampuran langsung kedua zat antibakteri, juga dilihat dari bentuk zona hambat yang
dihasilkan ketika diletakkan berdekatan. Pengujian untuk melihat efek sinergisme dari kombinasi antibakteri
dilakukan dengan menggunakan cakram yang terlebih dahulu masing-masing diserapi dengan agen antimikroba tunggal kemudian keduanya ditempatkan pada
jarak yang sama dengan jumlah rata-rata dari jari-jari zona penghambatan agen antimikroba saat diuji secara terpisah Schwalbe, et al., 2007.
Pada Tabel 4.9 ditunjukkan jarak peletakan masingcakram yang telah dite-
Universitas Sumatera Utara
47
tesi ektrak etanol daun titanus dan povidon iodin.
Tabel 4.9 Jarak peletakan cakram ektrak etanol daun titanus dan povidon iodin
No Nama Bakteri
Diameter daerah hambatan mm Povidon iodin
0,5 Ekstrak etanol
daun titanus 6,25 mgml
Jarak peletakan
cakram 1
Staphylococcus aureus 7,46
7,13 7,29
2 Staphylococcus epidermidis
7,46 7,4
7,43 3
Pseudomonas aeruginosa 7,35
7,56 7,45
Hasil pengujian efek kombinasi aktivitas antibakteri ekstrak etanol daun titanus dan povidon iodin terhadap Staphylococcus aureus, Staphylococcus
epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa pada Lampiran 13, halaman 87. Interaksi yang ditunjukkan pada gambar yaitu tidak terbentuknya jembatan
pada atau dekat persimpangan dari dua zona hambat ataupun tidak terbentuk zona hambat yang saling memanjang. Hasil gambar menunjukkan zona hambat yang
terbentuk sama dengan zona hambat pada pengujian zat tunggal. Kombinasi dikatakan bersifat sinergisme jika membentuk seperti jembatan
pada atau dekat persimpangan dari dua zona hambat, atau hambatan dari pertumbuhan yang merupakan efek kombinasi dari kedua agen anti mikroba
Schwalbe, et al., 2007. Menurut Esimone, et al 2006 hasil kombinasi biasanya bersifat sinergis atau aditif apabila antara antibiotik dan ekstrak memiliki
mekanisme aksi yang berbeda. Mekanisme aksi yang ditunjukkan povidon iodin, secara umum adalah
efek oksidasi yang kuat dari iodium bebas pada gugus asam amino, nukleotida, dan ikatan rangkap asam lemak tak jenuh mikroorganisme Noronha dan Almeida,
2000. Selain itu, povidon iodin juga mampu menghambat enzim
Universitas Sumatera Utara
48
glukosiltransferase dan fruktosiltransferase yang terdapat pada bakteri Streptococcus. Molekul iodium mengikat enzim ke permukaan, sehingga
menyebabkan perubahan formasi dari molekul enzim Tam, et al., 2006. Metabolit sekunder pada ekstrak etanol Leea aequata senyawa yang
bertanggung jawab sebagai antibakteri pada Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan
Pseudomonas aeruginosa adalah
steroidterpenoid, flavonoid, saponin dan tannin Malinda, 2015. Hal itu juga didukung oleh penelitian yang dilakukan Rahman, 2012 terhadap daun Leea
indica yang mempunyai famili yang sama dengan Leea aequata. Flavonoid bekerja dengan cara mendenaturasi protein sel bakteri dan
merusak membrane sitoplasma. Senyawa flavonoid dapat merusak membran sitoplasma yang dapat menyebabkan bocornya metabolit penting dan
menginaktifkan sistem enzim bakteri. Kerusakan ini memungkinkan nukleotida dan asam amino merembes keluar, keadaan ini dapat menyebabkan kematian
bakteri Retnowati, et al., 2011. Flavonoid sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri gram
positif karena flavonoid bersifat polar sehingga lebih mudah menembus lapisan peptidoglikan yang juga bersifat polar pada bakteri gram positif daripada lapisan.
lipid yang nonpolar. Disamping itu pada dinding sel gram positif mengandung polisakarida asam terikoat merupakan polimer yang larut dalam air, yang
berfungsi sebagai transpor ion positif untuk keluar masuk. Sifat larut inilah yang menunjukkan bahwa dinding sel gram positif bersifat lebih polar. Flavonoid
menyebabkan terganggunya fungsi dinding sel. Hal ini menyebabkan lisis pada sel Dewi, 2010.
