Karet Alam Pengaruh Penambahan Bentonit sebagai Bahan Pengisi Terhadap Sifat Mekanik dan Sifat Termal Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer antara Poliuretan-Karet Alam Sir-10

Busa-busa yang fleksibel dipakai sebagai isolator, termasuk laminat-laminat tekstil untuk pakaian musim dingin; panel pelindung mobil; kain pelapis; tempat tidur; karpet dasar; spon sintesis; dan berbagai pemakaian lainnya. Busa-busa yang keras umumnya dipakai dalam panel-panel kontruksi terisolasi, unutk pengemasan barang- barang yang lunak, untuk furnitureringan, dan unutk perlengkapan flotasi kapal laut. Penggunaan bahan-bahan ini dalam bidang konstruksi telah mendorong usaha-usaha pembuatan poliuretan yang tidak bisa terbakar. Sebagai contoh, poliuretan yang mengandung fosfor P yang bisa memadamkan diri Stevensons, M.P., 2001. Dalam proses pembuatan busa poliuretan dapat diketahui kelakuan atau sifat busa padat poliuretan selama reaksi polimerisasi berlangsung. Pemakaian busa poliuretan sebagai bahan isolator sudah lama digunakan dunia industri. Di Indonesia beberapa perusahaan telah memakai busa poliuretan yang kaku sebagai isolator panas. Walaupun demikian prosedur pembuatan busa kaku poliuretan untuk isolator panas belum banyak dipubiikasikan. Dengan kelangkaan informasi tersebut, bentuk produk yang dihasilkan seringkali tidak sesuai dengan yang diharapkan. Menurut informasi yang diperoleh, kerugian ekonomi akibat proses pembuatan busa padat poliuretan cukup besar. Hal tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan mengenai sifat busa kaku poliuretan selama reaksi pembentukannya Rohaeti, E., Suyanta, 2011.

2.4 Karet Alam

Karet merupakan polimer alam terpenting dan dipakai secara luas diihat dari sudut industri. Karet dipakai selama berabad-abad oleh bangsa Maya dibelahan bumi barat sebelum diperkenalkan ke eropa oleh kolombus. Orang-orang Maya memperoleh bahan tersebut dari suatu pohon yang mereka namakan Caoutchouc ‘Pohon Menangis’, suatu istilah yang masih dipakai untuk menyatakan polimer tersebut dibanyak negara. Akan tetapi, Joseph Priestley yang telah menciptakan istilah rubber ketika mencatat bahwa caoutchouch bisa dipakai untuk menghapus to rub out tulisan pensil. Universitas Sumatera Utara Karet merupakan politerpena yang disintesis secara alami melalui polimerasi enzimatik isopentilpirofosfat. Unit ulang adalah sama sebagaimana 1,4-poliisoprena. Sesungguhnya, isoprena merupakan produk degradasi utama karet, yang diidentifikasi sebagaimana pada awal 1860-an. Gbr 2.7 Struktur Kimia Karet Bentuk utama dari karet alam, yang terdiri dari 97 cis 1,4-poliisoprena, dikenal sebagai Havea rubber. Karet ini diperoleh dengan menyadap kulit sejenis pohon Havea brasiliensis yang tumbuh liar di Amerika Selatan dan tumbuhan kecil, termasuk milkweed dan dandelion. Karet disebut elastomer merupakan polimer yang memperlihatkan resiliensi daya pegas, atau kemampuan merenggangkan dan kembali ke keadaan semula dengan cepat. Hampir semua karet alam diperoleh sebagai lateks yang terdiri dari sekitar 32-35 karet dan sekitar 5 senyawa lain, termasuk asam lemak, gula, protein, sterol, ester dan garam Stevensons, M.P., 2001. Karet sudah lama digunakan orang. Penggunaannya meningkat sejak Goodyear pertama kali memvulkanisasinya pada tahun 1839 dengan cara memanaskan campuran karet dan belerang. Industri yang berbahan baku karet alam kemudian karet sintetik banyak didirikan pada awal perkembangan industri kendaraan bermotor. Karet alam dan gutta-percha ternyata merupakan isomer ruang yang mempunyai struktur cis dan trans. Dimana karet hampir tersusun atas cis-1,4- poliisopropena dan gutta-percha tersusun atas trans-1,4-poliiopropena Cowd, A., 1991. Universitas Sumatera Utara Karet alam banyak digunakan dalam industri-industri barang. Barang yang dapat dibuat dari karet alam antara lain aneka ban kendaraan dari sepeda, motor, mobil, traktor, hingga pesawat terbang, sepatu karet, sabuk penggerak mesin besar atau kecil, pipa karet, kabel, isolator, dan bahan-bahan pembungkus logam Tim Penulis PS, 2008.

