Volume dan Laju Aliran Saliva Kondisi Saliva pada Anak Sindrom Down

buffer dalam saliva. Kapasitas buffer dapat diperiksa dengan menggunakan tes buffer strip. 21,22 pH saliva bergantung pada laju aliran saliva, jika laju aliran saliva itu tinggi, salivanya akan bersifat basa dan mencapai pH dari 7,5- 8,0. 20 pH saliva adalah hampir netral yaitu dengan pH = 7, dan saliva mengandung HCO 3 , yang dapat menetralkan zat asam yang ada dalam rongga mulut. 20-22 Sedikit peningkatan pH dan kapasitas buffer akan menfasilitasi remineralisasi serta beberapa pengaruh lain terhadap flora rongga mulut. Secara spesifik, keadaan ini akan mengontrol peningkatan jumlah mikroorganisme, khususnya Streptococcus mutans yang kariogenik serta Candida albicans. 21

2.6.4 Volume dan Laju Aliran Saliva

Produksi saliva yang tinggi dapat meningkatkan laju aliran saliva, kapasitas buffer saliva dan pH, dan konsentrasi mineral pada jaringan keras. 20 Rata-rata volume produksi saliva yang normal pada seseorang itu sekitar 1-1,5 liter sehari, pada waktu tidur volume saliva yang paling banyak adalah 0,1mlmenit dan saat tidak ada stimulasi volumenya sekitar 0,3 mlmenit. Pada waktu stimulasi, volume akan meningkat menjadi 4 mlmenit. 20,23 Sialometri digunakan untuk mengukur disfungsi saliva, dan sialometri melibatkan pengukuran unstimulated dan stimulated produksi saliva dengan koleksi saliva dalam collection cup dalam jangka waktu 5 menit. Normal volume yang dikoleksi dalam 5 menit untuk unstimulated adalah 1,5- 2,5 ml dan stimulated adalah 5-10 mL. Pada penelitian ini akan digunakan unstimulated. 20,23 Laju aliran normal saliva memberikan efek protektif yang kuat terhadap karies gigi. Laju aliran normal untuk unstimulated adalah dalam 0,3 -0,5 mL menit dan 1-2 mLmenit untuk stimulated. 20,23 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju aliran saliva yang distimulasi adalah stimulus alami, muntah, merokok, ukuran kelenjar, refleks muntah, stimulus unilateral, dan asupan makanan. 20 Laju aliran saliva dapat mempengaruhi pembersihan saliva terhadap substrat bakteri. Universitas Sumatera Utara

2.6.5 Kondisi Saliva pada Anak Sindrom Down

Sekresi saliva pada anak sindrom Down tidak jauh berbeda dibanding dengan anak normal tapi anak sindrom Down sering mempunyai masalah drooling karena mereka mempunyai mulut yang kecil dan mereka cenderung menjulurkan lidah. 3 Laju aliran saliva erat hubungannya dengan viskositas saliva. Viskositas saliva yang lebih tinggi akan menurunkan laju aliran saliva, sehingga didapatkan penumpukan sisa-sisa makanan yang akhirnya dapat menyebabkan karies. 20 Konsentrasi kalsium, fosforus dan magnesium pada anak sindrom Down tidak menunjukkan perbedaan jika dibandingkan dengan anak yang normal. 7 Konsentrasi bikarbonat ion dari saliva dapat membuat pH saliva yang lebih basa. 4,7 Pada konsentrasi protein dan sodium, anak sindrom Down mempunyai konsentrasi yang lebih tinggi. 4 Protein dalam saliva berkontribusi terhadap lubrikasi mukosa, remineralisasi gigi dan buffering. Kapasitas buffer dan pH pada anak sindrom Down juga dikatakan lebih tinggi jika dibandingkan dengan orang yang normal. 21 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raurale dkk, dikatakan anak sindrom Down memiliki kapasitas buffer yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak normal dan ini akan menyebabkan prevalensi karies gigi mereka rendah karena sistem buffer ini adalah untuk memfasilitasi proses netralisasi asam yang diproduksi oleh bakteri dalam rongga mulut ini dikatakan salah satu penyebab dapat menurunkan prevalensi karies gigi. 7 Anak sindrom Down menunjukkan prevalensi karies yang rendah dan hal ini karena konsentrasi salivary Streptococcus mutans-specific IgA dalam saliva mereka adalah lebih tinggi dibandingkan kepada anak yang sehat. 5 Salivary IgA berfungsi untuk mencegah bakteri Streptococcus mutans melekat pada permukaan gigi dan hal ini dapat menurunkan kolonisasi bakteri sehingga dapat mencegah karies gigi. 5,20 Universitas Sumatera Utara

2.7 Kerangka Teori