3.5 Bagan Penelitian 3.5.1 Preparasi Bentonit
Bentonit
Bentonit Halus dihaluskan
diayak dengan ayakan 100 mesh
3.5.2 Preparasi Karet Alam
Digiling menggunakan internal mixer sampai berubah warna menjadi coklat pekat.
Karet Alam SIR 10
Hasil
Universitas Sumatera Utara
3.5.3 Pembuatan Poliuretan dengan Menggunakan Toluena Diisosianat dan Polipropilena Glikol
10 gram PPG 1000 Dimasukkan ke dalam gelas beaker 250 ml
Ditambahkan 3,484 gram Toluena Diisosianat Diaduk selama 15 menit pada suhu 40
o
C
Poliuretan
Uji FT-IR Dikarakterisasi
Universitas Sumatera Utara
3.5.4 Sintesis Komposit IPN dari IPN NR-PU optimal dengan Penambahan Bentonit sebagai Bahan Pengisi
Dimasukkan kedalam internal mixer Diputar pada suhu 140
o
C Ditambahkan 2 phr Asam Stearat
Ditambahkan 2 phr ZnO Ditambahkan 2 phr MBTS
82 phr Karet Alam SIR 10
Ditambahkan 0,5 phr Sulfur Campuran Karet
18 phr Poliuretan
Diputar selama 15 menit sampai homogen
Ditambahkan 18 phr Bentonit Diputar selama 15 menit sampai homogen
Dipres dengan menggunakan hot pres pada suhu 140
o
C selama 15 menit Karet Alam tervulkanisasi
Spesimen IPN NR-PU dan Bentonit
Uji Kekuatan Tarik Uji Derajat Ikat Silang
Uji Differential Scanning Calorimeter DSC
Catatan : Dilakukan prosedur yang sama dengan perbandingan variasi pada Tabel 3.1
Universitas Sumatera Utara
3.5.5. Uji Persentase Ikat Silang 3.5.5.1 Uji Persentase Ikat Silang Metode Sokletasi
Ditimbang Dididihkan dengan cara sokletasi
menggunakan pelarut Xilen selama ± 8 jam Dioven pada suhu 80
o
C selama 1 jam Ditimbang
Sampel
Hasil
3.5.5.2 Uji Persentase Ikat Silang Metode Solvnet Swelling
Ditimbang Dimasukkan ke dalam gelas beaker
Ditambahkan Toluen sebanyak 30 mL Didiamkan selama 24 jam
Disaring Ditimbang
Sampel
Hasil
Universitas Sumatera Utara
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisa Gugus Fungsi Poliuretan dari Toluena dan Polipropilena Glikol
Pengujian menggunakan Spektroskopi Infra-merah IR merupakan metode yang sering digunakan dalam investigasi terhadap struktur, ikatan dan gugus fungsi yang
terdapat pada suatu senyawa berdasarkan serapan dari frekuensi panjang gelombang. Berikut adalah data spektrum FT-IR Poliuretan PU.
Gambar 4.1 Spektrum FT-IR Poliuretan PU dari Toluena dan Polipropilena Glikol.
Universitas Sumatera Utara
Terjadinya perubahan gugus fungsi dalam pembentukan poliuretan yang direaksikan antara TDI dengan PPG menandakan bahwasanya telah terjadi interaksi kimia antara
TDI dengan PPG, berikut tabel hasil data FT-IR.
Tabel 4.1 Pita Serapan Spektrum IR Poliuretan Bilangan Gelombang cm
-1
Gugus Fungsi
3349,74 N-H terikat
2970,69 C-H aromatic
2872,99 C-H alkana
2270,77 N=C=O
1710,89 C=O uretan
1512,02 C=C aromatic
1228,55 C-N amina
1078,42 C-O eter alifatik
Berdasarkan spektrum FTIR Poliuretan menunjukkan perubahan gugus isosianat N=C=O setelah polimerisasi pada bilangan gelombang 2270,77 cm
-1
. Identifikasi terhadap FTIR tersebut menunjukkan pita serapan pada 3349,74 cm
-1
yang merupakan daerah ulur gugus N-H terikat, dan bilangan gelombang 1710,89 cm
-1
adalah puncak C=O uretan yang merupakan ciri khas dari poliuretan.
Puncak serapan N=C=O yang lemah masih tampak pada bilangan gelombang 2270,77 cm
-1
menunjukkan masih adanya gugus isosianat yang belum habis bereaksi dengan poliol. Hal ini disebabkan karena waktu reaksi yang terlalu cepat dihentikan
pada saat pembuatan Poliuretan atau dikarenakan jumlah gugu isosianat yang tersedia jauh lebih banyak gugusnya dibandingkan gugus poliol yang ada.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Karakterisasi Sifat Mekanik