2.4.1 Jenis-jenis Karet Alam

Ada beberapa macam karet alam yang dikenal, diantaranya merupakan bahan olahan. Bahan olahan ada yang setengah jadi atau yang sudah jadi. Ada juga karet yang diolah kembali berdasarkan bahan karet yang sudah jadi. Berikut adalah jenis-jenis karet alam, yaitu : 1 Bahan olahan karet lateks kebun, sheet angin, slap tipis, dan lump segar, 2 Karet konvensional ribbed smoked sheet, white crepes, pale crepes, estate brown crepes, thin brown crepe remills, thick blanket crepe ambers, flat bark crepe, dan off crepe, 3 Lateks pekat, 4 Karet bongkah atau block rubber, 5 Karet spesifikasi teknis atau crumb rubber, 6 Karet siap olah atau tyre rubber, 7 Karet reklim atau reclaimed rubber Tim Penulis, 2008. Karet bongkah atau block rubber adalah karet remna yang telah dikeringkan dan dikilang menjadi bandela-bandela dengan ukuran yang telah ditentukan. Standar mutu karet bongkah Indonesia tercantum dalam Standart Indonesian Rubber SIR. Karet bongkah ada yang berwarna muda dan setiap kelasnya memiliki kode warna tersendiri. Setiap negara memiliki standar karet bongkah masing-masing, seperti Malaysia memiliki standar karet bongkah yang tercantum dalam Standard Malaysian Rubber SMR. Dibandingkan dengan SIR, SMR mempunyai sedikit perbedaan dan standar yang dibuat mencakup lebih banyak ketentuan Tim Penulis, 2008. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Standard Indonesian Rubber SIR, Sitinjak, E.M., 2013.

2.5 Bentonit

Dokumen yang terkait

Pembuatan Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer antara Poliuretan-Karet Alam SIR-10 dengan Penambahan Titanium Dioksida sebagai Bahan Pengisi

7 78 73

Pembuatan Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer Antara Poliuretan - Karet Alam SIR-10 Dengan Penambahan Zeolit Sebagai Bahan Pengisi

0 4 12

Pembuatan Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer Antara Poliuretan - Karet Alam SIR-10 Dengan Penambahan Zeolit Sebagai Bahan Pengisi

0 0 2

Pembuatan Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer Antara Poliuretan - Karet Alam SIR-10 Dengan Penambahan Zeolit Sebagai Bahan Pengisi

0 2 5

Pengaruh Penambahan Bentonit sebagai Bahan Pengisi Terhadap Sifat Mekanik dan Sifat Termal Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer antara Poliuretan-Karet Alam Sir-10

0 1 14

Pengaruh Penambahan Bentonit sebagai Bahan Pengisi Terhadap Sifat Mekanik dan Sifat Termal Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer antara Poliuretan-Karet Alam Sir-10

0 0 2

Pengaruh Penambahan Bentonit sebagai Bahan Pengisi Terhadap Sifat Mekanik dan Sifat Termal Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer antara Poliuretan-Karet Alam Sir-10

0 2 6

Pengaruh Penambahan Bentonit sebagai Bahan Pengisi Terhadap Sifat Mekanik dan Sifat Termal Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer antara Poliuretan-Karet Alam Sir-10

1 1 27

Pengaruh Penambahan Bentonit sebagai Bahan Pengisi Terhadap Sifat Mekanik dan Sifat Termal Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer antara Poliuretan-Karet Alam Sir-10

0 0 3

Pengaruh Penambahan Bentonit sebagai Bahan Pengisi Terhadap Sifat Mekanik dan Sifat Termal Komposit Interpenetrasi Jaringan Polimer antara Poliuretan-Karet Alam Sir-10

0 0 10