Universitas Sumatera Utara
49
Tannin memiliki aktivitas antibakteri yang berhubungan dengan kemampuannya untuk menginaktifkan adhesin sel mikroba, menginaktifkan
enzim, dan menggangu transport protein pada lapisan dalam sel. Tannin juga mempunyai target pada polipeptida dinding sel sehingga pembentukan dinding sel
menjadi kurang sempurna. Hal ini menyebabkan sel bakteri menjadi lisis karena tekanan osmotik maupun fisik sehingga sel bakteri akan mati Ngajow, et al.,
2013. Mekanisme steroid sebagai antibakteri berhubungan dengan membran lipid dan sensitivitas terhadap komponen steroid yang menyebabkan kebocoran pada
liposom Madduluri, et al., 2013. Senyawa saponin dapat merusak membran sitoplasma bakteri. Hal ini
dapat mengakibatkan sifat permeabilitas membran sel berkurang sehingga transport zat ke dalam sel dan ke luar sel menjadi tidak terkontrol. Zat yang
berada di dalam sel seperti ion organik enzim, asam amino dan nutrisi dapat keluar dari sel. Hal ini dapat menyebabkan metabolisme terhambat sehingga
terjadi penurunan ATP yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan sel Retnowati, et al., 2011.
Ketidaksinergisan juga dipengaruhi oleh kestabilan kimia dan fisika dari povidon iodin ketika dikombinasi. Povidon iodin stabil pada pH asam sedangkan
DMSO memiliki pH basa, sehingga ketika dikombinasi dapat mempengaruhi kestabilan dari povidon iodin. Kestabilan kimia disebabkan adanya reaksi kimia
antara senyawa satu dengan yang lainya sehingga menjadi tidak aktif, sedangkan kestabilan fisika disebabkan adanya pengaruh pH, suhu, cahaya, dan lain-lain
Siswandono dan Sukardjo, 1995. Berdasarkan uraian tersebut maka kombinasi ekstrak etanol daun titanus
Universitas Sumatera Utara
50
dan povidon iodin memberikan efek yang indifferent terhadap Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis dan Pseudomonas aeruginosa. Persamaan
mekanisme aksi antara ekstrak etanol daun titanus dan povidon iodin menghasilkan efek indefferent. Efek indifferent yang berarti kedua zona hambat
tidak saling berhubunganNajibah,2014. Povidon iodin mendukung ekstrak etanol dalam penghambatan bakteri dengan mekanisme yang sama.
Universitas Sumatera Utara
51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Hasil penelitian yang dilakukan terhadap ekstrak etanol daun titanus Leea aequata L. dan povidon iodin diperoleh kesimpulan:
a. hasil uji aktivitas antibakteri kombinasi ekstrak etanol daun titanus dan
povidon iodin memberikan aktivitas yang tidak efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Stapyhlococcus epidermidis dan
Pseudomonas aeruginosa dengan diameter berturut-turut 8,15 mm, 8,3 mm dan 8,3 mm tetapi terjadi peningkatan diameter zona hambat dari diameter
zona hambat masing-masing zat tunggal.
b. hasil kombinasi antibakteri antara ekstrak etanol daun titanus dan povidon
iodin yang dilakukan dengan nilai KHM sebagai parameter uji menunjukkan sifat indefferent terhadap Staphylococcus aureus, Stapyhlococcus epidermidis
dan Pseudomonas aeruginosa.
5.2 Saran
Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menguji antibakteri kombinasi povidon iodin dengan ekstrak dari tanaman lain yang digunakan
masyarakat bersama-sama untuk mengobati infeksi kulit.
Universitas Sumatera Utara