19
Bahan nutrisi yang digunakan untuk pertumbuhan mikroorganisme di laboratorium. Berdasarkan konsistensinya, media dikelompokkan menjadi
dua macam yaitu media cair dan media padat Pratiwi, 2008.
2.5.4 Fase pertumbuhan bakteri
Menurut Pratiwi 2008 fase pertumbuhan bakteri meliputi empat fase, yaitu : 1.
Fase lag Fase lag merupakan fase adaptasi, yaitu fase penyesuaian mikroorganisme
pada suatu lingkungan baru. Ciri fase ini adalah tidak adanya peningkatan jumlah sel, yang ada hanyalah peningkatan ukuran sel. Lama fase lag tergantung pada
kondisi dan jumlah awal mikroorganisme dan media pertumbuhan. 2.
Fase eksponensial fase log Fase ini merupakan fase dimana mikroorganisme tumbuh dan membelah
pada kecepatan maksimum, tergantung pada genetika bakteri, sifat media, dan kondisi pertumbuhan. Sel baru terbentuk dengan laju konstan dan massa yang
bertambah secara eksponensial. 3.
Fase stasioner Pertumbuhan bakteri berhenti pada fase ini dan terjadi keseimbangan
antara jumlah sel yang membelah dengan jumlah sel yang mati, karena pada fase ini terjadi akumulasi produk buangan yang toksik.
4. Fase kematian
Pada fase ini jumlah sel yang mati meningkat, faktor penyebabnya adalah ketidaktersediaan nutrisi dan akumulasi produk buangan yang toksik.
2.6 Pengukuran aktivitas antibakteri
Universitas Sumatera Utara
20
Penentuan kepekaan bakteri patogen terhadap agen antibakteri tertentu dapat dilakukan dengan salah satu dari dua metode pokok yaitu metode dilusi dan
metode difusi. 1.
Metode dilusi Metode ini digunakan untuk mengukur kadar hambat minimum KHM
dan kadar bunuh minimum KBM. Cara yang dilakukan yaitu dengan membuat seri pengenceran agen antimikroba pada media cair yang telah ditambahkan
dengan mikroba uji. Larutan uji agen antimkroba pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji ditetapkan sebagai KHM. Larutan
yang ditetapkan sebagai KHM tersebut selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba uji ataupun agen antimikroba, dan diinkubasi selama
18-24 jam. Media yang tetap terlihat jernih setelah diinkubasi ditetapkan sebagai KBM Pratiwi, 2008.
2. Metode difusi agar
Metode yang paling sering digunakan adalah metode difusi agar. Cakram kertas saring berisi sejumlah tertentu obat ditempatkan pada permukaan medium
padat yang sebelumnya telah diinokulasi bakteri uji pada permukaannya dan zat yang bersifat antimikroba diteteskan ke dalam pencadang kemudian diinkubasi
pada suhu 37
o
C selama 18-24 jam. Selanjutnya diamati area jernih di sekitar pencadang yang menunjukkan tidak adanya pertumbuhan mikroba Dzen, 2003.
Metode difusi disebut juga Kirby-Bauer test adalah metode yang paling sering digunakan. Metode ini menggunakan media agar padat dan dapat dilakukan
dengan 3 teknik sesuai dengan reservoir yang digunakan yaitu teknik cakram kertas, silinder dan perforasi. Teknik cakram kertas yaitu meletakkan cakram
Universitas Sumatera Utara
21
kertas yang telah direndam larutan uji di atas media padat yang telah diinokulasi dengan bakteri uji. Teknik silinder yaitu meletakkan silinder gelas pada
permukaan media agar yang telah diinokulasi dengan bakteri uji, kemudian silinder tersebut diisi dengan larutan uji. Teknik perforasi dilakukan dengan
membuat lubang-lubang menggunakan perforator pada media agar padat, kemudian lubang-lubang tersebut diisi dengan larutan uji. Kemudian media uji
diinkubasi pada suhu 37°C selama 18-24 jam. Setelah diinkubasi, diamati adanya daerah jernih di sekitar cakram, silinder atau lubang yang menunjukkan tidak
adanya pertumbuhan bakteri. Diameter zona hambat merupakan pengukuran KHM secara tidak langsung dari antibakteri terhadap bakteri Brooks, et al., 2001;
Suwandi, 2012.
2.7 Kombinasi antibakteri